Direktorat Jenderal Perkebunan - Kementerian Pertanian

(1)

(2)

KATA PENGANTAR

Laporan kinerj a Direkt orat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 merupakan pert anggungj awaban pelaksanaan Program Peningkat an Produksi, Produkt ivit as dan Mut u Tanaman Perkebunan, baik yang pembiayaannya bersumber dari pemerint ah (APBN dan APBD) maupun yang bersumber dari dana masyarakat kepada semua pihak yang t erkait dengan pembangunan perkebunan sebagaimana diamanahkan dalam Perat uran Ment eri Pendayagunaan Aparat ur Negara dan Ref ormasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010.

Dalam laporan kinerj a ini disaj ikan inf ormasi berupa capaian-capaian kinerj a pembangunan perkebunan yang meliput i indikat or makro, indikat or mikro, maupun realisasi capaian out comes/ out put s pent ing sesuai dokumen Penet apan Kinerj a ant ara Direkt ur Jenderal Perkebunan dengan Ment eri Pert anian, dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi sert a upaya-upaya penyelesaiannya selama kurun wakt u t ahun 2013. Capaian kinerj a t ahun 2013 menambah keyakinan kepada seluruh j aj aran Direkt orat Jenderal Perkebunan bahwa pelaksanaan pembangunan perkebunan t ahun 2013 t elah berj alan sesuai dengan j alur yang benar. Laporan kinerj a Tahun 2013 ini t ersusun dari kompilasi capaian-capaian dari seluruh sat ker yang berj umlah 138 sat ker yang t ersebar di Seluruh Indonesia sert a kerj asama yang sinergis dari berbagai pihak. Oleh karena it u pada kesempat an ini, kami mengucapkan t erima kasih, semoga dokumen ini bermanf aat sebagai l andasan dalam pembangunan perkebunan selanj ut nya.

Jakart a, Maret 2014 Direkt ur Jenderal Perkebunan,

Ir. Gamal Nasir, MS NIP. 19560728 198603 1 001


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . i

DAFTAR ISI . . . ii

DAFTAR TABEL . . . vi

DAFTAR LAMPIRAN . . . viii

I. PENDAHULUAN . . . 1

1. 1. Lat ar Belakang . . . 1

1. 2. Tuj uan . . . 3

1. 3. Sasaran . . . 4

1. 4. Ruang Lingkup . . . 4

II. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN . 5

2. 1. Arah Kebij akan Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 . . . 5

2. 2. St rat egi Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 . . . 6

2. 2. 1. St art egi Umum . . . 6

2. 2. 2. St rat egi Khusus . . . 10

2. 2. 2. 1. St rat egi Peningkat an Produksi, Produkt ivit as, dan Mut u Tanaman Perkebunan Berkelanj ut an . . . 10

2. 2. 2. 2. St rat egi Pengembangan Komodit as . . . 11

2. 2. 2. 3. St rat egi Peningkat an Dukungan Terhadap Sist em Ket ahanan Pangan . . . . 13

2. 2. 2. 4. St rat egi Invest asi Usaha Perkebunan . . . 14

2. 2. 2. 5. St art egi Pengembangan Sist em Inf ormasi Manaj emen Perkebunan . . . 15

2. 2. 2. 6. St rat egi Pengembangan Sumberdaya Manusia . . . 15

2. 2. 2. 7. St rat egi Pengembangan Kelembagaan dan Kemit raan Usaha . . . 17

2. 2. 2. 8. St rat egi Pengembangan Dukungan Terhadap Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup . . . 18

2. 3. Target Ment eri Pert anian . . . 19

2. 3. 1. Target Kinerj a Ment eri Pert anian Tahun 2010-2014 . . . 19

2. 3. 2. Target Kinerj a Ment eri Pert anian Tahun 2013 . . . . 20


(4)

2. 4. Program dan Kegiat an Direkt orat Jenderal Perkebunan

Tahun 2013 . . . 21

2. 4. 1. Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 . 21

2. 4. 2. Kegiat an Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 . 22

2. 4. 3. Fokus Kegiat an Ut ama Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 . . . 23

III. KONTRIBUSI PERKEBUNAN TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL. . . 24

3. 1. Indikat or Makro Pembangunan Perkebunan . . . 24

3. 1. 1. Produk Domest ik Brut o (PDB) . . . 25

3. 1. 2. Kesempat an Kerj a di Sekt or Perkebunan . . . 26

3. 1. 3. Invest asi Pembangunan Perkebunan . . . 26

3. 1. 4. Neraca Perdagangan Komodit a Perkebunan . . . 26

3. 1. 5. Nilai Ekspor . . . 27

3. 1. 6. Nilai Tukar Pet ani (NTP) Perkebunan Rakyat . . . 27

3. 1. 7. Pendapat an Pekebun . . . 28

3. 2. Indikat or Mikro Pembangunan Perkebunan . . . 28

3. 2. 1. Luas Areal . . . 28

3. 2. 2. Produksi . . . 30

3. 2. 3. Produkt ivit as . . . 34

IV. KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2013 . . . 35

4. 1. Capaian Kinerj a Fisik Direkt orat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 . . . 35

4. 1. 1. Capaian Kinerj a Direkt ur Jenderal Perkebunan Tahun 2013 . . . 36

4. 1. 1. 1. Capaian Kinerj a Terhadap Penet apan Kinerj a/ Rencana Kinerj a Tahunan 2013 38 4. 1. 1. 2. Capaian Kinerj a Terhadap Capaian Kinerj a Tahun 2012 . . . 39

4. 1. 1. 3. Capaian Kinerj a Terhadap Sasaran RENSTRA Direkt orat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 . . . 40

4. 1. 2. Capaian Kinerj a sesuai Penet apan Kinerj a Sekret aris dan Direkt ur Lingkup Direkt orat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 . . . 41

4. 1. 2. 1. Direkt ur Tanaman Rempah dan Penyegar . . . 41


(5)

4. 1. 2. 1. 1. Capaian Kinerj a Terhadap Penet apan Kinerj a/ Rencana Kinerj a Tahunan 2013 . . . 41 4. 1. 2. 1. 2. Capaian Kinerj a At as Alokasi

APBN Tahun 2013 . . . 43 4. 1. 2. 2. Direkt ur Tanaman Semusim . . . 44

4. 1. 2. 2. 1. Capaian Kinerj a Terhadap Penet apan Kinerj a/ Rencana Kinerj a Tahunan 2013 . . . 45 4. 1. 2. 2. 2. Capaian Kinerj a At as Alokasi

APBN Tahun 2013 . . . 46 4. 1. 2. 3. Direkt ur Tanaman Tahunan . . . 47

4. 1. 2. 3. 1. Capaian Kinerj a Terhadap Penet apan Kinerj a/ Rencana Kinerj a Tahunan 2013 . . . 48 4. 1. 2. 3. 2. Capaian Kinerj a At as Alokasi

APBN Tahun 2013 . . . 49 4. 1. 2. 4. Direkt ur Pascapanen dan Pembinaan

Usaha . . . 51 4. 1. 2. 4. 1. Capaian Kinerj a t erhadap

Penet apan Kinerj a/ Rencana kinerj a Tahunan 2013 . . . 51 4. 1. 2. 4. 2. Capaian Kinerj a At as Alokasi

APBN Tahun 2013 . . . 53 4. 1. 2. 5. Direkt ur Perlindungan Perkebunan . . . 54

4. 1. 2. 5. 1. Capaian Kinerj a Terhadap Penet apan Kinerj a/ Rencana Kinerj a Tahunan 2013 . . . 54 4. 1. 2. 5. 2. Capaian Kinerj a At as Alokasi

APBN Tahun 2013 . . . 55 4. 1. 2. 6. Sekret aris Direkt orat Jenderal

Perkebunan . . . 56 4. 1. 2. 7. Balai Besar Perbenihan dan Prot eksi

Tanaman Perkebunan (BBP2TP) . . . 57 4. 2. Capaian Kinerj a Keuangan Tahun 2013 . . . 58

4. 2. 1. Capaian Kinerj a Keuangan Berdasarkan Kegiat an Ut ama Tahun 2013 . . . 60 4. 2. 1. 1. Peningkat an Produksi, Produkt ivit as

dan


(6)

Mut u Tanaman Rempah dan Penyegar . . 61

4. 2. 1. 2. Peningkat an Produksi, Produkt ivit as dan Mut u Tanaman Semusim . . . 64

4. 2. 1. 3. Peningkat an Produksi, Produkt ivit as dan Mut u Tanaman Tahunan . . . 66

4. 2. 1. 4. Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen Komodit as Perkebunan . . . 69

4. 2. 1. 5. Dukungan Perlindungan Perkebunan . . . . 72

4. 2. 1. 6. Dukungan Manaj emen dan Dukungan Teknis Lainnya . . . 74

4. 2. 1. 7. Dukungan Penguj ian dan Pengawasan Mut u Benih Sert a Penerapan Teknologi Prot eksi Tanaman Perkebunan . . . 76

4. 2. 2. Capaian Kinerj a Keuangan Berdasarkan Serapan per Sat ker Tahun 2013 . . . 78

4. 2. 3. Capaian Kinerj a At as Kegiat an yang Dipant au oleh UKP4 . . . 96

V. KENDALA DAN RENCANA TINDAK LANJUT 5. 1. Permasalahan yang Dihadapi . . . 97

5. 1. 1. Administ rasi . . . 98

5. 1. 2. Teknis . . . 99

5. 1. 2. 1. Perencanaan . . . 99

5. 1. 2. 2. Pengorganisasian . . . 100

5. 1. 2. 3. Pelaksanaan . . . 101

5. 1. 2. 4. Pengawasan . . . 103

5. 2. Rencana Aksi dan upaya Penyelesaian . . . 103

5. 2. 1. Administ rasi . . . 103

5. 2. 2. Teknis . . . 105

5. 2. 2. 1. Perencanaan . . . 105

5. 2. 2. 2. Pengorganisasian . . . 105

5. 2. 2. 3. Pelaksanaan . . . 107

5. 2. 2. 4. Pengawasan . . . 109

VI. PENUTUP . . . 110


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Capaian Kinerj a Makro Pembangunan

Perkebunan Tahun 2013 . . . 25

Tabel 2. Perkembangan Luas Areal Komodit as

Perkebunan Tahun 2012 – 2013 . . . 29

Tabel 3. Perkembangan Produksi Komodit as

Perkebunan Tahun 2009 – 2013 . . . 31

Tabel 4. Perkembangan Produkt ivit as Perkebunan

Tahun 2009 – 2013 . . . 34

Tabel 5. Capaian Kinerj a Produksi Tahun 2013 . . . 39

Tabel 6. Capaian Kinerj a Direkt orat Tanaman Rempah dan

Penyegar Tahun 2013 . . . 43

Tabel 7. Capaian Kinerj a Direkt orat Tanaman Semusim Tahun

2013 . . . 46

Tabel 8. Capaian Kinerj a Direkt orat Tanaman Tahunan Tahun

2013 . . . 49

Tabel 9. Capaian Kinerj a Direkt orat Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2013 . . . 52

Tabel 10. Capaian Kinerj a Direkt orat Perlindungan Perkebunan

Tahun 2013 . . . 55

Tabel 11. Capaian Kinerj a BBP2TP Medan, Surabaya, dan Ambon

Tahun 2013 . . . 58

Tabel 12. Capaian Serapan Anggaran Tahun 2013 per Eselon I di Lingkup Kement erian Pert anian . . . 59

Tabel 13. Realisasi Serapan Keuangan per Kegiat an Ut ama

Tahun 2013 . . . 61


(8)

Tabel 14. Rincian Serapan Anggaran Out put Kegiat an Peningkat an produksi, Produkt ivit as dan Mut u

Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2013 . . . 63

Tabel 15. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Out put Kegiat an Peningkat an Produksi, Produkt ivit as dan Mut u Tanaman Semusim Tahun 2013 . . . 65

Tabel 16. Rincian Realisasi Serapan Anggaran dan Fisik Out put Kegiat an Peningkat an Produksi, Produkt ivit as dan Mut u Tanaman Tahunan

Tahun 2013 . . . 68

Tabel 17. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Out put Kegiat an Peningkat an Pengembangan Pascapanen Komodit as

Perkebunan Tahun 2013 . . . 71

Tabel 18. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Out put Kegiat an

Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2013 . . . 74

Tabel 19. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Out put Kegiat an Dukungan Manaj emen dan Dukungan Teknis Lainnya

Dit j en Perkebunan Tahun 2013 . . . 75

Tabel 20. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Out put Kegiat an Dukungan Penguj ian dan Pengawasan Mut u Benih Sert a Penerapan Teknologi Prot eksi Tanaman Perkebunan

Tahun 2013 . . . 77

Tabel 21. Kinerj a Sat ker Berdasarkan Krit eria Nilai . . . 80

Tabel 22. Capaian Serapan Anggaran Masing-Masing Sat ker

Lingkup Direkt orat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 . . . . 80

Tabel 23. Capaian Serapan Anggaran Masing-masing Sat ker

Lingkup Direkt orat Jenderal Perkebunan t ahun 2013 . . . . 83


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penet apan Kinerj a Kegiat an Peningkat an produksi, produkt ivit as dan Mut u Tanaman Rempah dan

Penyegar t ahun 2013 . . . 112

Lampiran 2. Penet apan Kinerj a Kegiat an Peningkat an Produksi, produkt ivit as dan Mut u Tanaman Semusim Tahun

2013 . . . 122

Lampiran 3. Penet apan Kinerj a Kegiat an Peningkat an Produksi, Produkt ivit as dan Mut u Tanaman Tahunan Tahun

2013 . . . 128

Lampiran 4. Penet apan Kinerj a Kegiat an Dukungan Penanganan

Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2013 . . . 145

Lampiran 5. Penet apan Kinerj a Kegiat an Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2013 . . . 154

Lampiran 6. Kegiat an Direkt orat Jenderal Perkebunan Tahun

2013 yang Dimonit or Oleh UKP4 . . . 165


(10)

BAB I

PENDAHULUAN


(11)

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Perkebunan merupakan salah sat u sub sekt or st rat egis yang secara ekonomis, ekologis dan sosial budaya memainkan peranan pent ing dalam pembangunan nasional. Sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 t ent ang Perkebunan, secara ekonomi perkebunan berf ungsi meningkat kan kemakmuran dan kesej aht eraan rakyat sert a penguat an st rukt ur ekonomi wilayah dan nasional; secara ekologi berf ungsi meningkat kan konservasi t anah dan air, penyerap karbon, penyedia oksigen dan penyangga kawasan lindung dan secara sosial budaya berf ungsi sebagai perekat dan pemersat u bangsa.

Secara karakt erist ik perkebunan dapat dit inj au dari berbagai aspek ant ara lain dari j enis komodit as, hasil produksi dan bent uk pengusahaannya. Dari aspek komodit as, perkebunan t erdiri dari 127 j enis t anaman, berupa t anaman t ahunan dan t anaman semusim dengan areal sebaran mulai dat aran rendah sampai dat aran t inggi. Dit inj au dari aspek produksi, hasil produksi perkebunan merupakan bahan baku indust ri, baik unt uk kebut uhan dalam negeri maupun ekspor. Apabila dit inj au dari bent uk pengusahaannya, usaha perkebunan t erdiri at as perkebunan besar negara (5%), perkebunan besar swast a (24%) dan perkebunan rakyat (71%).

Bab

1


(12)

Tuj uan pembangunan perkebunan sebagaimana dit uangkan dalam UU Nomor 18 Tahun 2004 t ent ang Perkebunan adalah unt uk meningkat kan pendapat an masyarakat ; meningkat kan penerimaan dan devisa negara; menyediakan lapangan kerj a; meningkat kan produkt ivit as, nilai t ambah dan daya saing; memenuhi kebut uhan konsumsi dan bahan baku indust ri dalam negeri; dan mengopt imalkan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanj ut an.

Pembangunan perkebunan ke depan dihadapkan kepada berbagai t ant angan, sepert i t erj adinya berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan yang sangat dinamis sert a berbagai persoalan yang mendasar sepert i adanya t ekanan globalisasi dan liberalisasi pasar, pesat nya kemaj uan t eknologi dan inf ormasi, semakin t erbat asnya sumberdaya lahan, air dan energi, t erj adinya perubahan iklim global, kecilnya kepemilikan dan st at us lahan, masih t erbat asnya kemampuan sist em perbenihan nasional, t erbat asnya akses pet ani t erhadap permodalan, masih lemahnya kapasit as kelembagaan pet ani dan penyuluh, sert a kurang harmonisnya koordinasi kerj a ant ar sekt or t erkait pembangunan perkebunan.

Perubahan paradigma pembangunan perkebunan yang dilakukan melalui pendekat an ot onomi daerah oleh provinsi dan kabupat en dalam bent uk dana dekonsent rasi dan t ugas pembant uan, membawa konsekuensi perubahan kewenangan dan f asilit asi pelaksanaan pembangunan perkebunan ant ara pemerint ah provinsi


(13)

dan kabupat en/ kot a, yang berdampak pada j auhnya rent ang kendali ant ara pusat , provinsi dan kabupat en, yang pada akhirnya mempengaruhi pencapaian t uj uan dan sasaran program dan kebij akan pembangunan perkebunan dan kinerj a Direkt orat Jenderal Perkebunan secara umum.

Unt uk melihat keef ekt if an, keef isienan dan keekonomian pelaksanaan kegiat an pembangunan perkebunan diperlukan pengukuran capaian kinerj a, baik t erhadap sasaran makro, sasaran mikro maupun penet apan kinerj a yang merupakan kont rak kinerj a ant ara Direkt ur Jenderal Perkebunan dengan Ment eri Pert anian pada t ahun 2013. Oleh karenanya, laporan ini akan menggambarkan kinerj a pembangunan perkebunan t ahun 2013 secara ut uh, baik yang pembiayaannya bersumber dari pemerint ah (APBN dan APBD) maupun yang bersumber dari dana masyarakat .

Perat uran Ment eri Negara Pendayagunaan Aparat ur Negara dan Ref ormasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 mengamanat kan agar set iap inst it usi t ermasuk Direkt orat Jenderal Perkebunan unt uk melakukan pengukuran kinerj a at as sat ker-sat ker di j aj arannya dalam melaksanakan pembangunan perkebunan t ahun 2013. Pengukuran kinerj a dilakukan dengan membandingkan t arget kinerj a dan realisasi kinerj a.

1. 2. Tuj uan

Laporan kinerj a Direkt orat Jenderal Perkebunan t ahun 2013 ini disusun dengan t uj uan unt uk dapat memberikan inf ormasi dan

gambaran secara ut uh t erhadap capaian-capaian kinerj a


(14)

pembangunan perkebunan yang meliput i indikat or makro, indikat or mikro, maupun realisasi capaian out comes/ out put s pent ing Direkt orat Jenderal Perkebunan, dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi sert a upaya-upaya penyelesaiannya selama kurun wakt u t ahun 2013.

1. 3. Sasaran

Sasaran laporan kinerj a ini adalah memberikan gambaran capaian kinerj a pembangunan perkebunan secara ut uh dan j elas pada t ahun 2013 kepada seluruh pemangku kepent ingan yang t erkait dengan perkebunan.

1. 4. Ruang Lingkup

Laporan kinerj a Direkt orat Jenderal Perkebunan t ahun 2013 ini menyaj ikan capaian kinerj a makro (PDB, ket erlibat an t enaga kerj a, invest asi, neraca perdagangan, pendapat an pekebun/ pet ani, ekspor dan NTP), kinerj a mikro (luas areal, produksi dan produkt ivit as) dan penet apan kinerj a (kegiat an yang dibiayai dengan APBN t ahun 2013).


(15)

BAB II

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PEMBANGUNAN PERKEBUNAN


(16)

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PEMBANGUNAN PERKEBUNAN

2. 1. Arah Kebij akan Pembangunan Perkebunan Tahun 2013

Dengan memperhat ikan arah kebij akan nasional dan pembangunan pert anian periode 2010-2014, dalam menj alankan

t ugas pelaksanaan pembangunan perkebunan di Indonesia,

Direkt orat Jenderal Perkebunan merumuskan kebij akan yang akan menj adi kerangka pembangunan perkebunan periode 2010-2014 yang dibedakan menj adi kebij akan umum dan kebij akan teknis pembangunan perkebunan tahun 2010-2014.

Karena t ahun 2013 merupakan bagian dari Renst ra t ahun

2010-2014, maka Kebij akan Umum pembangunan perkebunan

adalah: Mensi ner gi kan sel ur uh sumber daya per kebunan dal am r angka peni ngkat an daya sai ng usaha per kebunan, ni l ai t ambah, pr odukt i vi t as dan mut u pr oduk per kebunan mel al ui par t i si pasi akt i f masyar akat per kebunan, dan pener apan or gani sasi moder n yang ber l andaskan kepada i l mu penget ahuan dan t eknol ogi ser t a di dukung dengan t at a kel ol a pemer i nt ahan yang bai k. Adapun

Kebij akan Teknis pembangunan perkebunan yang merupakan penj abaran dari kebij akan umum pembangunan perkebunan yait u:

Meni ngkat kan pr oduksi , pr odukt i vi t as, dan mut u t anaman per kebunan ber kel anj ut an mel al ui pengembangan komodi t as, SDM, kel embagaan dan kemi t r aan usaha, i nvest asi usaha per kebunan sesuai kai dah pengel ol aan sumber daya al am dan l i ngkungan hi dup

Bab

2


(17)

dengan dukungan pengembangan si st em i nf or masi manaj emen per kebunan.

2. 2. Strategi Pembangunan Perkebunan Tahun 2013

2. 2. 1. Strategi Umum

Unt uk mencapai sasaran, mewuj udkan visi, misi dan t uj uan, sert a mengimplement asikan kebij akan pembangunan perkebunan selama periode 2010-2014, st rat egi pembangunan pert anian t ahun 2010-2014 yang dikenal dengan T uj uh Gema Revit alisasi menj adi st rat egi umum pembangunan perkebunan t ahun 2010-2014. Sehingga unt uk t ahun 2013, st rat egi umum pembangunan perkebunan mengacu 7 (t uj uh) komponen gema revit alisasi dengan penj elasannya secara garis besar sebagai berikut :

1). Revit alisasi lahan

Ket ersediaan sumberdaya lahan, t ermasuk air, yang memadai baik secara kuant it as dan kualit as merupakan f akt or yang sangat f undament al bagi pert anian. Lahan dan air sebagai media dasar t anaman harus dij aga kelest ariannya agar sist em produksi dapat berj alan secara berkesinambungan. Beberapa aspek yang perlu mendapat perhat ian secara serius dalam revit alisasi lahan adalah: ket ersediaan, kesuburan at au pengelolaan, st at us dan kepemilikan lahan pert anian, dan ket ersediaan air pert anian.


(18)

2). Revit alisasi perbenihan

Set elah lahan dan air maka dalam aspek budidaya ket ersediaan benih dan bibit unggul merupakan suat u hal yang sangat f undament al. Perpaduan ant ara lahan yang subur dengan benih/ bibit yang unggul akan memproduksi/ melahirkan produksi yang unggul. Secara hist oris peran benih unggul t elah dibukt ikan pada saat keberhasilan dalam peningkat an produksi pada era Revolusi Hij au di t ahun 1960-an, dan keberhasilan swasembada beras dan j agung yang dicapai baru-baru ini j uga karena penggunaan benih unggul. Dengan demikian unt uk mencapai dan mempert ahankan swasembada pangan yang berkelanj ut an maka perangkat perbenihan/ perbibit an harus kuat .

3). Revit alisasi inf rast rukt ur dan sarana

Jalan usaha t ani sangat pent ing dalam meningkat kan ef isiensi usahat ani t erut ama dalam hal pengangkut an sarana produksi dan hasil panen. Upaya unt uk membuat j alan usahat ani dan j alan t ingkat desa perlu t erus dilakukan. Unt uk hal ini koordinasi dengan Kement erian Pekerj aan Umum dan pemerint ah set empat sangat diperlukan t erut ama unt uk membuka akses ke daerah sent ra produksi pert anian.

