Unsur-Unsur Pengendalian Intern Sistem Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Internal

c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

4. Unsur-Unsur Pengendalian Intern

Pengendalian intern mencakup lima komponen dasar kebijakan dan prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk meyakinkan bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi. Adapun komponen tersebut seperti yang dapat dilihat dalam Basalamah 2003:136 diuraikan sebagai berikut: a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian sebagai komponen pertama dari lima komponen pengendalian internal merupakan pondasi dari komponen- komponen pengendalian sistem yang lain. Lingkungan pengendalian merupakan dampak kumulatif atas faktor-faktor untuk membangun, mendukung, dan meningkatkan efektifitas kebijakan dan prosedur tertentu. Dengan kata lain, lingkungan pengendalian menentukan iklim organisasi dan mempengaruhi kesadaran karyawan terhadap pengendalian Bodnar dan Hopwood, 2006:133. Lingkungan pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut ini Romney dan Steinbart, 2003:232: 1 komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika, 2 filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi, 3 struktur organisasional, 4 komite audit dewan komisaris, 5 metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab, 6 kebijakan dan praktek-praktek dalam sumber daya manusia, dan 7 pengaruh- pengaruh eksternal. b. Penilaian Risiko Penaksiran risiko merupakan proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang mempengaruhi tujuan perusahaan. Tahapan yang paling kritis dalam menaksir risiko adalah mengidentifikasi perubahan kondisi eksternal dan internal dan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan. Contoh risiko yang relevan dengan proses pelaporan keuangan termasuk perubahan lingkungan operasi organisasi, perubahan personel, perubahan sistem informasi, teknologi baru, perubahan dalam industri, lini produk yang baru, dan regulasi, hukum atau peraturan akuntansi yang baru Bodnar dan Hopwood, 2006:140. Mengidentifikasi dan menganalisis risiko adalah suatu proses yang berkelanjutan dan suatu komponen kritis dari pengendalian internal yang efektif. Manajemen harus fokus pada risiko pada semua tingkat organisasi dan perlu mengambil tindakan untuk mengatur mereka. Langkah pertama yang penting adalah manajemen mengidentifikasikan faktor yang bias meningkatkan risiko. Saat risiko telah dikenali, manajemen memperkirakan arti risiko itu, menilai kemungkinan terjadinya risiko tersebut, dan mengembangkan tindakan spesifik yang perlu diambil untuk mengurangi risiko hingga suatu tingkatan yang bias diterima Arens, et. al, 2003:406. c. Prosedur Pengendalian Prosedur pengendalian merupakan komponen pengendalian internal yang ketiga. Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur untuk membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik Bodnar dan Hopwood, 2006:140. Prosedur pengendalian ditetapkan untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa sasaran bisnis akan dicapai, termasuk pencegahan penggelapan. Ada beberapa faktor yang termasuk dalam prosedur pengendalian yakni sebagai berikut Warren, et. al, 2006:239: 1 pegawai yang kompeten, perputaran tugas, dan cuti wajib, 2 pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan, 3 pemisahan operasi, pengamanan aktiva, dan akuntansi, 4 prosedur pembuktian dan pengamanan. d. Sistem Akuntansi Setelah prosedur pengendalian internal dikembangkan, metode pemrosesan dasar harus ditentukan. Sistem akuntansi bisa dilaksanakan secara manual atau dikomputerisasi. Pada perusahaan kecil semua transaksi dicatat secara manual pada jurnal umum dua kolom. Ayat jurnal itu kemudian diposkan satu per satu ke akun-akun dalam buku besar. Sistem akuntansi manual seperti itu sederhana penggunaannya dan mudah dimengerti. Pencatatan secara manual dapat melayani perusahaan dengan cukup baik bila jumlah data yang dikumpulkan, disimpan, dan digunakan relatif kecil. Namun untuk perusahaan besar dengan database yang besar, pemrosesan secara manual tersebut terlalu mahal dan memakan banyak waktu Warren, et. al , 2006:243. Sistem akuntansi accounting system adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi mengenai keuangan dan operasi usaha. Sistem akuntansi untuk perusahaan besar harus mampu mengumpulkan, mengakumulasikan, dan melaporkan berbagai jenis transaksi. Sistem akuntansi berkembang melalui suatu proses yang terdiri dari tiga tahap sejalan dengan pertumbuhan dan perubahan perusahaan. Tahap pertama dalam proses tersebut adalah analisis, yaitu 1 mengidentifikasi kebutuhan para pihak yang menggunakan informasi tentang perusahaan dan 2 menentukan bagaimana menyediakan informasi tersebut. Dalam tahap kedua, sistem tersebut dirancang designed sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan pemakai. Sistem tersebut meliputi bagan akun, jurnal dua kolom, dan buku besar. Sistem akhirnya diimplementasikan implemented dan digunakan. Setelah suatu sistem diimplementasikan, umpan balik feed back atau masukan dari pengguna informasi dapat digunakan untuk menganalisis dan memperbaiki sistem. Pengendalian internal dan metode pemrosesan informasi sangat penting dalam sistem akuntansi. Pengendalian internal internal control merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, dan memastikan bahwa perundang- undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya. Metode pemrosesan processing method adalah cara pengumpulan, pengikhtisaran, dan pelaporan informasi akuntansi. Metode-metode ini bisa bersifat manual atau dikomputerisasi Warren, et. al, 2006:234. Sistem akuntansi umumnya terdiri dari subsistem akuntansi, yang masing-masing didesain untuk memproses transaksi jenis tertentu. Meskipun berbeda menurut jenis transaksi yang diproses, semua subsistem akuntansi mengikuti urutan prosedur yang sama. Prosedur ini disebut siklus akuntansi Romney dan Steinbart, 2003:249. e. Pengawasan Pengawasan atau monitoring, komponen pengendalian intern yang kelima, melibatkan proses yang berkelanjutan untuk menaksir kualitas pengendalian internal dari waktu ke waktu serta untuk mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. Kualitas pengendalian dapat terganggu dengan berbagai cara, termasuk kurangnya ketaatan, kondisi yang berubah atau bahkan salah pengertian. Pengawasan dicapai melalui aktivitas yang terus menerus, atau evaluasi terpisah, atau kombinasi keduanya. Aktivitas yang terus menerus mencakup aktivitas supervisi manajemen dan tindakan lain yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa proses pengendalian internal secara kontinu berjalan efektif. Fungsi audit internal merupakan satu fungsi yang biasanya ada dalam perusahaan besar untuk mengawasi dan mengevaluasi pengendalian secara terus menerus. Luasnya rentang pengendalian dan pertumbuhan volume transaksi di perusaahaan besar merupakan faktor-faktor yang memicu lahirnya fungsi audit internal. Meningkatnya ketergantungan atas data akuntansi yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi besar ditambah dengan meningkatnya peluang pencurian dan penyalahgunaan serta kesalahan pencatatan akuntansi dalam organisasi besar telah memotivasi perlunya audit secara terus menerus. Tujuan fungsi audit internal adalah untuk melayani manajemen dengan menyediakan bagi manajemen hasil analisis, hasil penilaian aktivitas, dan sistem seperti: 1 sejauh mana ketaatan terhadap kebijakan operasi, prosedur, dan rencana, 2 kualitas kinerja personel organisasi Bodnar dan Hopwood, 2006:145. Metode utama untuk mengawasi kinerja mencakup Romney dan Steinbart, 2003:249: 1 Supervisi yang efektif Supervisi yang efektif mencakup melatih dan mendampingi pegawai, mengawasi kinerja mereka, mengoreksi kesalahan dan melindungi aset dengan cara mengawasi pegawai yang memiliki akses ke hal-hal tersebut. 2 Akuntansi pertanggungjawaban Sistem akuntansi pertanggungjawaban mencakup anggaran kuota, jadwal, biaya standar, dan standar-standar kualitas laporan kinerja yang membandingkan kinerja yang aktual dengan kinerja yang direncanakan serta menunjukkan perbedaan yang signifikan dan prosedur untuk menyelidiki perbedaan yang signifikan dan mengambil tindakan tepat pada waktunya untuk mengoreksi kondisi-kondisi yang mengarah pada perbedaan tersebut. 3 Audit internal Audit internal mencakup peninjauan ulang keandalan dan integritas informasi keuangan dan operasional serta menyediakan penilaian kesadaran pegawai terhadap prosedur dan kebijakan manajemen, hukum, dan peraturan yang berlaku serta mengevaluasi efisiensi dan keefektifan manajemen.

