Pengaruh Brand Image terhadap Perilaku Pembelian SimCard Flexi

4.5. Pengaruh Brand Image terhadap Perilaku Pembelian SimCard Flexi

Penelitian ini menggunakan metode regresi logistik yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh karakteristik responden dan variabel-variabel pembentuk brand image TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy terhadap perilaku pembelian simCard Flexi. Model regresi logistik digunakan karena peubah yang digunakan bersifat kategorik, yaitu membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy 1 dan tidak membeli dan tidak menggunakan TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy 0. Berdasarkan hasil wawancara dengan 100 responden yang berkunjung ke plasa Telkom Kancatel Kendal, diperoleh bahwa sebanyak 52 orang responden menyatakan membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy. Sedangkan 48 orang responden lainnya menyatakan tidak membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar, tetapi menggunakan kartu selular yang lain, yang terdiri dari 18 responden pengguna Telkomsel, 10 orang responden pengguna Indosat, 15 orang pengguna XL, 3 orang responden pengguna CDMA lain seperti Fren mobile-8, dan Ceria, dan 2 orang responden lainnya adalah pengguna kartu prabayar Three dan kartu pascabayar Hallo. Terdapat sejumlah variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap perilaku pembelian simCard Flexi, yaitu usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, pengeluaran pulsa, frekuensi keluar kota dari masing-masing responden, serta variabel asosiasi penyusun brand image yang terdiri dari asosiasi terhadap luas jaringan, kejernihan suara, kekuatan sinyal, fitur dan layanan, ketersediaan dan kemudahan memperoleh kartu perdana dan voucher isi ulang, asosiasi terhadap bonus dan hadiah, promosi iklan, fleksibilitas penggunaan, harga kartu perdana, harga voucher isi ulang, dan tarif. Hasil dugaan model logistik menunjukkan nilai statistik G chi-square sebesar 84,262 yang signifikan pada 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan model tersebut dapat dikatakan cukup baik dan dapat disimpulkan bahwa paling sedikit terdapat satu variabel yang berpengaruh nyata terhadap perilaku pembelian, atau terdapat satu koefisien yang tidak sama dengan nol. Nilai koefisien pada output regresi logistik menunjukkan bagaimana pengaruh variabel bebas tersebut terhadap variabel respon Y, Y=1. Jika koefisiennya negatif menunjukkan bahwa kemungkinan perilaku Y=1 akan berkurang, atau menunjukan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh negatif terhadap Y=1. sedangkan jika koefisiennya positif, peluang untuk terjadi perilaku Y=1 akan lebih besar atau dengan kata lain bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh yang positif terhadap perilaku Y=1. Nilai rasio Odds merupakan ukuran asosiasi yang memperkirakan peluang terjadinya respon Y=1 konsumen berkecenderungan membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar dengan dipengaruhi oleh variabel tertentu. Rasio odds masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 16. Variabel yang berpengaruh terhadap perilaku pembelian simCard Flexi adalah variabel yang signifikan. Variabel dikatakan signifikan ketika nilai P- Value lebih kecil atau sama dengan α = 0,1, yang berarti bahwa variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap perilaku pembelian. Berdasarkan hasil analisis logit diperoleh bahwa dari 17 variabel yang diuji, terdapat delapan variabel yang berpengaruh nyata terhadap perilaku pembelian simCard Flexi yaitu pekerjaan2, pendapatan1, pendapatan2, asosiasi terhadap jaringan1, asosiasi terhadap fitur dan layanan1, bonus dan hadiah1, harga kartu perdana1, dan asosiasi terhadap tarif1. Sedangkan 10 variabel lainnya yang terdiri dari usia, pendidikan, pengeluaran pulsa, frekuensi keluar kota, asosiasi terhadap kejernihan suara, kekuatan sinyal, fitur dan layanan, ketersediaan dan kemudahan memperoleh, fleksibilitas penggunaan, dan asosiasi terhadap harga voucher Flexi Trendy secara statistik terbukti tidak