4). Revit alisasi sumberdaya manusia

Manusia merupakan sumberdaya yang sangat vit al karena merupakan pelaku ut ama pembangunan, t ermasuk pert anian. Tanpa pelaku yang handal dan berkompet en, maka pembangunan pert anian t idak dapat berj alan secara opt imal. Kement erian


(19)

Pert anian mengembangkan berbagai kegiat an bagi peningkat an sumberdaya manusia pert anian melalui pendidikan, pelat ihan, magang, dan sekolah lapang. Pembinaan dan peningkat an kualit as sumberdaya manusia ini diperunt ukkan bagi pet ani dan aparat ur pert anian.

5). Revit alisasi pembiayaan pet ani

Kendala yang dialami pet ani ut amanya pet ani menengah ke bawah adalah akses t erhadap permodalan. Hal ini disebabkan karena masalah klasik yait u t idak adanya j aminan/ agunan yang dipersyarat kan perbankan. Pada kondisi ini pet ani t erpaksa berhubungan dengan rent enir yang sudah barang t ent u dengan bunga yang sangat mencekik. Unt uk memperbaiki kendala ini maka upaya-upaya yang selama ini dilakukan perlu dit eruskan sepert i penyediaan skim perkredit an dengan kemudahan proses administ rasi sepert i KKP-E, KPEN-RP, KUPS; memperluas skim baru yang lebih mudah; menumbuhkan kelembagaan ekonomi mikro di pedesaan; melakukan koordinasi dengan inst ansi di pusat dan di daerah unt uk mempermudah pet ani dalam mengakses sumber pembiayaan koperasi t ermasuk skim pembiayaan yang sudah ada, dan menumbuhkan kembali koperasi khusus di bidang pert anian.

6). Revit alisasi kelembagaan pet ani

Kegiat an pert anian secara alami melibat kan sumberdaya manusia (pet ani) yang cukup banyak, sarana produksi dan permodalan yang cukup besar. Selain it u j uga sangat berhubungan erat


(20)

dengan sumber inovasi t eknologi dan inf ormasi pasar mulai dari hulu sampai hilir. Dengan karakt erist ik sepert i ini maka unt uk mempermudah melakukan koordinasi sangat diperlukan kelembagaan pet ani. Melalui kelembagaan pet ani, mereka dengan mudah melakukan koordinasi diant ara mereka dan ant ara kelompok. Demikian j uga melalui kelompok mereka akan menj adi kuat unt uk bisa mengakses pasar dan inf ormasi.

7). Revit alisasi t eknologi dan indust ri hilir

Hal yang perlu dilakukan dalam rangka revit alisasi t eknologi dan indust ri hilir adalah meningkat kan kegiat an penelit ian khususnya dalam rangka pencipt aan inovasi t eknologi benih, bibit , pupuk, obat hewan dan t anaman, alsint an dan produk olahan, pemanf aat an sumberdaya lahan dan air, dan pengelolaan limbah kebun menj adi suat u produk bermanf aat ; mempercepat diseminasi hasil penelit ian dengan mengopt imalkan kelembagaan pengkaj ian, diklat , penyuluhan, t enaga t eknis pert anian lapangan dan kelembagaan pet ani; mendorong pengembangan indust ri pengolahan pert anian di pedesaan secara ef isien guna peningkat an nilai t ambah dan daya saing di pasar dalam negeri dan int ernasional; meningkat kan j aminan pemasaran dan st abilit as harga komodit as pert anian, dan meningkat kan dan menj aga mut u dan keamanan pangan pada semua t ahapan produksi mulai dari hulu sampai hilir.


(21)

2. 2. 2. Strategi Khusus

St rat egi umum pembangunan perkebunan t ahun 2010-2014 merupakan st rat egi yang mengacu pada t arget ut ama pembangunan pert anian sehingga sif at nya masih sekt oral. Agar lebih sesuai dengan karakt erist ik khusus sub sekt or perkebunan, st rat egi umum dimaksud dif ormulasikan ke dalam st rat egi khusus sebagai berikut : 1). Peningkat an produksi, produkt ivit as dan mut u t anaman

perkebunan berkelanj ut an 2). Pengembangan komodit as

3). Peningkat an dukungan t erhadap sist em ket ahanan pangan 4). Invest asi usaha perkebunan

5). Pengembangan sist em inf ormasi manaj emen perkebunan 6). Pengembangan sumberdaya manusia

7). Pengembangan kelembagaan dan kemit raan usaha

8). Pengembangan dukungan t erhadap pengelolaan SDA dan lingkungan hidup.

2. 2. 2. 1. Strategi Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanj utan

St rat egi ini merupakan upaya unt uk meningkat kan produksi, produkt ivit as, dan mut u t anaman perkebunan baik melalui penerapan t eknologi budidaya yang baik (Good Agr i cul t ur al Pr act i ces/GAP) berupa penyediaan benih unggul bermut u/ bersert if ikat dan sarana produksi, opt imasi pemanf aat an sumberdaya lahan dan dukungan perlindungan perkebunan yang opt imal. Adapun rencana aksi dari st rat egi t ersebut meliput i:


(22)

1). Mengembangkan budidaya t anaman perkebunan melalui penerapan IPTEK dan 4-ASI (Int ensif ikasi, Rehabilit asi, Ekst ensif ikasi dan Diversif ikasi), yang didukung dengan sist em penyuluhan dan pendampingan yang int ensif .

2). Mengopt imalkan dukungan penyediaan benih unggul bermut u dan sarana produksi, dukungan perlindungan perkebunan dan penanganan gangguan usaha perkebunan sert a dukungan manaj emen dan t eknis lainnya.

3) Mendorong pengembangan usaha budidaya t anaman perkebunan

pada wilayah perbat asan, pemekaran, penyangga, maupun kawasan ekonomi khusus (KEK), dan opt imalisasi pemanf aat an lahan.

2. 2. 2. 2. Strategi Pengembangan Komoditas

Sesuai keput usan Ment eri Pert anian Nomor: 511/ Kpt s/ PD. 310/ 9/ 2006 Tanggal 22 Sept ember 2006 dan Keput usan Ment eri Pert anian Nomor: 3599/ Kpt s/ PD. 310/ 10/ 2009 Tanggal 19 Okt ober 2009, komodit as binaan Direkt orat Jenderal Perkebunan berj umlah 127 j enis t anaman. St rat egi pengembangan komodit as dilakukan melalui upaya-upaya mempriorit askan pengembangan komodit as unggulan nasional yang meliput i : karet , kelapa, kelapa sawit , kopi, kakao, t eh, j ambu met e, cengkeh, lada, j arak pagar, t ebu, t embakau, kapas, nilam, dan kemiri sunan, dan mendorong pemerint ah daerah unt uk memf asilit asi pengembangan komodit as


(23)

spesif ik dan pot ensial di wilayahnya. Rencana aksi unt uk st rat egi ini adalah:

1). Mendorong pengembangan komodit as unggulan nasional dan lokal sesuai dengan peluang pasar, karakt erist ik dan pot ensi wilayah dengan penerapan t eknologi budidaya yang baik.

2). Mengopt imalkan pemanf aat an sumberdaya lahan, sepert i lahan pekarangan, lahan pangan, lahan cadangan dan sisa aset lahan lainnya dengan pengembangan cabang usahat ani lain yang sesuai.

3). Menumbuhkembangkan kawasan komodit as unggulan berbasis pedesaan dengan pengelolaan dari hulu sampai hilir dalam sat u kawasan.

4). Mendorong pengembangan usaha budidaya t anaman perkebunan unt uk mendukung penumbuhan sent ra-sent ra kegiat an ekonomi pada wilayah khusus ant ara lain wilayah perbat asan dan penyangga (buf f er zone), wilayah konf lik/ pasca konf lik, wilayah bencana alam sert a wilayah pemekaran.

5). Mendorong pengembangan aneka produk (pr oduct s devel opment) perkebunan sert a upaya peningkat an mut u unt uk memperoleh peningkat an nilai t ambah.

6). Meningkat kan penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan perkebunan.


(24)

2. 2. 2. 3. Strategi Peningkatan Dukungan Terhadap Sistem Ketahanan Pangan

Ket ahanan pangan merupakan suat u kondisi t erpenuhinya kebut uhan pangan bagi rumaht angga yang t ercermin dari t ersedianya pangan secara cukup, baik dari j umlah maupun mut unya, aman, merat a dan t erj angkau (UU Nomor: 7 Tahun 1996 t ent ang Pangan). Sebagai t indak lanj ut dari t arget ut ama Kement erian Pert anian, yait u Peningkat an Diversif ikasi Pangan yang diindikasikan dari skor PPH (93, 3) pada t ahun 2014), sub sekt or perkebunan diamanahkan secara khusus unt uk berkont ribusi dalam pemenuhan skor PPH t ersebut dari komponen minyak dan lemak, dan gula yang dit arget kan rat a-rat a 15 poi nt per t ahun sampai dengan 2014.

Rencana aksi yang akan dilakukan meliput i:

(1)

Meningkat kan pengembangan diversif ikasi usahat ani dengan

komodit as bahan pangan di areal perkebunan secara int ensif dan berkelanj ut an.

(2)

Meningkat kan penyediaan prot ein hewani melalui int egrasi

cabang usahat ani t ernak yang sesuai pada areal perkebunan.

(3)

Mendorong ket ersediaan dan ket erj angkauan sumber pangan

yang berasal dari perkebunan.


(25)

2. 2. 2. 4. Strategi Investasi Usaha Perkebunan

St rat egi ini dimaksudkan unt uk lebih mendorong iklim invest asi yang kondusif dalam pengembangan agribisnis perkebunan dan meningkat kan peran sert a pekebun, UMKM, masyarakat , dan swast a. Perbankan t elah menyediakan kredit program dan kredit komersial unt uk invest asi di bidang perkebunan. Kredit program unt uk pet ani meliput i KKP-E, KPEN-RP, dan KUR sert a kredit komersial lainnya. Selain it u Pemerint ah j uga memberikan bant uan melalui Penguat an Modal Usaha Kelompok (PMUK).

Rencana aksi dari st rat egi ini adalah:

1) Memberikan f asilit asi, advokasi dan bimbingan dalam memperoleh kemudahan akses unt uk pelaksanaan invest asi usaha perkebunan;

2) Mendorong pelaksanaan pemanf aat an dana perbankan unt uk

pengembangan perkebunan t erut ama unt uk usaha kecil dan menengah;

3) Mendorong t ercipt anya iklim invest asi yang kondusif , mencakup pengembangan sist em pelayanan prima, j aminan kepast ian dan keamanan berusaha;

4) Memberikan f asilit asi t ersedianya sumber dana dari

pengembangan komodit as dan sumber lainnya unt uk pengembangan usaha perkebunan;

5) Mendorong lembaga penj amin kredit unt uk berpart isipasi dalam pembangunan perkebunan.


(26)

2. 2. 2. 5. Strategi Pengembangan Sistem Informasi Manaj emen Perkebunan

Sist em inf ormasi manaj emen adalah serangkaian sub sist em inf ormasi yang menyeluruh dan t erkoordinasi yang secara rasional sert a mampu ment ransf er dat a sehingga menj adi inf ormasi guna meningkat kan produkt ivit as. Berbagai capaian yang t elah diraih yait u Simonev, SAI, Simpeg, Websit e, dan e-f or m maupun e-gover nment. Dalam rangka pengembangan sist em inf ormasi manaj emen perkebunan ini dit empuh rencana aksi sebagai berikut :

(1)

Mengembangkan sist em inf ormasi, mencakup kemampuan

menyusun, memperoleh dan menyebarluaskan inf ormasi yang lengkap mengenai SDM, t eknologi, peluang pasar, manaj emen, permodalan, usaha perkebunan unt uk mendorong dan menumbuhkan minat pelaku usaha, pet ani dan masyarakat .

(2)

Meningkat kan j ej aring kerj a dengan inst it usi t erkait .

2. 2. 2. 6. Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia

St rat egi ini diarahkan unt uk mendukung berlangsungnya proses perubahan guna t erwuj udnya sist em dan usaha agribisnis perkebunan yang bert umpu kepada kemampuan dan kemandirian pelaku usaha perkebunan. Berkenaan dengan hal t ersebut , rencana aksi yang akan dilaksanakan mencakup upaya-upaya unt uk meningkat kan kapasit as SDM baik pet ugas, pekebun, maupun masyarakat dengan cara:


(27)

(1)

Pet ugas

Meningkat kan kualit as, moral dan et os kerj a pet ugas

t ermasuk di dalamnya pet ugas f ungsional.

