Faktor faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan dan penggunaan sistem Manajemen pembelajaran Exelsa Universitas Sanata Dharma

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN PEMBELAJARAN EXELSA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

TESIS

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Diajukan oleh: Erlita Octaviani

142222209

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN PEMBELAJARAN EXELSA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

TESIS

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Diajukan oleh: Erlita Octaviani

142222209

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN PEMBELAJARAN EXELSA UNIVERSITAS SANATA DHARMA”. Tesis ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama berproses dalam menyelesaikan tesis ini, penulis bersyukur atas segala bentuk dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yang terhormat bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma serta dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan dukungan selama penulisan tesis ini. 2. Yang terhormat bapak Drs. T. Handono Eko Prabowo, MBA, Ph.D selaku

Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Sanata Dharma serta dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan dukungan selama penulisan tesis ini.

3. Yang terhormat kepala P3MP Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian serta kerjasamanya dalam penulisan tesis ini. 4. Yang terhormat dosen-dosen Magister Manajemen Universitas Sanata


(8)

5. Yang terhormat bapak Ir. Ignatius Aris Dwiatmoko, M.Sc. yang telah memberikan bimbingan, arahan serta konsultasi kuantitatif dalam penulisan tesis ini.

6. Teristimewa kepada orang tua, Sis Widyanto dan Sri Mulyani serta kedua saudara saya, Ernanda Rully dan Erwinsyah Rico atas dukungan moral, spiritual dan finansial dalam penyusunan tesis ini.

7. Yang terkasih seluruh teman-teman Magister Manajemen Universitas Sanata Dharma atas kebersamaan belajar selama ini.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu atas segala dukungannya.

Penulis berharap tesis ini bermanfaat bagi pembaca yang berminat dan dapat juga sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR RUMUS ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Penelitian ... 7

1.6 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Sistem Manajemen Pembelajaran ... 9

2.1.1 Pengertian Sistem Manajemen Pembelajaran ... 9

2.1.2 Sejarah Sistem Manajemen Pembelajaran ... 10

2.1.3 Fitur-fitur Sistem Manajemen Pembelajaran ... 10

2.1.4 Perangkat Lunak untuk Sistem Manajemen Pembelajaran ... 11

2.1.5 Keuntungan Sistem Manajemen Pembelajaran ... 12

2.1.6 Kelemahan Sistem Manajemen Pembelajaran ... 13

2.2 E-learning ... 14

2.3 Model UTAUT 2 ... 15

2.3.1 Performance Expectancy (Harapan Kinerja) ... 18

2.3.2 Effort Expectancy (Persepsi Usaha) ... 19

2.3.3 Social Influence (Faktor Sosial) ... 19

2.3.4 Facilitating Conditions (Dukungan Fasilitas) ... 20

2.3.5 Hedonic Motivation (Motivasi hedonis) ... 20


(10)

2.3.8 Behavioral Intention (Niat Perilaku) ... 22

2.4 Penelitian Terdahulu ... 23

2.5 Pengembangan Hipotesis ... 28

2.6 Kerangka Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Desain Penelitian ... 36

3.2 Definisi Operasional Penelitian... 38

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

3.4 Instrumen Penelitian... 45

3.4.1 Pengujian Validitas ... 46

3.4.2 Pengujian Reliabilitas ... 47

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 48

3.6 Metode Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Deskripsi Data ... 56

4.1.1 Deskripsi Responden Penelitian ... 56

4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian... 59

4.2 Pengujian Instrumen Peneltian ... 63

4.2.1 Pengujian Validitas ... 63

4.2.2 Pengujian Reliabilitas ... 65

4.3 Analisis PLS-SEM ... 66

4.3.1 Evaluasi Outer Model ... 66

4.3.2 Evaluasi Inner Model ... 72

4.4 Pengujian Hipotesis ... 75

4.5 Pembahasan ... 90

4.5.1 Harapan kinerja berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa ... 91

4.5.2 Persepsi usaha berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa ... 93

4.5.3 Faktor sosial berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa . 95 4.5.4 Dukungan fasilitas berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa ... 97

4.5.5 Dukungan fasilitas berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan Exelsa ... 99

4.5.6 Motivasi hedonis berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa ... 101

4.5.7 Kebiasaan berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa ... 104

4.5.8 Kebiasaan berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan Exelsa ... 106

4.5.9 Niat penggunaan berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan Exelsa ... 107


(11)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 110

5.1 Kesimpulan ... 110

5.2 Keterbatasan ... 111

5.3 Implikasi ... 112

5.3.1 Implikasi Akademis ... 112

5.3.2 Implikasi Manajerial ... 113

5.4 Saran ... 115

DAFTAR REFERENSI ... 116

LAMPIRAN ... 124

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ... 124

Lampiran 2 Surat Pengantar Kuesioner ... 125

Lampiran 3 Kuesioner ... 126

Lampiran 4 Data Pengguna Aktif Exelsa ... 129


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 23

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian 38

Tabel 3.2 Jumlah Responden berdasarkan Strata Program Studi 44 Tabel 3.3 Tingkat Keandalan Cronbach’s Alpha 48

Tabel 3.4 Keterangan Simbol 51

Tabel 3.5 Persamaan Model Pengukuran Variabel 52

Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner 56

Tabel 4.2 Responden berdasar usia 57

Tabel 4.3 Responden berdasar jenis kelamin 57

Tabel 4.4 Responden berdasar masa kerja 58

Tabel 4.5 Responden berdasar tingkat pengalaman menggunakan exelsa 58 Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian 59 Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian 64 Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian 66

Tabel 4.9 Outer Loading 68

Tabel 4.10 Nilai Average Variance Extracted (AVE) 69

Tabel 4.11 Cross Loading 70

Tabel 4.12 Nilai Composite Reliability 71

Tabel 4.13 Nilai Cronbach’s Alpha 72

Tabel 4.14 Nilai R-Square 72

Tabel 4.15 Hasil Analisis Jalur 80

Tabel 4.16 Hasil Analisis Jalur Moderasi Usia 81

Tabel 4.17 Hasil Analisis Jalur Moderasi Jenis Kelamin 82 Tabel 4.18 Hasil Analisis Jalur Moderasi Tingkat Pengalaman 83

Tabel 4.19 Hasil PLS-MGA Kelompok Usia 85

Tabel 4.20 Hasil PLS-MGA Kelompok Jenis Kelamin 87 Tabel 4.21 Hasil PLS-MGA Kelompok Tingkat Pengalaman 89


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model UTAUT 16

Gambar 2.2 Model UTAUT2 18

Gambar 2.3 Kerangka Penelitian 34

Gambar 3.1 Model Diagram Jalur PLS 50


(14)

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Rumus Slovin 41

Rumus 3.2 Rumus Alokasi Proporsional 42

Rumus 3.3 Persamaan Dasar Model Pengukuran 51

Rumus 3.4 Rumus AVE 53

Rumus 3.5 Rumus Composite Reliability 53

Rumus 3.6 Persamaan Inner Model Variabel Eksogen-endogen 54 Rumus 3.7 Persamaa Inner Model Variabel Endogen 54


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian 125

Lampiran 2 Surat Pengantar Kuesioner 126

Lampiran 3 Kuesioner 127

Lampiran 4 Data Pengguna Exelsa 129


(16)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan sistem manajemen pembelajaran Exelsa di Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini mengadopsi Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT 2) untuk memprediksi faktor kunci (harapan kinerja, persepsi usaha, faktor sosial, dukungan fasilitas, motivasi hedonis, nilai harga dan kebiasaan) yang mempengaruhi niat dan perilaku penggunaan Exelsa di Universitas Sanata Dharma. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate random sampling. Jumlah sampel sebanyak 180 dosen tetap yang berstatuf aktif di Universitas Sanata Dharma. Data penelitian dianalisis menggunakan PLS-SEM (Partial Least Square Structural Equation Modeling) dengan perangkat lunak SmartPLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruk dukungan fasilitas, motivasi hedonis, dan kebiasaan berpengaruh positif terhadap niat dan perilaku penggunaan Exelsa, sedangkan konstruk harapan kinerja, persepsi usaha, dan faktor sosial tidak berpengaruh positif terhadap niat dan perilaku penggunaan Exelsa. Berdasarkan hasil penelitian, Universitas Sanata Dharma dapat mengetahui penerimaan dan penggunaan Exelsa saat ini sehingga dapat meningkatkan penerimaan dan penggunaan Exelsa dengan memperkuat aspek dukungan fasilitas, motivasi hedonis, dan kebiasaan serta memperbaiki sistem manajemen pembelajaran. Kata kunci : Sistem Manajemen Pembelajaran, Exelsa, UTAUT2


(17)

ABSTRACT

The aim of this research is to determine the factors that influence the acceptance and use of Exelsa, a Learning Management Systems in Sanata Dharma University. This research adopted the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT 2) to predict key factors (performance expectation, effort expectation, social, facilitating condition, hedonic motivation, price value and habit) that affect the intention and the use behavior of Exelsa in Sanata Dharma University. This research employed proportionate random sampling as the technique of sampling. Total sample were 180 active permanent lecturers in Sanata Dharma University. Data were analyzed using PLS-SEM (Partial Least Square - Structural Equation Modeling) with software SmartPLS. The results show that the construct of facilitating condition, hedonic motivation, and habit positively affect on the intention and the use behavior of Exelsa, whereas the construct performance expectation, effort expectation, and social influence do not give positively affect on the intention and the use behavior of Exelsa. The result of this research can help Sanata Dharma University to find out the degree of acceptance and the use of exelsa nowadays. It can helps the University to increase the acceptance and the use of exelsa by increase the facilitating conditions, hedonic motivations and habits aspects also improve the learning management system.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penelitian.