signifikan terhadap perilaku pembelian pada taraf nyata 10 persen Tabel 16. Tabel 16. Variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku pembelian simCard Flexi Variabel B S.E. Wald df Sig. ExpB Usia1 .079 2.885 .001 1 .978 1.082 Usia2 -.081 1.833 .002 1 .965 .922 Pekerjaan1 1.944 2.181 .794 1 .373 6.987 Pekerjaan2 4.416 2.068 4.561 1 .033 82.746 Pekerjaan3 3.001 4.433 .458 1 .498 20.105 Pendidikan1 .074 2.316 .001 1 .975 1.076 Pendidikan2 -1.118 2.368 .223 1 .637 .327 Pendapatan1 2.687 1.506 3.183 1 .074 14.694 Pendapatan2 4.802 2.192 4.800 1 .028 121.758 Pulsa1 1.494 1.438 1.078 1 .299 4.453 Pulsa2 -1.304 2.172 .360 1 .548 .271 Frek_klr1 .621 1.163 .286 1 .593 1.861 Frek_klr2 -.851 1.494 .324 1 .569 .427 jaringan1 2.610 1.275 4.188 1 .041 13.593 jaringan2 -20.812 53266.946 .000 1 1.000 .000 suara1 -.068 1.643 .002 1 .967 .935 suara2 -26.120 65432.980 .000 1 1.000 .000 sinyal1 -.943 1.360 .480 1 .488 .390 sinyal2 2.451 42969.415 .000 1 1.000 11.598 Fitur_layanan1 -3.585 1.833 3.826 1 .051 .028 Bonus1 -3.960 1.016 15.189 1 .000 .019 Bonus2 -25.406 29258.319 .000 1 .999 .000 KP_Voucher1 -2.720 1.962 1.922 1 .166 .066 KP_Voucher2 16.551 100711.221 .000 1 1.000 15416070. 074 Iklan1 1.986 1.259 2.488 1 .115 7.284 Iklan2 13.970 40192.971 .000 1 1.000 1166704.7 92 Fleksibilitas1 -1.037 .949 1.195 1 .274 .355 Fleksibilitas2 18.884 17717.266 .000 1 .999 15890074 4.448 Harga_KP1 3.478 1.340 6.732 1 .009 32.399 Harga_KP2 -22.945 15195.255 .000 1 .999 .000 harga_V1 -.984 1.320 .556 1 .456 .374 harga_V2 -15.883 25522.636 .000 1 1.000 .000 Tarif1 3.820 1.734 4.853 1 .028 45.593 Tarif2 20.974 49977.751 .000 1 1.000 12852389 29.976 G = 84,262 Overall Percentage = 90 persen Nilai-P = 0,000 Persentase kebenaran model dalam menduga perilaku pembelian simCard Flexi adalah sebesar 90 persen Lampiran 2. Hal tersebut berarti bahwa terdapat kemungkinan kesalahan dalam menduga perilaku pembelian simCard Flexi dengan menggunakan variabel-variabel yang telah disebutkan di atas adalah sebesar 10 persen. Hasil analisis logit yang terlihat pada Tabel 16, dapat dilihat bahwa variabel pekerjaan2 memiliki pengaruh nyata terhadap perilaku pembelian simCard Flexi pada taraf nyata 10 persen. Rasio Odds yang dihasilkan untuk variabel ini adalah 82,746 dengan koefisien sebesar 4,416. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian TelkomFlexi Prabayar terjadi 83 kali lebih besar pada wiraswasta dibandingkan konsumen yang bekerja sebagai pelajarmahasiswa. Konsumen yang bekerja sebagai wiraswasta biasanya memiliki suatu komunitas bisnis yang menuntut adanya aktivitas dan frekuensi komunikasi melalui telepon yang tinggi. Sehingga, untuk dapat menjaga kelancaran komunikasi guna menunjang aktivitasnya tersebut, konsumen akan mencari operator selular yang mampu memberikan apa yang diperlukan. TelkomFlexi yang diposisikan sebagai operator selular yang fleksibel, suara yang jernih dan tarif yang hemat akan menjadi produk yang dipertimbangkan konsumen untuk digunakan, sebab dalam penggunaannya tarif yang dikenakan oleh TelkomFlexi sama murahnya dengan tarif pada penggunaan telepon rumah, sehingga para pengguna TelkomFlexi dapat melakukan percakapan melalui ponsel sepuasnya dengan teknologi secanggih GSM. Variabel pendapatan1 dan pendapatan2 secara statistik juga terbukti berpengaruh nyata terhadap perilaku pembelian simCard Flexi. Rasio odds yang dihasilkan oleh variabel pendapatan1 adalah 14,694, sedangkan untuk variabel pendapatan2 menghasilkan rasio odds sebesar 121,758, yang berarti konsumen yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000,- per bulan serta lebih dari Rp. 2.000.000,- per bulan memiliki kecenderungan yang lebih besar, yakni berturut-turut sebesar 15 kali dan 122 kali, untuk membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar dibanding konsumen dengan pendapatan antara Rp. 1.000.000,- sd Rp. 2.000.000,- per bulannya. Hal ini diduga disebabkan karena konsumen dengan pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000,- per bulannya cenderung memilih jasa operator selular dengan tarif