Perlawanan Secara Ilegal Uraian Materi
IPS SMP KK F
165
Pada awal penyerbuan Pearl Harbour Jepang sudah menyadari akan kekuatan sebenarnya Amerika Serikat. Ibarat membangunkan singa yang sedang tidur
Jepang mulai mempersiapkan diri untuk menangkal serangan-serangan Sekutu yang dimotori Amerika Serikat yang saat itu sangat berkembang industri peralatan
perangnya. Antara lain adalah pengerahan tenaga Romusha pekerja kasar dan para petani diwajibkan untuk menanam pohon jarak yang kegunaannya untuk
bahan pelumas kendaraan perang. Kemudian sekarang inipun buah jarak dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar. Pada awalnya Jepang
mempekerjakan para Romusha yang diambil dari tenaga-tenaga yang menganggur untuk membuat parit-parit pelindungan, lubang perlindungan, atau
lapangan udara dan sebagainnya dengan diberi upah dan makan. Lama kelamaan Romusha menjadi pekerja-pekerja paksaan dari tenaga laki-laki dan yang diambil
pemuda atau petani-petani desa yang berbadan sehat. Ribuan orang direkrut menjadi Romusha. Mereka tidak hanya dipekerjakan di dalam negeri tetapi juga
dikirim ke negara Asia lain seperti Burma, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan lain- lain. Tindakan yang kejam dan sewenang-wenang tentara Jepang membuat
banyak dari para Romusha ini tidak pernah pulang kembali ke kampung halamannya karena mati kelaparan, kehausan, atau siksaan dalam kerja paksa.
Untuk menghilangkan ketakutan penduduk untuk dijadikan Romusha, Jepang memberikan anugerah para Romusha sebagai ”Prajurit Ekonomi” atau ”Pahlawan
Pekerja”. Akan tetapi pengalaman pahit yang timbul akibat pembentukan romusha ini tidak akan mungkin hilang dari ingatan rakyat Indonesia. Berbagai macam
bentuk penindasan dan paksaan tidak dapat dikatakan sebagai pengorbanan. Hal inilah yang nantinya menjadi salah satu penyebab terjadinya perlawanan rakyat
Indonesia terhadap pendudukan tentara Jepang. Pada tahun 1943 terjadi perubahan politik dunia, di mana blok As Jerman, dkk.
telah menderita kekakalahan di mana-mana. Jepang mulai cemas terhadap serangan balasan Sekutu yang semakin ofensif dalam perang pasifik. Kondisi ini
membuat Jepang mulai bersikap lunak terhadap negeri-negeri jajahannya. Kepada bangsa Indonesia diberi kesempatan untuk ambil bagian dalam uruasan
pemerintahan. Untuk itulah dibentuk Tjihio Sangi Kai semacam Dewan Daerah dan Tjuai Sangi In semacam Dewan Rakyat dengan Ir. Soekarno sebagai ketua
dan RMAA Kusumoutoyo dan dr. Buntaran sebagai wakil ketua. Sementara itu
Kegiatan Pembelajaran 6
166
Perang Pasifik semakin mendesak kekuatan Jepang. Untuk itu Jepang memerlukan bantuan rakyat daerah pendudukan untuk menahan laju ofensif
tentara Sekutu. Pemerintah Jepang mulai memikirkan pengerahan pemuda- pemuda Indonesia guna membantu usaha peperangannya. Jepang mulai beralih
ke strategi defensif di mana Indonesia menjadi front depan Nugroho: 1993. Berdasarkan keputusan sidang parlemen ke-82 di Tokyo, Perdana Menteri Tojo
mengemukakan perlunya dibentuk barisan semi militer dan militer di Indonesia. Pada bulan Januari 1943 dibukalah sebuah pusat latihan militer untuk pemuda-
pemuda Indonesia yang dikenal dengan ”Sainen Dojo” di Tanggerang. Seinen Dojo ini dipimpin oleh perwira pelatih Jepang Yanagawa, dibantu oleh M.Nakajima
seorang Jepang yang besar di Indonesia dan pro terhadap Kemerdekaan Indonesia. Di Seinen Dojo ini para pemuda diberi latihan militer yang sangat berat.
Di tempat ini juga dibentuk karakter pemuda semangat dan keberanian berkorban tentara Jepang yaitu ”Seisin” . Karakter-karakter ”Seisin” seperti ”Tai atari”,
”Jibaku”, ”Harakiri” inilah yang kelak amat berguna dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di Sainen Dojo ini juga kelak lahir pahlawan-pahlawan
kemerdekaan seperti Letnan Jenderal A. Kemal Idris, Letnan Jenderal A. Kosasih, dan Mayor Daan Mogot.
Keberhasilan Seinen Dojo dalam melatih pemuda-pemuda Indonesia membuat Jepang membentuk organisasi-organisasi semi militer lain dalam rangka
membantu tentara Jepang dalam peperangannya. Dalam bulan April 1943 dibentuklah organisasi-organisasi pemuda yang diberi
latihan militer, yaitu antara lain:
1 Barisan Pemuda Seinendan
Barisan SeinendanOrganisasi ini dimaksudkan untuk melatih dan mendidik pemuda agar mampu menjaga dan memepertahankan tanah
airnya dengan kekuatannya sendiri, sedangkan tujuan sesungguhnya adalah agar Jepang mempunyai kekuatan cadangan dalam menghadapi
Sekutu dalam perang pasifik yang semakin ofensif. Pada awal pembentukannya jumlah anggota Seinendan tercatat 3.500 orang dan
kemudian berkembang mencapai jumlah sekitar 500.000 orang pada akhir pemerintahan