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Penerapan teknologi informasi yang tepat dalam dunia pendidikan merupakan salah satu faktor kunci penting untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia dari bangsa-bangsa lain (Sinaga dan Zainuddin, 2013). Di era modern seperti ini, seorang pengajar dituntut untuk mampu memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin untuk mendukung proses pembelajaran. Untuk menghadapi tuntutan tersebut, seorang pengajar dapat menerapkan Sistem Manajemen Pembelajaran (SMP) atau

Learning Management System (LMS). SMP menyediakan media pembelajaran yang interaktif, fleksibel dan tidak terbatas ruang maupun waktu. Menurut Tandirerung (2014) bahwa Sistem Manajemen Pembelajaran telah terbukti bermanfaat untuk pengajar dan juga peserta didik.

SMP adalah sebuah perangkat lunak atau software untuk keperluan administrasi, dokumentasi, pencarian materi, laporan sebuah kegiatan, pemberian materi-materi pelatihan kegiatan belajar mengajar secara online yang terhubung


(19)

ke internet (Ellis, 2009). SMP telah banyak digunakan dalam pendidikan tinggi karena memiliki banyak keuntungan termasuk waktu belajar fleksibel dan pembelajaran jarak jauh tak terbatas (Hamuy & Galaz, 2010). Menurut Amiroh (2012) Learning Management System (LMS) atau Course Management System

(CMS) atau Virtual Learning Environment (VLE) merupakan perangkat lunak yang digunakan oleh kalangan pendidik, baik universitas / perguruan tinggi dan sekolah sebagai media pembelajaran online berbasis internet (e-learning). E-learning menghasilkan pendidikan era baru, orang dapat belajar di mana saja dan kapan saja. E-learning dapat menciptakan pembelajaran yang efektif untuk studi di pendidikan tinggi.

Universitas Sanata Dharma telah menerapkan Sistem Manajemen Pembelajaran dengan nama Experiential E-Learning of Sanata Dharma University (Exelsa)sejak tahun 2008. Experiential E-Learning of Sanata Dharma University (Exelsa) diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan di Universitas Sanata Dharma. Exelsa menyediakan sejumlah fasilitas pembelajaran seperti tugas online, tes online, bahan kuliah, chating, menjawab kuesioner, melihat pengumuman, forum mata kuliah, kalender kegiatan, dan sebagainya. Exelsa juga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan kualitas komunikasi pembelajaran dengan pendekatan knowledge management di antara berbagai pihak seperti dosen, mahasiswa, program studi, biro administrasi akademik, penyedia media pembelajaran serta berbagai pihak lainnya yang berkepentingan. Berdasarkan data yang didapatkan dari pihak pengembang Exelsa (Pusat Penelitian dan Pengembangan Mutu Pendidikan / P3MP) bahwa hanya 88


(20)

3

dari 320 dosen tetap Universitas Sanata Dharma yang menggunakan Exelsa untuk kegiatan mengajar. Hal ini menjadi masalah di bidang sistem informasi terkait penerimaan dan penggunaan sistem.

Berdasarkan uraian di atas kesuksesan implementasi e-learning akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas dan kompetensi pengajar dan juga mahasiswa. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengenalan teknologi e-learning biasanya merupakan suatu proses yang sulit dan pengguna tidak selalu menggunakannya (Venter, Rensburg, & Davis, 2012). Kesuksesan dan kegagalan implementasi sistem sangat bergantung pada penerimaan pengguna terhadap sistem tersebut. Meskipun teknologi memberikan keuntungan dan juga kemudahan, kegagalan implementasi terjadi bukan karena rendahnya kualitas dan kapasitas sistem tersebut, melainkan karena rendahnya tingkat penerimaan pengguna sistem.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan teknologi

e-learning termasuk infrastruktur teknologi, tingginya biaya teknologi, upaya instruksional, kompetensi lulusan, kepuasan teknologi (Venter et al., 2012), dukungan manajemen, metodologi, aksesibilitas dan ketersediaan sumber daya, budaya pendidikan dan gaya belajar, investasi intelektual, desain alat bantu, dan bisnis global (Ndume, Tilya and Twaakyondo, 2008). Oleh karena itu penting untuk memahami faktor-faktor yang relevan tentang prediksi niat pengguna untuk menggunakan sistem e-learning.

Adopsi pengguna dalam menggunakan sistem informasi e-learning


(21)

(Farahat, 2012). Oleh karena itu penting adanya sebuah penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat penerimaan dan penggunaan Sistem Manajemen Pembelajaran.

Sebagai media pembelajaran, e-learning dapat diterima dan digunakan oleh para penggunanya sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Salah satu model terbaru untuk menjelaskan penerimaan pengguna (user acceptance) dalam bidang sistem informasi dikembangkan oleh Venkatesh, Thong, and Xu (2012), bernama model UTAUT2 (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology v.2). UTAUT2 merupakan model terbaru setelah model UTAUT 2003. Venkatesh et al.

membuat beberapa modifikasi dalam model UTAUT berdasarkan temuan mereka dari penelitian yang dilakukan di Hongkong, sehingga konstruk dalam UTAUT2 adalah performance expectancy (harapan kinerja), effort expectancy (persepsi usaha), social influence (faktor sosial), facilitating conditions (dukungan fasilitas), hedonic motivation (motivasi hedonis), price value (nilai harga), habit (kebiasaan dalam hal ini kebiasaan berinteraksi dengan sistem informasi). Venkatesh et al.

(2012) menyatakan UTAUT2 menunjukkan perubahan signifikan dalam varians dijelaskan terhadap niat perilaku dan penggunaan teknologi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerimaan dan penggunaan Sistem Manajemen Pembelajaran Exelsa di Universitas Sanata Dharma.


(22)

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan Sistem Manajemen Pembelajaran Exelsa?

Penerimaan pengguna terhadap sistem informasi merupakan dasar kesuksesan sebuah sistem. Penelitian ini berfokus pada penyelidikan pengguna terhadap penerimaan dan penggunaan Exelsa. Pertanyaan di atas akan dijawab menggunakan model penerimaan dan penggunaan teknologi bernama UTAUT2 (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology v.2). Penelitian ini mengadopsi keenam konstruk dalam model UTAUT2 (harapan kinerja, persepsi usaha, faktor sosial, dukungan fasilitas, motivasi hedonis, dan kebiasaan) terhadap penerimaan dan penggunaan Exelsa (niat dan perilaku penggunaan). Indikator penerimaan pengguna dalam menggunakan Exelsa tersebut dapat memberikan informasi serta bukti empiris keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Pembelajaran Exelsa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerimaan dan penggunaan Sistem Manajemen Pembelajaran (Exelsa) di Universitas Sanata Dharma menggunakan model UTAUT2.


(23)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak sebagai berikut:

1.4.1 Akademisi, regulator dan praktisi pendidikan

Penelitian ini memberikan sumbangan referensi penelitian mengenai faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk meningkatkan penerimaan dan penggunaan Sistem Manajemen Pembelajaran.

1.4.2 Institusi pendidikan

1.4.2.1 Menjadi acuan dalam penyelenggaraan layanan Sistem Manajemen Pembelajaranyang lebih berkualitas.

1.4.2.2 Menjadi masukan dan informasi bagi pengembang sistem di Universitas Sanata Dharma dalam mengembangkan sistem manajemen pembelajaran Exelsa yang menunjang kegiatan belajar dan mengajar. Secara spesifik hasil penelitian ini dapat digunakan untuk merancang program-program kerja terkait rencana pengembangan sistem dan pengenalan Exelsa untuk seluruh dosen dan mahasiswa di Universitas Sanata Dharma 1.4.3 Peserta didik

Berguna sebagai bahan penelitian lanjutan dengan topik yang sama serta dapat menjadi tambahan bahan bacaan dan acuan pustaka.


(24)

7

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini memiliki batasan-batasan sebagai berikut:

1.5.1 Pengujian tingkat penerimaan dan penggunaan teknologi dilakukan pada Sistem Manajemen Pembelajaran Exelsa Universitas Sanata Dharma. 1.5.2 Responden penelitian ini adalah dosen tetap di Universitas Sanata

Dharma yang terhitung pada tahun ajaran 2015-2016. 1.5.3 Pengujian dilakukan berdasarkan model UTAUT 2.

1.5.4 Bahasa, jenis dan teknologi yang digunakan dalam pengembangan Exelsa tidak dibahas dalam penelitian ini.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan proposal tesis ini disusun sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, dan batasan penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas tentang model teori yang diterapkan, tinjauan literatur, dan hipotesis dari penelitian.


(25)

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas desain penelitian, penjelasan operasional variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, teknik yang digunakan untuk menganalisis data.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan hasil dari analisis data yang telah dilakukan berdasarkan metode penelitian yang diuraikan pada bab III. Pembahasan bab ini diawali dengan penjelasan data demografi responden penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan hasil pengolahan serta analisis data, dan diakhiri dengan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan analisis data yang telah dilakukan.

Bab V Kesimpulan Dan Saran

Bab ini merupakan bagian akhir penelitian yang mengemukakan kesimpulan dari hasil analisis, keterbatasan penelitian, implikasi manajerial, serta saran dari penulis.

Daftar Referensi

Bagian ini merupakan urutan daftar dari acuan-acuan yang digunakan ketika melakukan penelitian, baik dari jurnal maupun buku.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang model teori yang diterapkan, tinjauan literatur, dan hipotesis dari penelitian.

2.1 Sistem Manajemen Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Sistem Manajemen Pembelajaran

Sistem Manajemen Pembelajaran (SMP) atau Learning Management System

(LMS) merupakan suatu perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dokumentasi, materi dan bahan ajar pelatihan serta laporan kegiatan belajar-mengajar secara online (Ellis, 2009). Menurut Courts dan Tucker (2012), SMP adalah aplikasi yang digunakan untuk mengelola pembelajaran, mengirimkan konten, dan melacak aktivitas daring seperti memastikan kehadiran dalam kelas maya, memastikan waktu pengumpulan tugas, dan melacak hasil pencapaian siswa. Menurut Kerschenbaum (2009), SMP adalah sebuah aplikasi yang berfungsi sebagai administrasi otomatis berbagai kegiatan pembelajaran.