yang murah. Situasi ini sangat sesuai dengan apa yang ditawarkan oleh TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pekerjaan responden dengan perilaku pembelian, menunjukkan bahwa responden dengan pendapatan di bawah Rp. 1.000.000,- bulannya, mayoritas memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta dan pelajarmahasiswa. Wiraswasta pada umumnya cenderung memiliki aktivitas yang cukup tinggi, terutama yang terkait dengan bisnis, sehingga menuntut adanya frekuensi komunikasi, baik langsung maupun tidak langsung melalui telepon, yang cukup tinggi pula. Hal ini tentu saja memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sama halnya dengan pelajarmahasiswa. Kelompok konsumen ini biasanya cenderung memiliki suatu komunitas tersendiri. Mereka pada umumnya mencari hal yang lebih murah dan hemat, termasuk juga dalam menggunakan jasa operator selular, sesuai dengan kondisi keuangan. Dengan demikian kebutuhan akan tingginya komunikasi dapat terpenuhi dengan baik. Sedangkan untuk konsumen yang berpendapatan lebih dari Rp. 2.000.000,- per bulan terdiri atas konsumen yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai dan wiraswasta yang notabennya memiliki aktivitas yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya Tabel 17. Selain itu, konsumen dengan pendapatan tinggi tersebut umumnya cenderung memiliki gaya hidup yang konsumtif. Tabel 17. Tabulasi silang antara pendapatan responden dengan pekerjaan. Pendapatan Pekerjaan Rp.1juta- Rp.2juta per bulan Rp.1juta per bulan Rp. 2 juta per bulan Total PelajarMahasiswa 18 18 Pegawai PNS Swasta 28 10 6 44 Wiraswasta 9 19 6 34 Ibu Rumah Tangga 4 4 Total 37 51 12 100 Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, tidak sedikit diantara responden tersebut yang menggunakan telepon selular lebih dari satu. Mengingat bahwa kartu selular termasuk didalamnya adalah TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy tergolong dalam kategori shopping goods, maka besarnya pendapatan konsumen berpengaruh terhadap perilaku pembelian simCard Flexi. Variabel brand image yang berpengaruh secara nyata terhadap perilaku pembelian adalah asoasiasi terhadap luas jaringan1, bonus dan hadiah1, fitur dan layanan1, harga KP1 dan asosiasi terhadap tarif1. Variabel luas jaringan1 memiliki nilai rasio Odds sebesar 13,593 dan koefisien sebesar 2,610. Variabel ini signifikan pada taraf nyata 0,1 sebab berdasarkan hasil analisis logit diperoleh nilai-p sebesar 0,041 dan nilai Wald sebesar 4,188. Koefisien yang positif berarti bahwa peluang untuk membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar pada konsumen yang mengasosiasikan bahwa jaringan TelkomFlexi luas adalah 13,6 kali lebih besar dibandingkan konsumen yang mengasosiasikan TelkomFlexi memiliki jaringan yang terbatas. Saat konsumen berpikir bahwa suatu operator selular memiliki jaringan yang luas, maka tingkat kepercayaan konsumen terhadap operator tersebut akan semakin meningkat, sehingga kecenderungan konsumen untuk menggunakan jasa operator selular tersebut semakin tinggi. Hasil yang diperoleh dari model logit tersebut sesuai dengan dugaan awal, bahwa ketika konsumen mengasosiasikan bahwa TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy memiliki jaringan yang luas, maka kecenderungan konsumen untuk membeli dan menggunakan simCard Flexi akan lebih besar dari pada konsumen yang berasosiasi sebaliknya atau pun konsumen yang tidak memiliki asosiasi. Variabel luas jaringan yang nyata secara statistik, menguatkan hasil jawaban responden sebelumnya dimana sebagian besar responden menjadikan faktor luas jaringan sebagai salah satu faktor utama yang dipertimbangkan ketika memilih simCard yang digunakan. Selanjutnya adalah variabel asosiasi terhadap fitur dan layanan TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy. Berdasarkan hasil analisis model logit, didapat bahwa variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap perilaku pembelian pada taraf nyata 10 persen. Rasio odds yang dihasilkan sebesar 0,028 dengan nilai koefisien yang negatif yakni -3,585. Meskipun secara statistik berarti variabel ini berpengaruh, tetapi tidak langsung dapat disimpulkan bahwa konsumen yang mengasosiasikan bahwa TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy memiliki fitur dan layanan yang lengkap memiliki kecenderungan untuk melakukan pembelian simcard Flexi 0,028 kali lebih kecil dibanding konsumen yang mengasosiasikan sebaliknya. Berdasarkan Tabel 18, hasil tabulasi silang antara asosiasi responden terhadap fitur dan layanan dengan perilaku pembelian diperoleh bahwa konsumen yang mengasosiasikan bahwa fitur dan layanan TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy tidak lengkap, sebagian berasal dari kelompok responden pengguna. Koefisien variabel yang negatif diduga disebabkan karena perbedaan persepsi akibat kurangnya informasi yang dimiliki oleh responden, terutama dari kelompok pengguna karena kurangnya akses pengguna terhadap fitur dan layanan yang ada, serta sedikitnya sosialisasi yang terkait dengan fitur dan layanan yang disediakan oleh TelkomFlexi Prabayar. Tabel 18. Tabulasi silang antara asosiasi terhadap fitur dan layanan dengan perilaku pembelian. Fitur dan Layanan Total Perilaku pembelian tidak lengkap lengkap beli flexi 10 42 52 tidak beli flexi 6 42 48 Total 16 84 100 Variabel brand image ketiga yang berpengaruh secara nyata terhadap perilaku pembelian adalah variabel asosiasi terhadap bonus dan hadiah1. Dari hasil regresi logistik diperoleh rasio odds untuk variabel tersebut sebesar 0,019 sedangkan nilai koefisiennya adalah -3,960. Variabel ini terbukti berpengaruh nyata terhadap perilaku pembelian simCard Flexi pada taraf nyata 10 persen. Meskipun secara statistik variabel bonus dan hadiah berpengaruh nyata dan memiliki koefisien negatif, hal ini tidak serta merta menunjukkan bahwa konsumen yang mengasosiasikan TelkomFlexi memmiliki bonus dan hadiah sedikit berpeluang lebih besar untuk melakukan pembelian dibanding yang mengasosiasikan sebaliknya. Hal ini mengingat bahwa penelitian ini mengambil responden yang terdiri dari pengguna dan non pengguna, dimana dua kelompok responden ini boleh jadi menggunakan dasar yang berbeda dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner. Kelompok responden pengguna menjadikan pengalaman pribadinya ketika menggunakan TelkomFlexi sebagai dasar ketika menjawab pertanyaan mengenai persepsi yang mereka miliki terhadap atribut bonus dan hadiah TelkomFlexi Prabayar. Atas dasar pengalamannya tersebut, responden pengguna secara umum memiliki persepsi bahwa bonus dan hadiah yang diberikan oleh TelkomFlexi Prabayar adalah sedikit. Sementara itu kelompok responden non pengguna belum pernah memiliki pengalaman langsung dalam menggunakan TelkomFlexi Prabayar, sehingga mereka menggunakan informasi eksternal berupa iklan, promosi, maupun informasi dari media atau pihak lainnya sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan tentang persepsi terhadap bonus dan hadiah. Atas dasar hal tersebut, kelompok responden non pengguna secara umum memiliki persepsi bahwa bonus dan hadiah TelkomFlexi adalah banyak Tabel 19. Tabel 19. Tabulasi silang antara asosiasi terhadap atribut bonus dan hadiah dengan perilaku pembelian. Bonus dan Hadiah Total Perilaku pembelian sedikit banyak tidak tahu beli flexi 40 12 52 tidak beli flexi 10 35 2 48 Total 50 47 2 100 TelkomFlexi dalam promosi iklan yang dibuatnya menawarkan adanya Program Bonus Isi Ulang 100 persen untuk pengguna TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy. Namun, pada prakteknya program tersebut hanya diberlakukan untuk pelanggan yang berada di wilayah Divre I dan II yaitu wilayah Jawa Barat, Jabodetabek, dan Banten. Bagi pelanggan di luar ketiga wilayah tersebut, termasuk dalam hal ini adalah wilayah Kancatel Kendal yang termasuk dalam Divre IV hingga saat penelitian ini dilakukan belum diberlakukan program Bonus Isi Ulang 100 persen. Apa yang ditawarkan oleh TelkomFlexi dalam promosi atau iklannya dinilai konsumen tidak sesuai dengan implikasi penerapannya. Adanya ketidaksesuaian antara kedua hal tersebut mungkin menimbulkan