SMASederajat bekerja di sektor informal karena mereka sulit mendapatkan lapangan pekerjaan di sektor formal di perkotaan. Disisi lain karena faktor dari
dalam diri sendiri dan ekonomi keluarga yang mengharuskan mereka bekerja di sektor formal sebagai pengamen.
Pendapatan perhari mulai dari Rp 5000 - Rp 40.000 dengan rata-rata pendapat perharinya maksimal Rp 20.000. Tempat tinggal informan adalah di
rumah kosong, kios kosong di pasar bengkok Blok M, emperan toko, warung- warung, dengan status perkawinan orang tua, 3 informan status perkawinan orang
tua bercerai, 3 informan status perkawinan orang tua tidak bercerai, serta 1 informan ibunya sudah meninggal. Dan seluruh informan tidak dikoordinasi.
5.2. Pengetahuan Informan
5.2.1. Pengetahuan Informan tentang Pelecehan Seksual
Berdasarkan hasil penelitian terhadap ketujuh informan, dapat diketahui bahwasanya dari keseluruhan informan menjawab mengetahui tentang pelecehan
seksual, dengan hasil wawancara sebagai berikut : ”Tau, sama tingginya, ada abang-abang, di rumah adat teladan, di atas lah, ada
disitu rumah-rumah adat,,,” ”Tau,,,,,kayak,,,,, pelecehan seksual kayak yang itulah artis-artis itu,,,”
”,,,Kayak di raba-raba gitu ya, di pegang-pegang waktu tidur,,,” ”Tau, dicium, dicolek, di raba-raba,,,”
”Tau, sering-seringan kok kebanyak orang kok orang uda mabuk, ada cewek- cewek nanti mau pulang padahal anak baek-baek anak rumah-rumahan bisa
digangguin nya,,,” ”Tau,,,, tapi kalo aku sendiri yang nampak di pegangi pernah,,,pelecehan
hukumnya 3-4 tahun, itu kalo gak dibantu dengan perlindungan anak, perlindungan anak ini kan ada,,,”
”,,,Tau, ya di raba-raba, di ciumin gitu, kadang di peluk,,,”
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan jawaban tersebut pengetahun dari keseluruhan informan hanya sebatas tingkatan tahu know, memahami comprehension, aplikasi
application sesuai teori Bloom 1980. Anak jalanan sebagai bagian dari entitas nyata masyarakat kita sangat membutuhkan pendidikan kesehatan reproduksi.
Dunia jalanan membuat anak-anak jalanan rentan mengalami pelecehan seksual baik yang berasal dari orang-orang terdekat seperti teman, keluarga atau pun
orang lain yang tidak dikenal sama sekali. Keterbatasan akses informasi ditenggarai menjadi salah satu faktor mengapa tingkat pelecehan seksual pada
anak jalanan sangat tinggi Kompasiana, 2010.
5.2.2. Pengetahuan Informan tentang Penyimpangan Seksual
Berdasarkan hasil penelitian terhadap keseluruhan informan, dapat diketahui bahwasanya dari keseluruhan informan menjawab mengetahui tentang
penyimpangan seksual, dengan hasil wawancara sebagai berikut : ”,,,Laki-laki sama laki-laki nya,,,”
”,,,Seperti homo atau lesbi, contohnya perempuan sama perempuan melakukan sek,,,”
”,,,Laki-laki sama laki-laki atau apa namanya, sodomi gitu,,,” ”,,,Disodomikan, laki-laki sama laki, laki-laki sama wanita berhubungan melalui
dubur,,,” ”,,,Kok kata-kata sodomi pernah dengar,,,”
”,,,Istilahnya perempuan sama perempuan,,,”
Universitas Sumatera Utara
”,,,Sodomi, ya sesama laki-laki lah, itu aja,,,” Berdasarkan jawaban tersebut pengetahuan dari keseluruhan informan
hanya sebatas tingkatan tahu know dan memahami comprehension sesuai teori Bloom 1980. Anak jalanan anjal jadi sasaran empuk keganasan penyimpangan
seks pria dewasa. Mereka mudah diperdaya karena hidup miskin dan gampang tergoda bujuk rayu dengan diiming-iming uang Poskota, 2011.
5.2.3. Pengetahuan Informan tentang Kekerasan Seksual
Berdasarkan hasil penelitian terhadap ketujuh informan, dapat diketahui bahwasanya dari 6 informan menjawab mengetahui tentang kekerasan seksual,
sedangkan 1 informan tidak mengetahui tentang kekerasan seksual dengan hasil wawancara sebagai berikut:
”,,,Apa itu kekerasan seksual, tadi malam barusan ada diperkosaan orang,,,” “,,,Tau,,,,,seperti pemerkosaan,,,”
”,,,Di paksa gitu ya, kayak di perkosa,,,” ”,,,Tau, pemerkosaan, meraba-raba, secara paksa, kekerasan, lai-laki sama
perempuan,,,” ”,,,Memaksa anak itu supaya hubungan dengan bapak itu, tapi anak itu gak mau,
trus di paksa sama bapak itu, kek gitulah setau aku,,,” ”,,,Secara paksa,,,”
“,,,Gak tau, kurang tau,,,” Berdasarkan jawaban tersebut pengetahuan dari keseluruhan informan
hanya sebatas tingkatan tahu know dan memahami comprehension sesuai teori Bloom 1980. Selama ini anak jalanan memperoleh pengetahuan seksnya dari
teman sebaya atau anak jalanan yang lebih tua, baik dari membaca buku porno, menonton filmVCD porno atau mengintip orang yang sedang melakukan
Universitas Sumatera Utara
hubungan seksual. Mudahnya memperoleh pengetahuan mengenai seks mempengaruhi sikap anak jalanan terhadap hubungan seksual. Dari segi kesehatan
hubungan seks yang tidak sehat, apalagi bagi anak-anak yang masih di bawah
umur, mengandung risiko yang fatal, mulai dari penyakit menular seksual PMS
hingga ancaman terkena Anak jalanan sering menjadi korban kekerasan dari teman sebaya atau
yang lebih tua, termasuk pemimpin gang terorganisir. Mereka pun tidak selalu aman dari kekerasan oleh polisi lokal dan petugas keamanan. Baik anak laki-laki
maupun perempuan yang tinggal di jalanan sangat rentan akan eksploitasi dan kekerasan seksual, yang berdampak psikologis dan resiko penyakit atau kesehatan
terganggu. Merekapun berisiko menjadi
HIVAIDS.
pengguna Narkoba
Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak Komnas PA sepanjang 2010 terdapat 823 kasus kekerasan seksual pada anak. Umumnya,
korban adalah anak jalanan. Angka itu meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 507 kasus. “Di lapangan, jumlahnya bisa makin besar
karena tak terpantau Poskota, 2011. Herdiana, 2012.
5.2.4. Pengetahuan Informan tentang Minuman Beralkohol
Berdasarkan hasil penelitian terhadap ketujuh informan, dapat diketahui bahwasanya dari keseluruhan informan menjawab mengetahui tentang minuman
beralkohol, dengan hasil wawancara sebagai berikut : ”,,,Bir, potka, tuak,,,”
”,,,Mensen, tuak, paskot, uda itu anggur merah, podka,,,”
Universitas Sumatera Utara
”,,,Minuman yang memabukkan, tuak, miras, bir, anggur merah, topi miring,,,” ”,,,Bir bintang, tuak,,,”
”,,,Mc donal, tuak, itu kan alkohol juga,,,” ”,,,Alkohol itu kan rasanya kek mana panas di tenggorokan, anggur merah,
mensen, black house, bir hitam pun ada, bir putih,,,” Berdasarkan jawaban tersebut pengetahuan dari keseluruhan informan
dengan tingkatan tahu know, memahami comprehension, aplikasi aplication, analisis analysis sintesis synthesis, evaluasi evaluation sesuai teori Bloom
1980. Efek penggunaan alkohol juga tergantung pada seting lingkungan penggunaan dan kepribadian orang yang bersangkutan. Masalah alkohol
menyolok dibeberapa wilayah Indonesia. Media massa memuat berita beberapa orang meninggal dalam acara pesta alkohol
akibat penggunaan alkohol lokal, atau didapatkan dalam populasi tertentu penggunaan alkohol yang sulit dihentikan
Kemenkes, 2010.