Sistem Manajemen Pembelajaran adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyampaikan, melacak dan mengelola pelatihan/pendidikan. Sistem ini berisi aplikasi perangkat lunak dan fitur yang membuat konten pembelajaran mudah diakses dan dikelola. SMP menyediakan platform untuk jenis lingkungan belajar yang memungkinkan manajemen, pengiriman, pelacakan pembelajaran, pengujian, komunikasi, proses pendaftaran, dan penjadwalan (Cavus, 2013).


(27)

Sallum (2008) mendeskripsikan “SMP sebagai paket solusi tinggi yang memungkinkan untuk pengiriman dan administrasi konten beserta sumber daya untuk semua siswa dan karyawan.”

2.1.2 Sejarah Sistem Manajemen Pembelajaran

Sistem Manajemen Pembelajaran modern merupakan perangkat lunak mutakhir berbasis cloud. SMP pertama dikembangkan dan digunakan kembali pada tahun 1924 ketika Sidney Pressey menciptakan mesin mengajar pertama. Mesin tersebut menyerupai mesin tik dengan jendela yang bisa mengelola beberapa pertanyaan pilihan. Hal ini diikuti oleh masalah silinder diciptakan oleh M.E. Lazerte selama tahun 1929. Sebuah sistem pengajaran adaptif diciptakan pada tahun 1956 secara otomatis disesuaikan dengan pertanyaan untuk pelajar sesuai dengan tingkat performa mereka. SMP mulai mengambil wajah baru ketika HP memperkenalkan desktop personal computer pada tahun 1970. Kelahiran internet pada tahun 1982 diikuti software pertama SMP milik SoftArc pada tahun 1990, lalu disusul kedatangan Moodle, ditindaklanjuti peningkatan SMP berbasis

open source.

2.1.3 Fitur-fitur Sistem Manajemen Pembelajaran

Fitur-fitur yang terdapat dalam Sistem Manajemen Pembelajaranantara lain (Ellis, 2009) :

2.1.3.1 Administrasi yaitu informasi tentang unit terkait dalam proses belajar mengajar antara lain : tujuan dan sasaran, silabus, metode pengajaran,


(28)

11

jadwal kuliah, daftar referensi, profil dan kontak pengajar, serta

tracking dan monitoring.

2.1.3.2 Materi dan sumber referensi antara lain: diktat dan catatan kuliah, bahan presentasi, FAQ (Frequently Asked Question), dan artikel dalam jurnal online.

2.1.3.3 Sistem Penilaian 2.1.3.4 Ujian online

2.1.3.5 Komunikasi antara lain: forum diskusi online, mailing list diskusi dan

instant messaging.

Melalui SMP ini, mahasiswa juga dapat melihat nilai tugas, kuis atau ujian serta peringkatnya berdasarkan nilai tersebut. Selain itu, mahasiswa dapat melihat modul-modul yang ditawarkan, mengambil tugas-tugas dan tes-tes yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara online dengan instruktur, narasumber dan siswa lain.

2.1.4 Perangkat Lunak untuk Sistem Manajemen Pembelajaran

Perangkat lunak yang menyediakan fungsi-fungsi Sistem Manajemen Pembelajaran biasanya berbasis web, tersedia beberapa ragam baik komersial maupun free. Beberapa perangkat lunak tersebut di antaranya:

2.1.4.1 Atutor (http://www.atutor.ca) 2.1.4.2 Dokeos (http://www.dokeos.com) 2.1.4.3 dotLRN (http://dotlrn.org)


(29)

2.1.4.5 ILIAS (http://www.ilias.uni-koeln.de) 2.1.4.6 ON-CAPA (http://www.lon-capa.org) 2.1.4.7 Moodle (http://moodle.org)

2.1.4.8 OpenACS (http://openacs.org)

2.1.4.9 OpenUSS (http://openuss.sourceforge.net/openuss) 2.1.4.10 Sakai (http://www.sakaiproject.org)

2.1.4.11 Spaghetti Learning (http://www.spaghettilearning.com)

2.1.5 Keuntungan Sistem Manajemen Pembelajaran

Kebanyakan sistem manajemen pembelajaran di lingkungan pendidikan telah dengan mudah beradaptasi dan bahan dapat digunakan kembali. Ada lebih banyak pilihan bagi pembuat kurikulum, seperti metode pengiriman, desain bahan, dan teknik untuk evaluasi. Hal ini membuat organisasi dapat berhemat untuk mengembangkan dan mempertahankan konten yang mereka gunakan. Ini memiliki ruang lingkup untuk perbaikan dalam pengembangan profesional dan evaluasi, yang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan nilai lebih dari sumber daya manusia sekaligus memberdayakan individu dengan alat tambahan untuk perbaikan diri. Berikut ini adalah berbagai keuntungan lain dari system manajemen pembelajaran (e-Learning Guild, 2007):

2.1.5.1 Pekerjaan kelas dapat dijadwalkan sekitar urusan pekerjaan dan keluarga.


(30)

13

2.1.5.2 Mengurangi waktu dan biaya perjalanan menuju kampus, pelajar dapat memiliki pilihan untuk memilih materi pembelajaran yang mereka inginkan.

2.1.5.3 Pelajar dapat belajar di mana saja sesuai dengan akses ke komputer dan koneksi internet.

2.1.5.4 Modul pembelajaran yang dapat memungkinkan pelajar untuk bekerja pada kemampuan mereka.

2.1.5.5 Fleksibilitas untuk bergabung dalam diskusi.

2.1.5.6 Berinteraksi dengan teman sekelas maupun instruktur dari jarak jauh melalui chat room.

2.1.5.7 Mengembangkan pengetahuan tentang keterampilan komputer dan internet.

2.1.6 Kelemahan Sistem Manajemen Pembelajaran

Meskipun sistem manajemen pembelajaran memiliki berbagai keunggulan, tentu saja masih memiliki beberapa kelemahan. Bagi pelajar dengan motivasi rendah atau kebiasaan belajar yang buruk dapat mengalami kegagalan. Tanpa struktur rutin dalam kelas tradisional, pelajar dapat tersesat atau bingung tentang kegiatan belajar dan tenggat waktu. Pelajar mungkin merasa terisolasi dari instruktur dan teman sekelas. Instruktur mungkin tidak selalu tersedia ketika pelajar butuh bantuan. Koneksi internet yang lambat atau operasi komputer yang lama dapat membuat frustasi ketika mengakses materi pelajaran. Pengelolaan file komputer dan software pembelajaran online kadang-kadang tampak rumit untuk


(31)

pelajar dengan keterampilan komputer tingkat pemula. Penjelasan dalam praktikum lab sulit untuk mensimulasikan dalam kelas virtual. (e-Learning Guild, 2007).

2.2 E-learning

Istilah electronic learning atau e-learning sering kali disamakan pengertiannya dengan Sistem Manajemen Pembelajaran (Learning Management System), padahal kedua istilah tersebut berbeda. Menurut Ellis (2009) Sistem Manajemen Pembelajaran adalah perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dokumentasi, materi, dan bahan ajar pelatihan serta laporan kegiatan belajar-mengajar secara online. Sedangkan pengertian e-learning atau pembelajaran elektronik menurut Clark Addrick adalah Kombinasi antara proses, materi dan infrastruktur dalam penggunaan komputer dan jaringannya dalam rangka meningkatkan kualitas pada satu atau lebih bagian signifikan dari aspek-aspek rangkaian kegiatan pembelajaran, termasuk di antaranya adalah aspek-aspek manajemen dan aspek pendistribusian materi pelajaran. E-learning merupakan proses belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan penyampaian materi secara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar (Barbara, 2008).


(32)

15

2.3 Model UTAUT 2

Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) dikembangkan oleh Venkatesh et al. (2003). Model ini mensitesiskan delapan model penerimaan teknologi yang telah dikembangkan sebelumnya. Delapan model tersebut antara lain Theory Reasoned Action (TRA), Technology Acceptance Model (TAM), Motivational Model (MM), Theory of Planned Behavior (TPB), Combined TAM and TPB, Model of PC Utilization (MPCU),

Innovation Diffusion Theory (IDT) dan Social Cognitive Theory (SCT). Dibandingkan dengan kedelapan model tersebut, UTAUT terbukti lebih berhasil menjelaskan hingga 70% varian variabel behavior intention. Pendapat ini diperkuat oleh Oshlyansky, Harold dan Paul (2007) yang menemukan bahwa UTAUT cukup tangguh (robust) kendati diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan dapat digunakan pada lintas budaya. Model UTAUT memiliki empat konstruk utama yang memainkan peran penting sebagai determinan langsung dari

behavioral intention dan use behavior, yakni performance expectancy, effort expectancy, social influence dan facilitating conditions. Disamping itu terdapat empat moderator yakni gender, age, experience dan voluntariness of use, yang diposisikan untuk memoderasi dampak dari konstruk-konstruk pada behavioral intention dan use behaviour. Gambar 2.1 menampilkan model UTAUT yang dikembangkan oleh Venkatesh et al. (2003).


(33)

Gambar 2.1 Model UTAUT (Venkatesh et al., 2003)

Berdasarkan UTAUT, performance expectancy, effort expectancy, social influence merupakan faktor penting yang mempengaruhi behavioral intention

untuk menggunakan teknologi, sedangkan behavioral intention dan facilitating conditions menentukan perilaku penggunaan teknologi. Model UTAUT cocok untuk menilai kemungkinan keberhasilan untuk implementasi teknologi dalam pengaturan organisasi dan telah divalidasi oleh penelitian empiris (Lai & Chen, 2009; Min, Ji, & Qu, 2008).

Venkatesh et al. (2012) membuat beberapa modifikasi dalam model UTAUT berdasarkan temuan mereka dari penelitian yang dilakukan di Hong Kong. Venkatesh et al. (2012) menyajikan tiga konstruksi baru dalam model UTAUT 2. Konstruk pertama adalah hedonic motivation (motivasi hedonis). Yang


(34)

17

kedua adalah price value (nilai harga) dianggap sebagai faktor penting di mana konsumen harus menanggung biaya yang terkait dengan pembelian perangkat dan layanan tetapi akan dikeluarkan dari penelitian ini karena kurang relevan (dalam penelitian ini untuk mengakses Exelsa tanpa dikenakan biaya secara langsung). Akhirnya, konstruk ketiga adalah habit. Venkatesh et al. (2012) menyatakan UTAUT2 baik dalam membenarkan penerimaan teknologi dengan meningkatkan varians dalam 18% niat dan 12% penggunaan teknologi. Penambahan konstruk dalam UTAUT2 menunjukkan perubahan signifikan dari varians dalam niat dan penggunaan teknologi.

Meskipun ada banyak penelitian yang menyajikan literatur teori penerimaan teknologi, beberapa telah terintegrasi model UTAUT2. Penelitian ini penting karena menggunakan UTAUT2 untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap penerimaan dan penggunaan sistem manajemen pembelajaran Exelsa di Universitas Sanata Dharma. Gambar 2.2 merupakan model UTAUT2 yang dikembangkan oleh Venkatesh (2012).


(35)

Gambar 2.2 Model UTAUT2 (Venkatesh et al., 2012)

2.3.1 Performance Expectancy (Harapan Kinerja)

Venkatesh et al. (2003) mendefinisikan harapan kinerja sebagai "sejauh mana seorang individu percaya bahwa menggunakan sistem akan membantu seseorang


(36)

19

melaporkan bahwa harapan kinerja adalah prakiraan yang signifikan dari niat perilaku (Venkatesh et al., 2003). Hasil penelitian Handayani (2007) menunjukkan bahwa harapan kinerja secara signifikan mempunyai pengaurh positif terhadap minat pemanfaatan sistem informasi. Pada penelitian ini harapan kinerja menggambarkan keyakinan pengguna mendapatkan banyak manfaat dan membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaan.

2.3.2 Effort Expectancy (Persepsi Usaha)

Persepsi usaha didefinisikan sebagai "tingkat kemudahan terkait dengan penggunaan sistem". Penelitian sebelumnya mendukung bahwa variabel laten terkait dengan harapan upaya yang signifikan dalam menentukan niat seseorang untuk mengadopsi teknologi baru (Zhou, Lu, Wang, 2010). Menurut Adelyn (2014) persepsi usaha mengacu pada sejauh mana siswa yakin bahwa aplikasi mobile mudah digunakan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa persepsi usaha positif mempengaruhi niat untuk mengadopsi aplikasi mobile (Adelyn, 2014).

2.3.3 Social Influence (Faktor Sosial)

Faktor sosial berarti sejauh mana seseorang merasakan bagaimana orang lain percaya ia harus menggunakan teknologi. Penelitian sebelumnya mendukung bahwa faktor sosial signifikan dalam menentukan niat seseorang untuk menggunakan teknologi baru (Raman & Yahya, 2013; Putra & Ariyanti, 2013; Kurniawan & Nasir, 2014). Faktor sosial merupakan persepsi individu bahwa


(37)

orang lain yang signifikan percaya bahwa individu harus mengadopsi sistem informasi (Leong, Hew, Tan dan Ooi, 2013)

2.3.4 Facilitating Conditions (Dukungan Fasilitas)

Dukungan fasilitas adalah persepsi bahwa infrastruktur organisasi dan teknis ada untuk mendukung penggunaan teknologi (Venkatesh et al.. 2003). Wu & Wang (2008) menemukan bahwa dukungan fasilitas signifikan mempengaruhi niat perilaku untuk layanan telekomunikasi seluler 3G. Penelitian Raman dan Yahya (2013) menunjukkan hasil bahwa dukungan fasilitas berpengaruh positif terhadap niat dan perilaku penggunaan learning management system. Studi-studi empiris setuju bahwa kondisi yang memfasilitasi merupakan faktor signifikan dalam mempengaruhi niat perilaku untuk mengadopsi teknologi.

2.3.5 Hedonic Motivation (Motivasi hedonis)

Venkatesh (2003) mendefinisikan motivasi hedonis sebagai kenikmatan atau kebahagiaan yang dihasilkan dari menggunakan teknologi dan berperan penting dalam menentukan adopsi teknologi baru. Motivasi hedonis memainkan peran penting dalam memprediksi niat untuk menggunakan teknologi (Venkatesh et al.. 2012). Penelitian Harsono & Arinta (2014) menunjukkan hasil bahwa motivasi hedonis memiliki pengaruh positif terhadap niat menggunakan media sosial LINE.


(38)

21

2.3.6 Price Value (Nilai Harga)

Nilai harga adalah trade-off antara biaya yang dibayarkan untuk menggunakan teknologi dan manfaat yang dirasakan diterima (Dodds, Monroe & Grewal, 1991). Venkatesh et al.. (2012) menyoroti bahwa nilai harga dalam pengambilan keputusan konsumen mengenai penggunaan teknologi merupakan faktor penting yang mempengaruhi niat perilaku yang diuji dengan menggunakan PLS. Prata, Moraes & Quaresma (2012) mengumpulkan informasi pengguna tentang pencarian, pembelian dan proses evaluasi dalam penggunaan aplikasi toko ponsel di Brazil melalui kuesioner dan menemukan bahwa harga aplikasi mobile adalah alasan utama untuk membeli sebuah aplikasi seperti itu dianggap mahal. Konstruk nilai hargadikeluarkan dari penelitian ini karena kurang relevan (dalam penelitian ini untuk mengakses Exelsa tanpa dikenakan biaya secara langsung).

2.3.7 Habit (Kebiasaan)

Kebiasaan dibedakan dalam dua cara yang berbeda. Kebiasaan pertama dilihat sebagai perilaku sebelum (Kim dan Malhotra, 2005) dan kedua, kebiasaan adalah di mana seorang individu percaya perilaku menjadi otomatis (Limayem, Cheung and Hirt, 2007). Venkatesh et al., (2012) dimodelkan kebiasaan sebagai memiliki efek langsung dan tidak langsung melalui niat perilaku. Kebiasaan adalah sejauh bahwa individu cenderung untuk menjalankan perilaku otomatis (Limayem et al.,

2007). Venkatesh et al., (2012) menemukan kebiasaan yang secara langsung dan tidak langsung merupakan efek dari niat perilaku untuk menggunakan teknologi.


(39)

Ditemukan bahwa peningkatan pengalaman dalam penggunaan teknologi mengarah ke kebiasaan penggunaan teknologi.

2.3.8 Behavioral Intention (Niat Perilaku)

Islam, Kim dan Hassan (2013) mendefinisikan niat sebagai penetapan tujuan dari perkiraan perilaku untuk melakukan tindakan tertentu ketika seorang individu bertindak secara sukarela. Selain itu, niat perilaku adalah probabilitas subjektif melaksanakan perilaku dan juga penyebab perilaku penggunaan tertentu (Yi et al., 2006). Dengan demikian, niat menunjukkan faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku dan indikator bagaimana orang bersedia untuk mencoba dan upaya mereka dimasukkan ke dalam untuk terlibat dalam perilaku (Mafe & Tavera, 2010).


(40)

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dengan topik dan subyek penelitian yang berbeda tetapi relevan dengan penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1: Penelitian terdahulu Judul Penelitian Penulis dan Tahun publikasi Sampel, Lokasi, dan Model Teori Teknik

Analisis Tujuan Penelitian

Hasil Penelitian Penerapan Model UTAUT untuk Memahami Penerimaan dan Penggunaan LMS Studi Kasus: Exelsa Universitas Sanata Dharma I Gusti Nyoman & St. Wisnu Wijaya 2010 281 mahasiswa, Universitas Sanata Dharma, Model UTAUT Korelasi Spearman Memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap penerimaan dan penggunaan Exelsa oleh mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Variabel PE, SI dan FC terbukti signifikan mempengaruhi BI dalam menggunakan Exelsa, sementara variabel EE terbukti tidak signifikan. Variabel BI terbukti signifikan mempengaruhi use behavior,

sementara variabel FC terbukti tidak signifikan. Evaluasi Penerimaan Teknologi Informasi Mahasiswa di Palembang Menggunakan Model UTAUT Muhammad Nasir 2013 120 mahasiswa, Perguruan Tinggi Swasta di Kota Palembang, Model UTAUT Regresi linear berganda Mengetahui sejauh mana pengguna dapat menerima dan memahami teknologi

Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara variabel harapan kinerja, persepsi usaha, faktor sosial, niat penggunaan dan perilaku

penggunaan terhadap Penerimaan Teknologi.


(41)

Tabel 2.1 : Penelitian terdahulu (lanjutan) Judul Penelitian Penulis dan Tahun publikasi Sampel, Lokasi, dan Model Teori Teknik

Analisis Tujuan Penelitian Hasil Penelitian Preservice Teachers’

Acceptance of Learning Management Software: An Application of the UTAUT2 Model

Arumugam Raman & Yahya Don 2013 320 mahasiswa, Universiti Utara Malaysia, Model UTAUT2 Partial Least Square Mengidentifikasi dan menilai hubungan variabel dalam model UTAUT2 yang mempengaruhi penerimaan LMS dalam proses pembelajaran.

Harapan kinerja dan harapan usaha berdampak pada niat perilaku. Motivasi hedonis menunjukkan pengaruh positif pada penggunaan LMS, namun kebiasaan tidak signifikan.

Applying the UTAUT to

Understand Factors Affecting the Use of English E-Learning Websites in Taiwan

Tan Paul Juinn Bing 2013 176 mahasiswa, Taiwan, Model UTAUT Regresi Linear Berganda Mengeksplorasi kebutuhan mahasiswa Taiwan dalam penggunaan website E-learning English

Model UTAUT menunjukkan bahwa perilaku penggunaan siswa dari situs bahasa Inggris E-learning tergantung pada harapan kinerja, persepsi usaha, dan faktor sosial.

