56
untuk masing- masing kadar.
d Stabilitas parasetamol.
Dibuat suspensi parasetamol kadar 100 μgml dalam plasma, kemudian
disimpan pada suhu 0 C selama 2 hari. Kadar parasetamol dalam plasma
setiap hari ditentukan dengan HPLC seperti langkah 1 b yaitu mulai dari penambahan larutan TCA 10 . Hasil yang diperoleh dinyatakan dengan
prosen degradasi.
2. Tahap orientasi dosis dan jadwal pengambilan cuplikan
Pemilihan takaran dosis parasetamol didasarkan pada batas keamanan yang masih dapat diterima, sensitivitas metode penetapan kadar dan
kemungkinan terdapat kinetika tergantung dosis Donatus, 1989. Pada penelitian ini dosis parasetamol yang digunakan
adalah 300 mgkgBB, yaitu 10 dari LD
50
oral parasetamol pada tikus. Orientasi dosis dilakukan dengan replikasi sebanyak tiga kali.
Penetapan jadwal pengambilan cuplikan yaitu sebanyak 3 -5 kali t
12 el
. Dipilih sedikitnya 3 titik pada tahap absorpsi, 3 titik pada daerah sekitar
puncak, 3 titik pada tahap distribusi dan 3 titik pada tahap eliminasi. Kepada sepasang hewan uji diberikan suspensi parasetamol dalam
CMC-Na 1 dengan dosis 300 mgkg secara oral. Pada menit ke 5, 10, 20, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, 300, 360, dan 420 diambil cuplikan darah
melalui vena lateralis ekor tikus untuk ditetapkan kadar parasetamol utuhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Jadwal pengambilan sampel ditetapkan berdasarkan jumlah obat yang diserap 80 – 90 yaitu dihitung dari 3 – 5x t
12el
parasetamol.
3. Pengaruh puasa terhadap profil farmakokinetika parasetamol
Pengaruh perlakuan puasa terhadap profil farmakokinetika parasetamol ini akan dilakukan pada tahap ini dengan mengikuti rancangan
acak lengkap pola searah. Acak berarti setiap subyek uji dapat menjadi probandus. Lengkap berarti semua hewan uji memiliki keseragaman kondisi
yang meliputi persamaan jenis kelamin, galur, umur dan berat badan. Pola searah berarti hanya terdapat satu variabel bebas dalam penelitian yaitu waktu
puasa selama 6 jam. Langkah- langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a pengelompokkan dan perlakuan hewan uji
Semua hewan uji diadaptasikan dan dipelihara dalam kondisi yang sama, selama 2 minggu sebelum perlakuan. Sebelum perlakuan, hewan uji
dipuasakan selama 18 jam. Sebanyak 10 ekor tikus putih jantan sebagai hewan uji dibagi 2 kelompok sama banyak, yaitu kelompok kontrol I dan
kelompok perlakuan II. Perbedaan antara kelompok I dan kelompok II adalah pada lamanya puasa. Pada kelompok I, hewan uji dipuasakan
selama 18 jam sebelum pemberian parasetamol, sedangkan kelompok II dipuasakan selama 6 jam dahulu lalu ditambah 18 jam, sebelum pemberian
parasetamol. Semua hewan uji kontrol terlebih dahulu dilakukan sampling 1,0 ml darah sebagai blangko. Setelah itu hewan uji diberi parasetamol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
secara oral dosis 300 mgkgBB, kemudian dilakukan sampling darah pada berbagai waktu, yaitu menit ke 5, 10, 20, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240,
300, 360, dan 420 melalui vena lateralis ekor. b
Penetapan kadar parasetamol utuh dalam plasma Kurang lebih 0,5 ml darah diambil dari vena lateralis ekor tikus
pada menit ke 5, 10, 20, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, 300, 360, dan 420 pada menit ke- 0 telah diambil blanko dan dimasukkan ke dalam tabung
effendorf yang telah berisi heparin, selanjutnya dipusingkan selama 10 menit pada 3500 rpm. Ambil plasma yang ada sebanyak 0,25 ml, lalu
encerkan dengan akuabidestilata 0,25 ml dan kemudian tambahkan 0,5 ml TCA 10 . Pusingkan selama 10 menit pada 3500 rpm. Ambil jernihan
yang ada lalu saring dengan penyaring millex 0,45 μm, masukkan ke
dalam flakon. Injeksikan jernihan sebanyak 20 μl pada HPLC, diikuti elusi
dengan fase gerak campuran air - asam asetat - etil asetat 98:1:1 pada laju alir 1 mlmenit.
Luas area dari kromatogram yang diperoleh, dimasukkan dalam persamaan kurva baku parasetamol, sehingga diperoleh nilai kadar
parasetamol utuh dalam darah. Nilai kadar parasetamol ini selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan parameter farmakokinetikanya. Data
yang diperoleh berupa kadar zat aktif dalam darah tiap satuan waktu. Kemudian dilakukan perhitungan parameter- parameter farmakokinetika
dengan perangkat lunak Stripe Woolard and Johnston, 1983, yang telah direvisi oleh Jung, 1984.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
F. Cara Analisis Hasil