4 Besarnya kontribusi profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor yang mempengaruhi efektivitas penerapan sistem
pengendalian intern perusahaan melalui motivasi sebagai variabel intervening adalah 0.448
= 44.8. Sisanya sebesar 0.552 atau 55.2 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat
dijelaskan dalam penelitian.
C. Kerangka Hubungan Sub-Struktur 1 dan Sub-Struktur 2
Kerangka hubungan kausal empiris antara jalur sub-struktur 1 dan jalur sub-struktur 2 dapat dilihat melalui persamaan struktur sebagai berikut:
Gambar 4.3 Hubungan Struktur X
1
, X
2
dan Y Terhadap Z
0.420
r
12 = 0.503
0.176 0.228
0.264
0.335
y
x3
Profesiona Lisme X
1
Pengalaman Kerja
X
2
Motivasi Y
SPI Z
1 = 0.847 2 = 0.743
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan secara keseluruhan, maka dapat dimaknai dan dibahas sehingga memberikan informasi secara objektif sebagai berikut:
1. Profesionalisme internal auditor X
1
memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap motivasi Y sebesar 0.129 angka ini lebih besar dari
0.05 maka Ho
1
diterima dan Ha
1
ditolak. Namun koefisien lintasan parsial path coefficient menunjukkan hubungan positif antara profesionalisme
internal auditor terhadap motivasi sebesar 0.176
2
= 0.031 = 3.1. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wahyudi dan Mardiyah
2006 yang menunjukkan bahwa profesionalisme auditor berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan
keuangan sebesar 0.000 0.05. Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh pengukuran variabel. Pada penelitian ini profesionalisme
auditor diukur terhadap motivasi, sedangkan pada penelitian Wahyudi dan Mardiyah 2006 profesionalisme diukur terhadap tingkat materialitas
dalam pemeriksaan laporan keuangan. Menurut Herawaty dan Susanto 2008, semakin tinggi tingkat profesionalisme dari seorang auditor maka
akan semakin baik pula auditor tersebut dalam menjalankan tugasnya yang berhubungan dengan profesinya sebagai auditor. Pada penelitian Herawaty
dan Susanto 2008 dijelaskan bahwa profesionalisme auditor sangat erat sekali hubungannya terhadap kegiatan atau aktivitas yang berhubungan
dengan profesi sebagai auditor.
2. Pengalaman kerja internal auditor X
2
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi Y dengan nilai signifikansi sebesar 0.000
angka ini lebih kecil dari 0.05 maka Ha
2
diterima dan Ho
2
ditolak. Besarnya kontribusi pengalaman kerja internal auditor X
2
yang langsung mempengaruhi motivasi X
3
adalah 0.420
2
= 0.176 = 17.6. Penelitian mengenai pengalaman kerja auditor pernah dilakukan oleh Herliansyah
dan Ilyas 2006 yang menunjukkan bahwa pengalaman auditor memiliki pengaruh siginifikan terhadap penggunaan bukti dalam auditor judgment
sebesar 0.000 0.05. 3. Profesionalisme internal auditor X
1
dan pengalaman kerja internal auditor X
2
secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi Y dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 angka ini
lebih kecil dari 0.05 maka Ha
3
diterima dan Ho
3
ditolak. Besarnya kontribusi profesionalisme internal auditor X
1
dan Pengalaman kerja internal auditor X
2
secara bersama yang langsung mempengaruhi motivasi Y adalah 28.2. Penelitian terhadap motivasi pernah dilakukan
oleh Trisnaningsih 2003 yang menunjukkan bahwa komitmen profesional dan komitmen organisasional secara bersama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap motivasi. 4. Profesionalisme internal auditor X
1
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan Z
dengan nilai signifikansi sebesar 0.030 angka ini lebih kecil dari 0.05 maka Ha
4
diterima dan Ho
4
ditolak. Besarnya kontribusi profesionalisme
internal auditor X
1
yang langsung mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian intern perusahaan Z adalah 0.228
2
= 0.052 = 5.2. Hal ini menunjukkan bahwa profesionalisme mempunyai hubungan yang rendah
dengan sistem pengendalian intern disebabkan karena penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data, sehingga adanya
kemungkinan bahwa responden keliru dalam memberikan jawaban serta salah dalam menafsirkan pertanyaan. Selain itu juga, menurut prima
consulting 2007 untuk dapat mewujudkan profesionalismenya, auditor intern bank secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama harus
mempunyai: 1 pengetahuan yang memadai dalam bidang tugasnya yaitu pengetahuan mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan
dengan spesialisasinya; 2 perilaku yang independent, jujur, objektif, tekun dan loyal; 3 Kemampuan mempertahankan kualitas profesionalnya
melalui pendidikan profesi lanjutan yang berkesinambungan; 4 kemampuan melaksanakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan
seksama; 5 kecakapan dalam berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis secara efektif. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Desyanti dan Ratnadi 2006 yang menunjukkan bahwa keahlian profesional pengawas intern secara parsial memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern sebesar 0.000 0.05.
