Perumusan Masalah Peranan dan kinerja sektor perikanan pada perekonomian Jawa Tengah

5 huruf dan rata-rata lama sekolah, dan 3 angka pengeluaran perkapita atau daya beli masyarakat. Dalam sistem dunia nyata, dengan aktivitas ekonomi yang begitu luas dan saling kait mengkait, pengukuran peranan sektor pada suatu perekonomian harus didukung oleh instrumen pengukuran dan analisis yang bersifat menyeluruh, dan model IO mampu menjawab hal tersebut. Sementara itu model IO modifikasi dari Miyazawa untuk mengukur aspek distribusi kesejahteraan, yang selama ini belum mampu dianalisis dari tabel IO yang ada. Penelitian ini akan mencoba menggunakan tabel modifikasi dari Miyazawa dengan dasar tabel IO Jawa Tengah tahun 2007 yang merupakan hasil up dating, untuk menganalisis peranan sektor perikanan dari aspek pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan distribusi pendapatan pada perekonomian Jawa Tengah. Selain analisis dilakukan terhadap peranan sektor perikanan dalam perekonomian Jawa Tengah, maka perlu diketahui bagaimana hubungan antara faktor lingkungan usaha perikanan, kebijakan pemerintah, tujuan pembangunan perikanan dalam meningkatkan kinerja sektor perikanan dan diperlukan juga faktor dominan apa yang paling berpengaruh peningkatan kinerja sektor perikanan tersebut dalam pembangunan sektor perikanan di Jawa Tengah. Oleh karena itu perlu adanya suatu kajian yang menyangkut peranan dan kinerja sektor perikanan di Jawa Tengah, diharapkan dengan kajian tersebut kita dapat mengetahui peranan sektor perikanan pada perekonomian dan bagaimana hubungan yang rumit antara lingkungan usaha perikanan, kebijakan pemerintah pusat, kebijakan pemerintah daerah, kinerja usaha perikanan tangkap, kinerja industri pengolahan, dan tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah, dapat mengetahui faktor yang dominan, sehingga ke depan dapat ditentukan skala prioritas dalam pembangunan perikanan di Jawa Tengah.

1.2 Perumusan Masalah

Menurut Soemokaryo 2001 pembangunan perikanan disamping meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan devisa, maka peningkatan kesejahteraan bagi nelayan dan petani ikan haruslah menjadi prioritas utama disamping aspek kelestarian. Lebih lanjut Soemokaryo 2001 menjelaskan bahwa peningkatan kesejahteraan nelayan dan petani ikan dipengaruhi oleh faktor internal seperti pendidikan, pengalaman dan penguasaan 6 teknologi dan faktor eksternal, seperti potensi sumberdaya, mekanisme pasar, pola penentuan harga, proses pengakumulasian modal dan keadaan infrastruktur. Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil pembangunan sektor perikanan di Jawa Tengah, paling tidak ada 8 indikator yang dapat digunakan sebagai acuan antara lain : produksi perikanan, armada perikanan, volume dan nilai ekspor produk perikanan terhadap PDRB, konsumsi ikan perkapita, tenaga kerja, pendapatan nelayan, pendidikan nelayan serta peraturan dan perundang- undangan Dahuri 2003. Selama ini, gambaran dari ke-8 indikator pada sektor perikanan cenderung mengalami penurunan, seperti pada total volume produksi perikanan Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 16,15, yaitu dari 339 319,1 ton pada tahun 2003 menjadi 292 148 ton pada tahun 2004 Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Tengah 2005, demikian juga pada indikator yang lain. Jawa Tengah memiliki potensi sumberdaya perikanan yang tergolong besar, antara lain ditunjukkan dengan garis pantai sepanjang 791,76 km, yang membentang di pantai utara 502,69 km dan pantai selatan 289,07 km dan 34 pulau-pulau kecil Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Tengah 2005. Potensi yang besar tersebut secara empiris selama ini belum sebanding dengan peranan yang dimiliki oleh sektor perikanan pada perekonomian Jawa Tengah, antara lain pada pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, dan distribusi pendapatan. Kondisi ini menimbulkan suatu pertanyaan “sebesar apa peranan sektor perikanan dalam pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan distribusi pendapatan pada perekonomian Jawa Tengah?” Jika dilihat dari data BPS Jawa Tengah tahun 2005, kontribusi pertumbuhan ekonomi sektor perikanan terhadap perekonomian yang ditunjukkan dari Produk Domestik Regional Bruto PDRB yang diindikasikan sebagai nilai tambah dari sektor perikanan untuk data tahun 2001 sampai 2004 Jawa Tengah masih dibawah 1,5 yaitu berkisar antara 1,18 sampai 1,47. Demikian juga kontribusi tenaga kerja yang terbentuk dari kegiatan sektor perikanan hanya mampu menyumbangkan jumlah tenaga kerja di sektor perikanan kurang 2. Untuk data distribusi pendapatan berdasarkan data BPS Jawa Tengah 2004, secara umum perekonomian Jawa Tengah pada tahun 2003 yang didasarkan pada perhitungan dengan kriteria Gini Ratio menunjukkan nilai 7 sebesar 0.24, sehingga dari nilai ini Jawa Tengah memiliki kategori pemerataan tinggi atau dengan kata lain ketimpangannya rendah. Sementara itu, menurut perhitungan distribusi pendapatan dari kriteria Bank Dunia menunjukkan bahwa 40 persen kelompok penduduk berpendapatan rendah distribusi pendapatannya sebesar 25,31 persen, pada kelompok 40 persen penduduk berpendapatan menengah distribusi pendapatan sebesar 38,37 persen, dan pada kelompok 20 persen penduduk berpendapatan tinggi distribusi pendapatan sebesar 36,32 persen. Dari ketimpangan pendapatan dengan kriteria Bank Dunia tersebut, tingkat ketimpangan pembagian pendapatan diukur dengan bagian pendapatan yang dinikmati oleh 40 persen penduduk berpenghasilan rendah, dan di Jawa Tengah dari nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat ketimpangannya dikategorikan rendah. Dari perhitungan dengan dua kriteria tersebut, pemerataan pendapatan di Jawa Tengah dapat dikatakan merata atau tidak mengalami ketimpangan. Bagaimana dengan kondisi ketimpangan pendapatan pada sektor perikanan, apakah dengan data-data tersebut telah terjawab?. Selama ini masih belum banyak data yang menyajikan bagaimana distribusi pendapatan pada pelaku di sektor perikanan, seperti nelayan, pengusaha perikanan maupun stakeholders lainnya. Dari pencapaian kinerja sektor perikanan pada perekonomian yang tercermin dari tingkat pertumbuhan perekonomian, ketenagakerjaan dan distribusi pendapatan tersebut, dapat dijadikan sebagai suatu indikator sejauh mana peran sektor perikanan dalam perekonomian Jawa Tengah. Dengan diketahuinya kontribusi tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk pengembangan sektor perikanan ke depan. Menurut Mudzakir 2003, sektor perikanan Jawa Tengah belum merupakan sektor unggulan yang akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian, walaupun sumberdaya yang dimilikinya berpotensi besar. Kondisi ini menjadi perhatian, karena selama ini keterkaitan sektor perikanan baik ke depan maupun ke belakang masing kecil Mudzakir 2003 dan Mudzakir 2006a, sehingga belum mampu untuk menarik sektor hulu sebagai penyedia input bagi sektor perikanan maupun mendorong sektor hilir sebagai pengguna hasil dari sektor perikanan. Kondisi ini semakin diperparah dengan masih rendahnya nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor perikanan, akibatnya nilai PDRB, ekspor, pajak tak langsung serta upah dan gaji relatif masih kecil, sehingga menjadikan 8 rendahnya kontribusi sektor perikanan pada perekonomian Jawa Tengah Mudzakir 2003 dan 2006b. Upaya peningkatan produksi perikanan masih dihadapkan pada kendala- kendala yaitu : 1 masih terbatasnya sarana dan prasarana yang