Orientasi dosis Orientasi jadwal pengambilan cuplikan

75 melakukan tahap validasi metode digunakan kolom C 18 dengan panjang 15 cm. Sedangkan untuk tahap- tahap selanjutnya mulai tahap orientasi dosis dilakukan pergantian kolom yaitu kolom C 18 panjang 30 cm. Hal ini disebabkan karena pada saat dilakukan orientasi dosis, kolom 15 cm tersebut tidak dapat memberikan hasil pemisahan yang baik yang dimungkinkan karena terjadinya penyumbatan kolom sehingga efisiensi kolom menurun.

C. Orientasi Dosis dan Jadwal Pengambilan Cuplikan

1. Orientasi dosis

Pada tahap ini dilakukan orientasi dosis parasetamol yang akan diujikan pada tikus. Dosis yang diberikan harus dapat menjamin tercapainya efek terapetik yang diinginkan namun tidak menimbulkan efek toksik. Jadi kadar obat dalam darah berada di atas kadar efektif minimum KEM serta di bawah kadar toksik minimum KTM. Pemilihan dosis didasarkan pada LD 50 toksisitas akut obat yang diuji. Berbagai laporan penelitian menyebutkan bahwa dosis toksik parasetamol oral pada tikus berkisar 2 – 4 gkgBB Donatus dkk, 1983 cit. Wijoyo, 2001. Menurut Mitchell, Jollow, Potter, Gillette, and Brodie 1973, LD 50 oral parasetamol pada tikus adalah ± 3 gkgBB. Menurut Clarke’s 1969, LD 50 oral parasetamol pada tiikus adalah 3 - 7 gkgBB. Oleh sebab itu pada penelitian ini digunakan dosis sebesar 10 dari LD 50 oral yaitu sebesar 300 mgkgBB. Orientasi dosis dilakukan dengan replikasi sebanyak 3 kali. Seperti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 penelitian farmakokinetika pada umumnya, hewan uji tikus dipuasakan 18 jam terlebih dahulu tikus sebelum dilakukan pemberian parasetamol. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi variasi biologis. Dalam periode ini hewan uji hanya diperbolehkan minum ad libitum. Hasil dari orientasi dosis dapat dilihat pada gambar 11. Kurva orientasi dosis 20 40 60 80 100 120 100 200 300 400 500 waktu t k a da r pa ra s e ta m ol Cp orientasi 1 orientasi 2 orientasi 3 Gambar 11. Kurva orientasi dosis kadar parasetamol dalam plasma lawan waktu Pada gambar 11 tersebut serta pada tabel X dapat dilihat kadar parasetamol dalam plasma pada berbagai waktu pencuplikan. Kadar parasetamol terkecil dalam plasma yang diperoleh dari hasil orientasi adalah 10,4319 μgml dan yang terbesar 87,5688 μgml. Karena kadar parasetamol masih masuk dalam range kurva baku yang ada serta tidak menimbulkan efek toksik maka dapat disimpulkan bahwa dosis penelitian sebesar 300 mgkgBB tersebut dapat digunakan.

2. Orientasi jadwal pengambilan cuplikan

Penetapan waktu pengambilan cuplikan darah tikus setelah pemberian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 parasetamol secara oral didasarkan pada waktu paruh eliminasi t½ el yaitu sebanyak 3 - 5 x t½ el , karena pada waktu tersebut sekitar 99,2 – 99,9 obat telah diekskresi Donatus, 1989. Berdasarkan orientasi yang dilakukan, didapatkan t½ el yaitu 120,934 menit. Dengan mempertimbangkan bahwa puasa akan menyebabkan kenaikan atau penurunan t½ el , maka waktu pengambilan cuplikan ditetapkan selama 420 menit atau sekitar 3,5 x t½ el . Frekuensi pengambilan cuplikan darah setidaknya mencakup 3 kali pada tahap absorpsi, 3 kali pada daerah sekitar puncak, 3 kali pada tahap distribusi, dan 3 kali pada tahap eliminasi Ritschel, 1992 dengan tujuan agar dapat menggambarkan masing- masing fase farmakokinetika. Dalam pemilihan titik untuk masing- masing fase farmakokinetika perlu diperhatikan nilai AIC Akaike’s Information Criterion, nilai SS sum of square, serta prosentase nilai AUC tn- ∞ terhadap AUC 0- ∞ . AIC menunjukkan perbedaan antara model kompartemen dengan kenyataan, semakin kecil nilai AIC maka semakin kecil pula kesalahan yang ada. Nilai SS menunjukkan selisih kuadrat antara hasil kalkulasi dengan hasil eksperimental, semakin besar nilai SS maka perbedaan model kompartemen eksperimental dengan kenyataan makin besar. Sedangkan prosentase nilai AUC tn- ∞ yang baik adalah kurang dari 10 Mutschler et. al., 1995. Pada tabel X dapat dilihat hasil orientasi dosis parasetamol serta waktu pencuplikannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 Tabel X. Data kadar parasetamol plasma tikus setelah pemberian parasetamol oral dosis 300 mgkgBB n=3 Waktu menit Kadar parasetamol ± SE μgml Waktu menit Kadar parasetamol ± SE μgml 5 51,4462 ± 0.9037 120 66,5235 ± 5,4577 10 58,2213 ± 3,5308 180 44,8812 ± 5,3888 20 69,6010 ± 1,9072 240 29,8032 ± 3,2622 30 75,8373 ± 3,4200 300 20,7524 ± 1,7676 45 87,5688 ± 0,8277 360 15,0932 ± 1,6600 60 84,7366 ± 5,5463 420 10,4319 ± 0,7228 90 77,1045 ± 3,1700 Pencuplikan darah dilakukan pada menit ke- 5, 10, 20, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, 300, 360, dan 420, dan diperoleh nilai AIC yaitu 103,73; nilai SS yaitu 700,63; serta prosentase AUC tn- ∞ terhadap AUC 0- ∞ yaitu 9,27 . Waktu pencuplikan tersebut selanjutnya digunakan untuk analisis profil farmakokinetika parasetamol pada kelompok kontrol dan perlakuan.

D. Analisis Profil Farmakokinetika Parasetamol