Bidan di Komunitas Bidan 1. Pengertian Bidan

kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya menusia melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan, dan pengawasan neonatus dan pada persalinan ibu postpartum . Defenisi serupa juga dikemukan oleh Moeloek bahwa bidan merupakan profesi dan tenaga lini terdepan dalam pelayanan kesehatan reproduksi yang sangat diperlukan dalam wahana kesejahteraan ibu dan anak di komunitas maupun dalam wahana politik.

2.3.2. Bidan di Komunitas

Kebidanan adalah seni dan praktek yang mengkombinasikan keilmiahan, filosofi dan pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketetapan dalam pemeliharaan kesehatan wanita dan proses reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi yang mengikutsertakan keluarga dan atau orang yang berarti lainnya Lang,1979. Kebidanan komunitas adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat. Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayan Kesehatan Ibu dan Anak KIA, Keluarga Berencana KB, kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna. Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga dan masyarakat. Semakin banyaknya jumlah penduduk dan letak geografis suatu wilayah sering menjadi penyebab dikembangkannya pelayanan kebidanan komunitas di beberapa negara, termasuk Indonesia. Tahun 1980 pelayanan kesehatan di New Zealand Universitas Sumatera Utara mengacu pada pelayanan di masyarakat dikarenakan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan menurunnya derajat kesehatan masyarakat. Maternal Infant Care MIC adalah program yang dirintis oleh beberapa negara dimulai pada tahun 1960-an, merupakan asuhan komprehensif yang efektif yang mengacu pada asuhan pada masyarakat berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak dari mulai kehamilan sampai dengan perawatan bayi di rumah. Pada tahun 1807 pemerintahan Hindia Belanda, pertolongan persalinan dilakukan oleh dukun. Tahun 1951 didirikan sekolah bidan bagi wanita pribumi di Batavia, kemudian Kursus Tambahan Bidan KTB di masyarakat Yogyakarta 1953 dan berkembang di daerah lain. Seiring dengan pelatihan ini dibukalah Balai Kesehatan Ibu dan Anak BKIA, bidan sebagai penanggung jawab memberikan pelayanan antenatal care, postnatal care, pemeriksaan bayi dan gizi, intranatal di rumah, kunjungan rumah pasca salin. Tahun 1952 diadakan pelatihan secara formal untuk kualitas persalinan. