Sinopsis Perempuan Berkalung Sorban

36 gambaran seorang santri ideal tersebut. Ia yang berpikiran moderat kerap kali mendebat para ustadznya terutama untuk hal-hal yang dirasa mengganggu logikanya. Dalam pesantren ini ia menemukan kejanggalan-kejanggan seperti ada persaingan akademis yang berbuah kecemburuan, ada geng-gengan yang saling bermusuhan, sampai dengan skandal asmara sejenis alias lesbianisme. Tak terhindarkan memang, mengingat sehari-hari yang mereka temui dan gauli adalah kaum sejenis. Sudah tentu, lesbian merupakan sesuatu yang haram di pesantren tersebut dan pelakunya pasti diganjar hukuman rotan. Setelah menyelesaikan sekolahnya di pesantren, Kejora melanjutkan kuliahnya di Damaskus dengan mendapatkan beasiswa dari pesantrennya dulu. Di sana Kejora bertemu dengan Zakky yang tak lain adalah putra dari pemilik pesantren tempat ia bersekolah. Dan pada akhirnya ia menjalin kasih dengan Zakky. Zakky yang merupakan play boy terkadang membuat Kejora cemburu sampai pada akhirnya Kejora yang tak tahan lagi melihat tingkah Zakky yang menyukai Lola, memutuskan untuk mengencani Asaav sahabat Zakky untuk membalaskan rasa sakit hatinya itu. Zakky yang tidak terima dengan tindakan yang akan dilakukan Kejora pun pada Akhirnya berjanji bahwa akan menjadikan Kejora sebagai satu-satunya wanita di sisi Zakky. 37

BAB IV HASIL ANALISIS

A. Unsur Intrinsik Novel Perempuan Berkalung Sorban

Analisis unsur intrinsik dalam novel PBS berupa tema, tokoh dan penokohan, alur, latar tempat, waktu, sosial, dan sudut pandang. Unsur-unsur tersebut didapat dari data atau fakta yang ada dalam novel PBS karya Abidah El Khalieqy melalui pembacaan yang cermat dan berulang.

A. Tema

Tema dari novel PBS adalah pembebasan seorang perempuan dari budaya patriarki yang selama ini memasungnya. Tema tersebut tergambar jelas dari perjalanan hidup Annisa untuk memperoleh kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki. Penggambaran tokoh Annisa dalam novel PBS ini dibuat untuk mengembangkan gagasan kesetaraan gender. Hampir seluruh bab dalam novel PBS ini membahas tentang usaha tokoh utama Annisa untuk mendapatkan keadilan antara perempuan dan laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari kutipan novel PBS sebagai berikut: ―….. Selembut embun pagi yang menetes dari langit biru. Mengisi jadwal dan kewajiban hari- hariku untuk tetap melangkah, memerdekakan kaumku yang masih saja lemah. Agar mereka selalu hadir dan mengalir di tengah zaman. Membawa kemudi. Panji matahari.‖ PBS. h. 241 Kutipan tersebut menjelaskan tekad kuat Annisa untuk tetap memperjuangkan hak-hak kaum perempuan yang selama ini termarginalkan. Bukan hal yang mudah bagi Annisa untuk mendapatkan hak-haknya sebagai perempuan. Annisa harus menghadapi berbagai macam rintangan. Salah satunya adalah orang tua Annisa yang masih menjunjung tinggi nilai patriarki. Pada akhirnya ia mendapatkan apa yang selama ini ia cari yaitu 37