UTAUT2 Influencing the Behavioral Intention to Adopt Mobile Applications Adelyn Kuan Lai 2014 300 mahasiswa, Universiti Tunku Abdul Rahman Malaysia, UTAUT2 model Regresi Linear Berganda Mengidentifikasi faktor-faktor penentu yang mempengaruhi niat perilaku untuk mengadopsi aplikasi mobile

Model UTAUT2 terbukti dapat digunakan untuk mengetahui faktor penentu yang mempengaruhi niat untuk adopsi aplikasi mobile.

Variabel kebiasaan merupakan faktor penentu utama, kemudian diikuti oleh motivasi hedonis, harapan kinerja, dan harapan usaha.


(42)

Tabel 2.1 : Penelitian terdahulu (lanjutan) Judul Penelitian Penulis dan Tahun publikasi Sampel, Lokasi, dan Model Teori Teknik

Analisis Tujuan Penelitian Hasil Penelitian UTAUT Model for

Blended Learning: The Role of Jenis kelamin and Age in the Intention to Use Webinars Hager Khechine, Sawsen Lakhal, Daniel Pascot, Alphonse Bhyta; 2014 114 mahasiswa di Laval University; Quebec Canada; Model UTAUT Regresi linear berganda Menentukan faktor-faktor yang menjelaskan penerimaan sistem webinar (Elluminate) dalam kursus blended learning oleh siswa

Hasil menunjukkan bahwa usia memainkan peran utama, sebagai siswa yang lebih muda lebih peduli dengan kinerja mereka, dan siswa yang lebih tua khawatir tentang dukungan fasilitas. Model Keberhasilan Belajar Mahasiswa menggunakan LMS Zahirul Alfan, Endang Siti, Astuti Riyadi


2014 90 mahasiswa, Universitas Brawijaya, ISS Model Delone & McLean Partial Least Square Menganalisis dan menjelaskan

pengaruh dari Model Keberhasilan Belajar Mahasiswa

menggunakan Learning

Management System

Variabel kualitas sistem dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan LMS dan kepuasan mahasiswa, variabel penggunaan LMS dan kepuasan juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja mahasiswa, dan variabel penggunaan LMS berpengaruh signifikan terhadap kepuasan mahasiswa. Sedangkan hasil tidak signifikan ditemukan antara variabel kualitas informasi terhadap


(43)

Tabel 2.1 : Penelitian terdahulu (lanjutan) Judul Penelitian Penulis dan Tahun publikasi Sampel, Lokasi, dan Model Teori Teknik

Analisis Tujuan Penelitian Hasil Penelitian Usage of Learning

Management System (Moodle) among Postgraduate Students: UTAUT Model Arumugam Raman; Yahya Don; Rozalina Khalid; Mohd Rizuan 2014 65 mahasiswa pascasarjana University Utara Malaysia; UTAUT model

Analisis SEM Menyimpulkan penerimaan teknologi dengan menjelaskan varian dalam Niat Perilaku (BI).

Media interaktif e-learning dapat menarik minat dan perhatian siswa. Penentu utama penerimaan Tablet PC bagi siswa adalah sikap siswa diikuti oleh harapan kinerja, faktor sosial, persepsi usaha dan dukungan fasilitas.

Factors Affecting the Use Behavior of Social Media Using UTAUT 2 Model

Listyo Dwi Harsono; Lisandy Arinta Suryana 2014 419, Bandung, Model UTAUT2 Analisis Regresi Linear Berganda Mengetahui tindakan penggunaan LINE untuk pengguna

Hampir semua variabel independen mempengaruhi niat perilaku dan perilaku penggunaan LINE, kecuali nilai harga.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa niat perilaku dan perilaku penggunaan LINE adalah dalam kategori sangat tinggi yang berarti bahwa mahasiswa di kota Bandung memiliki keinginan dan intensitas yang tinggi dalam menggunakan LINE.


(44)

Tabel 2.1 : Penelitian terdahulu (lanjutan) Judul Penelitian Penulis dan Tahun publikasi Sampel, Lokasi, dan Model Teori Teknik

Analisis Tujuan Penelitian Hasil Penelitian Faktor-faktor yang

mempengaruhi Penerimaan Sistem Informasi

Studi Kasus Program WARDES-GPOBA Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika Rangga Adi Negara 2014 200 sampel, Jawa Barat dan Banten,

Model UTAUT2

SEM Menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi penerimaan program Wardes-GPOBA oleh masyarakat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerimaan program Wardes-GPOBA oleh masyarakat

dipengaruhi oleh variabel harapan kinerja, persepsi usaha, nilai harga dan kebiasaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Implementasi e-learning di Perguruan Tinggi Swasta Palembang Kurniawan; Muhamad Nasir 2014 120 sampel, Perguruan Tinggi di Kota Palembang UTAUT Regresi Linear Berganda Mengetahui kajian perilaku pengguna (user) terhadap penggunaan media e-learning dalam proses pembelajaran.

Variabel harapan kinerja, persepsi usaha tidak berpengaruh terhadap penerimaan pembelajaran

menggunakan e–learning secara parsial. Namun variabel faktor sosial berpengaruh terhadap penerimaan pembelajaran menggunakan e– learning secara parsial.


(45)

2.5 Pengembangan Hipotesis

Harapan kinerja didefinisikan sebagai tingkat seorang individu meyakini bahwa dengan menggunakan sistem akan membantu dalam meningkatkan kinerjanya. Konsep ini menggambarkan manfaat sistem bagi pemakainya yang berkaitan dengan kegunaan yang dirasakan, motivasi ekstrinsik, job fit, dan keuntungan relatif (Venkatesh et al., 2003). Harapan kinerja adalah prediktor terkuat dari niat dan tetap signifikan pada semua titik pengukuran (Venkatesh et al., 2003). Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti ingin mengetahui pengaruh harapan kinerja terhadap niat menggunakan Exelsa dalam rumusan hipotesis ke-1 :

H1: Harapan kinerja berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa.

Persepsi usaha merupakan tingkat kemudahan penggunaan sistem yang dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) individu dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa individu yang menggunakan sistem informasi dalam pekerjaan akan lebih mudah daripada dengan cara manual. Konstruk yang membentuk konsep ini adalah kemudahan penggunaan dan kompleksitas (Venkatesh et al., 2003). Tan (2013) menunjukkan bahwa persepsi usaha mempunyai pengaruh positif terhadap niat untuk menggunakan e-learning.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti ingin mengetahui pengaruh persepsi usaha terhadap niat menggunakan Exelsa dalam rumusan hipotesis ke-2 :

H2: Persepsi usaha berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa.

Faktor sosial adalah persepsi individu bahwa orang lain yang signifikan percaya individu harus mengadopsi sistem informasi (Leong et al., 2013). Akour


(46)

29

(2010) menemukan bahwa pengaruh ekstrinsik (pengaruh senior dan rekan) dari mahasiswa baru di Oklahoma State University merupakan faktor yang paling berpengaruh dari penerimaan m-learning dalam pendidikan. Hal ini lebih didukung oleh Taylor et al. (2011) melakukan survey di Universitas Midwest AS menemukan bahwa adopsi siswa dan penggunaan aplikasi mobile sangat dipengaruhi oleh teman-teman mereka dibandingkan dengan anggota keluarga. Selanjutnya, Leong et al. (2013) membuktikan bahwa faktor sosial memiliki peran penting dalam mempengaruhi niat untuk menggunakan m-entertainment. Studi-studi empiris setuju bahwa faktor sosial merupakan faktor signifikan dalam mempengaruhi niat untuk menggunakan teknologi. Penelitian yang dilakukan oleh Nasir (2013), Venkatesh et al. (2012), dan Pahnila et al. (2011) menunjukkan bahwa faktor sosial memiliki pengaruh langsung pada niat perilaku. Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti ingin mengetahui pengaruh faktor sosial terhadap niat menggunakan Exelsa dalam rumusan hipotesis ke-3 :

H3: Faktor sosial berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa

Dukungan fasilitas didefinisikan sebagai sejauh mana seorang individu percaya bahwa struktur organisasi dan teknis ada untuk mendukung penggunaan sistem. Beberapa bukti menunjukkan bahwa ketika pengguna merasa bahwa mereka didukung dalam berbagai acara, mereka akan lebih cenderung untuk menggunakan sistem (AbuShanab, 2010; Eckhardt, 2009; San Martin & Herrero, 2012). Dalam konteks penelitian ini, dosen diberi dukungan fasilitas seperti koneksi internet (WiFi area kampus), komputer, teknisi untuk membantu setiap kesulitan terkait sistem, tutorial penggunaan sistem dan juga sosialisasi sistem


(47)

manajemen pembelajaran Exelsa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jati & Laksitu (2012), Venkatesh et al. (2012), dan Pahnila et al. (2011), bahwa dukungan fasilitas memiliki pengaruh langsung terhadap niat dan perilaku penggunaan sistem informasi. Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti ingin mengetahui pengaruh dukungan fasilitas terhadap niat dan perilaku menggunakan Exelsa dalam rumusan hipotesis ke-4 :

H4a: Dukungan fasilitas berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa. H4b: Dukungan fasilitas berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan Exelsa.

Brown dan Venkatesh (2005) mendefinisikan motivasi hedonis sebagai kenikmatan atau kebahagiaan yang dihasilkan dari menggunakan teknologi dan berperan penting dalam menentukan adopsi teknologi baru. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Magni, Taylor dan Venkatesh (2010) bahwa motivasi hedonis mempengaruhi niat individu untuk mengeksplorasi teknologi, tetapi efek berbeda di tahap adopsi teknologi. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa MBA di sebuah universitas swasta di AS dan diuji menggunakan Partial Least Squares. Secara teoritis, motivasi hedonis memainkan peran penting dalam memprediksi niat untuk menggunakan teknologi (Venkatesh et al., 2012). Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti ingin mengetahui pengaruh motivasi hedonis terhadap niat menggunakan Exelsa dalam rumusan hipotesis ke-5 :


(48)

31

Kebiasaan adalah sejauh bahwa individu cenderung untuk menjalankan perilaku otomatis (Limayem et al., 2007). Venkatesh et al. (2012) menemukan kebiasaan memiliki efek secara langsung dan tidak langsung terhadap niat untuk menggunakan teknologi. Ditemukan bahwa peningkatan pengalaman dalam penggunaan teknologi mengarah ke kebiasaan menggunakan teknologi tersebut. Liao, Palvia dan Lin (2006), melakukan survei pos di Taiwan dengan menargetkan mahasiswa sarjana dan pascasarjana serta karyawan perusahaan dan menemukan bahwa kebiasaan memiliki pengaruh terhadap niat berkelanjutan untuk menggunakan e-commerce. Kebiasaan akan menyebabkan niat tersimpan yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilaku penggunaan (Venkatesh et al., 2012). Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti ingin mengetahui pengaruh kebiasaan terhadap niat dan perilaku menggunakan Exelsa dalam rumusan hipotesis ke-6 :

H6a: Kebiasaan berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa. H6b: Kebiasaan berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan Exelsa.

