Landasan Teori KAJIAN PUSTAKA
1 Kompensasi Finansial, terdiri atas 2 macam yaitu:
a Kompensasi Finansial Langsung, terdiri dari bayaran yang
diterima oleh seseorang dalam bentuk upah, gaji, komisi, dan bonus.
b Kompensasi Finansial Tidak Langsung tunjangan, meliputi
seluruh imbalan finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi finansial langsung. Kompensasi jenis ini meliputi
beragam imbalan yang biasanya diterima secara tidak langsung oleh karyawan seperti:
1 Tunjangan
wajib jaminan
sosial, tunjangan
penganguran, ganti rugi karyawan, cuti keluarga dan pengobatan.
2 Tunjangan tidak wajib bayaran untuk waktu tidak
bekerja, perawatan kesehatan, asuransi jiwa, rancangan pensiun, rancangan opsi saham karyawan, tunjangan
pengangguran tambahan, layanan karyawan, bayaran premium serta program manfaat.
2 Kompensasi Nonfinansial, meliputi kepuasan yang diterima
seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis danatau fisik tempat orang tersebut bekerja. Aspek
kompensasi nonfinansial tersebut mencakup faktor-faktor psikologis dan fisik dalam lingkungan kerja perusahaan.
Kompensasi nonfinansial terdiri dari: a
Pekerjaan meliputi variasi keterampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi, umpan balik.
b Lingkungan kerja meliputi kebijakan yang baik, manajer
yang berkemampuan, karyawan yang berkompeten, rekan kerja yang menyenangkan, simbol status yang pantas, kondisi
kerja. Lingkungan kerja dalam kompensasi nonfinansial juga meliputi fleksibilitas kerja yang terdiri waktu yang fleksibel,
minggu kerja yang dipadatkan, pembagian jabatan, kerja paruh-waktu, lebih banyak kerja lebih sedikit jam.
Mangkunegara 2013:85-86
mengemukakan tentang
jenis kompensasi menurut bentuknya, ada dua bentuk yaitu:
1 Bentuk kompensasi langsung yaitu upah dan gaji.
Upah adalah pembayaran berupa uang untuk palayanan kerja atau uang yang biasanya dibayarkan kepada pegawai secara per jam, per
hari, dan per setengah hari. Sedangkan gaji merupakan uang yang dibayarkan kepada pegawai atas jasa pelayanannya yang diberikan
secara bulanan. Di bawah ini dikemukakan prinsip upah dan gaji yaitu:
a Tingkat bayaran bisa diberikan tinggi, rata-rata, atau rendah
bergantung pada
kondisi perusahaan.
Artinya, tingkat
pembayaran bergantung
pada kemampuan
perusahaan membayar jasa pegawainya.
b Struktur Pembayaran. Struktur pembayaran berhubungan
dengan rata-rata bayaran, tingkat pembayaran, dan klasifikasi jabatan di perusahaan.
c Penentuan Bayaran Individu. Penentuan bayaran individu perlu
didasarkan rata-rata tingkat pembayaran, tingkat pendidikan, masa kerja, dan prestasi kerja pegawai.
d Metode Pembayaran. Ada dua metode pembayaran, yaitu
metode pembayaran yang didasarkan pada waktu per jam, per hari, per minggu, per bulan. Kedua, metode pembayaran yang
didasarkan pada pembagian hasil. e
Kontrol Pembayaran.
Kontrol pembayaran
merupakan pengendalian secara langsung dan tidak langsung dari biaya
kerja. Pengendalian biaya merupakan faktor utama dalam administrasi upah dan gaji. Tugas mengontrol pembayaran
adalah pertama, mengembangkan standar kompetensi dan meningkatkan fungsinya. Kedua, mengukur hasil yang
bertentangan dengan standar yang tetap. Ketiga, meluruskan perubahan standar pembayaran upah.