5. Ciri-ciri Pengendalian Intern yang Efektif dan Memadai

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor dengan teknologi informasi sebagai variabel intervening

2 15 140

Pengaruh Etika, Pendidikan, dan Pengalaman terhadap Profesionalisme Auditor Internal dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan Republik Indonesia)

0 12 179

Pengaruh Peran, Profesionalisme, Pengalaman Kerja, dan Pengetahuan Information Technology ( It ) Auditor Internal Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Perusahaan

0 40 197

PENGARUH KOMITMEN AUDITOR TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PENGARUH KOMITMEN AUDITOR TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey Pada Kantor Akuntan Publik Di Surakarta Dan Yogyakarta).

0 2 12

Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap efektivitas Pengendalian Internal Penjualan.

0 0 18

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN PROFESIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ipi7630

0 0 11

Pengaruh Budaya Organisasi Dan Peran Auditor Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan Dengan Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal Sebagai Variabel Intervening

0 2 10

PENGARUH PROFESIONALISME DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PRESTASI KERJA AUDITOR: MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING - Perbanas Institutional Repository

0 1 16

PENGARUH PROFESIONALISME DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PRESTASI KERJA AUDITOR: MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING - Perbanas Institutional Repository

0 1 14

PENGARUH PROFESIONALISME, PENGALAMAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA INTERNAL AUDITOR : KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING - Unika Repository

0 0 16