Islam et al.. (2013) mendefinisikan niat sebagai penetapan tujuan dari perkiraan perilaku untuk melakukan tindakan tertentu ketika seorang individu bertindak secara sukarela. Dengan demikian, niat menunjukkan faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku dan indikator bagaimana orang bersedia untuk mencoba dan upaya mereka dimasukkan ke dalam untuk terlibat dalam perilaku (Mafe et al., 2010). Juga, ditemukan bahwa niat perilaku menjadi faktor utama penggunaan sistem informasi (Mafe et al., 2010). Penelitian Venkatesh et al. (2012) menyatakan bahwa terdapat hubungan langsung dan signifikan antara


(49)

niat terhadap penggunaan sistem informasi. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H7: Niat penggunaan berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan Exelsa.

2.6 Kerangka Penelitian

Sejak UTAUT2 diperkenalkan pada tahun 2012, beberapa telah melakukan penerapan UTAUT2 untuk penelitiannya. Raman & Yahya (2013) menggunakan model UTAUT2 untuk mengidentifikasi dan menilai hubungan variabel UTAUT2 yang mempengaruhi penerimaan preservice guru yang terintegrasi SMP dalam proses pembelajaran. Mereka menemukan bahwa harapan kinerja dan persepsi usaha berdampak pada niat perilaku. Sedangkan motivasi hedonis menunjukkan pengaruh positif pada penggunaan niat perilaku dari SMP namun kebiasaan menunjukkan tidak signifikan. Yang (2013) menggunakan model UTAUT2 untuk mengetahui faktor-faktor penentu penerimaan mobile learning oleh mahasiswa di China. Hasil analisis persamaan struktural menunjukkan bahwa motivasi hedonis, harapan kinerja, faktor sosial dan nilai harga mempengaruhi adopsi mobile learning mahasiswa. Prinz (2014) melakukan validasi terhadap model UTAUT2 yang diaplikasikan di bidang pendidikan. Temuannya menunjukkan bahwa model UTAUT2 merupakan alat yang valid untuk mengukur niat penggunaan dalam lingkungan pendidikan. Sharifah et al. (2015) menerapkan model UTAUT2 yang dimodifikasi dalam menilai penerimaan mahasiswa sebagai pengguna pembelajaran virtual dalam lingkungan belajar mereka. Hasil menunjukkan bahwa motivasi hedonis, harapan kinerja, dan faktor sosial merupakan faktor utama yang


(50)

33

mempengaruhi niat penggunaan mahasiswa dalam menggunakan VLE. Fokus penelitian mereka adalah mahasiswa.

Oleh karena itu, penelitian ini menerapkan 6 elemen dalam model UTAUT2 untuk menentukan apakah itu mempengaruhi niat perilaku pengguna untuk menggunakan Exelsa. Seperti teori terpadu ini didasarkan pada model terkemuka yang berfokus pada konteks penggunaan konsumen teknologi, sehingga dapat lebih memvalidasi model UTAUT2. Penelitian ini memodifikasi model asli UTAUT2 dengan menghilangkan elemen ‘Nilai Harga’. Alasannya, dalam mengakses Exelsa di Universitas Sanata Dharma tidak diperlukan biaya secara langsung untuk biaya akses. Sehingga menjadi relevan jika elemen tersebut dihilangkan. Penelitian ini berfokus pada pengguna, yaitu dosen (sebagai instruktur). Mahasiswa akan menggunakan Exelsa apabila dosen juga mengarahkan untuk menggunakan Exelsa. Maka kerangka penelitian ini disajikan dalam gambar 2.3.


(51)

(52)

35

Keterangan:

H1 : Harapan Kinerja berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa H2 : Persepsi Usaha berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa H3 : Faktor Sosial berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa H4a : Dukungan fasilitas berpengaruh positif terhadap niat penggunaan

Exelsa.

H4b : Dukungan fasilitas berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan Exelsa.

H5 : Motivasi hedonis berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa. H6a : Kebiasaan berpengaruh positif terhadap niat penggunaan Exelsa. H6b : Kebiasaan berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan Exelsa H7 : Niat penggunaan berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini membahas desain penelitian, penjelasan operasional variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, teknik yang digunakan untuk menganalisis data.

3.1 Desain Penelitian

Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan Sistem Manajemen Pembelajaran Exelsa di Universitas Sanata Dharma. Pertanyaan tersebut akan dijawab menggunakan model UTAUT 2. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Data-data yang didapatkan dari hasil penelitian yang terkumpul mengungkapkan hubungan dari varibel-variabel yang ada. Adapun tujuan dari desain penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen), serta untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan (Sugiyono, 2007). Variabel penelitian dalam kuantitatif dapat dibedakan menjadi (Sugiyono, 2007) :

3.1.1 Variabel bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam metode PLS-SEM, variabel bebas disebut variabel eksogen / predictor. Variabel


(54)

37

eksogen dalam penelitian ini adalah harapan kinerja, persepsi usaha, faktor sosial, dukungan fasilitas, motivasi hedonis, dan kebiasaan.

3.1.2 Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam PLS-SEM disebut sebagai variabel endogen. Variabel endogen dalam penelitian ini adalah niat dan perilaku penggunaan.

3.1.3 Variabel moderasi

Variabel moderasi adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin dan tingkat pengalaman.

Menurut Sugiyono (2012) penelitian eksplanatori menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan yang lain. Menurut Kasiram (2008), penelitian kuantitatif adalah proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Dalam penelitian kuantitatif, data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian diinterprestasikan. Model analisis data yang digunakan adalah Partial Least Square - Structural Equation Modeling (PLS-SEM) menggunakan perangkat lunak SmartPLS 3.2.4.


(55)

3.2 Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional penelitian dapat dilihat pada table 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 :Definisi Operasional Penelitian

Variabel Definisi Indikator Pengukuran

Harapan Kinerja

Sejauh mana seorang individu percaya bahwa mengadopsi teknologi akan membantunya untuk meningkatkan kinerja (Venkatesh, et al. 2012)

Teknologi atau sistem informasi:

Berguna dalam pekerjaan

Meningkatkan peluang untuk mencapai hal penting

Membantu menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan lebih cepat (efektif). Meningkatkan produktivitas kerja Skala perbedaan semantik 1 -7 Persepsi Usaha Tingkat kemudahan terkait dengan penggunaan teknologi (Venkatesh, dkk 2012).

Sistem informasi mudah dipelajari cara

pengoperasiannya.

Interaksi pengguna dengan sistem informasi jelas dan mudah

dimengerti.

Sistem informasi mudah digunakan.

Mudah bagi pengguna untuk menjadi terampil menggunakan sistem informasi. Skala perbedaan semantik 1 -7

Faktor Sosial Pengaruh orang lain atau lingkungan terhadap kesadaran seseorang akan pentingnya suatu teknologi atau sistem informasi.

Pengaruh orang yang dianggap penting untuk menggunakan sistem informasi

Pengaruh orang yang dianggap penting untuk harus menggunakan sistem informasi.

Pengaruh orang berpendapat tentang penggunaan sistem informasi Skala perbedaan semantik 1 -7


(56)

39

Tabel 3.1 : Definisi Operasional Penelitian (lanjutan)

Variabel Definisi Indikator Pengukuran

Dukungan fasilitas Tingkat dimana seorang individu percaya bahwa infrastruktur

organisasi dan teknis yang ada untuk mendukung

penggunaan sistem (Venkatesh, dkk 2012).

Adanya sumber daya yang diperlukan untuk menggunakan sistem informasi.

Adanya pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan sistem informasi.

Kesesuaian antara teknologi atau sistem yang baru dengan sistem yang sudah ada

Tersedianya tenaga ahli yang dapat membantu mengatasi kesulitan dalam menggunakan sistem informasi. Skala perbedaan semantik 1 -7 Motivasi Hedonis Kenikmatan atau kebahagiaan yang dihasilkan dari menggunakan teknologi baru dan berperan penting dalam menentukan adopsi teknologi baru (Brown dan

Venkatesh 2005).

Penggunaan teknologi yang dirasa

menyenangkan

Penggunaan teknologi yang dirasa nyaman

Penggunaan teknologi yang dirasa sangat menghibur

Skala perbedaan semantik 1 -7

Kebiasaan Hal ini didefinisikan sebagai perilaku. Tingkat dimana seseorang telah dirumuskan sadar untuk melakukan atau tidak melakukan beberapa perilaku masa depan yang ditetapkan

(Venkatesh, et.al. 2012).

Penggunaan teknologi telah menjadi kebiasaan

Kecanduan dalam menggunakan teknologi

Rasa keharusan

menggunakan teknologi

Penggunaan teknologi yang dirasa alamiah

Skala perbedaan semantik 1 -7


(57)

Tabel 3.1 : Definisi Operasional Penelitian (lanjutan)

Variabel Definisi Indikator Pengukuran

Niat Penggunaan Tingkat dimana seseorang telah dirumuskan rencana sadar untuk

melakukan atau tidak melakukan beberapa perilaku masa depan yang ditetapkan. (Venkatesh, dkk 2012).

