Faktor-Faktor yang Memudahkan Islam Berkembang di Indonesia

IPS SMP KK F 105 dengan membaca syahadat dan ritual yang sederhana merupakan daya tarik yang cepat dapat diterima masyarakat Indonesia. Dari faktor-faktor di atas menunjukkan bahwa sejak awal kedatangan Islam di Indonesia, nuansa teleransi sangat menonjol. Aktivitas dahwah yang ditunjukkan pada penyebar agama Islam pada awal perkembangan Islam di Indonesia dilakukan secara damai Penetrasi Pasifik. Agama Islam tetap mengakomodir unsur budaya lokal yang tidak bertentangan dengan prinsip dan ajaran agama Islam. Hal ini pula yang mendorong masyarakat Indonesia tidak keberatan menerima ajaran agama Islam sebagai agamanya.

c. Bukti-Bukti Masuknya Pengaruh Islam di Indonesia

Perkembangan Islam di Indonesia mulai abad ke-13 menunjukkan intensitas yang tinggi, munculnya Samudra Pasai sebagai kerajaan Islam di Indonesia telah menunjukkan bukti pengaruh Islam pada sistem kemasyarakatan secara konkrit, yang dalam konteks ini adalah sistem politik dan pemerintahan. Dipergunakan gelar Sultan untuk raja merupakan bukti adanya pengaruh Islam dalam sistem pemerintahan. Demikian juga dengan diperkenalkannya jabatan penghulu dalam struktur pemerintahan di Kraton Demak menunjukkan bahwa Islam telah mempengaruhi pola dan tatanan pemerintahan kerajaan-kerajaan di Indonesia Sjamsulhuda, 1987. Di Sumatera Barat Islam memperkaya norma-norma adat, pepatah yang mengatakan bahwa adat bersendi sara, dan sara bersendikan kitabullah merupakan pengakuan masyarakat Sumatera Barat tentang perlunya norma- norma adat yang tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang ditetapkan Islam Hamka, 1981. Di Jawa diadakan upacara grebeg Maulud yang memadukan antara upacara adat dengan dakwah Islam. Demikian pula di berbagai tempat di Indonesia, banyak upacara adat memiliki latar belakang terkait dengan paham- paham tertentu dalam Islam. Misalnya kenduri bubur sura, Asan-usen tabut, Kanji Asura, dsb.

2. Kerajaan-kerajaan yang bercorak islam di Indonesia.

Setelah Islam berkembang luas di lingkungan masyarakat Indonesia, pengaruh politik sangat menonjol sehubungan dengan persaingan kekuasaan dalam Kegiatan Pembelajaran 4 106 masyarakat. Berdirinya sistem pemerintahan yang bersifat kerajaan sebagai kelanjutan dari masa sebelumnya tak terhindarkan. Di wilayah Sumatra muncul kerajaan Samodra Pasai, Aceh Darussalam. Di Jawa muncul kerajaan Demak sebagai penerus keturunan Majapahit, yang kemudian berlanjut dengan berkembangnya kerajaan Mataram. Perkembangan ini juga meluas diluar Jawa dan Sumatra yaitu di Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Kerajaan yang bercorak Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudera Pasai. Kurang begitu diketahui kapan kerajaan ini sebenarnya berdiri. Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke 15 M, di atas puing-puing kerajaan Lamuri, oleh Muzaffar Syah 1465-1497. Kerajaan Samodra Pasai terletak di pesisir timur laut Aceh. Kemunculan pertama kalinya diperkirakan abad ke-13 M, sebagai proses dari hasil Islamisasi daerah-daerah pinggir pantai yang pernah disinggahi para pedagang-pedagang muslim sejak abad ke-7, ke-8, dan seterusnya. Bukti berdirinya kerajaan ini adalah dengan adanya nisan kubur yang terbuat dari batu granit asal Samudera Pasai. Dan nisan itu, dapat diketahui bahwa raja pertama kerajaan itu meninggal pada bulan Ramadhan tahun 696 H, yang diperkirakan bertepatan dengan tahun 1297 M.Malik Al-Shaleh adalah raja pertama kerajaan tersebut dan merupakan pendiri kerajaan itu. Pada periode berkutnya, muncul kerajaan Aceh Darussalam dan mulai mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan karena saudagar-saudagar Muslim yang sebelumya berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatan mereka ke Aceh, setelah Malaka dikuasai Portugis pada tahun 1511 M. sebagai akibat penaklukan Malaka Utara melalui selat Karimata dari Portugis itu, jalan dagang yang sebelumya dari laut Jawa ke Sunda dan menyusur pantai Barat Sumatera, kemudian ke Aceh. Dengan demikian Aceh ramai dikunjungi saudagar dari berbagai negeri. IPS SMP KK F 107 Sedangkan di Pulau Jawa juga berdiri kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah, kemudian berdiri pula Kesultanan Pajang yang dipandang sebagai pewaris kerajaan Islam Demak. Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam pertama di jawa Barat. Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Gunung Jati. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa, kerajaan ini muncul berhubungan erat dengan semakin lemahnya kerajaan Majapahit. Di bawah pimpinan Sunan Ampel, Walisongo bersepakat menobatkan Raden Patah menjadi Raja Demak Bintoro. Gelar Raden Fatah adalah Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Demak sebelumnya adalah Bintoro yang merupakan daerah bagian Majapahit yang diberikan oleh Raja Majapahit kepada Raden Patah. Pemerintahan Raden Patah berlangsung kira-kira di akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-16 M. Dikatakan, ia adalah seorang anak Raja Majapahit dari seorang ibu muslim keturunan Campa. Ia digantikan anaknya yang bernama Sambrang Lor, dikenal juga dengan julukan Pati Unus. Menurut Tome Pires, Pati Unus baru berumur 17 tahun ketika menggantikan ayahnya sekitar tahun 1507. Menurutnya tidak lama setelah naik tahta, ia merencanakan suatu rencana serangan terhadap Malaka. Pati Unus digantikan oleh Trenggono yang dilantik sebagai Sultan oleh Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Ia memulai pemerintahan pada tahun 1524-1546. Pada masa Sultan Demak yang ketiga inilah Islam dikembangkan keseluruh tanah Jawa, bahkan sampai ke Kalimantan Selatan. Penaklukan Sunda Kelapa berakhir tahun 1527 yang dilakukan oleh gabungan Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fadhilah Khan. Majapahit dan Tuban jatuh ke bawah kekuasaan Demak diperkirakan pada tahun 1527 itu juga. Kesultanan Pajang adalah pelanjut dan dipandang sebagai pewaris kerajaan Islam di Demak. Kesultanan yang terletak di Kartasura sekarang itu merupakan kerajaan Islam yang pertama yang terletak di pedalaman pulau Jawa. Usia kesultanan ini tidak panjang, kekuasaaan dan kebesarannya kemudian diambil oleh kerajaan Mataram. Sultan atau Raja yang pertama adalah Sultan Hadiwijaya Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging, lereng gunung Merapi. Oleh Raja Demak ketiga yaitu Sultan Trenggono, Jaka Tingkir diangklat sebagai Raja pajang setelah sebelumnya dikawinkan dengan anak perempuannya.