kekecewaan dalam diri konsumen, kemudian kekecewaan tersebut diinformasikan kepada konsumen lain yang belum menggunakan TelkomFlexi Prabayar, sehingga menyebabkan kecenderungan untuk melakukan pembelian yang tadinya telah timbul dari adanya promosi iklan akan menurun. Variabel brand image selanjutnya yang berpengaruh terhadap perilaku pembelian simcard Flexi adalah asosiasi terhadap harga kartu perdana Flexi. Nilai uji Wald sebesar 6,732 membuktikan bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap perilaku pembelian simCard Flexi pada alpha 10 persen. Hasil analisis dengan regresi logistik menghasilkan nilai rasio odds untuk variabel harga_KP1 sebesar 32,399 dengan koefisien senilai 3,478. Hal tersebut berarti bahwa pembelian dan penggunaan TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy cenderung terjadi sebanyak 32 kali lebih besar pada konsumen yang mengasosiasikan bahwa harga kartu perdana Flexi Trendy murah dibanding pada konsumen yang mengasosiasikan harganya mahal. Selain keempat variabel brand image di atas, variabel brand image yang juga berpengaruh terhadap perilaku pembelian simCard Flexi adalah variabel tarif1. Variabel ini secara statistik terbukti berpengaruh nyata pada alpha 0,1 terhadap perilaku pembelian karena menghasilkan nilai-P sebesar 0,028. Berdasarkan hasil analisis logit, diperoleh rasio odds sebesar 45,593 dan koefisien 3,820. Hal ini berarti bahwa konsumen yang mengasosiasikan TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy memiliki tarif yang murah baik untuk percakapan maupun SMS akan memiliki kecenderungan 46 kali lebih besar untuk melakukan pembelian simCard Flexi dibanding konsumen yang mengasosiasikan tarifnya mahal. Variabel bebas yang berpengaruh terhadap perilaku pembelian simCard Flexi dari 17 variabel yang dianalisis dengan regresi logistik berganda, hanya berjumlah delapan variabel. Sedangkan sisanya tidak nyata pada selang kepercayaan 90 persen α = 0,1. Variabel usia dan pendidikan tidak signifikan atau berpengaruh nyata. Hal ni dapat disebabkan karena dalam pembelian kartu selular yang digunakan tidak perlu melihat usia maupun tingkat pendidikan yang telah diselesaikan oleh konsumen. Variabel usia tidak berpengaruh sebab saat ini konsumen dengan golongan usia berapapun dapat memilih kartu selular yang ingin digunakan sesuai dengan kriteria dan kepentingannya masing-masing. Konsumen dengan tingkat pendidikan apapun juga dapat menggunakan telepon selular dan memilih kartu selular sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Besarnya pengeluaran pulsa setiap bulan oleh konsumen juga terbukti secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan konsumen dalam memilih TelkomFlexi Prabayar sebagai kartu selular yang digunakan. Sebab dari jawaban responden sebelumnya, diperoleh hasil bahwa pengeluaran pulsa responden baik pengguna maupun non-pengguna TelkomFlexi Prabayar memiliki jumlah yang tidak jauh berbeda yakni pada kisaran kurang dari Rp. 100.000,- per bulan Tabel 20. Jumlah pengeluaran pulsa tergantung dari gaya hidup serta frekuensi aktivitas komunikasi yang dimiliki oleh setiap konsumen. Untuk kasus di wilayah kota Kendal, mayoritas konsumen yang menjadi responden cenderung memiliki jumlah pengeluaran pulsa kurang dari Rp. 100.000,-. Kegiatan sebagian besar penduduk berpusat di satu titik dengan tempat tinggal yang juga relatif berdekatan sehingga diduga frekuensi komunikasi melalui ponsel tidak begitu sering dilakukan. Tabel 20. Tabulasi silang antara pengeluaran pulsa responden dan perilaku pembelian simCard Flexi. Pulsa Total Perilaku Pembelian =Rp100ribu Rp. 100.001 - Rp.200ribu Rp.200ribu tidak beli flexi 39 7 2 48 beli flexi 38 11 3 52 Total 77 18 5 100 Jumlah frekuensi keluar kota dari masing-masing responden juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pembelian simCard Flexi. Hal ini diduga disebabkan karena dalam penggunaan ke luar wilayah kode area, pengguna TelkomFlexi Prabayar terkadang tidak membawa serta TelkomFlexi miliknya, melainkan membawa ponsel GSM yang juga digunakannya