Matriks Alasan Tidak Ingin Keluar dari Kehidupan Jalanan Matriks Alasan Tidak Ingin Keluar dari Kehidupan Jalanan

waktunya untuk berubah. Hasil dari observasi dan wawancara peneliti terhadap keseluruhan informan adalah sebagai berikut :

4.22. Matriks Alasan Tidak Ingin Keluar dari Kehidupan Jalanan

Informan Narasi Informasi 1 Sampe dewasalah, kalo bulan puasa mau lah pulang, bukan, ntah ngantar uang, belum, inilah rencanaku mau dikumpulin, dikede, sekarang uda habis, mamak pun orang miskinnya, botot-botot, bapak gak mau kerja, minum tuak aja, mamak capek-capek cari botot, jalan kaki, bapak tiap malam minum tuak terus, dari mamaklah uang botot itu,,,,, 2 Kalo perubahan ada, tapi belum saat ini lah, ya sampe novi kerja nanti lah, kalo novi keinginan kerja kayak di supermarket gitu, tapi ya, kalo gak dapat juga itu di rumah makan aja gitu, uda, iya kek kede-kede ginil ah, novi datangi iya kan, novi, tanyaian, ada lowongan kerja gak bu, katanya gak ada, ya uda novi tanyain aja satu-satu,nanti kalo ada katanya novi masuk, kayak novi sementara ngamen-ngamen dulu, bantu-bantu kawan jualan,,,,, 3 Nanti lah, sekarang mau bebas kayak gini, kumpul ama kawan- kawan, tunggu sampek besar sikit lagi lah, sekarang enak kayak gini gak ada yang ngatur-ngatur gitu,,,,, 4 Nggak, karena nggak enak lah, nggak juga, sampai awak sadarlah kapan awak pulang, gak ada, keinginan aja, pengen bebas, distro, kalo gak pake distro malu, aku nggak, tergantung orangnya, kalo nekan obat, aku nggak kepengen ngamen, malas, orang uda mabuk, awak pengennya berantam, emosi, gadoh, pengen jalan misalnya dari sini sampe ke yuki simpang raya awak jalan, baru sadar naik betis, mau naik malam-malam biusnya, ya gabung- gabung sama kawan, ngoceh-ngoceh, ngajak jalan, rame-rame sambil ngamen,,,,, 5 Sampai itulah, nanti kan ada waktunya berubah, saat ini belum, mikir juga, tapi emang lagi enak kek gini, kan sutau hari bisa berubah juga itu, kalo emang ada kemauan buat berubah, berubah,,,,, 6 Ya, kok ada lebih baik dari sini aku mencari duitnya, kenapa tidak, ibaratnya mencari kesuksesan tidak dengan cara seperti ini ,dengan cara bekerja atau pun usaha sendiri, kalo pun bekerja mungkin aku pun gak mau, kerja sama orang aku tidak mau, aku

4.22. Matriks Alasan Tidak Ingin Keluar dari Kehidupan Jalanan

Universitas Sumatera Utara Informan Narasi Informasi 6 mau ngumpul, aku mau buka usaha sendiri, usaha itu tunggu ada modal,,,,, 7 Maunya sih di rumah aja, tapi gak betah, gak tentu jugalah, karena pun waktu semalampun aku pulang juga, karena semalam pulangkan ganti baju aja, trus kata mamak awak gini, kau pulang- pulang ganti baju, bagus kau di rumah, rumah kau kan tiap hari mamak kasi kau uang, mamak beli kau hp, mamak kasi uang jajan kau, gak lah aku bilang, aku mau berusahaan sendiri mak, mau mandiri aku bilang, gak, mau sih gak mau gini-gini aja, mau kerja, tapi gak cocok bagi tiara,,,,, Dari matriks di atas dapat dilihat bahwa seluruh informan mengatakan bahwa alasan tidak ingin keluar dari kehidupan jalanan karena belum saatnya, suatu hari nanti pasti ada waktunya, saat ini masih ingin hidup bebas. Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Informan Informan dalam penelian ini adalah anak jalanan yang berada di Simpang Aksara Medan, yang berusia 10-18 tahun, yang terdiri dari 4 informan perempuan dan 3 informan laki-laki, dengan latar belakang tingkat pendidikan 3 informan tamatan SMP, 2 orang informan dengan tingkat pendidikan sampai kelas 2 SMP, 1 informan tamatan SD, serta 1 informan dengan tingkat pendidikan sampai kelas 4 SD. Penelitian terhadap anak jalanan oleh Buyung Riady di Pantai Losari Makasar terhadap 100 anak jalanan berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa 55 responden telah menempuh pendidikan sampai tingkat SMASederajat, 25 responden hanya menempuh pendidikan sampai tingkat SMP, pada tingkat SD sebanyak 10 dari 2 responden dan 5 responden tidak pernah merasakan pendidikan formal bahkan dari 20 orang responden satu di antaranya masih kuliah yang berarti menempuh perguruan tinggi di salah satu universitas swasta di kota Makasar Riady, 2011. Ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan yang rendah hanya mampu bekerja di sektor informal sebagai pengamen karena tidak mempunyai potensi dan keterampilan yang cukup untuk bekerja di sektor formal. Bahkan tidak menutup kemungkinan seseorang yang sedang menduduki bangku kuliah pun juga dapat bekerja sebagai pengamen. Sedangkan responden yang tingkat pendidikannya Universitas Sumatera Utara SMASederajat bekerja di sektor informal karena mereka sulit mendapatkan lapangan pekerjaan di sektor formal di perkotaan. Disisi lain karena faktor dari dalam diri sendiri dan ekonomi keluarga yang mengharuskan mereka bekerja di sektor formal sebagai pengamen. Pendapatan perhari mulai dari Rp 5000 - Rp 40.000 dengan rata-rata pendapat perharinya maksimal Rp 20.000. Tempat tinggal informan adalah di rumah kosong, kios kosong di pasar bengkok Blok M, emperan toko, warung- warung, dengan status perkawinan orang tua, 3 informan status perkawinan orang tua bercerai, 3 informan status perkawinan orang tua tidak bercerai, serta 1 informan ibunya sudah meninggal. Dan seluruh informan tidak dikoordinasi.

5.2. Pengetahuan Informan