Peran Industri Pengolahan Pangan terhadap Ketahanan Pangan

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran Industri Pengolahan Pangan terhadap Ketahanan Pangan

Pembangunan ketahanan pangan di Indonesia ditegaskan dalam Undang- Undang Pangan nomor 7 tahun 1996 tentang pangan dan PP nomor 68 tahun 2002 tentang ketahanan pangan. Menurut dewan ketahanan pangan, ketahanan pangan adalah suatu kondisi terpenuhinya pangan di tingkat rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik dalam jumlah mutunya, aman, merata dan terjangkau. Sedangkan batasan yang dipakai oleh The World Food Summit 1996 pada saat mencetuskan Food Insecurity and Vulnerability Information and Maping Systems FIVIMS adalah bahwa ketahanan pangan yaitu suatu kondisi dimana semua orang, setiap waktu, mempunyai akses fisik, sosial dan ekonomi pada bahan pangan yang aman dan bergizi sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sesuai dengan kepercayaannya sehingga bisa hidup secara aktif dan sehat. Beberapa hasil kajian yang dilakukan oleh beberapa ahli menunjukkan persediaan pangan yang cukup secara nasional terbukti tidak menjamin pewujudan ketahanan pangan pada tingkat wilayah regional, rumah tangga atau individu. Martianto dan Ariani 2004 menunjukkan bahwa jumlah proporsi rumah tangga yang defisit energi di setiap provinsi masih tinggi.Berkaitan dengan hal ini, diversifikasi pangan menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan. Menurut Purwiyatno 2010, program penganekaragaman pangan walaupun telah sejak lama dicanangkan, tetapi belum pernah sungguh- sungguh dan berkelanjutan dilakukan secara konsisten oleh pemerintah. Karena itu, untuk betul-betul melaksanakan dan merevitalisasi program 8 penganekaragaman pangan, diperlukan adanya komitmen yang kuat dan jelas oleh pemerintah. Upaya membangun diversifikasi konsumsi pangan telah dilaksanakan sejak tahun 60-an. Saat itu pemerintah mulai menganjurkan konsumsi bahan pangan pokok selain beras. Instruksi dari pemerintah adalah untuk lebih menganekaragamkan jenis pangan dan meningkatkan mutu gizi makanan rakyat baik secara kualitas maupun kuantitas sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Ariani dan Anshari, 2003.Namun dalam perjalanannya, tujuan diversifikasi konsumsi pangan lebih ditekankan sebagai usaha untuk menurunkan tingkat konsumsi beras, karena diversifikasi konsumsi pangan hanya diartikan pada penganekaragaman pangan pokok. Selanjutnya program diversifikasi konsumsi pangan dilakukan secara parsial baik dalam konsep, target, wilayah dan sasaran, tidak dalam kerangka diversifikasi secara utuh Ariani dan Anshari, 2003. Indonesia memiliki beberapa komoditas pangan, yang dapat dikembangkan sebagai komoditas pangan nasional. Diversifikasi produksi pangan ini bisa dilakukan melalui pengembangan pangan karbohidrat khas Nusantara spesifik lokasi seperti sukun, talas, garut, sagu, jagung dan lain-lain. Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk tercapainya usaha diversifikasi pangan adalah pengembangan produk Product Development melalui peran industri pengolahan untuk meningkatkan cita rasa dan citra produk pangan khas nusantara. Menurut BPS 2000 usaha industri pengolahan adalah usaha yang mengubah barang dasar bahan mentah menjadi barang jadisetengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya sehingga lebih 9 dekat ke pemakai akhir untuk tujuan komersil. Sedangkan definisi dari industri pengolahan itu sendiri adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadisetengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dan sifatnya lebih dekat ke pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah kegiatan jasa industri dan pekerjaan perakitan. Subsektor industri pengolahan pangan merupakan salah satu kegiatan yang telah lama dikenal masyarakat. Proses produksinya yang sederhana dan bahan baku yang berasal dari hasil pertanian menjadikan industri ini tumbuh pesat dikalangan menengah kebawah. Dengan semakin meluasnya kegiatan ekonomi, proses pengolahan pangan tidak lagi sekedar untuk mencukupi kebutuhan sendiri, tetapi juga menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat. Peranan industri pengolahan pangan dalam diversifikasi pangan merupakan faktor penarik, karena dapat meningkatkan permintaan produk pangan bahan baku Dewan Ketahanan Pangan, 2009. Bersamaan dengan meningkatnya permintaan ini, maka harga bahan baku tersebut cenderung naik.

2.2 Pengertian Rantai Pasokan