memadai seperti Pelabuhan Perikanan, PPI dan TPI; 2 masih rendahnya kemampuan SDM nelayan, baik dibidang penangkapan, pasca panen, manajemen usaha dan mengadopsi penerapan teknologi penangkapan; 3 masih terbatasnya sistem informasi perikanan tangkap untuk mendukung perencanaan program dan pengendalian kegiatan perikanan tangkap; 4 terdapat kecenderungan kemerosotan produktivitas dan mutu lingkungan yang disebabkan oleh pemanfaatan lahan yang melewati kapasitas daya dukung lingkungan; 5 masih terbatasnya sarana dan prasarana pembenihan dan budidaya ikan baik air payau maupun air tawar, menurunnya kualitas ekosistem sumberdaya perikanan dan kelautan; 6 masih terbatasnya sarana dan prasarana pencegahan dan pengendalian kesehatan ikan maupun lingkungan; 7 masih rendahnya kemampuan dan ketrampilan SDM pembudidaya ikan maupun manajemen usaha; 8 masih terbatasnya ketersediaan induk ikan unggul dan benih ikan yang berkualitas dalam pengembangan usaha budidaya ikan; 9 masih terbatasnya system informasi perikanan budidaya untuk mendukung perencanaan program dan pengendalian kegiatan perikanan budidaya; 10 belum berkembangnya kawasan pengembangan sentra pengolahan dan pemasaran produk-produk hasil perikanan yang berdaya saing dipasar domestik dan ekspor; 11 masih rendahnya kesadaran nelayan maupun para pelaku usaha perikanan tentang perijinan usaha Perikanan; 12 masih rendahnya mutu produk hasil perikanan akibat kesalahan dalam penanganan hasil perikanan; 13 kurangnya sarana dan prasarana LPPMHP sebagai laboratorium pengujian dan pengawasan mutu hasil perikanan; dan 14 masih rendahnya kemampuan dan ketrampilan pengolah hasil perikanan. Pertanyaan yang dapat ditujukan dalam penelitian ini antara lain : 1. Bagaimana peranan sektor perikanan pada perekonomian Jawa Tengah yaitu terhadap pertumbuhan ekonomi PDRB, sosial, ekologi, eksternalitas, tenaga kerja dan distribusi pendapatan. 2. Bagaimana keterkaitan hubungan dan faktor-faktor dominan antara lingkungan usaha perikanan, kebijakan pemerintah pusat, kebijakan pemerintah daerah, kinerja usaha perikanan tangkap dan kinerja industri 9 perikanan terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah, yang dirumuskan antara lain bagaimana : 1. Pengaruh lingkungan usaha perikanan terhadap kinerja usaha perikanan tangkap, 2. Pengaruh lingkungan usaha perikanan terhadap kinerja industri pengolahan, 3. Pengaruh lingkungan usaha perikanan terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah, 4. Pengaruh kebijakan pemerintah pusat terhadap lingkungan usaha perikanan, 5. Pengaruh kebijakan pemerintah pusat terhadap kinerja usaha perikanan tangkap, 6. Pengaruh kebijakan pemerintah pusat terhadap kinerja industri pengolahan, 7. Pengaruh kebijakan pemerintah pusat terhadap kebijakan pemerintah daerah, 8. Pengaruh kebijakan pemerintah pusat terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah, 9. Pengaruh kebijakan pemerintah daerah terhadap lingkungan usaha perikanan, 10. Pengaruh kebijakan pemerintah daerah terhadap kinerja usaha perikanan tangkap, 11. Pengaruh kebijakan pemerintah daerah terhadap kinerja industri pengolahan, 12. Pengaruh kebijakan pemerintah daerah terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah, 13. Pengaruh kinerja usaha perikanan tangkap terhadap kinerja kinerja industri pengolahan, 14. Pengaruh kinerja industri pengolahan terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah, 15. Pengaruh kinerja usaha perikanan tangkap terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah, 3. Bagaimana kebijakan yang tepat dalam usaha untuk meningkatkan tujuan pembangunan sektor perikanan dari aspek ekonomi, sosial, ekologi dan eksternalitas pada perekonomian Jawa Tengah. 10

1.3 Tujuan Penelitian