Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

61

G. Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam jangka panjang dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan asli daerah, jumlah penduduk, tingkat pendidikan, dan kebijakan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi regional di propinsi Jawa Barat, baik secara simultan maupun secara parsial dengan menggunakan uji F dan uji t. Selain itu juga dilihat nilai koefisien determinasinya guna mengetahui seberapa besar kemampuan variabel-variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pendapatan asli daerah merupakan ukuran potensi fiskal daerah yang harus selalu ditingkatkan guna peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini sesuai dengan teori Keyness yang menyatakan bahwa kebijakan APBD dan APBN merupakan salah satu mesin pendorong pertumbuhan ekonomi dan penentu tercapainya target dan sasaran makro ekonomi daerah. Kebijakan ini difokuskan pada optimalisasi fungsi dan manfaat pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Di bidang pengelolaan pendapatan daerah, akan terus diupayakan pada peningkatan PAD. Pada sisi belanja, akan diusahakan pada peningkatan fungsi pelayanan kepada masyarakat dengan mengupayakan peningkatan porsi belanja pembangunan dan melakukan efisiensi pada belanja aparatur. Serta dalam kaitannya dengan pembiayaan, akan diupayakan pada penyertaan modal beberapa BUMD agar dapat menghasilkan peningkatan PAD. Menurut Ricardo dan Malthus, pertumbuhan jumlah penduduk yang berjalan dengan cepat dapat memperbesar jumlah penduduk hingga menjadi dua 62 kali lipat dalam waktu satu generasi, dan akan menurunkan kembali tingkat pembangunan ke taraf yang lebih rendah. Pada tingkat ini, pekerja akan menerima upah yang sangat minim yaitu upah hanya mencapai tingkat cukup hidup subsistences level. Dengan demikian, jumlah penduduk berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan menurut Paul Romer, tingkat pendidikan yang berkaitan dengan teori modal manusia merujuk pada stok pengetahuan dan keterampilan berproduksi seseorang. Pendidikan adalah satu cara dimana individu meningkatkan modal manusianya. Semakin tinggi pendidikan seseorang, diharapkan stok modal manusianya semakin tinggi. Karena modal manusia, memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi, maka implikasinya pendidikan juga memiliki hubungan positif dengan produktivitas atau pertumbuhan ekonomi. Kebijakan otonomi daerah dalam penelitian ini merupakan variabel dummy. Variabel ini digunakan karena selama periode penelitian yaitu tahun 1995-2008 terdapat shock atau perubahan kebijakan yang terjadi, yakni kebijakan otonomi daerah sebagai implikasi dari UU No. 32 2004 dam UU No.33 2004 yang merupakan revisi dari UU No.22 1999 dan UU No.25 1999. Diharapkan bahwa kebijakan otonomi daerah ini memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi seiring dengan kewenangan setiap daerah yang semakin besar untuk meningkatkan sumber-sumber penerimaan daerah dan penggunaan dana perimbangan sesuai dengan kebutuhan daerah masing-masing. 63 Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan sebelumnya penulis menggambarkan kerangka pemikiran yakni sebagai berikut: PAD X1 JUMLAH PENDUDUK X2 TINGKAT PENDIDIKAN X3 DUMMY OTONOMI DAERAH X4 PERTUMBUHAN EKONOMI Y METODE DATA PANEL 1. PLS 2. FEM 3. REM PENGUJIAN HIPOTESIS 1. UJI t 2. UJI F 3. R² HASIL DAN ANALISIS KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Gambar 2.2. Bagan Kerangka Pemikiran 64

H. Hipotesis Penelitian