2 Bentuk kompensasi tidak langsung yaitu benefit keuntungan dan
pelayanan. Benefit adalah nilai keuangan moneter langsung untuk pegawai
yang secara cepat dapat ditentukan. Sedangkan pelayanan adalah nilai keuangan moneter langsung untuk pegawai yang tidak dapat
secara mudah ditentukan. Program benefit bertujuan untuk memperkecil turn over, meningkatkan, modal kerja, dan
meningkatkan keamanan. Adapun kriteria program benefit adalah biaya, kemampuan membayar, kebutuhan, kekuatan kerja,
tanggung jawab sosial, reaksi kekuatan kerja, dan relasi umum. Sedangkan program pelayanan adalah laporan tahunan untuk
pegawai, surat kabar perusahaan, toko perusahaan, discount potongan harga produk perusahaan, bantuan hukum, fasilitas
ruang baca dan perpustakaan, pemberian makan siang, adanya fasilitas medis, dokter perusahaan, tempat parkir, ada program
rekreasi atau darmawisata. d.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi Penentuan besar kecilnya kompensasi di dalam suatu perusahaan
memiliki faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
Menurut Suryasudarma 2011:41, ada tujuh faktor yang ikut menentukan
tinggi rendahnya imbalan kekaryaan yang harus diberikan organisasi kepada pekerja atau yang harus diterima oleh pekerja dari organisasi
antara lain: 1
Rata-rata imbalan pada lingkup tertentu Tarif yang ada pada pasar tenaga kerja juga ikut
mempengaruhi tinggi-rendahnya imbalan kekaryaan para pekerja di dalam suatu organisasi
2 Kekuatan negosiasi serikat pekerja
Di negara- negara yang sudah maju kekuatan serikat pekerja untuk membuat negosiasi burgaining power dengan
para pemilik organisasi juga ikut menentukan besarnya imbalan kekaryaan para pekerja di dalam satuan-satuan industri yang ada.
3 Peraturan Pemerintah
Di banyak negara, ketentuan perundang-undangan dari pemerintah juga ikut dalam menentukan besar kecilnya imbalan
kekaryaan yang harus diberikan oleh perusahaan kepada para pekerjanya, misalnya ada peraturan yang berhubungan yang
berhubungan dengan upah minimum di Indonesia UMR, pekerja anak-anak dan perempuan.
4 Penggajian yang adil dan memadai
Sistem imbalan yang baik seharusnya memperhatikan juga prinsip-prinsip keadilan, baik dilihat dari kebutuhan perusahaan
maupun kebutuhan para pekerja secara kontekstual. 5
Kebijakan dalam sistem imbalan kekaryaan dan penyesuaiannya di dalam organisasi
Sebelum dan ketika menjalankan operasinya secara aktual perusahaan pasti memiliki perencanaan imbalan kekaryaan; atas
dasar perencanaan itulah mestinya perusahaan memberikan imbalan kekaryaan dengan fluktuasi tertentu kepada para
pekerjanya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 Tantangan imbalan kekaryaan internasional
Dalam memberikan imbalan kekaryaan perusahaan juga harus mempertimbangkan imbalan kekaryaan internasional,
apalagi kalau perusahaan itu sudah beroperasi secara lintas batas negara atau bersifat multinasional; perusahaan yang membayar
pekerjanya terlalu rendah akan kehilangan banyak pekerja yang baik, karena para pekerja tersebut akan pindah ke perusahaan lain
yang memberi imbalan kekaryaan lebih baik. 7
Produktivitas dan biaya operasi Di dalam memberikan imbalan kekaryaan perusahaan juga
harus mempertimbangkan produktivitas hasil yang bisa diraih dan biaya operasinya biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan
sehari-hari. Kelangsungan perusahaan akan terganggu kalau tingkat produktivitas hasil yang dicapai secara relatif tidak lebih
tinggi dari biaya operasinya biaya yang dikeluarkan. e.
