40
industri adalah perkembangan teknologi perikanan yaitu informasi dan transportasi, situasi perdagangan dunia, serta ketersediaan sumberdaya
alam dan energi Gambar 2.Untuk kepentingan penelitian ini, indikator yang masuk dalam kelompok eksternal EKSTER antara lain:
interesttingkat suku bunga yang murah X8, kredit yang dapat di akses X9, dan regulasiperijinanaturan yang cepat dan biaya yang murah X10.
2.4 Kebijakan Pemerintah
Kebijakan adalah kebutuhan, nilai atau kesempatan yang tidak terealisir namun dapat diatasi melalui tindakan publik. Dan tindakan publik dipacu,
didorong, dan dikondisikan oleh aksi kebijakan pemerintah. Namun secara substansial, masalah kebijakan itu sendiri pada dasarnya merupakan
serangkaian konstruksi mental atau konseptual yang diabstraksikan dari situasi masalah oleh para pelaku kebijakan. Kebijakan dapat dibedakan menjadi
kebijakan publik dan kebijakan privat. Kebijakan publik adalah tindakan kolektif yang diwujudkan melalui kewenangan pemerintah yang legitimate untuk
mendorong, menghambat, melarang atau mengatur tindakan private individu atau lembaga swasta. Kebijakan publik memiliki dua ciri pokok. Pertama, dibuat
atau diproses oleh lembaga pemerintahan atau berdasarkan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah. Kedua, bersifat memaksa atau berpengaruh
terhadap tindakan privat masyarakat luas publik Dunn 2000. Sebagai contoh, kebijakan harga BBM adalah kebijakan publik karena dibuat oleh pemerintah
bersifat memaksa dan dapat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi penduduk, konsumen maupun pengusaha.
Kebijakan privat adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga swasta dan tidak bersifat memaksa kepada orang atau lembaga lain.
Misalnya, keputusan suatu perusahaan swasta untuk menetapkan harga jual produk yang dihasilkannya merupakan contoh kebijakan privat. Perusahaan
swasta adalah lembaga privat dan keputusannya tidak mengikat atau bersifat memaksa bagi perusahaan lain atau masyarakat luas. Kebijakan privat hanya
berlaku internal, bagi lembaga atau individu itu saja. Kebijakan pembangunan perikanan ialah keputusan dan tindakan
pemerintah untuk mengarahkan, mendorong, mengendalikan dan mengatur pembangunan perikanan guna mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
Kebijakan pembangunan perikanan haruslah dipandang dalam konteks
41
pembangunan nasional yang tujuannya tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan saja tetapi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Ini
berarti, kebijakan pembangunan perikanan termasuk dalam kategori kebijakan publik, dilakukan oleh pemerintah dan berpengaruh terhadap kehidupan orang
banyak. Dalam perekonomian modern, seperti perekonomian Indonesia saat ini,
keragaan sektor-sektor ekonomi saling mempengaruhi dan keragaan per- ekonomian dalam negeri sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian inter-
nasional. Oleh karena itu, berbagai kebijakan yang dibuat pada sektor non- perikanan berpengaruh nyata terhadap keragaan pembangunan perikanan, dan
demikian pula sebaliknya. Sebagai contoh, kebijakan perkreditan dan kurs mata uang yang merupakan Kebijakan moneter jelas berpengaruh terhadap keragaan
pembangunan sektor perikanan. Kebijakan investasi industri perkapalan, yang merupakan kebijakan pembangunan sektor industri, yang sangat berpengaruh
terhadap keragaan sektor perikanan, sementara kebijakan harga pupuk, yang merupakan kebijakan sektor perikanan, jelas sangat berpengaruh terhadap
keragaan industri pupuk, yang berarti pula keragaan pembangunan sektor industri. Dengan demikian, cakupan kebijakan pembangunan perikanan tidak
dapat dibatasi berdasarkan delineasi sektoral maupun secara jenjang organisasi pemerintahan.
