54
E. Jalan Penelitian
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Howie et. al. 1977 yang telah dimodifikasi oleh Wijoyo 2001 yaitu penetapan
kadar parasetamol utuh menggunakan HPLC. Langkah kerjanya adalah sebagai berikut.
Sebanyak kurang lebih 0,5 ml darah berheparin dipusingkan dengan kecepatan 3500 rpm selama 10 menit. Jernihan diambil, ini disebut plasma.
Pipet 0,25 ml plasma, tambahkan 0,25 ml parasetamol baku kadar tertentu, kemudian tambahkan 0,5 ml larutan TCA 10 . Pusingkan pada kecepatan
3500 rpm selama 10 menit. Ambil jernihan yang ada, saring dengan penyaring millex 0,45
μm. Hilangkan gelembung gas dengan melakukan degassing
selama 15 menit. Injeksikan pada HPLC sebanyak 20 μl. Lakukan
elusi dengan fase gerak campuran air- asam asetat- etil asetat 98:1:1, pada panjang gelombang 250 nm dengan laju alir 1 mlmenit.
Langkah- langkah yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi validasi metode analisis, orientasi dosis dan jadwal pengambilan cuplikan, serta analisis
profil farmakokinetika parasetamol pada tikus putih jantan.
1. Validasi metode analisis
Langkah- langkah dalam validasi metode analisis meliputi pembuatan seri larutan baku; penetapan persamaan kurva baku; penentuan nilai perolehan
kembali, kesalahan acak, dan kesalahan sistematik; serta uji stabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
parasetamol. a
Pembuatan seri larutan baku Lebih kurang 100,0 mg parasetamol ditimbang dengan seksama,
larutkan dalam akuabidestilata sampai volume 100,0 ml. Pipet 0,15; 0,25; 0,50; 1,0; 1,5; 2,0; 3,0; 4,0 ml lalu masukkan dalam labu ukur 10 ml,
kemudian encerkan dengan aquabidestilata sampai tanda. b
Penetapan persamaan kurva baku parasetamol dalam plasma. Pipet 0,25 ml dari tiap seri larutan baku, masukkan ke dalam 0,25 ml
plasma. Sehingga diperoleh kadar parasetamol 7,5; 12,5; 25; 50; 75; 100; 150; 200
μgml. Tambahkan larutan TCA 10 sebanyak 0,5 ml, pusingkan selama 10 menit pada 3500 rpm. Ambil jernihan yang ada, saring dengan
penyaring millex 0,45 μm. Hilangkan gelembung gas dengan melakukan
degassing selama 15 menit. Injeksikan pada HPLC sebanyak 20
μl. Lakukan elusi dengan fase gerak campuran air- asam asetat- etil asetat 98:1:1, pada
panjang gelombang 250 nm dengan laju alir 1 mlmenit. Sebagai faktor koreksi, dilakukan pula pembuatan blanko kurva baku yaitu plasma darah
tikus tanpa parasetamol, dengan cara kerja yang sama. c
Penetapan perolehan kembali, kesalahan acak dan kesalahan sistematik. Dibuat dua seri kadar parasetamol dalam plasma yaitu kadar 25 dan
100 μgml, masing- masing dilakukan tiga kali replikasi. Penetapan kadar
parasetamol dilakukan dengan HPLC seperti langkah 1 b yaitu mulai dari penambahan larutan TCA 10 . Kadar yang terukur dibandingkan dengan
kadar yang terhitung dan dicari kesalahan acak dan kesalahan sistematik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
untuk masing- masing kadar.
d Stabilitas parasetamol.
Dibuat suspensi parasetamol kadar 100 μgml dalam plasma, kemudian
disimpan pada suhu 0 C selama 2 hari. Kadar parasetamol dalam plasma
setiap hari ditentukan dengan HPLC seperti langkah 1 b yaitu mulai dari penambahan larutan TCA 10 . Hasil yang diperoleh dinyatakan dengan
prosen degradasi.
2. Tahap orientasi dosis dan jadwal pengambilan cuplikan