Tujuan Manajemen Imbalan Pemberian imbalan kepada karyawan mempunyai tujuan-tujuan yang
ingin dicapai oleh perusahaan. Tujuan manajemen imbalan menurut Suryasudarma 2011:40 adalah:
1 Sistem imbalan yang baik merupakan daya tarik organisasi
terhadap para stakeholder, baik yang bersifat internal maupun eksternal organisasi
2 Mempertahankan pekerja yang kualitatif di dalam organisasi
3 Menjamin keadilan di dalam berorganisasi
4 Memberi penghargaan pada perilaku positif atau fungsional
5 Mengendalikan biaya organisasi
6 Memenuhi persyaratan atau tuntutan hukum
7 Memberi saling pengertian
8 Demi efisiensi administrasi selanjutnya
f. Indikator Kompensasi
Kompensasi dikatakan baik jika telah memenuhi syarat-syarat tertentu dan sesuai dengan Undang-undang yang berlaku tentang kompensasi
itu sendiri. Suwanto dan Priansa 2011:222 menguraikan tiga asas yang penting untuk diterapkan dalam pemberian kompensasi yaitu:
1 Asas Keadilan
Kompensasi mempengaruhi perilaku karyawan dalam organisasi sehingga pemberian kompensasi yang tidak berdasarkan
asas keadilan akan mempengaruhi kondisi kerja karyawan. Yang dimaksud dengan asas keadilan adalah adanya konsistensi imbalan
bagi para karyawan yang melakukan tugas dengan bobot yang sama. Dengan kata lain, kompensasi karyawan di suatu jenis
pekerjaan dan kompensasi karyawan di jenis pekerjaan yang lainnya, yang mengerjakan pekerjaan dengan bobot yang sama,
relatif akan memperoleh besaran kompensasi yang sama. Kompensasi yang baik harus seminimal mungkin mengurangi
keluhan atau ketidakpuasan yang timbul dari karyawan. Jika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karyawan mengetahui bahwa kompensasi yang diterima tidak sama dengan karyawan lain yang memiliki bobot pekerjaan yang
sama, maka karyawan akan mengalami kecemburuan, sehingga berpotensi untuk mengganggu iklim kerja dan produktivitas kerja
karyawan. Jadi kompensasi dikatakan adil bukan berarti setiap karyawan menerima kompensasi yang sama besarannya. Tetapi
berdasarkan asas adil, baik itu dalam penilaian, perlakuan, pemberian hadiah, maupun hukuman bagi setiap karyawan.
Sehingga dengan asas keadilan akan tercipta suasana kerja yang baik, motivasi kerja, disiplin, loyalitas, dan stabilitas karyawan
yang lebih baik. 2
Asas Kelayakan Kompensasi yang diterima karyawan juga harus memenuhi
kebutuhan dirinya beserta keluarganya, pada tingkatan yang layak dan wajar. Sehingga besaran kompensasi yang akan diberikan
akan mencerminkan status, pengakuan, dan tingkat pemenuhan kebutuhan yang akan dinikmati oleh karyawan beserta
keluarganya dan harus berpijak pada standar Upah Minimum Regional UMR, baik di tingkat provinsi, maupun tingkat kota
kabupaten. 3
Asas Kewajaran Kompensasi yang wajar berarti besaran kompensasi harus
mempertimbangkan faktor-faktor
seperti prestasi
kerja, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pendidikan, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab, jabatan, dan lain-lain.
Menurut Hasibuan 2009:22, ada dua asas kompensasi yaitu: 1
Asas Adil Besarnya kompensasi harus sesuai dengan prestasi kerja, jenis
pekerjaan risiko pekerjaan, tanggung jawab, dan jabatan. Kompensasi tanpa menyesuaikan aspek-aspek di atas akan
menggagalkan maksud dari kompensasi itu sendiri. 2
Asas Layak dan Wajar Suatu kompensasi harus disesuaikan dengan kelayakannya.
Meskipun tolak ukur layak sangat relatif, perusahaan dapat mengacu pada batas kewajaran yang sesuai dengan ketentuan
yang diterapkan oleh pemerintah dan aturan lain secara konsisten. Sirait 2006:186-187 mengemukakan pendapat bahwa ada dua
jenis keadilan yaitu: 1
External Consitency: Pengupahan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Di dalam
menentukan upah dan gaji, perusahaan perlu memperhatikan perbandingan upah yang diberikan oleh perusahaan lain untuk
suatu jabatan
yang sama.
Dasar hukum
perusahaan membandingkan dengan perusahaan lain adalah guna menciptakan
kelayakan dalam menciptakan struktuk upah yang adil. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Internal Consistency:
Semakin tinggi jabatan yang dipegang dalam perusahaan, semakin tinggi pula upah yang diterima dan sebaliknya. Untuk jabatan yang
sama, pegawai yang satu harus mendapatkan upah yang sama dengan pegawai lainnya.
Berdasarkan dua pendapat tentang asas-asas dalam kompensasi, maka dapat disimpulkan bahwa asas-asas dalam kompensasi ada tiga
yaitu asas keadilan external consitency dan internal consistency, asas kelayakan, dan asas kewajaran.