Dasar delineasi yang lebih tepat dalam menentukan cakupan kebijakan pembangunan perikanan dan kelautan ialah pendekatan fungsional. Secara
umum dapat dikatakan bahwa semua keputusan dan tindakan pemerintah yang secara fungsional berpengaruh nyata terhadap keragaan pembangunan
perikanan termasuk dalam kategori kebijakan pembangunan perikanan. Kebijakan perkreditan, kurs mata uang, dan bahkan pembangunan jalan raya,
pelabuhan, kelistrikan, maupun jaringan telekomunikasi termasuk dalam kebijakan pembangunan perikanan. Jelaslah, cakupan kebijakan pembangunan
perikanan sangatlah luas, yang dapat dikelompokkan ke dalam tujuh bidang atau tujuh inti pembangunan perikanan: inovasi input, investasi dan modal kerja,
insentif, infrastruktur, institusi dan industri. Dalam mewujudkan penerapan kebijakan di bidang perikanan, maka
langkah-langkah yang ditempuh adalah meningkatkan keterkaitan fungsional antar subsistem sehingga setiap kegiatan pada masing-masing subsistem dapat
berjalan secara berkelanjutan dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Selain itu
42
pengembangan agribisnis juga harus mampu meningkatkan aktivitas ekonomi pedesaan dengan diarahkannya pada pengembangan kemitraan usaha antara
usaha skala besar dan skala kecil secara serasi dan dilakukan melalui pengembangan sentra produksi perikanan dalam suatu skala ekonomi yang
efisien.
FAKTOR KONDISI -
SUMBER DAYA ALAM - SDM
- PENGETAHUAN - MODAL
- INFRA STRUKTUR - TEKNOLOGI
STRATEGI PERUSAHAAN STRUKTUR PERSAINGAN
- STRUKTUR, LOKASI - PERSAINGAN, RESIKO
INDUSTRI PERIKANAN TERKAIT
- PERSAINGAN INDUSTRI PENDUKUNG
-
PERSAINGAN INDUSTRI TERKAIT
PENENTUAN PERMINTAAN
- BESAR PERMINTAAN
-
SEGMEN USAHA - PERMINTAAN GLOBAL
- SALING KETERGANTUNGAN
PELUANG
-KEJADIAN TIDAK DAPAT DIPREDIKSI
-HAMBATAN EKSTERNAL -TEKNOLOGI
PEMERINTAH
-FASILITAS KENDALA KEBIJAKAN
-INVESTASI UNTUK UMUM
Gambar 3 Strategi kebijakan pemerintah dalam mendukung industri perikanan Porter 1990
Keterkaitan antar faktor dalam pengembangan industri perikanan perlu dukungan dan peranan pemerintah terutama dalam penyediaan fasilitas dan
ketentuan investasi. Sebagai upaya untuk memenuhi permintaan konsumen, industri perikanan perlu mendapat suplai dari dukungan infrastruktur,
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan faktor permodalan. Dilain pihak faktor internal perusahaan yaitu strategi perusahaan dalam memanfaatkan faktor
pendukung, cara menghadapi pesaing, pemanfaatan infrastruktur yang efektif, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar optimal dengan biaya minimal atau
dengan resiko yang paling kecil. Pada kebijakan pemerintah, antara lain kebijakan pemerintah pusat dan
daerah, dengan indikator untuk mengetahui tingkat keberhasilan kebijakan tersebut dapat diukur dari bagaimana pada kebijakan pendidikan, pelatihan dan
penyuluhan apakah telah memiliki peran dalam meningkatkan kinerja sektor perikanan dan mampu mendorong tujuan pembangunan yang telah
direncanakan. Selain kebijakan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, kebijakan
43
pada infrastruktur, perijinan, permodalan, kelembagaan dan teknologi juga memiliki peranan dalam pembangunan perikanan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan pemerintah pusat KEBIJ_PUS dalam penelitian ini antara lain : pendidikan yang dapat di akses
dan bermutuX11, permodalan dengan interesttingkat suku bunga yang murah dan dapat di aksesX12, pelatihan dan bimbingan yang dapat di akses, X13
tersedianya fasilitas sekolah yang memadaiX14, dan tersedianya fasilitas puskesmas yang memadai X15.
Untuk mengukur variabel kebijakan pemerintah daerah KEBIJ_DAE indikator yang digunakan antara lain: pelatihan dan penyuluhan yang dapat di
akses dan bermutu X16, pelabuhan dan Tempat Pelelangan ikan yang baikX17, proses perizinan yang cepat dengan biaya yang wajarX18,
Kelembagaan koperasi, LSM yang berjalan dengan baikX19, teknologi yang memberi nilai tambah ke prosesing X20, pelatihan dan bimbingan yang dapat di
aksesX21, pungutan pajak, biaya operasi, retribusi yang membebani X22, tersedianya fasilitas sekolah yang memadaiX23, dan tersedianya fasilitas
puskesmas yang memadaiX24.
2.5 Kinerja