Meningkat kan lingkungan kerj a yang kondusif dan membangun sist em pengawasan yang ef ekt if .

Meningkat kan penerapan sist em r ecr ui t ment dan karir yang t erprogram sert a t ransparan unt uk mewuj udkan pet ugas yang prof esional.

Meningkat kan dan mengembangkan kemampuan dan sikap

prakarsa pet ugas yang proakt if dalam mewuj udkan pelayanan prima sesuai kebut uhan pelaku usaha.

(2)

SDM Pekebun dan Masyarakat

Meningkat kan kemampuan, ket erampilan, penget ahuan, dan kemandirian pekebun dan masyarakat unt uk mengopt imasikan usahanya secara berkelanj ut an.

Memf asilit asi dan mendorong kemampuan pekebun dan

masyarakat unt uk dapat mengakses berbagai peluang usaha dan sumberdaya dalam memperkuat / mempert angguh usaha t aninya.

Menumbuhkan kebersamaan dan mengembangkan

kemampuan dan ket erampilan pekebun dan masyarakat dalam mengelola kelembagaan pet ani dan kelembagaan usaha sert a menj alin kemit raan.


(28)

2. 2. 2. 7. Strategi Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan Usaha

Kelembagaan pet ani didorong unt uk t umbuh dari bawah yang dimulai dari kelompok t ani, gabungan kelompok t ani, sampai koperasi komodit as yang berbadan hukum. Kelembagaan pet ani dikelompokkan menj adi dua, yait u kelembagaan pet ani yang bersif at sosial dan yang berf ungsi ekonomi. Kelembagaan pet ani yang bersif at sosial berupa asosiasi pet ani, sedangkan kelembagaan pet ani yang berf ungsi ekonomi berupa koperasi komodit as.

St rat egi pengembangan kelembagaan dimaksudkan unt uk meningkat kan kemampuan dan kemandirian kelembagaan agribisnis perkebunan dalam memanf aat kan peluang usaha yang ada. Adapun st rat egi pengembangan kemit raan usaha dimaksudkan unt uk dapat memperoleh manf aat maksimal dari kegiat an agribisnis perkebunan. Unt uk it u rencana aksi yang akan dit empuh adalah:

(1)

Mendorong peningkat an kemampuan dan kemandirian

kelembagaan pet ani unt uk menj alin kerj asama usaha dengan mit ra t erkait sert a mengakses berbagai peluang usaha dan sumberdaya yang t ersedia.

(2)

Memf asilit asi t erbent uknya kelembagaan komodit as yang t umbuh dari bawah.

(3)

Memf asilit asi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan

keuangan pedesaan.

(4)

Meningkat kan f ungsi pendampingan kepada pet ani dan

kelembagaan usahanya.


(29)

(5)

Memperkuat kemit raan yang saling mengunt ungkan, saling menghargai, saling bert anggung j awab, saling memperkuat dan saling ket ergant ungan ant ara pet ani, pengusaha, karyawan dan masyarakat sekit ar perkebunan.

Disisi lain kalangan usaha dapat berperan dalam memperkuat asosiasi komodit as maupun dewan komodit as perkebunan.

2. 2. 2. 8. Strategi Pengembangan Dukungan Terhadap Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Lingkungan Hidup

St rat egi ini merupakan upaya unt uk memanf aat kan

sumberdaya perkebunan secara opt imal sesuai dengan daya dukung sehingga kelest ariannya dapat t et ap t erj aga. Melalui st rat egi ini, pengembangan perkebunan dapat dilaksanakan secara harmonis dit inj au dari aspek ekonomi, sosial dan ekologi secara berkelanj ut an. Rencana aksi dari st rat egi ini adalah:

(1)

Meningkat kan penerapan sist em pert anian konservasi pada

wilayah perkebunan t ermasuk lahan krit is, gambut , DAS Hulu dan pengembangan perkebunan di kawasan penyangga sesuai kaidah konservasi t anah dan air.

(2)

Meningkat kan penerapan paket t eknologi ramah lingkungan.

(3)

Meningkat kan pemanf aat an pupuk organik, pest isida nabat i, agens pengendali hayat i sert a t eknologi pemanf aat an limbah usaha perkebunan yang ramah lingkungan.


(30)

(4)

Meningkat kan kampanye peran perkebunan dalam kont ribusi penyerapan karbon, penyedia oksigen dan peningkat an peran sert a f ungsi hidroorologis.

(5)

Meningkat kan upaya penerapan pembukaan lahan t anpa bakar.

2. 3. Target Menteri Pertanian

2. 3. 1. Target Kinerj a Menteri Pertanian Tahun 2010-2014

Sesuai kont rak kerj a Ment eri Pert anian dengan Presiden RI, selama lima t ahun ke depan (2010-2014), Kement erian Pert anian mencanangkan 4 (empat ) t arget ut ama yait u:

(1)

Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanj ut an

Saat ini t ebu (gula) sudah dalam posisi swasembada unt uk kebut uhan rumah t angga, sehingga ke depan dit arget kan unt uk mempert ahankan posisi t ersebut bahkan pada t ahun 2014 t elah mencapai swasembada gula nasional baik unt uk konsumsi rumah t angga maupun indust ri;

(2)

Peningkat an diversif ikasi pangan

Diversif ikasi pangan merupakan salah sat u st rat egi mencapai ket ahanan pangan. Sasarannya adalah t ercapainya pola konsumsi pangan yang aman, bermut u, dan bergizi seimbang yang dicerminkan oleh t ercapainya skor pangan harapan (PPH) sekurang-kurangnya 93, 3 pada t ahun 2014.


(31)

Dari sub sekt or perkebunan diharapkan dapat berkont ribusi t erhadap skor PPH sebesar 15 poi nt yang berasal dari minyak, lemak, dan gula.

(3)

Peningkat an nilai t ambah, daya saing, dan ekpor

Peningkat an nilai t ambah akan dif okuskan pada peningkat an kualit as dan j umlah olahan produk pert anian unt uk mendukung peningkat an daya saing dan ekspor. Pada akhir 2014, dit arget kan 50% produk pert anian yang diperdagangkan harus dalam bent uk olahan.

(4)

Peningkat an kesej aht eraan pet ani

Priorit as ut ama dalam kerangka peningkat an kesej aht eraan pet ani adalah upaya peningkat an pendapat an pet ani. Pendapat an pet ani/ pekebun diharapkan dapat meningkat menj adi minimal US$ 1. 840/ KK/ 2 ha/ t ahun pada t ahun 2014.

2. 3. 2. Target Kinerj a Menteri Pertanian Tahun 2013

Target penyerapan anggaran Kement erian Pert anian dalam rangka percepat an pelaksanaan pembangunan pert anian t ahun 2013, dengan t ahapan t arget penyerapan/ realisasi keuangan berurut an sebagai berikut yait u pada t riwulan I sebesar

≥25%,

triwulan II sebesar ≥

50%, t

riwulan III sebesar ≥7

5% dan t riwulan IV mendekat i 100%.


(32)

2. 4. Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013

2. 4. 1. Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2013

Berdasarkan hasil rest rukt urisasi program dan kegiat an sesuai surat edaran bersama Ment eri Keuangan Nomor : SE-1848/ MK/ 2009 dan Ment eri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas Nomor : 0142/ M. PPN/ 06/ 2009 Tanggal 19 Juni 2009, set iap unit Eselon I mempunyai sat u program yang mencerminkan nama Eselon I yang bersangkut an dan set iap unit Eselon II hanya mempunyai dan t anggung j awab t erhadap pelaksanaan kegiat an. Dengan demikian indikat or kinerj a unit Eselon I adalah out come dan indikat or kinerj a unit Eselon II adalah out put.

Sesuai hasil analisa t erhadap pot ensi, permasalahan, peluang dan t ant angan pembangunan perkebunan dit et apkan bahwa program pembangunan perkebunan t ahun 2013 yang menj adi t anggung j awab Direkt orat Jenderal Perkebunan adalah: “Peningkat an produksi, produkt ivit as dan mut u t anaman perkebunan berkelanj ut an” .

Program ini dimaksudkan unt uk lebih meningkat kan produksi, produkt ivit as dan mut u t anaman perkebunan melalui rehabilit asi, int ensif ikasi, ekst ensif ikasi dan diversif ikasi yang didukung oleh penyediaan benih bermut u, sarana produksi, perlindungan perkebunan dan penanganan gangguan usaha secara opt imal.

Dari 127 komodit as binaan Direkt orat Jenderal Perkebunan sesuai Keput usan Ment eri Pert anian No. 511 Tahun 2006 dan No. 3599


(33)

Tahun 2010, priorit as penanganan dif okuskan pada 15 komodit as st rat egis yang menj adi unggulan nasional yait u karet , kelapa sawit , kelapa, kakao, kopi, lada, j ambu met e, t eh, cengkeh, j arak pagar, kemiri sunan, t ebu, kapas, t embakau, dan nilam. Sedangkan Pemerint ah Daerah didorong unt uk memf asilit asi dan melakukan pembinaan komodit as spesif ik dan pot ensial di wilayahnya masing-masing.

2. 4. 2. Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2013

Sebagai penj abaran dari program masing-masing unit eselon II lingkup Direkt orat Jenderal Perkebunan mempunyai sat u kegiat an. Dengan demikian di lingkup Direkt orat Jenderal Perkebunan t erdapat 7 (t uj uh) kegiat an pembangunan perkebunan sesuai Perat uran Ment eri Pert anian (Perment an) Nomor: 61/ Perment an/ T. 140/ 10/ 2010 t anggal 14 Okt ober 2010 t ent ang Organisasi dan Tat a Kerj a Kement erian Pert anian yait u:

(1)

Peningkat an Produksi, Produkt ivit as dan Mut u Tanaman

Semusim;

(2)

Peningkat an Produksi, Produkt ivit as dan Mut u Tanaman Rempah dan Penyegar;

(3)

Peningkat an Produksi, Produkt ivit as dan Mut u Tanaman Tahunan;

(4)

Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha;

(5)

Dukungan Perlindungan Perkebunan;

(6)

Dukungan Manaj emen dan Dukungan Teknis Lainnya;


(34)

(7)

Dukungan Penguj ian, Pengawasan Mut u Benih dan Penerapan Teknologi Prot eksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Medan, BBP2TP

Surabaya dan BBP2TP Ambon.

2. 4. 3. Fokus Kegiatan Utama Pembangunan Perkebunan Tahun 2013

Mengingat banyaknya permasalahan yang ada, sedangkan sumber daya (SDM, t eknologi, sarana dan prasarana sert a dana) yang j umlahnya t erbat as, maka kegiat an pembangunan perkebunan dilaksanakan berdasarkan skala priorit as. Dengan menet apkan skala priorit as, diharapkan sumber daya yang ada dapat dimanf aat kan secara ef ekt if dan ef isien unt uk memecahkan permasalahan yang ada secara komprehensif . At as dasar skala periorit as t ersebut dit et apkan 7 (t uj uh) f okus kegiat an pembangunan perkebunan yait u: 1) Revit alisasi Perkebunan

2) Swasembada Gula Nasional

3 Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabat i (Bio-Energi)

4) Gerakan Peningkat an Produksi dan Mut u Kakao Nasional 5) Pengembangan Komodit as Ekspor

6) Pengembangan Komodit as Pemenuhan Kebut uhan Dalam Negeri 7) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanj ut an


(35)

BAB III

KONTRIBUSI PERKEBUNAN

TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL


(36)

KONTRIBUSI PERKEBUNAN

TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL

Pembangunan perkebunan t ahun 2013 merupakan bagian dari Rencana St rat egis (Renst ra) Pembangunan Perkebunan t ahun 2010 - 2014 yang dimaksudkan unt uk memberikan kont ribusi t erhadap perekonomian nasional, khususnya dari Sekt or Pert anian. Lebih lanj ut , t arget dalam Renst ra 2010 - 2014 dimaksud dij abarkan menj adi Rencana Kinerj a Tahunan (RKT) selama 5 t ahun yang didalamnya t ermasuk RKT Pembangunan Perkebunan Tahun 2013. Terkait dengan hal t ersebut , Laporan kinerj a Direkt orat Jenderal Perkebunan t ahun 2013 ini menggambarkan capaian-capaian indikat or makro dan indikat or mikro pembangunan perkebunan sampai dengan t ahun 2013.