3. Iklim Organisasi
a. Definisi Iklim Organisasi
Iklim organisasi merupakan salah satu hal penting dalam perusahaan di mana iklim organisasi yang baik maka karyawan akan
merasa nyaman dalam bekerja begitu pula sebaliknya. Tagiuri dalam Wirawan, 2007:121 mengemukakan sejumlah istilah untuk
melukiskan perilaku dalam hubungan dengan latar atau tempat setting di mana perilaku muncul: lingkungan environment,
lingkungan pergaulan
milieu, budaya
culture, suasana
atmosphere, situasi situation, dan kondisi condition. Menurut Tagiuri dan Litwin dalam Wirawan, 2007:121, iklim organisasi
merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi; memengaruhi
perilaku mereka dan dapat dilukiskan dalam satu set karakterisrik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau sifat organisasi. Litwin dan R.A. Stringer 1968, dalam Wirawan, 2007:121-
122 mendefinisikan iklim sebagai “...a concept describibing subjective nature or quality of the organizational
environment. Its properties can be perceived or experienced by members of the organization and reported by them in an appropriate
questionnaire”. Menurut kedua penulis tersebut, iklim organisasi merupakan suatu konsep yang melukiskan sifat subjektif atau kualitas
lingkungan organisasi. Unsur-unsurnya dapat dipresepsikan dan dialami oleh anggota organisasi dan dilaporkan melalui kuisioner yang
tepat. Sedangkan menurut Wirawan 2007:122, iklim organisasi adalah
persepsi anggota organisasi secara individual maupun kelompok dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi misalnya
pemasok, konsumen, konsultan, dan kontraktor mengenai apa yang terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang
memengaruhi sikap dan perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi yang kemudian menentukan kinerja organisasi. Sementara
menurut Keith dan John 1994:21, iklim organisasi didefinisikan sebagai lingkungan manusia di dalam mana para pegawai organisasi
melakukan pekerjaan mereka. b.
Unsur-unsur Iklim yang menyenangkan Iklim organisasi memiliki unsur-unsur yang membuat karyawan
menjadi langgeng untuk bekerja di sebuah perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Davis dan Newstrom 1994:24 menguraikan unsur khas yang membentuk iklim yang menyenangkan yaitu:
1 Kualitas kepemimpinan
2 Kadar kepercayaan
3 Komunikasi, ke atas dan ke bawah
4 Perasaan melakukan pekerjaan yang bermanfaat
5 Tanggung jawab
6 Imbalan yang adil
7 Tekanan pekerjaan yang nalar
8 Kesempatan
9 Pengendalian, struktur, dan birokrasi yang nalar
10 Keterlibatan pegawai, keikutsertaan
c. Dimensi dan Indikator Iklim Organisasi
Menurut Wirawan 2007:128-130 menguraikan sejumlah contoh dimensi iklim organisasi yaitu:
1 Keadaan lingkungan fisik.
Lingkungan fisik adalah lingkungan yang berhubungan dengan tempat, peralatan, dan proses kerja. Persepsi karyawan mengenai
tempat kerjanya menciptakan persepsi karyawan mengenai iklim organisasi. Contoh yang baik di sini adalah para guru yang
mengajar dan para murid yang belajar di sejumlah sekolah yang tidak layak: bangunan sekolahnya reyot dan bocor, mebel yang
rusak, halaman yang kotor, dan sikap guru terhadap pekerjaannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persepsi para guru dan murid tersebut mengenai lingkungan kerjanya menciptakan iklim kerja yang negatif. Sebaliknya di
sekolah unggulan dengan gedung dan fasilitas pendidikan yang baik,
gurunya mendapat kompensasi
yang memuaskan, menciptakan iklim organisasi yang positif.
Indikator: b
Tempat kerja c
Mebel d
Alat produksi dan sebagainya 2
Keadaan lingkungan sosial. Lingkungan sosial adalah interaksi antara anggota organisasi.
Hubungan tersebut dapat bersifat hubungan formal, informal, kekeluargaan, atau profesional.
Indikator: a
Hubungan atasan dan bawahan b
Hubungan antarteman sekerja c
Sistem komunikasi d
Sistem kepemimpinan e
Kebersamaan f
Kerja sama dalam melaksanakan tugas g
Penghargaan terhadap kreatifitas dan inovasi karyawan h
Saling memercayai i
Humor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Pelaksanaan sistem manajemen.
