Terminologi Sistem Persediaan LANDASAN TEORI

Herwandi Silalahi : Pengendalian Persediaan Suku Cadang Mesin-Mesin Pabrik DI PT. Perkebunan Nusantara III PKS Rambutan Tebing Tinggi, 2009.

3.9. Terminologi Sistem Persediaan

Beberap terminologi sistem persedian adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan demand Keputusan pengadaan persediaan dibuat berdasarkan perkiraan demand masa yang akan datang. Sifat dari demand akan mempengaruhi keputusan yang akan dibuat. Laju demand adalah besarnya demand yang terjadi per satuan waktu. Sifat-sifat demand antara lain : a. Deterministic, dimana besarnya demand diketahui. b. Probabilistic, dimana besarnya demand tidak diketahui dan berbentuk suatu distribusi tertentu. c. Static, dimana laju demand untuk tiap-tiap periode sama. d. Dynamic, dimana laju demand setiap periode tidak sama. 2. Waktu Tenggang lead time Untuk memesan suatu barang sampai barang tersebut datangsiap dipakai diperlukan jangka waktu yang bisa bervariasi dari beberapa jam sampai beberapa bulan. Perbedaan waktu antara saat memesan sampai saat barang datang disebut waktu tenggang lead time. Waktu tenggang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dari barang itu sendiri dan jarak pembeli dan pemasok. 3. Penggantian Persediaan replenishment Penggantian persediaan adalah penambahan persediaan yang ada digudang. Jumlah penggantian adalah jumlah barang yang diterima sesuai besarnya Herwandi Silalahi : Pengendalian Persediaan Suku Cadang Mesin-Mesin Pabrik DI PT. Perkebunan Nusantara III PKS Rambutan Tebing Tinggi, 2009. order yang terjadi. Laju penggantian adalah laju penambahan persediaan dalam gudang yang mempunyai bermacam-macam pola. 4. Titik Pemesanan Ulang reorder point Pada saat harus diadakan pemesanan kembali sedemikian rupa, sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan tepat waktu disebut titik pemesanan ulang reorder point. Titik pemesanan ulang menandakan pembelian harus segera dilakukan untuk menggantikan persediaan yang telah digunakan. Jika titik pemesanan ulang ditetapkan terlalu rendah, maka persediaan barang akan habis sebelum persediaan pengga nti diterima, sehingga proses produksi dapat terganggu. Akan tetapi jika titik pemesanan ulang ditetapkan terlalu tinggi, maka persediaan baru sudah datang, sedangkan persediaan digudang masih banyak. Hal ini akan mengakibatkan pemborosan biaya dan investasi yang berlebihan. Titik pemesanan ulang dihitung dengan mengalikan tenggang waktu lead time dengan permintaan per hari. Jika asumsi bahwa satu tahun terdiri dari 365 hari, maka permintaan per hari adalah 365 D . Jadi, rumus untuk titik pemesanan ulang adalah : 365 L x D ROP = 5. Periode Pemesanan scheduling period Periode pemesanan adalah interval waktu antara pemesanan yang terjadi. Untuk sistem persediaan dengan periode pemesanan tetap, maka jumlah yang dipesan biasanya tergantung dari besarnya order level. Herwandi Silalahi : Pengendalian Persediaan Suku Cadang Mesin-Mesin Pabrik DI PT. Perkebunan Nusantara III PKS Rambutan Tebing Tinggi, 2009. 6. Level Pemesanan order level Level pemesanan adalah besarnya persediaan sebagai patokan dalam penentuan ukuran pemesanan. 7. Persediaan Pengaman safety stock Persediaan pengaman berfungsi untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan barang, misalnya penggunaan barang yang lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan barang yang dipesan. Persediaan pengaman dapat ditentukan berdasarkan persentase dari kebutuhan dari kebutuhan selama waktu tenggang. Besarnya nilai safety stock tergantung pada ketidakpastian pasokan maupun permintaan. Pada situasi normal, ketidakpastian pasokan bisa diwakili dengan standar deviasi lead time dari supplier, yaitu waktu antara perusahaan memesan sampai material atau barang diterima. Sedangkan ketidakpastian permintaan biasanya diwakili dengan standar deviasi besarnya permintaan per periode. Kalau permintaan per periode maupun lead time sama-sama konstan maka tidak diperlukannya safety stock karena permintaan selama lead time memiliki standar deviasi nol.

3.10. Ukuran Lot Lot Sizing