3. 1. Indikator Makro Pembangunan Perkebunan

Capaian kinerj a pembangunan perkebunan pada t ahun 2013 secara makro meliput i PDB, ket erlibat an t enaga kerj a, invest asi, neraca perdagangan, pendapat an pekebun/ pet ani, ekspor dan nilai t ukar pet ani (NTP) sebagai berikut :

Bab

3


(37)

Tabel 1. Capaian Kinerj a Makro Pembangunan Perkebunan Tahun 2013

NO. INDIKATOR

CAPAIAN Laj u

Pert umb . Per t h

(%) 2009 2010 2011 2012 2013*)

1 Pert umbuhan PDB

- harga berlaku (Rp milyar) 111. 423 136. 048 153. 885 159. 754 175. 249 12, 19

- harga konst an (Rp milyar) 45. 558 47. 151 49. 260 51. 760 54. 903 4, 78

2 Ket erlibat an t enaga kerj a

(j ut a orang) 20, 47 20, 58 20, 94 21, 12 21, 28 0, 98

3 Invest asi (Rp Triliun) 35, 32 48, 75 58, 79 75, 45 77, 24 22, 33

4 Neraca Perdagangan

Perkebunan (US$ milyar) 22, 87 23, 23 29, 36 27, 52 22, 74 0, 99

5 Pendapat an pekebun

(US$/ KK) 1. 555 1. 600 1. 702 1. 832 1. 886 4, 96

6 Ekspor perkebunan (US$

milyar) 16, 99 24, 73 32, 22 29, 96 26, 82 14, 61

7 NTP Perkebunan Rakyat 105, 46 106, 50 109, 58 108, 34 106, 38 0, 23

Cat at an: *) angka sement ar a

3. 1. 1. Produk Domestik Bruto (PDB)

Nilai PDB sub sekt or perkebunan at as dasar harga berlaku, selama kurun 5 (lima) t ahun t erakhir, mengalami pert umbuhan rat a-rat a 12, 19% per tahun at au meningkat sebesar 57, 28% dari Rp 111, 42 t riliun pada t ahun 2009 menj adi Rp 175, 25 t riliun pada t ahun 2013. Apabila dibandingkan dengan t ahun 2012, PDB sub sekt or perkebunan mengalami peningkat an sebesar 9, 70%.

Sement ara it u, berdasarkan har ga konst an t ahun 2000

selama kurun wakt u t ahun 2009 - 2013 mengalami kenaikan rat a-rat a 4, 78%per tahun dari Rp 45, 56 t riliun t ahun 2009 menj adi Rp 54, 90 t riliun pada t ahun 2013. Nilai PDB t ersebut mengalami peningkat an sebesar 6, 07% dibandingkan t ahun 2012.


(38)

3. 1. 2.Kesempatan Kerj a di Sektor Perkebunan

Laj u rat a-rat a pert umbuhan unt uk ket erlibat an t enaga kerj a dalam lima t ahun t erakhir sebesar 0, 98% per tahun at au meningkat sebesar 3, 96% dari 20, 47 j ut a KK pada t ahun 2009 menj adi 21, 28 j ut a KK pada t ahun 2013. Apabila dibandingkan dengan Rencana Kerj a Tahunan (RKT) t ahun 2013 yang dit arget kan berj umlah 20, 90 j ut a KK, maka realisasi ket erlibat an t enaga kerj a di sub sekt or perkebunan mencapai 101, 82%. Capaian t ersebut j uga mengalami peningkat an 0, 76% j ika dibandingkan t ahun 2012.

3. 1. 3.Investasi Pembangunan Perkebunan

Perkembangan nilai invest asi sekt or perkebunan selama 5 t ahun t erakhir dari 2009-2013 mengalami pert umbuhan sebesar 22, 33% per t ahun at au meningkat sebesar 118, 69% dari nilai invest asi sebesar Rp 35, 32 t riliun pada t ahun 2009 menj adi Rp 77, 24 t riliun pada t ahun 2013. Apabila dibandingkan dengan RKT t ahun 2013 sebesar Rp 62, 90 t riliun maka realisasi invest asi t ahun 2013 mencapai 122, 80%. Capaian t ersebut j uga mengalami peningkat an sebesar 2, 37% j ika dibandingkan t ahun 2012.

3. 1. 4. Neraca Perdagangan Komoditas Perkebunan

Pada umumnya komodit i perkebunan merupakan komodit i unt uk ekspor, neraca perdagangan komodit as unggulan perkebunan selama t ahun 2009-2013 mengalami pert umbuhan sebesar 0, 99% per t ahun akan t et api mengalami penurunan sebesar 0, 57% dari t ahun 2009 sebesar US $22, 87 mil yar menj adi Rp US$ 22, 74% mil yar pada


(39)

t ahun 2013. Nilai t ersebut lebih rendah j ika dibandingkan dengan neraca perdagangan komodit i perkebunan t ahun 2012 yang besarnya US$25, 77 milyar, at au mengalami penurunan 11, 76% akibat lesunya perekonomian dunia yang dipicu oleh krisis ekonomi di benua Eropa.

3. 1. 5. Nilai ekspor

Nilai ekspor komodit as perkebunan selama kurun wakt u 5 t ahun (2009-2013) mengalami laj u pert umbuhan rat a-rat a sebesar

14, 61% per tahun at au meningkat sebesar 36, 65% dari nilai ekspor pada t ahun 2009 sebesar US$ 16, 99 milyar meningkat menj adi US$ 26, 82 milyar pada t ahun 2013. Namun j ika dibandingkan dengan nilai ekspor komodit i perkebunan t ahun 2012, mengalami penurunan sebesar 10, 48%.

3. 1. 6. Nilai Tukar Petani (NTP) Perkebunan Rakyat

Nilai t ukar pet ani (NTP) perkebunan rakyat merupakan salah sat u indikat or yang dapat dij adikan sebagai ukuran t ingkat kesej aht eraan pet ani. Dalam kurun wakt u 5 t ahun (2009-2013) laj u pert umbuhan nilai t ukar pet ani rat a-rat a sebesar 0, 23% per t ahun at au meningkat sebesar 0, 87% dari 105, 46 pada t ahun 2009 menj adi 106, 38 pada t ahun 2013. Dalam Rencana Kinerj a Tahunan (RKT) Direkt orat Jenderal Perkebunan 2013 dit arget kan sebesar 107, 13 dan t erealisasi sebesar 106, 38 at au capaiannya 99, 30%. Jika dibandingkan dengan t ahun 2012 mengalami penurunan sebesar

1, 81%.


(40)

3. 1. 7. Pendapatan Pekebun

Indikat or lain unt uk mengukur kesej aht eraan pet ani adalah pendapat an pekebun, dalam rencana kinerj a t ahunan Direkt orat Jenderal Perkebunan 2013 dit et apkan sebesar US$1. 780 per kepala keluarga, realisasi pendapat an pekebun sampai dengan akhir Desember 2013 sebesar US$1. 886 (105, 96%) dan j ika dibandingkan dengan t ahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 2, 95%. Dalam kurun wakt u 5 t ahun (2009-2013) pendapat an pekebun mengalami kenaikan rat a-rat a 4, 96% per tahun.

3. 2. Indikator Mikro Pembangunan Perkebunan

Capaian indikat or mikro lebih dif okuskan pada luas areal, produksi dan produkt ivit as unt uk 15 komodit as unggulan nasional yang meliput i karet , kelapa, kelapa sawit , kopi, t eh, lada, cengkeh, kakao, j ambu met e, t ebu, t embakau, kapas, j arak pagar, nilam dan kemiri sunan/ minyak.

3. 2. 1. Luas Areal

Secara umum luas areal komodit as perkebunan selama t ahun 2009-2013 mengalami peningkat an set iap t ahunnya rat a-rat a 3, 10%

at au meningkat 12, 98% dari 20, 05 j ut a hekt ar pada t ahun 2009 menj adi 22, 65 j ut a hekt ar pada t ahun 2013. Jika dibandingkan dengan RKT t ahun 2013 yang nilainya 21, 29 j ut a hekt ar, maka capaiannya sebesar 106, 39%.


(41)

Sedangkan apabila dibandingkan dengan t ahun 2012, luas areal perkebunan mengalami peningkat an sebesar 2, 70% dari 22, 05 j ut a hekt ar menj adi 22, 65 j ut a hekt ar unt uk t ahun 2013. Terhadap t arget Renst ra 2010-2014 yang besarnya 21, 61 j ut a ha, maka kinerj a t ahun 2013 sudah mencapai 104, 81%. Rincian luas areal per komodit i sebagaimana Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Luas Areal Komodit as Perkebunan Tahun 2009 - 2013

No Komodit i

Capaian luas areal (ha) Laj u Pert umb.

Per t h (%)

2009 2010 2011 2012 2013 *)

1 Karet 3. 435. 270 3. 445. 415 3. 456. 127 3. 506. 359 3. 555. 764 0, 87

2 Kelapa 3. 799. 125 3. 739. 350 3. 767. 704 3. 781. 649 3. 787. 283 -0, 07

3 Kelapa Sawit 7. 873. 294 8. 385. 394 8. 992. 824 9. 572. 715 10. 010. 824 6, 19

4 Kopi 1. 266. 235 1. 210. 365 1. 233. 698 1. 235. 289 1. 240. 919 -0, 47

5 Teh 123. 506 122. 898 123. 938 122. 206 122. 545 -0, 19

6 Lada 185. 941 179. 318 177. 490 177. 787 178. 251 -1, 04

7 Cengkeh 467. 403 470. 041 485. 191 493. 888 494. 462 1, 42

8 Kakao 1. 587. 136 1. 650. 621 1. 732. 408 1. 774. 463 1. 852. 944 3, 95

9 Jambu Met e 572. 114 570. 930 575. 841 575. 920 576. 181 0, 18

10 Tebu 441. 440 454. 111 450. 469 451. 255 469. 277 1, 56

11 Tembakau 204. 218 216. 271 228. 770 270. 290 270. 232 7, 45

12 Kapas 12. 622 10. 194 10. 238 10. 901 11. 152 -2, 51

13 Jarak Pagar 52. 722 50. 106 47. 676 44. 677 42. 924 -5, 01

14 Nilam 24. 498 24. 472 28. 008 33. 255 33. 507 8, 46

15 Kemiri Sunan 779 918 944 995 995 6, 52

Jumlah 20. 046. 303 20. 530. 404 21. 311. 326 22. 051. 649 22. 647. 260 3, 10

Cat at an: *) angka sement ar a


(42)

Beberapa komodit i unggulan ut ama selama 5 t ahun t erakhir mengalami peningkat an luas areal yang cukup signif ikan yait u nilam sebesar 8, 46%, t embakau 7, 45%, kemiri sunan 6, 52%, kelapa sawit 6, 16%, kakao 3, 95% dan t ebu 1, 56%. Namun sebaliknya beberapa komodit i mengalami penurunan luas areal sepert i j arak pagar (5, 01%), kapas (2, 51%), lada (1, 04%), kopi (0, 47%) dan t eh (0, 19%).

3. 2. 2. Produksi

Produksi komodit as ut ama perkebunan selama 5 t ahun (2009–2013) mengalami kenaikan yang cukup signif ikan yait u sebesar 30, 14% dari 29, 95 j ut a t on pada t ahun 2009 menj adi 38, 97 j ut a t on t ahun 2013 dengan laj u pert umbuhan produksi rat a-rat a sebesar 6, 83% per t ahun.

Dibandingkan dengan t ahun 2012, produksi komodit i perkebunan mengalami peningkat an sebesar 5, 07% dari 37, 09 j ut a t on menj adi 38, 97 j ut a t on unt uk t ahun 2013. Terhadap t arget Renst ra 2010-2014 yang besarnya 40, 60 j ut a t on, maka kinerj a t ahun 2013 sudah mencapai 95, 98%. Rincian produksi per komodit i sebagaimana Tabel 2.