Niat untuk terus

menggunakan teknologi / system informasi di masa mendatang

Kemauan mencoba untuk menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari

Rencana untuk terus menggunakan teknologi lebih sering lagi

Skala perbedaan semantik 1 -7 Perilaku Penggunaan

Perasaan positif atau negatif individu tentang melakukan perilaku sasaran dalam hal ini - menggunakan sistem (Venkatesh, dkk 2012).

Frekuensi penggunaan teknologi

Skala perbedaan semantik 1 -7

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan jumlah keseluruhan elemen yang akan diteliti (Cooper & Schindler, 2006). Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan Sistem Manajemen Pembelajaran Exelsa Universitas Sanata Dharma, populasi dalam penelitian ini adalah pengguna Exelsa Universitas Sanata Dharma. Dosen ditargetkan karena yang lebih mungkin untuk menggunakan Exelsa dalam sistem pembelajaran yang diterapkan di Universitas Sanata Dharma. Mahasiswa cenderung akan menggunakan Exelsa apabila dosen yang mengarahkan.

Universitas Sanata Dharma memiliki 8 fakultas, meliputi: Fakultas Ekonomi, Fakultas Farmasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas


(58)

41

Psikologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Sastra, Fakultas Teologi, dan Program Pasca Sarjana. Populasi dalam penelitian ini adalah dosen tetap yang berstatus aktif di Universitas Sanata Dharma, sedangkan sampel yang diambil adalah beberapa dosen dari masing-masing program studi di Universitas Sanata Dharma.

Menurut Arikunto (2010), “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Selanjutnya menurut Sugiyono (2010) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Responden yang ditargetkan berasal dari berbagai program studi dan akan diklasifikasikan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tingkat pengalaman dalam menggunakan Exelsa.

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel proportionate random sampling. Menurut Arikunto (2006) teknik proportionate random sampling adalah teknik pengambilan proporsi untuk wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dalam masing-masing wilayah. Dalam penelitian ini sampel diambil setiap program studi di Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini menggunakan rumus slovin untuk menentukan ukuran sampel, hal ini mengacu pada pendapat Riduwan dan Engkos (2011) bahwa pengambilan sampel menggunakan rumus slovin dapat digunakan apabila populasi sudah diketahui. Perhitungan menggunakan rumus Slovin:

……(Rumus 3.1)

n

= N / ((N * α

2

)+1)


(59)

Keterangan:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

α = taraf signifikan (0,05), taraf signifikan adalah tingkat kesalahan yang dikehendaki. Menurut Sugiyono (2013) berdasarkan Isaac dan Michael, ukuran sampel dapat diperoleh melalui perhitungan matematis dengan taraf signifikansi 1%, 5%, dan 10%. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan taraf signifikan 5%. Karena taraf signifikan 5% berarti memiliki tingkat kepercayaan kebenaran penelitian sebesar 95%.

Perhitungan untuk menentukan jumlah sampel adalah sebagai berikut :

n = 320 / ( (320 * 0,052) + 1 ) = 320 / 1.8

= 177,778  Jumlah responden adalah 180 dosen.

Selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah sampel berdasar program studi dengan menggunakan rumus alokasi proporsional (lihat rumus 3.2).

ni =

��

x n

……(Rumus 3.2)

Keterangan:

ni = Jumlah sampel menurut program studi Ni = Jumlah populasi menurut program studi n = Jumlah sampel seluruhnya

N = Jumlah populasi seluruhnya

n = N / ((N * α

2

)+1)


(60)

43

Sebagai contoh di program studi Teknik Informatika, jumlah dosen tetap sebanyak 16 (Ni = 16), N = 320, dan n = 180.

Maka dapat dihitung jumlah ni adalah

ni =

��

x n

ni =

x 180

ni = 9

Jumlah dosen Teknik Informatika yang menjadi sampel sebanyak 9 dosen.

Langkah selanjutnya memberikan kode pada 320 dosen tetap di Universitas Sanata Dharma. Kemudian dilakukan teknik random menggunakan Ms. Excel. Sebagai contoh di program studi Teknik Informatika, 16 dosen diberi kode, lalu setelah diketahui hanya 9 dosen yang dijadikan sampel, dilakukan pengacakan menggunakan Ms. Excel dengan formula randombetween. Daftar dosen yang menjadi responden dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3.2.


(61)

Tabel 3.2 : Jumlah Responden berdasarkan strata program studi

Fakultas Program Studi

Jumlah Dosen Tetap

Jumlah Responden

Ekonomi Akuntansi 10 6

Ekonomi 3 2

Magister Manajemen 6 3

Manajemen 12 7

Pend. Profesi Akuntansi 6 3

Farmasi Farmasi 19 11

Profesi Apoteker 6 3

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Bimbingan dan Konseling 8 5

Pendidikan Agama Katolik 13 7

Pend Bahasa dan Sastra Indonesia 9 5

Pendidikan Akuntansi 9 5

Pendidikan Ekonomi 6 3

Pendidikan Bahasa Inggris 26 15

Pendidikan Biologi 7 4

Pendidikan Fisika 9 5

Pendidikan Matematika 13 7

Pendidikan Sejarah 4 2

Pendidikan Guru Sekolah Dasar 19 11 S2 Pend. Bahasa dan Sastra

Indonesia

1 1

S2 Pendidikan Matematika 1 1

Psikologi Psikologi 22 12

Sains dan Teknologi Matematika 7 4

Teknik Elektro 12 7

Teknik Informatika 16 9

Teknik Mesin 13 7

Sastra Sastra Indonesia 6 3

Sastra Inggris 20 11

Sejarah 6 3

Teologi Ilmu Teologi 13 7

Magister Teologi 8 5

Pascasarjana Magister Kajian Bahasa Inggris 5 3 Magister Ilmu Religi dan Budaya 5 3


(62)

45

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dibagikan melalui tatap muka untuk pengguna di Universitas Sanata Dharma di setiap program studi yang berbeda. Menurut Iskandar (2009), kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang diimplementasikan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab.

Penelitian ini mengadaptasi elemen dari studi empiris sebelumnya untuk memvalidasi skala yang digunakan (Luarn & Lin, 2005). Selain itu, kuesioner termasuk pertanyaan demografis tentang jenis kelamin, usia dan tingkat pengalaman menggunakan Exelsa. Item ini diukur dengan menggunakan skala perbedaan semantik 7 poin. Teknik pengukuran ini dikenalkan oleh Charles Osgood (1957) yang menekankan pada aspek semantik sebuah kata. Teknik perbedaan semantik merupakan penyempurnaan dari skala likert yang tidak mampu menjangkau respon yang bersifat multidimensi. Respon skala perbedaan semantik terdiri dari 3 dimensi, yaitu:

3.4.1. Dimensi evaluasi (baik–buruk)

Penilaian subyek terkait dengan baik-buruknya topik stimulus yang disajikan, termasuk juga di dalamnya perasaan subyek (senang–marah) atau penilaian kualitas (cantik–jelek, kasar–lembut), atau moral (bijak–jahat).

Buruk 1 2 3 4 5 6 7 Baik

Kejam 1 2 3 4 5 6 7 Ramah

Jelek 1 2 3 4 5 6 7 Indah

Sedih 1 2 3 4 5 6 7 Senang


(63)

3.4.2. Dimensi potensi (kuat–lemah)

Penilaian mengenai kekuatan yang dikandung oleh stimulus. Penilaian ini memuat tentang kapasitas stimulus (tinggi-rendah), besar-kecil, dalam-dangkal, berat-ringan.

Lemah 1 2 3 4 5 6 7 Kuat

Kecil 1 2 3 4 5 6 7 Besar

Lembut 1 2 3 4 5 6 7 Kasar

Dangkal 1 2 3 4 5 6 7 Dalam

Sederhana 1 2 3 4 5 6 7 Kompleks

3.4.3. Dimensi aktivitas (aktif-pasif)

Penilaian mengenai muatan aktivitas yang dikandung stimulus, misalnya: cepat-lambat, tenang-riuh, acak-teratur.

Pasif 1 2 3 4 5 6 7 Aktif

Lambat 1 2 3 4 5 6 7 Cepat

Diam 1 2 3 4 5 6 7 Berisik

Redup 1 2 3 4 5 6 7 Terang

Dingin 1 2 3 4 5 6 7 Panas

Menurut Arikunto (2010) bahwa kualitas instrument akan menentukan kualitas data yang terkumpul. Instrument penelitian memiliki dua syarat utama yang wajib dipenuhi yaitu memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas (Azwar, 2012). Alat ukur yang tidak reliable atau tidak valid akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subyek penelitian.

3.4.1 Pengujian Validitas

Menurut Jogiyanto (2007), validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang inti atau arti sebenarnya yang


(64)

47

diukur. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Validitas dapat dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor item instrument dengan skor total seluruh item pertanyaan. Pengujian validitas ini menggunakan uji validitas Product Moment Pearson Correlation dengan cara menghubungkan masing-masing skor item dengan skor total yang diperoleh dalam penelitian. Dalam uji validitas ini, dasr pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 3.4.1.1 Jika nilai r hitung lebih besar atau sama dengan nilai r tabel, maka

instrumen penelitian dinyatakan valid.

3.4.1.2 Jika nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel, maka instrumen penelitian dinyatakan tidak valid.

3.4.2 Pengujian Reliabilitas

Menurut Jogiyanto (2007), reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran di mana pengujiannya dapat dilakukan secara internal yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel.

Pengujian reliabilitas instrumen diukur berdasarkan nilai cronbach’s


(65)

nilai berkisar dari 0 sampai dengan 1 (Hair et al., 2010). Menurut Eisingerich dan Rubera (2010) nilai reliabilitas cronbach’s alpha minimum adalah 0,70. Tingkat keandalan cronbach’s alpha menurut Hair et al. (2010) dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3 :Tingkat Keandalan Cronbach’s Alpha Nilai Cronbach’s Alpha Tingkat Keandalan

0,00 – 0,20 Kurang handal

>0,20 – 0,40 Agak handal >0,40 – 0,60 Cukup handal

>0,60 – 0,80 Handal

>0,80 – 1,00 Sangat handal 3.5 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data dan belum diolah oleh pihak mana pun untuk tujuan penelitian (Cooper dan Shindler, 2006). Pengumpulan data untuk penelitian ini melalui kuesioner terstruktur. Kuesioner disebarkan kepada dosen Universitas Sanata Dharma yang terpilih menjadi sampel penelitian. Di dalam kuesioner terdapat daftar pernyataan-pernyataan dan setiap responden diminta untuk memberikan penilaian sesuai dengan petunjuk di dalam kuesioner.