Sistem manajemen adalah pola proses pelaksanaan manajemen organisasi. Indikator faktor manajemen yang memengaruhi iklim
kerja jumlahnya sangat banyak, misalnya, karakteristik organisasi lembaga pendidikan, rumah sakit, militer, dan sebagainya yang
menimbulkan iklim organisasi yang berbeda. Contoh lainnya adalah birokrasi organisasi, baik militer maupun pendidikan
universitas, merupakan organisasi birokratis. Namun, birokrasi di organisasi militer mempunyai ciri yang berbeda dengan
birokrasi di universitas. Birokrasi organisasi militer sangat ketat, sedangkan birokrasi universitas sangat longgar. Kedua bentuk
birokrasi tersebut menghasilkan iklim organisasi yang berbeda. Indikator:
a Visi, misi, dan strategi organisasi
b Karakteristik organisasi
c Struktur organisasi
d Sistem birokrasi organisasi
e Distribusi kekuasaan
f Delegasi kekuasaanotonomi
g Proses pengambilan keputusan
h Alokasi sumber-sumber daya
i Standar kerja
j Prosedur kerja
k Karakteristik pekerjaan
l Karakteristik peran
m Sistem imbalan
n Pengembangan karier
o Manajemen konflik
p Iklim etis
4 Produk
Produk adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Produk suatu organisasi sangat menentukan iklim organisasi.
Misalnya, iklim organisasi dinas kebersihan yang produknya berupa layanan pembersihan sampah, berbeda dengan iklim
organisasi perusahaan perbankan yang produknya adalah layanan keuangan.
Indikator: a
Proses Produksi b
Jenis barang dan prosedur layanan konsumen c
Jenis jasa dan prosedur penyajiannya 5
Konsumen yang dilayani Konsumen yang dilayani dan untuk siapa produk ditujukan,
memengaruhi iklim organisasi. Misalnya, iklim organisasi klinik bagian anak-anak di suatu rumah sakit berbeda dengan klinik
bagian rematik yang umumnya melayani orang dewasa di rumah sakit yang sama.
Indikator: a
Jenis konsumen b
Perilaku konsumen c
Hubungan anggota organisasi dengan konsumen d
Sistem layanan 6
Kondisi fisik dan kejiwaan anggota organisasi Persepsi mengenai kondisi fisik dan kejiwaan anggota organisasi
sangat memengaruhi iklim organisasi. Termasuk dalam kondisi fisik adalah kesehatan, kebugaran, keenerjikan, dan ketangkasan.
Kondisi fisik sangat memengaruhi iklim organisasi lembaga militer dan kepolisian. Kondisi kejiwaan merupakan faktor yang
menentukan terjadinya iklim organisasi. Kondisi kejiwaan misalnya adalah komitmen, moral, kebersamaan, dan keseriusan
anggota organisasi. Indikator:
a Keenerjikan
b Kesehatan
c Komitmen
d Moral
e Kebersamaan
f Etos kerja
g Semangat kerja
7 Budaya Organisasi
Budaya sangat memengaruhi iklim organisasinya. Baik budaya organsasi maupun iklim organisasi memengaruhi perilaku
organisasi anggota organisasi yang kemudian memengaruhi kinerja mereka. Misalnya jika kode etik dilaksanakan dengan
sistematis, maka akan memengaruhi persepsi karyawan mengenai lingkungan sosialnya, lalu terjadilah iklim etis dalam lingkungan
organisasi. Demikian juga, dalam budaya organisasi terdapat norma tertulis , tetapi banyak dilanggar oleh anggota organisasi
dan tanpa sanksi, sehingga menimbulkan iklim organisasi negatif.
