Penentuan Material Kritis Pengolahan Data

Herwandi Silalahi : Pengendalian Persediaan Suku Cadang Mesin-Mesin Pabrik DI PT. Perkebunan Nusantara III PKS Rambutan Tebing Tinggi, 2009.

5.2.2. Penentuan Material Kritis

Pada studi ini pengelompokan suku cadang mesin menggunakan sistem ABC hanya membahas jenis suku cadang yang termasuk kelompok A saja atau kelompok suku cadang yang dinilai paling kritis. Langkah-langkah perhitungan metode pareto klasifikasi ABC adalah sebagai berikut : 1. Hitung total harga tiap suku cadang yang merupakan hasil perkalian antara jumlah kebutuhan suku cadang dengan harga suku cadang per satuan. 2. Urutkan total harga tiap jenis suku cadang mulai dari nilai terbesar sampai nilai terkecil. 3. Tambahkan secara kumulatif total harga tiap jenis suku cadang berdasarkan hasil urutan. 4. Konversikan kumulatif total harga menjadi persen kumulatif dengan cara membagi kumulatif total harga tiap jenis suku cadang. 5. Dari persen kumulatif total harga suku cadang dapat diketahui berapa banyak suku cadang yang termasuk dalam golongan A, B, dan C. Golongan A mempunyai persen kumulatif total harga mulai dari 0 sd 80 , golongan B mulai dari 80 sd 95 , dan golongan C dari 95 sd 100 . Untuk menghitung persen kumulatif harga suku cadang dari setiap kelompok ABC adalah : 100 arg arg arg x cadang suku a h kumulatif total cadang suku setiap a h kumulatif a h kumulatif = Sebagai contoh untuk persen kumulatif harga phericall roller bearing adalah : Herwandi Silalahi : Pengendalian Persediaan Suku Cadang Mesin-Mesin Pabrik DI PT. Perkebunan Nusantara III PKS Rambutan Tebing Tinggi, 2009. 100 500 . 792 . 395 000 . 625 . 60 arg x Rp Rp a h Kumulatif = = 15,32 Dengan mengikuti langkah metode pareto diatas, maka hasil perhitungan klasifikasi suku cadang mesin dengan kumulatif harga dapat dilihat pada Tabel 5.5. Herwandi Silalahi : Pengendalian Persediaan Suku Cadang Mesin-Mesin Pabrik DI PT. Perkebunan Nusantara III PKS Rambutan Tebing Tinggi, 2009. Klasifikasi setiap jenis suku cadang mesin yang telah dikelompokkan berdasarkan sistem ABC dapat dilihat pada Gambar 5.1. 23,25 17,54 100 Persentase Kumulatif Jumlah Barang Persentase kumulatif Total Harga A B C 76,55 94,29 100 Gambar 5.1. Pengelompokan Suku Cadang Sistem ABC Dari Tabel 5.5 dan Gambar 5.1 diatas, maka pengelompokan item suku cadang adalah sebagai berikut : 1. Kelompok A Pengendalian lebih ditunjukkan pada Kelompok A, yaitu kelompok yang menyerap modal sangat besar dari seluruh pengeluaran untuk pengadaan suku cadang mesin selama tahun 2009. Jenis-jenis suku cadang dalam kelas ini berjumlah 23,25 dari jumlah keseluruhan suku cadang dengan menyerap 76,75 dari modal yang tertanam pada persediaan. Herwandi Silalahi : Pengendalian Persediaan Suku Cadang Mesin-Mesin Pabrik DI PT. Perkebunan Nusantara III PKS Rambutan Tebing Tinggi, 2009. 2. Kelompok B Kelompok B menyerap 17,54 dari modal yang tertanam pada persediaan suku cadang dan berjumlah 32,46 dari jumlah keseluruhan suku cadang. 3. Kelompok C Meliputi jumlah suku cadang yang berada diluar kedua kelas tersebut diatas. Kelompok C menyerap modal sekitar 5,71 dari modal yang tertanam pada persediaan suku cadang dan jumlahnya meliputi 44,29 dari keseluruhan jenis suku cadang. Dari pengelompokan ketiga kelas tersebut, maka kelompok A merupakan item suku cadang mesin yang kritis, dimana modal yang diserap sangat besar sekitar 76,75 . Hasil pengelompokan suku cadang yang kritis kelompok A dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6. Kelompok Suku Cadang Kritis Kelompok A No Nama Suku Cadang Kelompok 1 Phericall roller bearing A 2 Roller clain Pitch A 3 Left right handed worm PN 13 A 4 Nozzle A 5 Press cylinder SN 12 A 6 Bcarer ref 7 ac.ar.al A 7 Coupling pn 58949044 A 8 Trust miracle A 9 Pipa steam A 10 Bearing SKF 29326 A 11 Top screen assembly mesh 40 A 12 Top screen assembly mesh 30 A Herwandi Silalahi : Pengendalian Persediaan Suku Cadang Mesin-Mesin Pabrik DI PT. Perkebunan Nusantara III PKS Rambutan Tebing Tinggi, 2009.

5.2.3. Data Break Down Time Mesin kritis