3.6 Metode Analisis Data

Semua kuesioner dikumpulkan dan digunakan untuk melakukan analisis data. Data yang dikumpulkan tersebut dimasukkan ke software SmartPLS. Data tersebut diperiksa ulang untuk konsistensi sehingga dapat meminimalkan


(66)

49

kesalahan dalam memasukkan dalam data. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Analisis statistik deskriptif menampilkan data hasil penelitian dalam bentuk rerata skor. Analisis inferensial menggunakan teknik analisis PLS-SEM (Partial Least Squares Structural Equation Modeling) dengan menggunakan perangkat lunak SmartPLS 3.2.4.

Penelitian ini menggunakan model kausalitas atau hubungan pengaruh. Dengan demikian, untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan teknik analisis Partial Least Square - Stuctural Equation Modeling (PLS-SEM) yang dioperasikan melalui program SmartPLS 3.2.4. Menurut Jogiyanto dan Abdillah (2009) Partial Least Squares adalah analisis persamaan structural (Structural Equation Modeling / SEM) berbasis varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran sekaligus pengujian model structural. Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas, sedangkan model structural digunakan untuk uji kausalitas. Keunggulan teknik analisis PLS menurut Jogiyanto dan Abdillah (2009) adalah:

3.6.1. Mampu memodelkan banyak variabel dependen dan independen (model kompleks).

3.6.2. Mampu mengelola masalah multikolinearitas antar variabel independen. 3.6.3. Hasil tetap kokoh walaupun terdapat data yang tidak normal.

3.6.4. Menghasilkan variabel laten independen secara langsung berbasi cross-product yang melibatkan variabel laten dependen sebagai kekuatan prediksi.


(67)

3.6.6. Tidak mensyaratkan data terdistribusi normal.

Penggunaan PLS-SEM dalam penelitian ini digunakan untuk menguji dan mengukur pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel harapan kinerja, persepsi usaha, faktor sosial, dukungan fasilitas, motivasi hedonis, kebiasaan, niat dan perilaku penggunaan. Gambar 3.1 di bawah ini menunjukkan model diagram jalur Partial Least Square.


(1)

No Pernyataan Skala Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 Motivasi Hedonis

16 Penggunaan Exelsa yang menyenangkan

Sangat mengecewakan

Sangat

menyenangkan 17 Kenyamanan dalam menggunakan

Exelsa

Sangat rendah Sangat tinggi 18 Penggunaan Exelsa yang fleksibel Sangat kaku Sangat fleksibel Kebiasaan

19 Saya terbiasa menggunakan Exelsa dalam kegiatan mengajar

Sangat rendah Sangat tinggi 20 Saya terus menggunakan Exelsa

dalam kegiatan mengajar

Sangat jarang Sangat sering 21 Kewajiban menggunakan Exelsa

dalam kegiatan mengajar

Sangat rendah Sangat tinggi 22 Kemauan menggunakan Exelsa

dalam kegiatan mengajar

Sangat rendah Sangat tinggi Niat Penggunaan

23 Niat untuk terus menggunakan Exelsa di masa mendatang

Sangat rendah Sangat tinggi 24 Kesediaan selalu menggunakan

Exelsa untuk kegiatan mengajar

Sangat rendah Sangat tinggi Perilaku Penggunaan

25 Frekuensi penggunaan Exelsa dalam kegiatan mengajar

Sangat rendah Sangat tinggi

Manfaat apa saja yang Anda dapatkan ketika menggunakan Exelsa?

……… ………

Kritik dan saran mengenai Exelsa :

……… ………


(2)

(3)

130

Lampiran 5 Rekap Data Kuesioner

VARIABEL HARAPAN KINERJA

INDIKATOR

KATEGORI JAWABAN

Jumlah Rata-rata Skor per Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7

f % f % f % f % f % f % f % N %

1 3 1.7 14 7.9 19 10.7 27 15.2 57 32 43 24.2 15 8.4 178 100 4.74

2 2 1.1 13 7.3 29 16.3 51 28.7 49 27.5 25 14 9 5.1 178 100 4.37

3 4 2.2 16 9 26 14.6 44 24.7 40 22.5 36 20.2 12 6.7 178 100 4.44

4 5 2.8 17 9.6 26 14.6 32 18 41 23 52 29.2 5 2.8 178 100 4.48

Rata-rata Skor

Variabel HK 4.51

VARIABEL PERSEPSI USAHA

INDIKATOR

KATEGORI JAWABAN

Jumlah Rata-rata Skor per Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7

f % f % f % f % f % f % f % N %

1 0 0 5 2.8 5 2.8 30 16.9 58 32.6 58 32.6 22 12.4 178 100 5.26

2 0 0 3 1.7 13 7.3 44 24.7 60 33.7 40 22.5 18 10.1 178 100 4.98

3 0 0 5 2.8 14 7.9 40 22.5 54 30.3 50 28.1 15 8.4 178 100 4.98

4 3 1.7 4 2.2 11 6.2 44 24.7 43 24.2 66 37.1 7 3.9 178 100 4.94

Rata-rata Skor


(4)

VARIABEL FAKTOR SOSIAL

INDIKATOR

KATEGORI JAWABAN

Jumlah Rata-rata Skor per Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7

f % f % f % f % f % f % f % N %

1 6 3.4 7 3.9 11 6.2 52 29.2 40 22.5 38 21.3 24 13.5 178 100 4.81

2 11 6.2 31 17.4 29 16.3 39 21.9 40 22.5 22 12.4 6 3.4 178 100 3.88

3 8 4.5 19 10.7 16 9 34 19.1 48 27 31 17.4 22 12.4 178 100 4.55

Rata-rata Skor

Variabel FS 4.41

VARIABEL DUKUNGAN FASILITAS

INDIKATOR

KATEGORI JAWABAN

Jumlah Rata-rata Skor per Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7

f % f % f % f % f % f % f % N %

1 0 0 6 3.4 12 6.7 56 31.5 57 32 35 19.7 12 6.7 178 100 4.78

2 1 0.6 4 2.2 12 6.7 39 21.9 64 36 47 26.4 11 6.2 178 100 4.94

3 1 0.6 7 3.9 18 10.1 32 18 66 37.1 45 25.3 9 5.1 178 100 4.83

4 4 2.2 16 9 18 10.1 53 29.8 37 20.8 40 22.5 10 5.6 178 100 4.48

Rata-rata Skor


(5)

132

VARIABEL MOTIVASI HEDONIS

INDIKATOR

KATEGORI JAWABAN

Jumlah Rata-rata Skor per Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7

f % f % f % f % f % f % f % N %

1 2 1.1 8 4.5 20 11.2 47 26.4 61 34.3 36 20.2 4 2.2 178 100 4.58

2 2 1.1 14 7.9 16 9 42 23.6 63 35.4 38 21.3 3 1.7 178 100 4.55

3 2 1.1 18 10.1 17 9.6 42 23.6 55 30.9 39 21.9 5 2.8 178 100 4.50

Rata-rata Skor

Variabel MH 3.41

VARIABEL KEBIASAAN

INDIKATOR

KATEGORI JAWABAN

Jumlah Rata-rata Skor per Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7

f % f % f % f % f % f % f % N %

1 9 5.1 17 9.6 22 12.4 32 18 38 21.3 44 24.7 16 9 178 100 4.51

2 12 6.7 16 9 31 17.4 33 18.5 38 21.3 34 19.1 14 7.9 178 100 4.28

3 10 11.2 41 23 46 25.8 31 17.4 23 12.9 13 7.3 4 2.2 178 100 3.29

4 7 3.9 21 11.8 23 12.9 20 11.2 39 21.9 52 29.2 16 9 178 100 4.59

Rata-rata Skor


(6)

VARIABEL NIAT PENGGUNAAN

INDIKATOR

KATEGORI JAWABAN

Jumlah Rata-rata Skor per Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7

f % f % f % f % f % f % f % N %

1 4 2.2 6 3.4 16 9 28 15.7 31 17.4 64 36 29 16.3 178 100 5.16

2 5 2.8 8 4.5 16 9 29 16.3 40 22.5 54 30.3 26 14.6 178 100 5.01

Rata-rata Skor

Variabel NP 2.54

VARIABEL PERILAKU PENGGUNAAN

INDIKATOR

KATEGORI JAWABAN

Jumlah Rata-rata Skor per Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7

f % f % f % f % f % f % f % N %

1 13 7.3 12 6.7 21 11.8 38 21.3 38 21.3 42 23.6 14 7.9 178 100 4.45

Rata-rata Skor


Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR MANAJEMEN KUALITAS YANG BERPENGARUH TERHADAP DAYA SAING KONTRAKTOR FAKTOR-FAKTOR MANAJEMEN KUALITAS YANG BERPENGARUH TERHADAP DAYA SAING KONTRAKTOR DI YOGYAKARTA.

1 3 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Minat Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (Survey Terhadap Ka

0 1 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PENGGUNAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Minat Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

0 1 17

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan dan penggunaan sistem Manajemen pembelajaran Exelsa Universitas Sanata Dharma.

12 145 155

Faktor-faktor yang menjadi alasan mahasiswa-i memilih Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Studi Kasus pada Mahasiswa-i Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

0 0 2

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan deteksi dini kanker serviks cover 1

0 0 13

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan deteksi dini kanker serviks Jurnal Publikasi

1 3 9

20708 ID faktor faktor yang berpengaruh terhadap risiko kehamilan 4 terlalu 4 t pada wani

0 0 10

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Faktor-faktor yang menjadi alasan mahasiswa-i memilih Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Studi Kasus pada Mahasiswa-i Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 93