Indikator: a
Pelaksanaan nilai-nilai b
Pelaksanaan norma c
Kepercayaan dan filsafat d
Pelaksanaan kode etik e
Pelaksanaan seremoni f
Sejarah organisasi Sedangkan menurut Robert Stringer 2002, dalam Wirawan, 2007:131
dan 133, iklim organisasi memiliki enam dimensi yang diperlukan yaitu:
1 Struktur structure
Struktur structure
organisasi merefleksikan
perasaan diorganisasi secara baik dan mempunyai peran dan tanggung
jawab yang jelas dalam lingkungan organisasi. Struktur tinggi jika anggota organisasi merasa pekerjaan mereka didefinisikan secara
baik. Struktur rendah jika mereka merasa tidak ada kejelasan mengenai siapa yang melakukan tugas dan mempunyai
kewenangan mengambil keputusan. 2
Standar-standar Standar-standar standarts dalam suatu organisasi mengukur
perasaan tekanan untuk meningkatkan kinerja dan derajat kebanggaan yang dimiliki oleh anggota organisasi dalam
melakukan pekerjaan dengan baik. Standar-standar tinggi artinya anggota organisasi selalu berupaya mencari jalan untuk
meningkatkan kinerja. Standar-standar rendah merefleksikan harapan yang lebih rendah untuk kinerja.
3 Tanggung jawab
Tanggung jawab responsibility merefleksikan perasaan karyawan bahwa mereka menjadi “bos diri sendiri” dan tidak
memerlukan keputusannya dilegitimasi oleh anggota organisasi lainnya. Persepsi tanggung jawab tinggi menunjukkan bahwa
anggota organisasi merasa didorong untuk memecahkan problemnya sendiri. Tanggung jawab rendah menunjukkan bahwa
pengambilan resiko dan percobaan terhadap pendekatan baru tidak diharapkan.
4 Penghargaan
Penghargaan recognition mengindikasikan bahwa anggota organisasi merasa dihargai jika mereka dapat menyelesaikan
tugas secara baik. Penghargaan merupakan ukuran penghargaan dihadapkan dengan kritik dan hukuman atas penyelesaian
pekerjaan. Iklim
organisasi yang
menghargai kinerja
berkarakteristik keseimbangan antara imbalan dan kritik. Penghargaan rendah artinya penyelesaian pekerjaan dengan baik
diberi imbalan secara tidak konsisten. 5
Dukungan Dukungan support merefleksikan perasaan percaya dan saling
mendukung yag terus berlangsung di antara anggota kelompok kerja. Dukungan tinggi jika anggota organisasi merasa bahwa
mereka bagian tim yang berfungsi dengan baik dan merasa memperoleh bantuan dari atasannya, jika mengalami kesulitan
dalam menjalankan tugas. Jika dukungan rendah, anggora organisasi merasa terisolasi atau tersisih sendiri. Dimensi iklim
organisasi ini menjadi sangat penting untuk model bisnis yang ada saat ini, di mana sumber-sumber sangat terbatas.
6 Komitmen
Komitmen commitment merefleksikan perasaan bangga anggota terhadap organisasinya dan derajat keloyalan terhadap pencapaian
tujuan organisasi. Perasaan komitmen kuat berasosiasi dengan loyalitas personal. Level rendah komitmen artinya karyawan
merasa apatis terhadap organisasi dan tujuannya. Dari kedua pandangan tentang dimensi iklim organisasi ini, penulis
memutuskan untuk menggunakan lima dari tujuh dimensi yang dikemukakan oleh Wirawan, yaitu keadaan lingkungan fisik, keadaan
lingkungan sosial, pelaksanaan sistem manajemen, kondisi fisik dan kejiwaan anggota organisasi, dan budaya organisasi. Hal ini dilakukan
penulis dengan adanya pertimbangan, dua dimensi yang lain yaitu produk dan konsumen yang dilayani tidak relevan jika ditanyakan kepada
responden yang berasal dari berbagai unit kerja yang ada di PT Cement Puger Jaya Raya Sentosa.