5. Pengalaman kerja internal auditor X
2
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan Z dengan nilai signifikansi sebesar 0.003 angka ini lebih kecil dari 0.05 maka Ha
5
diterima dan Ho
5
ditolak. Besarnya kontribusi pengalaman kerja internal auditor X
2
yang langsung mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian intern perusahaan Z adalah 0.335
2
= 0.112 = 11.2. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Desyanti dan
Ratnadi 2006 yang menunjukkan bahwa pengalaman kerja pengawas intern secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
efektivitas penerapan struktur pengendalian intern perusahaan sebesar 0.002 0.05.
6. Motivasi Y memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan Z dengan nilai
signifikansi sebesar 0.013 angka ini lebih kecil dari 0.05 maka Ha
6
diterima dan Ho
6
ditolak. Besarnya kontribusi motivasi Y yang langsung mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian intern perusahaan Z
adalah 0.264
2
= 0.069 = 6.9. Penelitian mengenai motivasi pernah dilakukan oleh Alsyafdi 2008 yang menunjukkan bahwa motivasi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja individual sebesar 0.025 0.05 dan Trisnaningsih 2003 yang menjelaskan bahwa motivasi
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja sebesar 0.000 0.05.
7. Profesionalisme internal auditor X
1
dan pengalaman kerja internal auditor X
2
secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan Z
melalui motivasi Y sebagai variabel intervening dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 angka ini lebih kecil dari 0.05 maka Ha
7
diterima dan Ho
7
ditolak. Besarnya kontribusi profesionalisme internal auditor X
1
dan pengalaman kerja internal auditor X
2
secara bersama yang langsung mempengaruhi efektivitas penerapan sistem pengendalian intern
perusahaan Z melalui motivasi Y sebagai variabel intervening adalah 44.8 adapun sisanya sebesar 55.2 100 - 44.8 dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Angka ini lebih besar dibandingkan kontribusi profesionalisme X
1
dan pengalaman kerja X
2
internal auditor tanpa menggunakan motivasi sebagai variabel intervening adalah 28.2. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Desyanti dan Ratnadi 2006 yang menunjukkan bahwa keahlian profesional pengawas intern, pengalaman kerja pengawas intern dan
independensi secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern sebesar 0.000 0.05.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Pengujian ini menggunakan analisis jalur terhadap 76 responden dari internal auditor PT Bank “X” yang terdapat di Jakarta Pusat. Berdasarkan
pengujian terhadap permasalahan yang telah diungkapkan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan. Temuan ini mendukung hasil penelitian sebelumnya,
yaitu: Desyanti dan Ratnadi 2006, dan Krisnawati 2005. 2. Hasil analisis data dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh secara signifikan terhadap motivasi. Temuan ini mendukung hasil
penelitian sebelumnya, yaitu: Trisnaningsih 2003. 3. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan. Temuan ini mendukung hasil penelitian
sebelumnya, yaitu: Trisnaningsih 2003 dan Alsyafdi 2008. 4. Hasil analisis data dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa
profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem pengendalian intern perusahaan melaui motivasi sebagai variabel intervening. Temuan
ini mendukung hasil penelitian sebelumnya, yaitu: Alsyafdi 2008. Hasil penelitian ini, berdasarkan perhitungan koefisien determinasi tanpa
menggunakan motivasi sebagai variabel intervening diperoleh nilai sebesar 0.282 atau 28.2, sedangkan perhitungan koefisien determinasi dengan
menggunakan motivasi sebagai variabel intervening diperoleh nilai sebesar 0.448 atau 44.8 nilai yang lebih besar dibandingkan nilai koefisien
determinasi tanpa menggunakan motivasi sebagai variabel intervening, artinya pengaruh variabel intervening pada penelitian ini tidak boleh
diabaikan.
B. Implikasi Dan Saran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan dan
pertimbangan bagi PT Bank “X” untuk lebih meningkatkan profesionalisme dan pengalaman kerja internal auditor serta motivasi agar efektivitas
penerapan sistem pengendalian intern pada PT Bank “X” semakin meningkat. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada PT
Bank “X” untuk lebih memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan efektivitas penerapan sistem pengendalian intern. Mengingat sistem
pengendalian intern yang efektif merupakan komponen penting dalam manajemen bank dan menjadi dasar bagi kegiatan operasional bank yang sehat
dan aman. Selain itu, sistem pengendalian intern yang efektif dapat membantu