secara bersamaan dengan TelkomFlexi tersebut. Sehingga seberapa sering pun frekuensi keluar kota dari responden, tidak berpengaruh terhadap keputusannya untuk membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy. Variabel brand image yang tidak signifikan meliputi suara, sinyal, fitur dan layanan, ketersediaan, promosi iklan, fleksibilitas, dan harga voucher. Variabel kejernihan suara tidak berpengaruh nyata terhadap perilaku pembelian simCard Flexi. Analisis model logit menunjukkan bahwa variabel asosiasi terhadap kejernihan suara dan kekuatan sinyal memiliki p- value lebih besar dari 0,1, sehingga variabel tersebut dianggap tidak berpengaruh nyata terhadap perilaku pembelian simCard Flexi. Hal ini disebabkan karena kejernihan suara yang dihasilkan serta kekuatan sinyal yang ditangkap oleh TelkomFlexi Prabayar dipengaruhi pula oleh handset yang digunakan oleh pengguna. Boleh jadi kejernihan suara dan kekuatan sinyal yang mampu ditangkap oleh TelkomFlexi dianggap oleh konsumen tidak jauh berbeda dengan operator selular lainnya. Sehingga asosiasi terhadap kejernihan suara dan kekuatan sinyal tidak menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy. Ketersediaan produk TelkomFlexi di pasaran juga tidak berpengaruh nyata terhadap perilaku pembelian. Sebab saat ini kartu perdana maupun voucher isi ulang Flexi sudah banyak tersedia di pasaran, meskipun jumlahnya tidak sebanyak kartu selular lainnya. Saat konsumen tidak dapat menemukan kartu perdana Flexi, maka konsumen diduga akan membeli kartu CDMA yang lain. Dengan demikian, ketersediaan kartu perdana dan voucher isi ulang di pasaran tidak terlalu berpengaruh terhadap perilaku pembelian simCard Flexi. Asosiasi konsumen terhadap daya tarik promosi iklan TelkomFlexi terbukti tidak berpengaruh nyata terhadap perilaku pembelian. Meski hampir sebagian besar responden mengasosiasikan bahwa promosi iklan TelkomFlexi menarik, tetapi asosiasi tersebut tidak memiliki pengaruh besar terhadap keputusan pembeliannya. Hal ini diduga disebabkan karena daya tarik iklan TelkomFlexi tidak jauh berbeda dengan iklan-iklan dari operator selular lainnya. Untuk variabel asosiasi terhadap fleksibilitas penggunaan TelkomFlexi Prabayar Flexi Trendy di berbagai kode area secara statistik tidak signifikan terhadap perilaku pembelian simCard Flexi. TelkomFlexi dalam penggunaannya memang terikat oleh kode area. Namun, saat ini TelkomFlexi telah menyediakan fasilitas atau layanan Flexi Combo yang memungkinkan penggunanya untuk tetap dapat menggunakan TelkomFlexinya meski berada di luar wilayah kode area tanpa harus mengganti nomor atau membeli kartu perdana Flexi yang baru. Pengguna hanya perlu melakukan registrasi dengan mendaftarkan nomornya melalui SMS atau dapat pula melalui plasa Telkom. Meskipun demikian, dalam penggunaannya diduga konsumen tidak selalu membawa serta TelkomFlexi yang dimilikinya ketika bepergian ke luar kota keluar dari kode area asal, sehingga asosiasi konsumen terhadap fleksibilitas penggunaan TelkomFlexi tidak terlalu berpengaruh terhadap perilaku pembelian simCard Flexi. Harga voucher isi ulang Flexi tidak jauh berbeda dengan kartu selular lainnya. Dengan demikian, harga voucher isi ulang Flexi tidak terlalu berpengaruh terhadap perilaku pembelian simCard Flexi. Hal ini terbukti secara statistik berdasarkan hasil analisis logit yaitu bahwa variabel asosiasi terhadap harga voucher isi ulang menghasilkan nilai-P lebih besar dari alpha 10 persen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel asosiasi tersebut tidak menjadi faktor penentu dalam keputusan pembelian konsumen terhadap TelkomFlexi Prabayar. Hasil analisis logit menunjukkan bahwa variabel brand image dari suatu produk atau jasa memiliki pengaruh terhadap perilaku pembelian simCard Flexi. Setiap individu memutuskan tindakan untuk melakukan pembelian dan penggunaan simCard sesuai dengan kesan yang dimilikinya terhadap operator selular yang bersangkutan, sehingga perilaku pembelian konsumen umumnya dipengaruhi oleh brand image produkjasa dalam benak konsumen adalah benar.