4. Kinerja Karyawan
a. Definisi Kinerja
Kinerja adalah sesuatu yang ditampilkan oleh seseorang atau suatu proses yang berkaitan dengan tugas kerja yang telah ditetapkan Amir,
2015:5. Amir 2015:5 juga mengemukakan bahwa kinerja bukan ujung terakhir dari serangkaian sebuah proses kerja tetapi tampilan
keseluruhan dimulai dari unsur kegiatan input, proses, output dan bahkan outcome. Menurut Gibson dalam Riani, 2011:98, kinerja
merupakan hasil pekerjaan yang sesuai dengan tujuan organisasi, misalnya kualitas kerja, kuantitas kerja, efisiensi, kriteria aktivitas
lainnya. Menurut Wirawan 2009:5, Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan
oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu proses seseorang dalam melakukan pekerjaannya dari awal hingga akhir hasil dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. b.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Karyawan Menurut Wirawan 2009:6-8, kinerja karyawan merupakan sinergi
dari sejumlah faktor yaitu: 1
Faktor Internal Pegawai, yaitu faktor-faktor dalam diri pegawai yang merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh
ketika ia berkembang. Faktor-faktor bawaan, misalnya bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan. Sementara itu, faktor-
faktor yang diperoleh , misalnya pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengalaman kerja, dan motivasi kerja. Setelah dipengaruhi
oleh lingkungan eksternal, faktor internal pegawai ini menentukan kinerja pegawai. Jadi dapat diasumsikan bahwa makin tinggi
faktor-faktor internal tersebut, makin tinggi pula kinerja pegawai. Sebaliknya, makin rendah faktor-faktor tersebut, makin rendah pula
kinerjanya. Misalnya, jika pegawai mempunyai bakat dan sifat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang diperlukan oleh pekerjaan yang ia kerjakan, kemungkinan besar ia dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan kinerja baik.
Sebaliknya, jika ia tidak mempunyai bakat dan sifat pribadi yang diperlukan oleh pekerjaannya, kemungkinan besar kinerjanya akan
buruk. 2
Faktor-faktor lingkungan internal organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai memerlukan dukungan
organisasi tempat ia bekerja. Dukungan tersebut sangat memengaruhi tinggi rendahnya kinerja pegawai, misalnya
penggunaan teknologi robot oleh organisasi. Menurut penelitian, penggunaan robot akan meningkatkan produktivitas karyawan 14
sampai 30 kali lipat. Sebaliknya, jika sistem kompensasi dan iklim kerja buruk, kinerja karyawan akan menurun. Faktor internal
organisasi yang lainnya misalnya strategi organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, serta
sistem manajemen dan kompensasi. Oleh karena itu, manajemen organisasi harus menciptakan lingkungan internal organisasi yang
kondusif sehingga
dapat mendukung
dan meningkatkan
produktivitas karyawan. 3
Faktor lingkungan eksternal organisasi. Faktor-faktor lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan,
kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi yang memengaruhi kinerja karyawan, Misalnya krisis
ekonomi dan keuangan yang terjadi di Indonesia tahun 1997 meningkatkan inflasi, menurunkan nilai nominal upah dan gaji
karyawan, dan selanjutnya menurunkan daya beli karyawan. Jika inflasi tidak diikuti dengan kenaikan upah atau gaji karyawan yang
sepadan dengan tingkat inflasi, maka kinerja mereka akan menurun.
c. Proses Penilaian Kinerja
Selama bekerja di suatu perusahaan, tentunya kinerja karyawan dinilai untuk mengetahui peningkatan ataupun penurunan kinerja karyawan
tersebut. Dessler mengemukakan tentang beberapa proses penilaian kinerja performance appraisal process antara lain:
1 Menetapkan standar kerja.
2 Menilai kinerja aktual karyawan secara relatif terhadap standar ini
biasanya melibatkan beberapa formulir penilaian. 3
Memberikan umpan balik kepada karyawan dengan tujuan membantunya untuk menghilangkan defisiensi kinerja atau terus
berkinerja diatas standar. d.
Indikator Kinerja Karyawan Kinerja karyawan memiliki indikator-indikator yang digunakan untuk
menilainya. Menurut Mangkunegara 2009:75, dalam Caesar, 2015:23, indikator kinerja karyawan meliputi:
1 Kualitas
Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.
2 Kuantitas
Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan
kerja setiap pegawai itu masing-masing. 3
Pelaksanaan Tugas Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu
melakukan pekerjaannya dengan akurat dan tidak ada kesalahan. 4
Tanggung Jawab Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan
kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan.
5. Hubungan Antar Variabel
a. Hubungan antara Kompensasi dengan Iklim Organisasi.
