Konsep Dasar Pembuatan Novel Perempuan Berkalung Sorban dan Geni Jora

34 Anisa. Mereka kemudian melanjutkan hidup masing-masing sambil menunggu masa idah Anisa dan restu dari orang tuanya. Anisa melanjutkan studinya, ia kuliah di Yogjakarta. Di sana ia mengikuti organisasi yang mengurusi hak-hak perempuan. Ia juga aktif dalam duni tulis- menulis. Di tengah-tengah kesibukan yang ia nikmati, Khudori kembali datang dan meminangnya. Kali ini Khudori sudah mendapat restu dari orang tua Nisa. Mereka pun menikah. Kehidupan rumah tangga mereka sangat damai. Khudori sering membantu Anisa menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Walaupun kadang terjadi masalah, keduanya bisa mengatasi itu dengan baik. Kebahagiaan mereka bertambah lengkap setelah cukup lama menunggu dengan sabar untuk mendaptkan momongan. Anisa melahirkan seorang bayi yang kemudian diberi nama Mahbub yang berarti cinta kasih. Suatu hari Anisa dan Khudori menghadiri sebuah undangan pernikahan teman lamanya di kampung kelahirannya. Di situ, mereka bertemu kembali dengan Syamsudin. Dari matanya, nampak kebencian dan keirian Syamsudin pada Khudori. Kemudian Syamsudin meninggalkan tempat itu. Tak jauh dari pertemuan itu, Anisa mendapat kabar bahwa Khudori mengalami kecelakaan dan tidak dapat diselamatkan lagi. Tuduhan Anisa selalu mengarah pada satu nama: Syamsudin. Namun, bagaimanapun juga ia tak punya bukti yang nyata. Akhirnya ia harus menjalani hidup ini tanpa Khudori dan membesarkan Mahbub seorang diri.

C. Sinopsis Geni Jora

Nama tokoh utama cerita ini adalah Kejora. Kejora merupakan seorang perempuan yang cerdas, selalu ranking satu di kelas. Ia pun merupakan perempuan mandiri dengan cita-cita tinggi yaitu mendobrak dominasi laki- laki. Untuk seorang anak dari seorang ayah yang tunduk patuh pada ajaran-ajaran Islam, agak aneh juga ia dinamai Kejora. Kakak perempuannya bernama Bianglala. Kedua saudara lelaki mereka bahkan bernama Samudra dan Prahara. 35 Kejora terlahir dari seorang ibu berstatus istri kedua, Kejora beserta ketiga saudaranya tumbuh di dalam rumah besar dengan tiga dinding tinggi tebal mengurung mereka seperti sebuah harem, hanya bagian pintu pagar saja yang agak terbuka memperlihatkan dunia luar. Ibu tirinya, istri pertama ayahnya, tinggal di dalam harem itu juga. Rumahnya dengan rumah mereka beradu punggung, hanya dipisahkan oleh sebuah halaman seluas lapangan bulutangkis. Kejora kecil hanya dibolehkan ke luar halaman untuk sekolah dan les bahasa Arab. Sementara, adik lelakinya, Prahara, boleh bermain sepuasnya di luar rumah dari pagi hingga petang. Ini membuat Kejora kesal karena merasa dibeda-bedakan. Ketika Kejora dan Lola nama panggilan Bianglala menginjak remaja, mereka menyukai pemuda yang berada di sebelah rumah. Setiap pagi, kedua gadis cilik itu memanjat pohon yang banyak tumbuh di halaman rumah mereka, demi mengintip pemuda tetangga keturunan Arab bernama Ali Baidawi alias Alec Baldwin, jogging. Memanjat pohon dan mengintip Alec Baldwin adalah bentuk perlawanan terhadap perlakuan diskriminasi orang tua mereka. Rumah tangga orang tuanya benar-benar sebuah lembaga patriarkhi yang memberi tempat utama bagi lelaki. Sementara perempuan seperti dirinya, ibunya, ibu tirinya, dan Lola, hanya berada di urutan kedua. Selalu ke dua, meski ia jauh lebih cerdas dari adik lelakinya itu. Neneknya, oleh sebab lama berada di bawah dominasi para lelaki, akhirnya justru menjadi salah satu agen patriarkhi di rumah tersebut. Kesemua ini membuat Kejora tumbuh dengan sebuah dendam di hati. Dendam kepada penguasaan para lelaki. Selanjutnya, Kejora, oleh ayahnya, disekolahkan ke pesantren paling top di kotanya. Di pesantren ini, para santrinya dididik dengan aturan dan disiplin keras berdasarkan syariat Islam dan diajarkan pula ilmu pengetahuan umum lainnya, tidak semata-mata pelajaran agama saja. Dari sini, kelak diharapkan akan lahir perempuan-perempuan muslim cerdas dengan pengetahuan dan ilmu yang tak kalah hebat dibanding mereka yang jebolan sekolah umum. Kejora mewakili 36 gambaran seorang santri ideal tersebut. Ia yang berpikiran moderat kerap kali mendebat para ustadznya terutama untuk hal-hal yang dirasa mengganggu logikanya. Dalam pesantren ini ia menemukan kejanggalan-kejanggan seperti ada persaingan akademis yang berbuah kecemburuan, ada geng-gengan yang saling bermusuhan, sampai dengan skandal asmara sejenis alias lesbianisme. Tak terhindarkan memang, mengingat sehari-hari yang mereka temui dan gauli adalah kaum sejenis. Sudah tentu, lesbian merupakan sesuatu yang haram di pesantren tersebut dan pelakunya pasti diganjar hukuman rotan. Setelah menyelesaikan sekolahnya di pesantren, Kejora melanjutkan kuliahnya di Damaskus dengan mendapatkan beasiswa dari pesantrennya dulu. Di sana Kejora bertemu dengan Zakky yang tak lain adalah putra dari pemilik pesantren tempat ia bersekolah. Dan pada akhirnya ia menjalin kasih dengan Zakky. Zakky yang merupakan play boy terkadang membuat Kejora cemburu sampai pada akhirnya Kejora yang tak tahan lagi melihat tingkah Zakky yang menyukai Lola, memutuskan untuk mengencani Asaav sahabat Zakky untuk membalaskan rasa sakit hatinya itu. Zakky yang tidak terima dengan tindakan yang akan dilakukan Kejora pun pada Akhirnya berjanji bahwa akan menjadikan Kejora sebagai satu-satunya wanita di sisi Zakky.