Meskipun perubahan iklim mengakibat kan int ensit as serangan OPT meningkat , mengganggu j adwal dan pelaksanaan panen dan menurunkan rendemen yang selanj ut nya berdampak pada penurunan produksi, beberapa komodit i unggulan ut ama selama 5 t ahun t erakhir mengalami pert umbuhan produksi per t ahun yang cukup signif ikan yait u t embakau 14, 11%, kelapa sawit 9, 53%,


(43)

cengkeh 8, 13%, karet 6, 33%, nilam 1, 82% dan lada 1, 73% dan kapas 1, 40%. Namun sebaliknya beberapa komodit i mengalami penurunan produksi yang cukup serius yait u j ambu met e (4, 95%), j arak pagar (2, 28%), t eh (1, 65%), dan t ebu (0, 06%) bahkan kemiri sunan sudah t idak produksi lagi. Rincian produksi per komodit i sebagaimana Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Produksi Komodit as Perkebunan Tahun 2009 - 2013

No Komodit i

Capaian produksi (t on) Laj u Pert umb.

Per t h (%) 2009 2010 2011 2012 2013*)

1 Karet 2. 440. 347 2. 734. 854 2. 990. 184 3. 012. 881 3. 107. 544 6, 33

2 Kelapa 3. 257. 702 3. 166. 666 3. 174. 379 3. 189. 897 3. 228. 110 -0, 22

3 Kelapa Sawit 19. 324. 294 21. 958. 120 23. 096. 541 26. 015. 518 27. 746. 125 9, 53

4 Kopi 685. 170 686. 921 638. 647 691. 163 698. 887 0, 64

5 T e h 156. 901 156. 604 150. 776 145. 575 146. 682 -1, 65

6 Lada 82. 834 83. 663 87. 089 87. 841 88. 675 1, 73

7 Cengkeh 82. 032 98. 386 72. 207 99. 890 100. 725 8, 13

8 Kakao 820. 496 837. 918 936. 266 740. 513 777. 539 -0, 51

9 Jambu Met e 147. 403 115. 149 114. 789 116. 915 117. 538 -4, 95

10 Tebu 2. 624. 068 2. 214. 488 2. 228. 259 2. 591. 687 2. 550. 991 -0, 06

11 Tembakau 176. 186 135. 678 214. 524 260. 818 260. 183 14, 11

12 Kapas 3. 145 3. 174 2. 275 2. 978 3. 029 1, 30

13 Jarak Pagar 6. 851 7. 081 6. 576 6. 652 6. 219 -2, 28

14 Nilam 138. 800 110. 300 143. 281 125. 700 138. 500 1, 82

15 Kemiri Sunan - 4. 800 4. 800 0 0 0, 00

Jumlah 29. 946. 229 32. 313. 802 33. 860. 591 37. 089. 948 38. 970. 747 6, 83

Cat at an : *) Angka Sement ar a

Dukungan swasembada gula nasional. swasembada gula pada t ahun 2013 merupakan bagian dari t arget yang t elah dit uangkan dalam Roadmap swasembada gula t ahun 2010-2014 yang


(44)

bert uj uan unt uk pemenuhan kebut uhan gula dalam negeri, baik konsumsi langsung rumah t angga maupun indust ri sekaligus mengurangi def isit neraca perdagangan gula nasional. Dalam rangka mendukung program priorit as pembangunan pert anian, khususnya pencapaian swasembada dan swasembada berkelanj ut an, Direkt orat Jenderal Perkebunan diberikan amanah unt uk swasembada gula pada t ahun 2014. Upaya Peningkat an produksi dan produkt ivit as t ebu dalam rangka mencapai swasembada gula t elah dilakukan sej ak t ahun 2004 melalui Akselerasi Peningkat an Produkt ivit as Gula Nasional berupa kegiat an bongkar rat oon (t anaman keprasan) dengan penggant ian t anaman dengan bibit unggul, perbaikan irigasi sederhana dan pengadaan alat dan mesin pert anian. Sesuai dengan Roadmap Swasembada Gula Tahun 2010-2014 t arget produksi gula t ahun 2013 adalah sebesar 4, 93 j ut a t on akan t erpenuhi apabila penyediaan lahan minimal seluas 350. 000 ha, invest asi pembangunan PG baru dan revit alisasi Pabrik Gula berj alan sesuai dengan rencana. Namun karena permasalahan ut ama t ersebut belum t erat asi secara t unt as, maka t arget dikoreksi menj adi 2, 816 j ut a t on sesuai pot ensi sumberdaya yang dapat dikendalikan oleh Kement erian Pert anian dengan harapan masih dapat memenuhi kebut uhan gula unt uk konsumsi rumah t angga. Sampai dengan akhir t ahun 2013 produksi gula mencapai 2, 551 j ut a t on at au 90, 59% dari

t arget . Namun capaian t ersebut belum opt imal t erut ama

diakibat kan oleh dampak perubahan iklim dan serangan OPT di beberapa sent ra produksi. Permasalahan lainnya di t ingkat on f ar m

adalah sulit nya pengembangan areal baru dan mempert ahankan


(45)

lahan yang sudah ada, ket erbat asan inf rast rukt ur t erut ama unt uk wilayah pengembangan di luar Pulau Jawa, kurangnya sarana irigasi dan penyediaan agroinput yang belum t epat j umlah, wakt u, harga dan mut u. Sedangkan di t ingkat of f f ar m meliput i t ingkat ef isiensi PG yang dibawah st andar, biaya produksi yang masih relat if t inggi, kualit as gula yang relat if rendah dan belum berkembangnya diversif ikasi produk berbasis t ebu.

Pengembangan t anaman t ebu di Indonesia hingga Tahun 2013 t elah mencapai 469. 228 hekt ar dengan produksi 2. 551. 024 t on gula, yang t ersebar di 9 provinsi. Jumlah pet ani yang t erlibat dalam usaha t ebu mencakup 1. 045. 959 (kepala kel uarga dan t enaga kerj a). Ekspor komodit as t ebu mencapai nilai US$ 67, 60 j ut a dengan volume 518. 300 t on molases, sedangkan impor t ebu mencapai nilai US$1. 720, 90 j ut a dengan volume 3, 324 j ut a t on gula hablur pada Tahun 2013. Jika dibandingkan dengan t ahun 2012, impor gula mengalami peningkat an sebesar 15, 92% dari 2, 872 j ut a t on menj adi 3, 328 j ut a t on pada t ahun 2013. Pada t ahun 2014 luas areal t anaman t ebu diperkirakan mencapai 456. 297 ha, dengan produksi mencapai 3, 103 j ut a t on gula hablur.

Kebij akan dalam mendukung peningkat an produksi, produkt ivit as dan mut u t anaman semusim, khususnya swasembada gula nasional adalah melalui int ensif ikasi, ekst ensif ikasi dan diversif ikasi yang didukung oleh penyediaan benih bermut u, sarana produksi, perlindungan perkebunan dan penanganan gangguan usaha sert a pelayanan organisasi secara opt imal.


(46)

3. 2. 3 Produktivitas

Produkt ivit as komodit as ut ama perkebunan selama 5 t ahun t erakhir (2009– 2013) cenderung mengalami penurunan dengan laj u rat a-rat a sebesar 2, 40% per t ahun akibat anomali iklim yang semakin ekst rim. Sedangkan apabila dibandingkan dengan t ahun 2012, produkt ivit as komodit i perkebunan secara umum mengalami penurunan sebesar 13, 35%. Dibalik penurunan produkt ivit as secara umum, t ernyat a beberapa komodit i masih mengalami peningkat an produkt ivit as yang cukup menggembirakan yait u cengkeh (7, 21%), t embakau (6, 99%), karet (4, 64%), kakao (2, 82%), kelapa sawit (2, 63%), kapas (2, 14%), dan lada (1, 76%). Rincian produkt ivit as per komodit i sebagaimana Tabel 5.

Tabel 4. Perkembangan Produktivitas Perkebunan Tahun 2009-2013

No Komoditi Capaian Produktivitas (kg/ ha)

Laj u Pert umb. Per t h (%)

2009 2010 2011 2012 2013*

1 Karet 901 986 1. 106 1. 048 1. 071 4, 64

2 Kelapa 1. 175 1. 159 1. 168 1. 157 1170 -0, 10

3 Kelapa Sawit 3. 487 3. 595 3. 450 3. 722 3. 855 2, 63

4 Kopi 737 779 777 745 755 0, 67

5 T e h 1. 571 1. 553 1. 552 1. 467 1. 475 -1, 54

6 Lada 729 756 702 771 776 1, 76

7 Cengkeh 268 322 248 325 327 7, 21

8 Kakao 834 854 668 850 879 2, 82

9 Jambu Met e 468 371 393 364 365 -5, 48

10 Tebu 5. 952 5. 292 5. 191 5. 770 5. 473 -1, 75

11 Tembakau 867 760 625 1. 009 975 6, 99

12 Kapas 297 380 356 306 309 2, 14

13 Jarak Pagar 468 462 434 353 346 -7, 00

14 Nilam 160 119 132 104 111 -7, 30

15 Kemiri Sunan - 667 667 0 0


(47)

BAB IV

KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

TAHUN 2013


(48)

KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

TAHUN 2013

Kinerj a Direkt orat Jenderal Perkebunan yang akan disampaikan pada Laporan Kinerj a ini meliput i (1). capaian t erkait dengan penet apan kinerj a yang dit andat angani Direkt ur Jenderal Perkebunan dan Ment eri Pert anian berupa out comes dan penet apan kinerj a yang dit andat angani Pej abat Eselon II dan Direkt ur Jenderal

Perkebunan berupa out put s, (2). capaian kinerj a keuangan

berdasarkan kegiat an ut ama dan berdasarkan serapan anggaran masing-masing sat uan kerj a (sat ker), (3). capaian kinerj a at as kegiat an yang dipant au oleh Unit Kerj a Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

4. 1. Capaian Kinerj a Fisik Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013

Sesuai Perat uran Ment eri Pendayagunaan Aparat ur Negara dan Ref ormasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, penet apan kinerj a ant ara Direkt ur Jenderal Perkebunan dan Ment eri Pert anian berupa

out comes yang dimanif est asikan dalam produksi. Sedangkan penet apan kinerj a yang dit andat angani ant ara Pej abat Eselon II dan Direkt ur Jenderal Perkebunan berupa out put s yang diwuj udkan dalam luas areal komodit i. Selanj ut nya berdasarkan Perat uran Ment eri Pert anian No. 49/ Perment an/ OT. 140/ 8/ 2012 t anggal 15 Agust us 2012 t ent ang Indikat or Kinerj a Ut ama (IKU) Kement erian

Pert anian, IKU Direktorat Jenderal Perkebunan adalah

Bab

4


(49)

produksi, sehingga kinerj a Direkt orat Jenderal Perkebunant ahun 2013 yang diukurhanyalah pr oduksi .

Capaian f isik pembangunan perkebunan t ahun 2013 secara nasional sebesar 89, 97% yang dilaksanakan oleh 138 sat ker di seluruh Indonesia yang t erdiri at as 1 sat ker pusat , 4 sat ker UPT Pusat , 32 sat ker Provinsi dan 101 sat ker kabupat en/ kot a.

4. 1. 1.Capaian Kinerj a Direktur Jenderal Perkebunan Tahun 2013

Sasaran st rat egis dalam penet apan kinerj a t ersebut adalah meningkat nya produksi, produkt ivit as dan mut u t anaman perkebunan yang berkelanj ut an melalui upaya pengembangan t anaman semusim, t anaman rempah dan penyegar, t anaman t ahunan dengan dukungan penyediaan benih unggul bermut u dan sarana produksi, perlindungan perkebunan sert a dukungan manaj emen dan t eknis lainnya. Adapun indikat or yang digunakan adalah meningkat nya produksi dan produkt ivit as komodit i unggulan nasional perkebunan yang meliput i t ebu, kapas, nilam, t embakau, kopi, t eh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit , j ambu met e, j arak pagar, karet dan kemiri sunan/ minyak yang dikelompokankedalam f okus kegiat an yait u swasembada gula nasional, pengembangan komodit as pemenuhan komsumsi dalam negeri, pengembangan komodit i ekspor dan penyediaan bahan t anaman sumber bahan bakar nabat i (bioenergi).

