Manajemen Rantai Pasokan TINJAUAN PUSTAKA

11 sering dibutuhkan oleh pabrik. Informasi tentang status pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh perusahaan yang mengirim maupun yang akan menerima. Menurut Chopra Meindl 2007 tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai pasokan adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan. Tunggal 2009 menjabarkan tujuan atau hasil dari proses rantai pasokan ini adalah: 1. Mengembangkan tim yang berfokus pada pelanggan sehingga dapat memberikan persetujuan produk dan jasa yang menguntungkan kedua belah pihak pada pelanggan penting secara strategis. 2. Membuat kontak hubungan yang secara efisien manangani pertanyaan- pertanyaan dari semua pelanggan. 3. Secara terus-menerus mengumpulkan, menyususun, dan meng-update permintan pelanggan untuk menyesuaikan supply dan demand. 4. Mengembangkan sistem produksi yang tanggap secara cepat pada perubahan kondisi pasar. 5. Mengatur hubungan dengan Supplier sehingga perbaikan secara berkesinambungan dapat berjalan lancar. 6. Pengiriman pesanan tepat waktu dan sasaran yang benar. 7. Minimalisasi waktu siklus ketersediaan retur return to available.

2.3 Manajemen Rantai Pasokan

Manajemen rantai pasokan Supply Chain Management adalah pengintegrasian aktifitas pengadaan bahan dan pelayanan, perubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan Heizer dan 12 Render, 2006. Kalakota dalam Irghandi 2008, menyatakan munculnya manajemen rantai pasokan dilatarbelakangi oleh dua hal pokok, yaitu : 1. Praktik manajemen logistik tradisional pada era modern ini sudah tidak relevan lagi, karena tidak dapat menciptakan keunggulan kompetitif. Indrajit dan Djokopranoto 2002 mengartikan keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang diciptakan melalui cara bekerja, oprasional produksi yang baik dalam perusahaan. 2. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat dengan persaingan yang semakin ketat. Menurut Gaspersz 2012 manajemen rantai pasokan adalah pendekatan sistemik, desain, perencanaan, eksekusi, pengendalian dan pemantauan aktifitas- aktifitas rantai pasokan yang bertujuan menciptakan nilai, mengidentifikasi dan menghilangkan waste atau pemborosan aktifitas-aktifitas tidak bernilai tambah, membangun infrastruktur yang kompetitif, mengefektifkan worldwide logistics, mengatur arus penawaran dan permintaan yang terjadi dan mengukur kinerja secara global untuk mengejar keunggulan disepanjang rantai pasokan Supplier- input-process-output-customer. Manajemen rantai pasokan merupakan strategi alternatif yang memberikan solusi dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui pengurangan biaya operasi dan perbaikan pelayanan konsumen. Manajemen rantai pasokan menawarkan suatu mekanisme yang mengatur proses bisnis, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi biaya operasional perusahaan Anatan dan Ellitan, 2008. Prinsip manajemen rantai pasokan pada dasarnya merupakan sinkronisasi dan koordinasi aktivitas-aktivitas 13 yang terkait dengan aliran material atau produk, baik yang ada dalam satu organisasi maupun antar organisasi. Struktur manajemen rantai pasokan dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Struktur Manajemen Rantai Pasokan Sumber : Siagian, 2005 Struktur manajemen rantai pasokan yaitu aktifitas yang terjadi mulai dari hulu hingga hilir, mulai dari beberapa atau banyak Supplier yang memasok bahan baku kemudian masuk ke persediaan, lalu diolah dalam pabrik perusahaan, setelah itu produk yang telah diolah diproduksi kemudian didistribusikan oleh distributor kepada konsumen akhir. Arus kredit dan bahan baku terjadi dari hulu ke hilir sedangkan informasi penjadwalan, arus kas dan pesanan terjadi dari hilir ke hulu. Menurut Turban, Rainer dan Porter 2004, terdapat tiga macam komponen rantai pasokan, yaitu : a. Bagian Hulu Rantai Pasokan Bagian hulu rantai pasokan meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya dapat berupa manufaktur, assembler, atau kedua-duanya dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka para penyalur second-tier. Hubungan pada penyalur dapat 14 diperluas menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan kebutuhan dan semua jalur asal material, contohnya langsung dari pertambangan, perkebunan dan lain-lain. Pada bagian hulu rantai pasokan, pengadaan merupakan aktivitas yang mendapat prioritas utama. b. Bagian Internal Rantai Pasokan Bagian internal rantai pasokan meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur menjadi produk perusahaan itu. Pada bagian internal rantai pasokan, perhatian utama difokuskan pada manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan. c. Bagian Hilir Rantai Pasokan Bagian hilir rantai pasok meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Pada bagian hilir rantai pasokan, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan pelayanan purna jual. Menurut Tunggal 2009, anggota rantai pasokan ada dua, yaitu : anggota primer dan anggota sekunder. Anggota primer adalah semua perusahaan unit bisnis strategik yang benar-benar menjalankan aktivitas operasional dan manjerial dalam proses bisnis yang dirancang untuk menghasilkan keluaran tertentu bagi pelanggan atau pasar. Anggota sekunder adalah perusahaan-perusahaan yang menyediakan sumber daya, pengetahuan, utilitas, atau aset-aset bagi anggota anggota primer di rantai pasokan, misalnya : agen-agen ekspedisi yang menyewakan truk, bank-bank yang memberikan pinjaman bagi retail, perusahaan- perusahaan yang menyediakan peralatan produksi, pencetak brosur dan semua 15 anggota yang tidak secara langsung berpartisipasi atau memberi nilai tambah proses dari perubahan masukan menjadi keluaran untuk pelanggan akhir. Chopra dan Meindl 2007 mengklasifikasikan proses-proses rantai pasokan suatu perusahaan kedalam tiga proses makro berikut, sebagaimana juga ditunjukkan pada dalam Tabel 3. Tabel 3. Tiga Proses Makro Rantai Pasokan Sumber : Chopra dan Meindl 2007

2.4 Konsep Rantai Nilai Sebagai Penjabaran Aktivitas Rantai Pasok