Kinerja Peranan dan kinerja sektor perikanan pada perekonomian Jawa Tengah

43 pada infrastruktur, perijinan, permodalan, kelembagaan dan teknologi juga memiliki peranan dalam pembangunan perikanan. Indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan pemerintah pusat KEBIJ_PUS dalam penelitian ini antara lain : pendidikan yang dapat di akses dan bermutuX11, permodalan dengan interesttingkat suku bunga yang murah dan dapat di aksesX12, pelatihan dan bimbingan yang dapat di akses, X13 tersedianya fasilitas sekolah yang memadaiX14, dan tersedianya fasilitas puskesmas yang memadai X15. Untuk mengukur variabel kebijakan pemerintah daerah KEBIJ_DAE indikator yang digunakan antara lain: pelatihan dan penyuluhan yang dapat di akses dan bermutu X16, pelabuhan dan Tempat Pelelangan ikan yang baikX17, proses perizinan yang cepat dengan biaya yang wajarX18, Kelembagaan koperasi, LSM yang berjalan dengan baikX19, teknologi yang memberi nilai tambah ke prosesing X20, pelatihan dan bimbingan yang dapat di aksesX21, pungutan pajak, biaya operasi, retribusi yang membebani X22, tersedianya fasilitas sekolah yang memadaiX23, dan tersedianya fasilitas puskesmas yang memadaiX24.

2.5 Kinerja

Kinerja adalah kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan hasil kerja. Bernardin dan Russel 1993 mendefinisikan kinerja performance sebagai: “ ... as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during a specified time period” ...adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pencapaian kinerja yang tinggi merupakan suatu prestasi bagi setiap organisasi dan bagian unit organisasi yang oleh karenanya setiap organisasi dituntut untuk dapat selalu meningkatkan kinerjanya. Semakin tinggi kinerja organisasi, semakin tinggi tingkat pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang disepakati. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerja. Konsep kinerja itu sendiri menurut Rummler dan Brache yang diacu 44 dalam Salusu 1998 dapat diterapkan pada tiga tingkatan dalam organisasi, yaitu tingkatan organisasi organization level, tingkat proses process level, dan tingkat tugas atau pelaksana tugas job performer level. Tingkat organisasi menekankan pada hubungan organisasi dengan pasar dan fungsi-fungsi utamanya yang tergambar dalam kerangka dasar struktur organisasi serta mekanisme kerja yang ada. Variabel yang mempengaruhi kinerja pada tingkat ini antara lain adalah strategi-strategi tujuan yang meliputi kerja keseluruhan organisasi dimana pengukurannya perlu memperhatikan struktur organisasi dan penggunaan sumberdaya yang ada secara tepat. Tingkat proses menekankan pada proses kegiatan antara fungsi. Variabel kinerja pada tingkat ini menyangkut kesesuaian proses kegiatan dengan kebutuhan konsumen, efisiensi dan efektivitas proses, kesesuaian pengukuran dan tujuan proses dengan persyaratan-persyaratan yang diinginkan organisasi maupun konsumen. Sedangkan tingkat tugas atau pelaksana tugas menekankan pada individu-individu yang melaksanakan proses pekerjaan. Variabel kinerja pada tingkat ini antara lain mencakup sistem penggajian dan promosi. Secara otomatis tingkat efektivitas pelaksanaan tugas berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki oleh organisasi secara keseluruhan. Secara umum kinerja akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : 1. Faktor personelindividual antara lain : pengetahuan, ketrampilan skill, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen. 2. Faktor kepemimpinan antara lain : kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan yang di berikan manager dan team leader. 3. Faktor tim antara lain : kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim. 4. Faktor sistem antara lain : sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur dalam organisasi. 5. Faktor kontekstual situasional antara lain : tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal. Menurut Kotler 1997 variabel keberhasilan kinerja suatu perusahaan antara lain dapat diukur dari kinerja keuangan yang diukur dari 1 tingkat laba dan rugi perusahaan, 2 tingkat pengembalian investasi Return of investment ROI, dan 3 tingkat return on equity ROE serta perkembangan dari industri. 45 Selain kinerja keuangan, variabel kinerja yang lain adalah dalam pemasaran, antara lain 4 informasi pasar 5 mutu produk, dan 6 harga produk. 7 volume penjualan, 8 Pertumbuhan penjualan; 9 pertumbuhan pelanggan. Disamping kinerja keuangan dan kinerja pemasaran, peranan kinerja sumberdaya manusia untuk menghasilkan nilai tambah yang tinggi, dengan indikator antara lain penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja. Dengan demikian dari penjelasan diatas secara umum untuk mengukur kinerja industri perikanan dan kinerja usaha perikanan tangkap dalam penelitian ini indikator yang digunakan antara lain : 1. Peningkatan kinerja keuangan, dengan indikator antara lain : laba dan rugi, ROI dan ROE. 2. Pemasaran dengan indikator antara lain : informasi pasar, diversifikasi produk, mutu produk, harga produk, peningkatan volume penjualan, pertumbuhan penjualan, pertumbuhan pelanggan. 3. Sumberdaya manusia dengan indikator antara lain : penyerapan tenaga kerja, produktivitas kerja, kesejahteraan tenaga kerja. Untuk menyesuaikan kepentingan penelitian, variabel kinerja usaha perikanan tangkap KUP_TANG, diukur dengan indikator antara lain : laba dan rugi RL X25, return on investment ROI X26, informasi Fishing Ground FG X27, peningkatan pendapatan anak buah kapal ABK X28, ikut menciptakan keamananX29, kebersihan lingkunganX30, sarana dan prasarana Tempat Pelelangan Ikan TPI X31, dan ketersediaan es atau garam X32. Untuk variabel kinerja industri pengolahan KI_PROS indikator yang digunakan antara lain : laba dan rugi RL X33, return on investment ROI X34, peningkatan pendapatan pekerja X35, penyediaan pangan yang bergizi X36, informasi harga ikan X37, dan teknologi dan nilai tambah X38.

2.6 Tujuan Pembangunan Perikanan