Penet apan kinerj a unt uk Direkt orat Jenderal Perkebunan

berupa out comes yang diwuj udkan dalam bent uk produksi.

Terhadapout comes t ersebut sampai dengan saat ini masih menj adi


(50)

perdebat an yang dapat dilihat dari 2 aspek, per t ama, mengingat t anaman perkebunan pada umumnya bersif at t ahunan sehingga produksi t anaman baru dapat dihit ung minimal empat t ahun

kedepan. Aspek kedua, sebagaimana diket ahui bahwa biaya

invest asi pengembangan perkebunan yang dibiayai dengan APBN j umlahnya sangat kecil sekit ar 2% per t ahun. Apabila yang dihit ung hanya kegiat an yang dibiayai dengan APBN, maka pengaruhnya t erhadap produksi t ingkat nasional sangat kecil sekali, padahal Direkt orat Jenderal Perkebunan t elah membina seluruh perkebunan yang ada di Indonesia, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar melalui pembinaan, pengawalan, pendampingan, kebij akan maupun surat -menyurat .

Pendekat an pert ama, apabila t anaman yang dit anam pada t ahun berj alan sesuai berlakunya APBN, maka t idak dapat dihit ung produksinya pada t ahun yang sama, dengan demikian apabila sesuai ket ent uan yang berlaku maka produksinya/out comes adalah nol (t idak ada produksi). Pendekat an lainnya, j ika yang dihit ung produksi t ahun berj alan, maka yang dihit ung merupakan produksi dari t anaman yang t ahun t anamnyaminimal empat t ahun yang lalu.

Berkenaan dengan kedua pendekat an dimaksud, meskipun t idak sepenuhnya benar, Direkt orat Jenderal Perkebunan

menyepakat i produksi pada t ahun berj alan sebagai out comes

dengan menggunakan t arget rencana st rat egis pembangunan perkebunan t ahun 2010-2014 sebagai acuannya.

Pengukuran kinerj a Direkt orat Jenderal Perkebunan t ahun 2013 dilaksanakan t erhadap (a) Penet apan Kinerj a/ Rencana Kinerj a


(51)

Tahunan t ahun 2013, (b) Capaian Kinerj a t ahun 2012 dan (c) Capaian t erhadap Renst ra Direkt orat Jenderal Perkebunan t ahun 2010-2014.

4. 1. 1. 1 Capaian Kinerj a terhadap Penetapan Kinerj a/ Rencana Kinerj a Tahunan 2013

Secara umum capaian produksi 15 komodit as unggulan mencapai 38, 97 j ut a t on at au 100, 67% dari t arget 38, 71 j ut a t on dari t arget Rencana Kinerj a Tahunan/ penet apan kinerj a t ahun 2013. Capaian t ert inggi pada komodit i t embakau (142, 18%)dan secara

berurut an sebagai berikut , cengkeh (119, 91%), nilam

(119, 40, 68%), karet (112, 15%), sawit (102, 59%), lada (99, 63, 16%), kelapa (96, 42%), kopi (91, 96%), t eh (91, 68%)tebu(90, 56%)dan j ambu met e (75, 34%). Sebaliknya unt uk komodit i yang sangat sensit if t erhadap perubahan iklim sehingga mengakibat kan capaian produksi t urun cukup t aj am yait u kakao (71, 20%), kapas (5, 31%) dan unt uk dua komodit i unggulan nasional lainnya yang produksinya rendah karena t idak/ belum ada j aminan pasarnya adalah j arak pagar (21, 44%) dan kemiri minyak/ sunan (00, 00%).


(52)

Tabel 5. Capaian Kinerj a Produksi Tahun 2013

1 Karet 3.012.881 2.801.000 2.771.000 3.107.544 103,14 110,94 112,15

2 Kelapa Sawit 26.015.518 28.439.000 27.046.000 27.746.125 106,65 97,56 102,59

3 Kelapa 3.189.897 3.380.000 3.348.000 3.228.110 101,20 95,51 96,42

4 Kopi 691.163 738.000 760.000 698.887 101,12 94,70 91,96

5 Kakao 740.513 1.648.000 1.092.000 777.539 105,00 47,18 71,20

6 Jambu Mete 116.915 159.120 156.000 117.538 100,53 73,87 75,34

7 Lada 87.841 91.580 89.000 88.675 100,95 96,83 99,63

8 Cengkeh 99.890 85.510 84.000 100.725 100,84 117,79 119,91

9 Teh 145.575 182.000 160.000 146.682 100,76 80,59 91,68

10 Jarak Pagar 6.652 35.000 29.000 6.219 93,49 17,77 21,44

11 Kemiri Sunan 0 6.000 5.000 0 0,00 0,00 0,00

12 Tebu 2.591.687 3.100.000 2.817.000 2.550.991 98,43 82,29 90,56

13 Kapas 2.978 63.000 57.000 3.029 101,71 4,81 5,31

14 Tembakau 260.818 184.000 183.000 260.183 99,76 141,40 142,18

15 Nilam 125.700 124.000 116.000 138.500 110,18 111,69 119,40

37.088.028 41.036.210 38.713.000 38.970.747 105,08 94,97 100,67

Total Target Renstra RKT/PK 2013 NO KOMODITAS

PRODUKSI PERKEBUNAN (TON) REALISASI KINERJA Thd (%)

2012

Target Renstra 2010 - 2014

RKT/PK 2013 Realisasi* 2013 Capaian 2012

Cat at an :

* Angka sement ara

4. 1. 1. 2. Capaian Kinerj a terhadap Capaian Kinerj a Tahun 2012

Pada t ahun 2013, capaian produksi 15 komodit as unggulan sebesar38, 97j ut a t on meningkat menj adi 105, 08%dibandingkan capaian produksi t ahun 2012yang besarnya 38, 71 j ut a t on at au

mengalami peningkat an sebesar 5, 08%. Peningkat an produksi

t ersebut , selain karena pembinaan dan pengawalan yang lebih int ensif j uga didukung dengan harga yang relat if mengunt ungkan dan adapt asi t erhadap perubahan iklim yang baik dari beberapa komodit i. Peningkat an t ert inggi t erj adi pada komodit i nilam (10, 18%), kelapa sawit (6, 65%) dan kakao (5, 00%) sert a secara


(53)

berurut an dikut i komodit ikaret (3, 14%), kapas (1, 71%), kel apa (1, 20%), kopi (1, 12%), lada (0, 95%), cengkeh (0, 84%), cengkeh (0, 84%), t he 0, 76%), j ambu met e (0, 53%). Sebaliknya t erdapat beberapa komodit i yang mengalami penurunan produksi yait u t embakau (0, 24%), t ebu (1, 57%), j arak pagar (6, 51%) dan kemiri minyak/ sunan (100, 00%).

4. 1. 1. 3. Capaian Kinerj a terhadap Sasaran RENSTRA Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014

Pada t ahun 2013, capaian produksi 15 komodit as unggulan sebesar 38, 97 j ut a t on. Jika dibandingkan dengan t arget sampai dengan berakhirnya Rencana St rat egis (RENSTRA) Direkt orat Jenderal Perkebunan Tahun 2010 - 2014, maka capaian t ahun 2013t elah mencapai 94, 97%. Capaian yang t elah melebihi target RENSTRA adalah komodit i t embakau (141, 41%), cengkeh (117, 79%), nilam (111, 69%) dan karet (110, 94%). Sedangkan capaian yang t elah

mendekati t arget RENSTRA adalah komodit i kelapa sawit (97, 56%), lada (96, 83%), kelapa (95, 51%), kopi (94, 70%), tebu (82, 29%), t eh (80, 59%) dan j ambu met e (73, 87%). Lebih lanj ut unt uk capaian yang

masih j auh dari t arget adalah kakao (47, 18%), j arak pagar (17, 77%), kapas (4, 81%) dan kemiri sunan/ minyak (0, 00%).


(54)

4. 1. 2.Capaian Kinerj a sesuai Penetapan Kinerj a Sekretaris dan Direktur Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013

Dalam laporan kinerj a ini yang disaj ikan unt uk penet apan kinerj a Sekret aris dan Direkt ur Lingkup Direkt orat Jenderal

Perkebunan Tahun 2013adalahout put pent ing dalam rangka

mendukung pencapaian kinerj a sebagaimana dit et apkan dalam dokumen penet apan kinerj a ant ara Direkt ur Jenderal Perkebunan dan Ment eri Pert anian.Out put pent ing yang dit et apkan adalah

pengembangan areal perkebunan. Dalam laporan ini disaj ikan

capaian kinerj a berupa (1). luas areal secara nasionaldan (2). luas areal yang dibiayai dengan APBN t ahun 2013 dan (3) dukungan t eknis yang t erkait .

4. 1. 2. 1. Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar

Berdasarkan Perat uran Ment eri Pert anian Nomor 49/ Perment an/ OT. 140/ 8/ 2012 t anggal 15 Agust us 2012 t ent ang Indikat or Kinerj a Ut ama (IKU) Kement erian Pert anian, IKU Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar adalah luas areal

t anaman kakao, kopi, t eh, lada dan cengkeh.

4. 1. 2. 1. 1. Capaian Kinerj a terhadap Penetapan Kinerj a/ Rencana Kinerj a Tahunan 2013

Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerj a Tahunan/

penetapan kinerj a tahun 2013, secara umum capaian kinerj a luas areal t anaman rempah dan penyegar unt uk 5 komodit i unggulan


(55)

nasional mencapai 3, 889 j ut a hekt arat au 99, 24% dari t arget sebesar 3, 919 j ut a hekt ar. Capaian t ert inggi pada komodit i kakao (107, 29%) dan cengkeh (103, 23%), sebaliknya yang t idak mencapai t arget secara berurut an yait u t eh (98, 83%), lada (91, 41%) dan kopi (89, 02%).

Namun demikian apabila dibandingkan dengancapaian

kinerj a tahun 2012, kinerj a luas areal t anaman rempah dan penyegar mengalami peningkat an sebesar 3, 58% at au mencapai

103, 58%. Luas areal yang mengalami peningkat an adalah t anaman

kakao (106, 91%), cengkeh (101, 93%) dan kopi (100, 56%). Sebaliknya komodit i yang mengalami penurunan adalah lada (99, 79%) dan t eh (99, 01%).

Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014, kinerj a luas areal t anaman rempah dan penyegar baru mencapai

97, 25%. Namun luas areal cengkeh t elah melebihi t arget renst ra yait u 102, 23% dan kakao mencapai 105, 76%. Sedangkan capaian komodit i lainnya secara berurut an yait u t eh (98, 83%), lada (90, 74%) dan kopi (86, 00%).

Capaian Kinerj a Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar t ahun 2013 sebagai berikut :


(56)

Tabel 6. Capaian Kinerj a Direkt orat Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2012

1 Kopi 1.233.982 1.443.000 1.394.000 1.240.919 100,56 86,00 89,02

2 Kakao 1.733.228 1.752.000 1.727.000 1.852.944 106,91 105,76 107,29

3 Lada 178.622 196.450 195.000 178.251 99,79 90,74 91,41

4 Cengkeh 485.118 483.660 479.000 494.462 101,93 102,23 103,23

5 Teh 123.769 124.000 124.000 122.545 99,01 98,83 98,83

3.754.719 3.999.110 3.919.000 3.889.121 103,58 97,25 99,24 Total Capaian 2012 Target Renstra RKT/PK 2013 No Komoditi

Luas areal (ha) Realisasi kinerja thd (%)

2012 Target Renstra 2010 - 2014 RKT/PK 2013 Realisasi* 2013

Cat at an :

* Angka Sement ara

4. 1. 2. 1. 2. Capaian Kinerj a atas alokasi APBN Tahun 2013

Sasaran st rat egis dalam penet apan kinerj a t ersebut adalah t erlaksananya pengembangan t anaman rempah dan penyegar yang meliput i kakao, kopi, t eh, lada dan cengkeh seluas 39. 738 hekt ar. Realisasi f isiknya mencapai 36. 295 ha(91, 34%). Out put kegiat an pent ingpada t ahun 2013 meliput i:

1) Pengembangan t anaman kopi seluas 5. 834 ha yang t erdiri at as Int ensif ikasi t anaman kopi arabika 3. 510 ha, int ensif ikasi t anaman kopi robust a 2. 100 ha dan perluasan t anaman kopi robust a 224 ha. Realisasi f isik seluas 5. 834 ha (100%) dari t arget sesuai dokumen penet apan kinerj a t ahun 2013.

