4. Perishability tidak tahan lama
Jasa tidak dapat disimpan untuk penjualan, atau pemakaian yang akan datang.
2.4. Strategi Pemasaran
Perusahaan yang telah memutuskan untuk beroperasi dalam pasar yang luas menyadari bahwa dalam pelaksanaannya perusahaan tidak dapat
menjangkau seluruh pasar dan melayani seluruh pelanggan yang ada. Oleh karena itu, perusahaan perlu membuat suatu perencanaan pemasaran yang
strategis. Perencanaan pemasaran tersebut dimulai dengan merumuskan strategi pemasaran.
Menurut Kotler 2005, strategi pemasaran merupakan perencanaan pemasaran yang bertujuan untuk mencapai sasaran rencana yang telah
ditentukan. Sedangkan definisi strategi pemasaran menurut Assauri dalam Hartawan 2002 dalam Fitriani 2004 adalah serangkaian tujuan dan
sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah usaha-usaha pemasaran perusahaan sepanjang waktu, terutama sebagai tanggapan perusahaan
menghadapi lingkungan dan keadaan pesaing yang selalu berubah. Strategi pemasaran yang telah ditetapkan dan dijalankan saat ini harus dinilai
kembali, sesuai atau tidak dengan situasi saat ini. Hasil penilaian tersebut digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah strategi yang dijalankan
perlu diubah dan digunakan sebagai landasan di masa yang akan datang. Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam penentuan strategi pemasaran
antara lain : 1.
Karakteristik konsumen yang akan dituju, 2.
Tingkat kepuasan yang diinginkan konsumen, 3.
Tipe bauran pemasaran yang digunakan untuk mencapai kepuasan konsumen.
2.5. Merek Brand
Pada awalnya merek hanyalah sebuah tanda agar konsumen dapat membedakan satu produk dengan produk lainnya. Merek juga membantu
agar konsumen lebih mudah mengingat suatu produk, sehingga memudahkan pengambilan keputusan ketika melakukan pembelian. Merek yang kuat
merupakan aset yang tak berwujud intangible asset yang sangat berharga bagi perusahaan dan merupakan alat pemasaran strategis utama. Merek yang
kuat akan membangun loyalitas, dan pada akhirnya loyalitas akan mendorong bisnis berulang kembali. Bagi fokus internal, merek yang kuat dapat
memberikan pemahaman kepada para karyawan tentang posisi merek tersebut dan apa yang dibutuhkan untuk menopang reputasi atau janji yang
diberikan merek itu. Merek yang kuat juga akan memberikan kejelasan arah strategi karena setiap anggota organisasi mengetahui posisinya dan
bagaimana cara menghidupkannya di mata pelanggan. Manfaat lain yang diperoleh dari merek yang kuat yaitu memungkinkan perusahaan untuk
menarik calon karyawan yang terbaik dan memberikan kepuasan bagi para karyawannya. Perusahaan yang memiliki merek yang kuat dan pelanggan
yang loyal cenderung membuat karyawan bangga terhadap pekerjaannya dan merasa puas Susanto dan Wijanarko, 2004.
Merek brand telah menjadi elemen krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi pemasaran, baik perusahaan bisnis
maupun nirlaba, pemanufakturan maupun penyedia jasa, dan organisasi lokal maupun global. Praktek branding tersebut telah berlangsung selama berabad-
abad. Kata “brand” dalam bahasa inggris berasal dari kata “brandr” dalam bahasa Old Norse, yang berarti ”to burn”, mengacu pada pengidentifikasian
ternak. Pada waktu itu, pemilik ternak menggunakan “cap” khusus untuk menandai ternak miliknya dan membedakannya dari ternak milik orang lain.
Melalui cap tersebut, konsumen dapat menjadi lebih mudah dalam mengidentifikasi ternak-ternak yang berkualitas yang ditawarkan oleh
peternak yang bereputasi bagus Tjiptono,2005. Menurut UU Merek No.15 tahun 2001, merek didefinisikan sebagai:
“tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Dalam versi American Marketing Association, menekankan peranan merek
sebagai identifier dan differentiator. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Konsumen memandang merek sebagai
bagian penting dari produk, dan pemberian merek dapat menambah nilai suatu produk Kotler dan Armstrong, 2001. Merek adalah nama atau simbol
yang diasosiasikan dengan produk atau jasa dan menimbulkan arti psikologis atau asosiasi. Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk
mengembangkan dan memelihara loyalitas pelanggan. Merek yang kuat akan menghasilkan harga yang menarik dan menjadi penghalang bagi masuknya
pesaing Susanto dan Wijanarko, 2004. Menurut Aaker dalam Susanto dan Wijanarko 2004, merek adalah
nama dan atau simbol yang bersifat membedakan seperti sebuah logo, cap, atau kemasan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang
penjual atau kelompok penjual tertentu, serta membedakannya dari barang atau jasa yang dihasilkan para pesaing. Pada akhirnya, merek memberikan
tanda mengenai sumber produk serta melindungi konsumen maupun produsen dari para pesaing yang berusaha memberikan produk-produk yang
tampak identik. Merek merupakan persepsi atau emosi yang dipertahankan dan
dipelihara oleh para pembeli atau calon pembeli yang melukiskan pengalaman yang berhubungan dengan persoalan menjalankan bisnis-bisnis
bersama sebuah organisasi atau memakai produk atau jasa-jasanya McNally, 2004. Sedangkan menurut Tjiptono dan Diana 2000, merek merupakan
nama, istilah, tanda, simbollambanglogo, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan
identitas dan diferensiasi yang membedakannya dengan produk pesaing.
2.6. Peranan Merek