Analisis Pengaruh PAD, Jumlah Penduduk, Tingkat Pendidikan,

101 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Estimasi Data Panel dengan Dummy Variabel terhadap Keseluruhan Periode Penelitian 1995-2008 Variable PDRB Coefficient t-Statistic Prob. C PAD? POPRATE? SMAPT? DOTDA? Fixed Effects Cross _BDG —C _CNJR —C _SKBM —C R-squared Adjusted R-squared F-statistic ProbF-statistic 999870.8 0.015125 -7.607050 1.949714 727688.9 1537164. -1121650. -415514.3 0.961490 0.954889 145.6435 0.000000 1.927814 2.015751 -6.269852 6.033851 2.716136 0.0620 0.0516 0.0000 0.0000 0.0102 Sumber: Ouput Pengolahan Data dengan Program Eviews 6. Lampiran 3.

1. Analisis Pengaruh PAD, Jumlah Penduduk, Tingkat Pendidikan,

dan Kebijakan Otonomi Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional di Jawa Barat secara parsial individu Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas PAD, jumlah penduduk, tingkat pendidikan, dan kebijakan otonomi daerah berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikatnya pertumbuhan ekonomi regional, yaitu dengan membandingkan 102 masing-masing nilai t-statistik dari regresi dengan t-tabel dalam menolak atau menerima hipotesi s. Pada tingkat kepercayaan α = 5 , df = 35, maka diperoleh t-tabel 2,03. H diterima H ditolak H ditolak b a d c -2,03 2,03 Gambar 4.6. Hasil Uji t-Statistik Keterangan gambar: a = PAD 2,015751 ; c = SMAPT 6,033851 b = Poprate -6,269852 ; d = Dotda 2,716136 Berdasarkan gambar diatas maka terlihat bahwa : 1. Variabel PAD t-statistiknya t-tabel yang berarti H diterima 2. Variabel Poprate t-statistiknya -t tabel yang berarti H ditolak 3. Variabel SMAPT t-statistiknya t-tabel yang berarti H ditolak 4. Variabel Dummy Otonomi Daerah t-statistiknya t-tabel yang berarti H ditolak Dari gambar 4.6 di atas dapat dilihat bahwa variabel PAD tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional di propinsi Jawa Barat. Hal ini dapat diketahui dari nilai t tabel 2,03 t statistik 2,01 dengan tingkat keyakinan sebesar 95 persen α = 5 . PAD 103 merupakan sumber utama penerimaan suatu daerah. Dengan diberlakukannya kebijakan otonomi daerah, maka setiap daerah akan berusaha untuk meningkatkan PAD-nya dengan berbagai macam cara. Namun dalam penelitian ini PAD justru tidak memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada variabel jumlah penduduk memiliki pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi regional di propinsi Jawa Barat. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat jumlah penduduk, maka pertumbuhan ekonomi regional akan semakin turun. Koefisien regresi variabel jumlah penduduk sebesar -7,607050 berarti bahwa setiap peningkatan jumlah penduduk sebesar 1 persen, maka dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi regional sebesar 7,61 persen, cateris paribus. Jumlah penduduk yang tinggi bila tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sesuai dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena tidak selamanya jumlah penduduk yang banyak dapat selalu memperluas pasar, bila tidak dibarengi dengan penyediaan pasar tenaga kerja yang memadai. Pada variabel tingkat pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional di propinsi Jawa Barat. Hal ini berarti bahwa semakin naik tingkat pendidikan, maka pertumbuhan ekonomi regional akan semakin meningkat. Koefisien regresi variabel tingkat pendidikan sebesar 104 1,949714 berarti bahwa setiap peningkatan tingkat pendidikan sebesar 1 persen, maka dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi regional sebesar 1,95 persen, cateris paribus. Tingkat pendidikan yang tinggi termasuk lamanya waktu sekolah dan pendidikan yang diemban seseorang dapat menyebabkan upah meningkat. Sedangkan tingkat produktivitas seseorang ditentukan oleh upahnya. Jadi tingkat pendidikan yang tinggi dapat menyebabkan produktivitas meningkat, dan kemudian berdampak langsung pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pada dummy variabel kebijakan otonommi daerah ditunjukkan dengan nilai t statistik 2,716136 t tabel 2,03, maka dummy variabel ini berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional di propinsi Jawa Barat. Perubahan kebijakan atau shock yang terjadi selama periode penelitian yakni tahun 1995-2008 memberikan pengaruhnya terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi regional di propinsi Jawa Barat.

2. Analisis Pengaruh PAD, Jumlah Penduduk, Tingkat Pendidikan,