2) Pengembangan t anaman t eh melalui kegiat an int ensif ikasi dengan realisasi f isik seluas 575 ha at au mencapai 100% dari t arget sesuai pada dokumen penet apan kinerj a t ahun 2013.


(57)

3) Pengembangan t anaman kakao seluas 1. 346 ha yang t erdiri at as perluasan t anaman kakao 1. 298 ha, perluasan t anaman kakao pasca bencana 48 ha. Realisasi f isik seluas 1. 346 ha (100%) dari t arget . Selain it ukegiat an rehabilit asi kakao dari Gernas kakao, realisasinya 27. 510 ha (97, 28%) dari t arget sesuai pada dokumen penet apan kinerj a t ahun 2013.

4) Pengembangan t anaman lada seluas 280 ha, yang t erdiri at as rehabilit asi seluas 90 ha, dan perluasan t anaman lada 190 ha. Realisasi capaian f isik kegiat an ini seluas 180 ha (64, 29%) dari t arget 280 ha pada dokumen penet apan kinerj a t ahun 2013. Tet api bila dibandingkan dengan adanya penurunan volume kegiat an akibat revisi penghemat an anggaran yang t arget nya menj adi 180 ha, maka capaiannya menj adi 100%.

5) Pengembangan t anaman cengkeh seluas 850 ha, unt uk

rehabilit asi 700 ha dan rehabilit asi di daerah pasca bencana 150 ha. Realisasi f isik mencapai 850 ha (100%) dari t arget pada dokumen penet apan kinerj a t ahun 2013.

Rincian capaian f isik per out put kegiat an besert a lokasi penyebaran sebagaimana dit uangkan dalam Penet apan Kinerj a Direkt ur Tanaman Rempah dan Penyegar sepert i pada Lampiran 1.

4. 1. 2. 2. Direktur Tanaman Semusim

Berdasarkan Perat uran Ment eri Pert anian Nomor 49/ Perment an/ OT. 140/ 8/ 2012 t anggal 15 Agust us 2012 t ent ang Indikat or Kinerj a Ut ama (IKU) Kement erian Pert anian, IKU


(1)

2 JATENG 4 Jepara 2,00 KT 2,00 KT 100,00

3 DIY 5 Sleman

2,00 KT

2,00 KT 100,00

6 Kulonprogo

2,00 KT

2,00 KT 100,00

7 Bantul

2,00 KT

2,00 KT 100,00

8 Gunung Kidul

2,00 KT

2,00 KT 100,00

4 JATIM 9 Bondowoso 2,00 KT 2,00 KT 100,00

10 Tulungagung 2,00 KT 2,00 KT 100,00

11 Bangkalan 2,00 KT 2,00 KT 100,00

5 ACEH 12 Aceh Barat 4,00 KT 4,00 KT 100,00

13 Aceh Besar 2,00 KT 2,00 KT 100,00

6 KALBAR 14 Kubu Raya 2,00 KT 2,00 KT 100,00

15 Kubu Raya 2,00 KT 2,00 KT 100,00

16 Sambas 2,00 KT 2,00 KT 100,00

17 Sambas 2,00 KT 2,00 KT 100,00

18 Sanggau 2,00 KT 2,00 KT 100,00

19 Sanggau 2,00 KT 2,00 KT 100,00

20 Bengkayang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

7 KALTIM 21 Pasir 2,00 KT 2,00 KT 100,00

22 Berau 4,00 KT 4,00 KT 100,00

23 Kutai Kartanegara 2,00 KT 0,00 KT -

24 Penajem Paser

Utara 2,00 KT 2,00 KT 100,00

8 SULUT 25 Bitung 2,00 KT 2,00 KT 100,00

26 Minahasa Utara 2,00 KT 2,00 KT 100,00

9 SULTENG 27 Sigi 2,00 KT 2,00 KT 100,00


(2)

NO SASARAN STRATEGIS /

INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI % VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

10 SULSEL 28 Bone 4,00 KT 4,00 KT 100,00

29 Sinnjai 2,00 KT 2,00 KT 100,00

30 Bulukumba 2,00 KT 2,00 KT 100,00

31 Luwu Timur 2,00 KT 2,00 KT 100,00

11 SULTRA 32 Konawe Selatan 2,00 KT 2,00 KT 100,00

12 MALUKU 33 Seram 2,00 KT 2,00 KT 100,00

13 BALI 34 Badung 2,00 KT 2,00 KT 100,00

35 Jembrana 2,00 KT 2,00 KT 100,00

36 Tabanan 2,00 KT 2,00 KT 100,00

37 Buleleng 2,00 KT 2,00 KT 100,00

14 NTB 38 Lombok Utara 2,00 KT 2,00 KT 100,00

39 Lombok Timur 2,00 KT 2,00 KT 100,00

40 Lombok Barat 2,00 KT 2,00 KT 100,00

41 Dompu 2,00 KT 2,00 KT 100,00

15 NTT 42 Manggarai 2,00 KT 2,00 KT 100,00

43 Sikka 4,00 KT 4,00 KT 100,00

16 PAPUA 44 Jayapura 2,00 KT 2,00 KT 100,00

17 BENGKULU 45 Kepahiang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

46 Bengkulu Tengah 2,00 KT 2,00 KT 100,00

18 MALUT 47 Halmahera Selatan 2,00 KT 2,00 KT 100,00

48 Halmahera Utara 2,00 KT 2,00 KT 100,00

49 Halmahera Utara 2,00 KT 2,00 KT 100,00

50 Halmahera Barat 2,00 KT 2,00 KT 100,00

19 BANTEN 51 Serang 2,00 KT 2,00 KT 100,00


(3)

52 Serang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

53 Pandeglang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

54 Lebak 2,00 KT 2,00 KT 100,00

20 BABEL 55 Belitung 2,00 KT 2,00 KT 100,00

56 Bangka Barat 2,00 KT 2,00 KT 100,00

57 Bangka 2,00 KT 2,00 KT 100,00

21 GORONTALO 58 Boalemo 2,00 KT 2,00 KT 100,00

59 Bone Bolango 2,00 KT 2,00 KT 100,00

22 PAPUA BARAT 60 Raja Ampat 2,00 KT 0,00 KT -

2 SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT)

TEBU 74,00 KT 74,00 KT 100,00

1 JABAR 1 Cirebon 2,00 KT 2,00 KT 100,00

2 Kuningan 2,00 KT 2,00 KT 100,00

3 Subang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

4 Indramayu 2,00 KT 2,00 KT 100,00

5 Tasikmalaya 2,00 KT 2,00 KT 100,00

6 Sukabumi 2,00 KT 2,00 KT 100,00

7 Majalengka 2,00 KT 2,00 KT 100,00

2 JATENG 8 Magelang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

9 Purworejo 2,00 KT 2,00 KT 100,00

10 Kudus 2,00 KT 2,00 KT 100,00

11 Jepara 2,00 KT 2,00 KT 100,00

12 Rembang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

13 Pemalang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

14 Pekalongan 2,00 KT 2,00 KT 100,00


(4)

NO SASARAN STRATEGIS /

INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI % VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

15 Pati 2,00 KT 2,00 KT 100,00

16 Purbalingga 2,00 KT 2,00 KT 100,00

3 DIY 17 Sleman 2,00 KT 2,00 KT 100,00

18 Kulonprogo 2,00 KT 2,00 KT 100,00

19 Bantul 2,00 KT 2,00 KT 100,00

20 Gunung Kidul 2,00 KT 2,00 KT 100,00

4 JATIM 21 Mojokerto 2,00 KT 2,00 KT 100,00

22 Ngawi 4,00 KT 4,00 KT 100,00

23 Jember 2,00 KT 2,00 KT 100,00

24 Bondowoso 2,00 KT 2,00 KT 100,00

25 Madiun 2,00 KT 2,00 KT 100,00

26 Sidoarjo 2,00 KT 2,00 KT 100,00

5 SUMSEL 27 Ogan Ilir 2,00 KT 2,00 KT 100,00

6 LAMPUNG 28 Tanggamus 2,00 KT 2,00 KT 100,00

29 Lampung Utara 4,00 KT 4,00 KT 100,00

30 Way Kanan 2,00 KT 2,00 KT 100,00

7 SULSEL 31 Bone 2,00 KT 2,00 KT 100,00

32 Takalar 2,00 KT 2,00 KT 100,00

33 Bantaeng 2,00 KT 2,00 KT 100,00

34 Gowa 2,00 KT 2,00 KT 100,00

35 Wajo 2,00 KT 2,00 KT 100,00


(5)

NO. RECANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B09, B12 %

CAPAIAN KETERANGAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9

C Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

1. Peningkatan Produksi,

Kementan Perusahaan

Gula

Data areal giling tebu (ha)

TARGET : TARGET B04 :

Terlaksananya pencatatan B04 : 175,7% Terlaksananya pencatatan areal giling tebu seluas 6.131 Ha (175,7%), menghasilkan Gula Hablur 27.068 Ton (rata per Ha 4,41 Ton dengan rendemen 6,65 %) Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim (Ditjen. Perkebunan) (Negara dan Swasta), Pemda terkait BPN untuk mendukung Swasembada Gula Nasional Terlaksananya pencatatan areal giling tebu se;luas 430.000 Ha.

Areal Giling Tebu seluas 3.490 Ha.

TARGET B06 :

Telaksananya pencatatan B06 : 100,4 % Realisasi areal giling tebu sebesar 149.570,0 Ha (100,4%)

Areal Giling Tebu

seluas 148.890 Ha.

TARGET B09 :

Terlaksananya pencatatan B09 : 129,68% Realisasi areal giling tebu sebesar 277.250,3 Ha (129,68%).

Areal Giling Tebu

seluas 213.790 Ha.

TARGET B12 :

Terlaksananya pecatatan B12 : 107,5% Realisasi areal giling tebu sebesar 462.220 Ha (107,5%).

Areal Giling Tebu

seluas 430.000 Ha.

Kementan Kemenperind,

Kemenristek, Pemda terkait, Perusahaan Penyedia bibit, Litbang terkait dengan tebu Penyediaan Benih Unggul Tebu

TARGET : TARGET B04 :

Terlaksananya sertifikasi

B04 : 104,7%

Target B04 untuk benih disertifikasi adalah seluas 625 Ha, dengan realisasi 654,6 Ha (104,7%) terlampaui (1 Ha KBD dapat memenuhi benih untuk pertanaman seluas 8 Ha)

(Ditjen.

Perkebunan)

Sertifikasi benih unggul tebu untuk pertanaman seluas 50.000 Ha.

Benih Unggul Tebu untuk pertanaman

seluas 5.000 Ha

TARGET B06 :

Terlaksananya sertifikasi

B06 : 100,2%

Target B06 untuk benih disertifikasi adalah seluas 1.250 Ha untuk pertanaman tebu seluas 10.000 Ha, realisasi seluas 1.252,6 Ha (100,2%) Benih Unggul Tebu untuk pertanaman

seluas 10.000 Ha


(6)

NO. RECANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

B04, B06, B09, B12

%

CAPAIAN KETERANGAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9

TARGET B09 :

Terlaksananya sertifikasi

B09 : 75%

Target B09, untuk benih disertifikasi adalah seluas 3.750 Ha untuk pertanaman tebu seluas 30.000 Ha, realisasi seluas 2.812,5 Ha (75%)

Benih Unggul

Tebu untuk pertanaman

seluas 30.000 Ha

TARGET B12 :

Terlaksananya sertifikasi

B12 : 100,1%

Target B12, untuk benih disertifikasi adalah seluas 6.250 Ha untuk pertanaman tebu seluas 50.000 Ha, realisasi seluas 6,256,78 Ha (100,1%).

Benih Unggul

Tebu untuk pertanaman

seluas 50.000 Ha