5.2.5. Pengetahuan Informan tentang Penyalahgunaan Napza
Berdasarkan hasil penelitian terhadap ketujuh informan, dapat diketahui bahwasanya dari keseluruhan informan menjawab mengetahui tentang
penyalahgunaan Napza, dengan hasil wawancara sebagai berikut: ”,,,Distro, pil-pil itulah kayak narkoba, distro, gelek, ganja, sabu, lem, distro
termasuk obat batuk kak, kalo pake kita satu butir, jadi karena kelebihan dosis menyebabkan itu,,,”
”,,,Intinya obat-obatan, sabu-sabu, pil, suntikan itu, ya putaw,,,” ”,,,Distro, tree x, paling sering distro,,,”
”,,,Gelek , ganja, sabu, ngelem, distro, ramadol,,,” ”,,,Sabu-sabu, ganja, obat-obatan, dobel H, distro, somadril, tree x, ramadol,,,”
”,,,Sabu-sabu, ganja, putaw, pil inek, kertak,,,” ”,,,Ganja, suntik, sabu, tree x, distro, somadril, tramadol,,,”
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan jawaban tersebut pengetahuan keseluruhan informan dengan tingkatan tahu know, memahami comprehension, aplikasi aplication, analisis
analysis sintesis synthesis, evaluasi evaluation sesuai teori Bloom 1980. Banyak akibat yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba, kehilangan harta,
menimbulkan biaya kesehatan yang tinggi, terjadi kekerasan ditengah masyarakat, peningkatan angka kriminalitas serta hancurnya tatanan masyarakat.
Sebagian besar anak jalanan telah mengkonsumsi minuman keras, pil dan zat-zat adiktif lainnya secara rutin. Ini tidak terbatas pada anak jalanan laki-laki
saja melainkan juga anak perempuan. Penelitian Setara 2000 mengungkapkan 62,5 anak jalanan perempuan mengkonsumsi minuman keras dan pil. Menurut
Huijben 1999, hal yang mendorong mereka mengkonsumsi karena dianggap sebagai jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Selain itu sebagian anak
menggunakannya untuk menumbuhkan keberanian saat melakukan kegiatan di jalanan Shalahuddin, 2001.
5.2.6. Pengetahuan Informan tentang HIVAIDS dan PMS lainnya
Berdasarkan hasil penelitian terhadap ketujuh informan, dapat diketahui bahwasanya dari keseluruhan informan menjawab mengetahui tentang HIVAIDS
dan PMS lainnya, dengan hasil wawancara sebagai berikut : ”,,,Tau,,,”
”,,,Berganti pasangan, berganti mesin tato,,,” ”,,,Penyakit menular akibat ganti-ganti pasangan,,,”
”,,,Gara-gara pake narkoba, ganja, obat-obatan, ganti jarum suntik, ganti kontak pasangan,,,”
”,,,Tato jarumnya uda siap dari orang jarumnya gak diganti bisa nular ke orang,,,”
Universitas Sumatera Utara
”,,,Buat tato,,,,,kalo gak steril kena awak, putaw kan main suntik, kalo gak kan kena hivaids,,,”
”,,,Gonta-ganti pasangan, suntik pun bias juga sih,,,” Berdasarkan jawaban tersebut pengetahuan dari keseluruhan informan
hanya sebatas tingkatan tingkatan tahu know, memahami comprehension, aplikasi aplication sesuai teori Bloom 1980. Mudahnya memperoleh
pengetahuan mengenai seks mempengaruhi sikap anak jalanan terhadap hubungan seksual. Pergaulan antar teman juga merupakan sarana yang efektif untuk saling
bertukar informasi termasuk pengetahuan mengenai seks. Tak mengherankan banyak anak jalanan usia belasan tahun sudah mahir praktek seks. Perilaku dan
pemahaman yang salah akan pemaknaan terhadap seks ini berpotensi menimbulkan banyak masalah. Anak jalanan menjadi rawan terhadap berbagai
jenis penyakit yang dapat ditimbulkan. Penyakit yang paling ditakutkan tentu
adalah HIVAIDS.
Gaya hidup bebas dan terbatasnya informasi mengenai seks aman bagi mereka menyebabkan penyebaran kian tidak terkendali. Anak jalanan yang
terpisah dari orang tua sehingga mempersulit dalam upaya pencegahan dan pembinaan. Terlebih, kurangnya pemahaman mereka mengenai seks aman untuk
menghindari timbulnya berbagai penyakit menular seksual PMS, termasuk HIVAIDS Mujiran, 2009 ; Kompasiana, 2010.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Sikap Informan