Hubungan antara kompensasi dan iklim organisasi juga didukung oleh Wirawan 2007:128-130 dalam salah satu dimensi unsur yang
dikemukakanya yaitu: 1
Pelaksanaan sistem manajemen. Indikator:
a Visi, misi, dan strategi organisasi
b Karakteristik organisasi
c Struktur organisasi
d Sistem birokrasi organisasi
e Distribusi kekuasaan
f Delegasi kekuasaanotonomi
g Proses pengambilan keputusan
h Alokasi sumber-sumber daya
i Standar kerja
j Prosedur kerja
k Karakteristik pekerjaan
l Karakteristik peran
m Sistem imbalan
n Pengembangan karier
o Manajemen konflik
p Iklim etis
Dari teori yang dikemukakan Wirawan ini dapat dilihat bahwa sistem imbalan dalam hal ini kompensasi menjadi salah satu indikator
dalam salah satu dimensi iklim organisasi yaitu dimensi pelaksanaan sistem manajemen. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Davis
dan Newstrom 1994:24, imbalan yang adil dalam hal ini kompensasi merupakan salah satu unsur khas yang membentuk iklim
yang menyenangkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kompensasi menjadi faktor penilaian dalam menilai iklim organisasi.
b. Hubungan antara Kompensasi dengan Kinerja karyawan
Hubungan antara kompensasi dengan kinerja karyawan didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Flippo 1987:3 yaitu sepanjang
menyangkut organisasi, program-program kompensasi karyawan dirancang untuk tiga hal yaitu untuk menarik para karyawan yang
cakap dalam organisasi, untuk memotivasi mereka mencapai prestasi yang unggul, dan untuk menciptakan masa dinas yang panjang.
Teori yang dikemukakan oleh Flippo tersebut dapat dilihat bahwa kompensasi dapat memotivasi karyawan mencapai prestasi yang
unggul. Prestasi yang unggul dapat diartikan sebagai peningkatan kinerja karyawan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kompensasi dapat
menyebabkan peningkatan kinerja karyawan. c.
Hubungan antara Iklim Organisasi dengan Kinerja Karyawan Hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja karyawan
didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Davis dan Newstrom 1994:23 yaitu iklim organisasi dapat mempengaruhi motivasi,
prestasi, dan kepuasan kerja. Iklim mempengaruhi hal itu dengan membentuk harapan pegawai tentang konsekuensi yang akan timbul
dari berbagai tindakan Davis dan Newstrom, 1994:23. Prestasi dalam hal ini kinerja karyawan. Jadi dapat disimpulkan bahwa iklim
dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Adanya iklim yang menyenangkan dapat meningkatkan kinerja karyawan dan begitu juga
sebaliknya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Hubungan antara Kompensasi dengan Kinerja Karyawan dimediasi
oleh Iklim Organisasi Davis dan Newstrom 1994:24 mengemukakan tentang unsur khas
yang membentuk iklim yang menyenangkan yaitu kualitas kepemimpinan, kadar kepercayaan, komunikasi, ke atas dan ke bawah,
perasaan melakukan pekerjaan yang bermanfaat, tanggung jawab, imbalan yang adil, tekanan pekerjaan yang nalar, kesempatan,
pengendalian, struktur, dan birokrasi yang nalar, keterlibatan pegawai, keikutsertaan.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Davis dan Newstrom, imbalan yang adil dalam hal ini kompensasi merupakan salah satu
unsur khas yang membentuk iklim yang menyenangkan. Kompensasi yang adil dapat mempengaruhi iklim organisasi agar iklim organisasi
dapat menjadi menyenangkan bagi karyawan yang bekerja di suatu perusahaan. Iklim organisasi merupakan suasana atau keadaan
lingkungan internal organisasi tempat karyawan bekerja. Iklim organisasi yang menyenangkan seperti ruangan yang nyaman dan
bersih, hubungan antara atasan dan bawahan yang baik, sistem birokrasi yang tidak menyulitkan. Dari iklim organisasi yang seperti
itu akan tercipta kinerja karyawan yang tinggi Wirawan, 2007:124. Adanya kompensasi yang adil dapat membentuk iklim organsisasi
yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan yang tinggi. Kompensasi yang diberikan kepada pegawai sangat
berpengaruh pada tingkat kepuasan kerja dan motivasi kerja, serta hasil kerja Mangkunegara, 2013:84. Dalam hal ini, hasil kerja dapat
diartikan sebagai kinerja karyawan prestasi kerja di dalam perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kompensasi mempunyai
pengaruh secara langsung terhadap kinerja karyawan dan juga secara tidak langsung terhadap kinerja karyawan melalui iklim organisasi
sebagai perantara variabel interveningmediasi.