Prestasi Belajar Tabel 35. Hasil Rekap Nilai Ulangan Siswa Kelas V

4.2.2 Prestasi Belajar Tabel 35. Hasil Rekap Nilai Ulangan Siswa Kelas V

No. Nama Kondisi Awal Rata- rata Setelah Tindakan Siklus I Siklus II Nilai Ketuntasan Nilai Ketuntasan Ya Tidak Ya Tidak 1 APR 62 √ 79 √ 2 PAU 77 √ 88 √ 3 AND 77 √ 86 √ 4 BEN 86 √ 97 √ 5 BER 93 √ 94 √ 6 GRA 84 √ 86 √ 7 JOH 94 √ 93 √ 8 LEO 83 √ 96 √ 9 LOU 78 √ 91 √ 10 MAU 73 √ 81 √ 11 PAL 85 √ 93 √ 12 PAS 50 √ 80 √ 13 RAD 93 √ 97 √ 14 SEB 90 √ 91 √ 15 YUS 83 √ 89 √ 16 IGN 55 √ 82 √ 17 YOS 82 √ 95 √ 18 OKT 83 √ 92 √ 19 TES 77 √ 87 √ 20 GAB 72 √ 86 √ Jumlah 1578 15 5 1782 20 Nilai rata-rata 63 79 89 Nilai di atas KKM 75 36 75 100 Secara lebih jelas, peningkatan prestasi belajar siswa dan peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM dapat dilihat pada grafik berikut: Berdasarkan analisis data prestasi belajar siswa yang direkap dalam tabel dan terlihat dengan jelas dalam grafik tersebut di atas, nilai rata-rata prestasi 63 63 7879 79 8889 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Kondisi Awal Siklus I Siklus II PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR Kondisi Awal Target Akhir Siklus I Hasil Siklus I Target Akhir Siklus II Siklus II 36 36 70 75 75 90 100 20 40 60 80 100 120 Kondisi Awal Siklus I Siklus II PENINGKATAN JUMLAH SISWA YANG MENCAPAI KKM Kondisi Awal Target Akhir Siklus I Hasil Siklus I Target Akhir Siklus II Hasil Siklus II Gambar 5. Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Gambar 4. Peningkatan Prestasi Belajar belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. KKM untuk mata pelajaran IPS di SD Pangudi Luhur Sedayu adalah 75, jadi siswa dinyatakan tuntas dalam mempelajari materi IPS jika nilai ulangan minimal sudah mencapai 75. Pada kondisi awal sebelum melakukan penelitian menggunakan pembelajaran model kooperatif Jigsaw II, peneliti memakai nilai ulangan siswa kelas V pada tahun ajaran 20112012 dengan materi pokok yang sama dalam penelitian ini yaitu menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan sebagai data kondisi awal. Rata-rata nilai ulangan pada kondisi awal tersebut adalah 63, dimana dari jumlah 28 siswa, tiga siswa mendapat nilai 40, tiga siswa mendapat nilai 45, empat siswa mendapat nilai 50, tiga siswa mendapat nilai 55, dua siswa mendapat nilai 60, dua siswa mendapat nilai 65, satu siswa mendapat nilai 70, dua siswa mendapat nilai 75, tiga siswa mendapat nilai 80, tiga siswa mendapat nilai 85, dan dua siswa mendapat nilai 90. Siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM ada 10 siswa 36 dan yang mendapatkan nilai di bawah KKM ada 18 siswa 64. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I menggunakan model kooperatif teknik Jigsaw II, prestasi belajar dihitung dengan rata-rata perolehan nilai kognitif, nilai afektif, dan nilai psikomotorik. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus I tersebut adalah 79, dimana dari jumlah 20 siswa, satu siswa mendapat nilai 40, satu siswa mendapat nilai 47, satu siswa mendapat nilai 60, satu siswa mendapat nilai 67, satu siswa mendapat nilai 73, lima siswa mendapat nilai 80, enam siswa mendapat nilai 93, dan empat siswa mendapat nilai 100. Siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM ada 15 siswa 75 dan yang mendapatkan nilai di bawah KKM ada 5 siswa 15. Dengan nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus I sebesar 82 dan nilai siswa yang di atas KKM ada 15 siswa 75 menunjukkan sudah tercapainya target keberhasilan. Target keberhasilan untuk nilai rata-rata yang ditentukan sebelumnya adalah sebesar 78 dan nilai siswa yang di atas KKM ada 14 siswa 70. Berkaitan dengan hasil tersebut, peneliti masih ingin memantabkan hasil prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Untuk itu peneliti melanjutkan penelitian dengan istilah siklus II. Pada siklus II ini dilakukan pembelajaran yang sama yaitu menggunakan model koperatif teknik Jigsaw II. Terjadi peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa dari sebelumnya, dengan materi pokok yang sama. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus II tersebut adalah 90, dimana dari jumlah 20 siswa, lima siswa mendapat nilai 80, empat siswa mendapat nilai 86, tujuh siswa mendapat nilai 93, dan empat siswa mendapat nilai 100. Semua siswa 100 mendapatkan nilai di atas KKM. Dengan nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus II sebesar 90 dan semua nilai siswa 100 di atas KKM menunjukkan sudah tercapainya target keberhasilan. Target keberhasilan untuk nilai rata-rata yang ditentukan sebelumnya adalah sebesar 88 dan nilai siswa yang di atas KKM ada 18 dari 20 siswa 90. Berdasarkan pencapaian nilai ulangan tersebut, maka penelitian ini dihentikan sampai siklus II. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif teknik Jigsaw II yang tepat dan sesuai dengan langkah- langkahnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu. Dengan demikian, penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis tentang penerapan model kooperatif teknik Jigsaw II mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1 Penerapan model kooperatif teknik Jigsaw II pada mata pelajaran IPS tentang materi menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan dalam upaya meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu semester genap tahun pelajaran 20122013 ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: a pemberian materi secara keseluruhan. b pembentukan kelompok asal yang terdiri dari 5 ahli. c pemberian tugas terhadap tiap-tiap ahli. d diskusi membahas tugas dalam kelompok ahli. e ahli melaporkan hasil diskusi pada kelompok asal. f kelompok asal mempresentasikan dalam pleno. g evaluasi individual. h pemberian penghargaan reward. 5.1.2 Penerapan model kooperatif teknik Jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar IPS tentang materi menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan siswa kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu semester genap tahun pelajaran 20122013. Hal ini terbukti dari minat belajar siswa yang mengalami peningkatan dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II, serta telah melampaui target keberhasilan. Kondisi awal rata-rata minat belajar sebesar 61 dan termasuk kategori minat sedang. Pada siklus I rata-rata minat belajar sebesar 158