4.6. Rekomendasi Strategi Pemasaran

Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan

0 23 126

Pengaruh Motivasi Karyawan Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Pada Pt.Telkom Kandatel Medan

0 26 102

Analisis pelaksanaan Promosi Penjualan Telkom Flexi Pada PT. Telkom Kandatel Bandung (study kasus pada pengguna Telkom Flexi Center 1 Dago)

0 6 1

Analisis Pengaruh Brand Image TelkomFlexi Prabayar terhadap Keputusan Pembelian Simcard Flexi Prabayar (Studi Kasus PT. TELKOM, Tbk AP 3 Dramaga-Bogor)

0 3 270

PENGARUH KEBIJAKAN TARIF TELKOM FLEXI TERHADAP KINERJA KEUANGAN DIVISI Pengaruh Kebijakan Tarif Telkom Flexi Terhadap Kinerja Keuangan Divisi (Studi Kasus Pada Divisi Fixed Wireless Network PT.TELKOM).

0 1 13

PENDAHULUAN Pengaruh Kebijakan Tarif Telkom Flexi Terhadap Kinerja Keuangan Divisi (Studi Kasus Pada Divisi Fixed Wireless Network PT.TELKOM).

0 0 9

PENGARUH KEBIJAKAN TARIF TELKOM FLEXI TERHADAP KINERJA KEUANGAN DIVISI Pengaruh Kebijakan Tarif Telkom Flexi Terhadap Kinerja Keuangan Divisi (Studi Kasus Pada Divisi Fixed Wireless Network PT.TELKOM).

0 0 18

PENGARUH IKLAN DAN INFORMASI HARGA TERHADAP PERILAKU DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi Kasus: Telkom Flexi Padang).

0 1 7

Analisis Bauran promosi Dalam Meningkatkan Penjualan Telkom Flexi (Studi pada Telkom Kandatel Sumbar).

0 0 9

Marketing Public Relations Di Pt Telkom Kandatel Solo (Peran Public Relations Dalam Membangun Brand Image Flexi) DIAN PRAVITASARI

0 0 62