2. Tingkat Meso underlying cause, yaitu faktor agar berhubungan dengan struktur masyarakat struktur disini dianggap sebagai kelas masyarakat,
dimana masyarakat itu ada yang miskin dan kaya. Bagi kelompok keluarga miskin anak akan diikut sertakan dalam menambah penghasilan keluarga.
Sebab-sebab yang dapat diidentifikasikan ialah pada komunitas masyarakat miskin, anak-anak adalah aset untuk membantu meningkatkan ekonomi
keluarga, oleh karena itu anak-anak diajarkan untuk bekerja pada masyarakat lain. Pergi ke kota untuk bekerja adalah sudah menjadi kebiasaan masyarakat
dewasa dan anak-anak berurbanisasi. 3. Tingkat makro basic cause, yaitu faktor yang berhubungan dengan struktur
masyarakat struktur ini dianggap memiliki status sebab akibat yang sangat menentukan, dalam hal ini sebab banyak waktu di jalanan, akibatnya akan
banyak uang. Sebab yang dapat diidentifikasikan secara ekonomi adalah membutuhkan modal dan keahlian besar. Untuk memperoleh uang yang lebih
banyak mereka harus lama bekerja dijalanan dan meninggalkan bangku sekolah Siregar, 2004.
2.4. Pengamen Jalanan
Pengamen adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan cara bernyanyi atau memainkan alat musik di muka umum dengan tujuan menarik
perhatian orang lain dan mendapatkan imbalan uang atas apa yang mereka lakukan.
Universitas Sumatera Utara
Definisi Pengamen itu sendiri, awalnya berasal dari kata amen atau mengamen menyanyi, main musik, dsb untuk mencari uang. Amenpengamen
penari, penyanyi, atau pemain musik yang tidak bertempat tinggal tetap, berpindah-pindah dan mengadakan pertunjukkan di tempat umum. Jadi
pengamen itu mempertunjukkan keahliannya di bidang seni. Seorang pengamen tidak bisa dibilang pengemis, karena perbedaannya cukup mendasar. Seorang
pengamen yang sebenarnya harus betul-betul dapat menghibur orang banyak dan memiliki nilai seni yang tinggi. Sehingga yang melihat, mendengar atau menonton
pertunjukkan itu secara rela untuk merogoh koceknya, bahkan dapat memesan sebuah lagu kesayangannya dengan membayar mahal Suswandari, 2000.
Pengamen adalah salah satu pekerjaan yang dilakukan anak jalanan dengan cara menyanyikan lagu baik menggunakan alat maupun tidak. Sebagian
besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran dijalan atau tempat-tempat umum lainnya, tidak atau bergantung dengan keluarga, dan
mempunyai kemampuan untuk bertahan hidup dijalanan.
2.5. Pengertian Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.
Perilaku merupakan suatu tindakan yang mempunyai frekuensi, lama, dan tujuan khusus, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar Green, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Skinner 2001 seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus. Skinner membedakan perilaku menjadi dua :
a. Perilaku tertutup Covert Behavior
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh
orang lain. b.
Perilaku terbuka Overt Behavior Repon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Skinner dalam Notoatmodjo 2001 mengemukakan bahwa perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang stimulus dan
tanggapan atau respon, respon dibedakan menjadi dua respon : 1
Respondent response atau reflexive respon Respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu yang
relatif tetap. Responden respon Respondent behaviour mencakup juga emosi respon dan emotional behaviour.
2 Operant respons atau instrumental respon
Respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforsing stimuli atau reinforcer.
Universitas Sumatera Utara
Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar individu.
Menurut Quin, Anderson, dan Finkelstein bahwa ada 4 tingkatan dari pengetahuan yang perlu dikenal:
1. Pengetahuan kognitif know-what yang berasal dari pelatihan dasar dan
sertifikasi. 2.
Keahlian lanjutan know-how yang menerjemahkan buku pelajaran menjadi eksekusi yang efetif.
3. Pemahaman sistem know-why yang berasal dari dua tingkatan di atas
ditambah kemampuan untuk memimpin suatu intuisi pelatihan. 4.
Aktifitas yang berasal dari motivasi sendiri care-why yang mendorong kelompok-kelompok kreatif untuk menjadi kelompok yang terbaik dengan
menggunakan kemampuan yang maksimal. Menurut Quin, Anderson, dan Finkelstein bahwa tiga tingkatan yang pertama
terdapat pada system-sistem didalam organisasi seperti basis-basis data, teknologi dan sistem prosedur operasional, sedangkan yang ke empat hanya ada diperoleh
melalui kultur dari organisasi Wiranata, 2000. Bloom 1980 seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia
itu ke dalam 3 tiga domain, ranah atau kawasan yakni: a kognitif cognitive, b afektif affective, c psikomotor psychomotor.
Universitas Sumatera Utara
Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan Knowledge
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang merupakan pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behaviour.
Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan.
a. Tahu know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling tendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyakatan, dan sebagainya. Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
b. Memahami comprehension
Universitas Sumatera Utara
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalkan dapat menjelaskan mengapa harus makan-makanan yang bergizi.
c. Aplikasi aplication
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggukan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan- perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus
pemecahan masalah problem solving cycle di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
d. Analisis analysis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan
membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
e. Sintesis synthesis
Sintesis menuju kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat
menyusun dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara
anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare disuatu tempat, dapat menafsirkan sebab-
sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut KB, dan sebagainya. 2.
Sikap Attitude Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesedian untuk
bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan presdisposisi
tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan
Universitas Sumatera Utara
merupakan reaksi terbuka atau tingkat laku yang terbuka. Sikap merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan. a.
Menerima receiving Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan objek. b.
Merespon responding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. c.
Menghargai valuing Mengajarkan orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d.
Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat
ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek.
Universitas Sumatera Utara
3. Praktik atau Tindakan Practice
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behaviour. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan. a.
Persepsi perception Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama b.
Respon terpimpin guided response Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua. c.
Mekanisme mecanism Apabila seseorang telah sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia
sudah mencapai praktik tingkat tiga. d.
Adopsi adooption Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannyatanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Menurut Green 2000, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor : 1.
Faktor predisposisi predidposing factors yaitu faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu perilaku.
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor pendukung atau pemungkin enabling factors meliputi semua
karakter lingkungan dan semua sumber daya atau fasilitas yang mendukung atau memungkinkan terjadinya suatu perilaku.
3. Faktor pendorong atau penguat reinforcing factors yaitu faktor yang
memperkuat terjadinya perilaku antara lain tokoh masyarakat, teman atau kelompok sebaya, peraturan, undang-undang, surat keputusan
dari para pejabat pemerintahan daerah atau pusat Notoatmodjo, 2007.
2.6. Perilaku Seksual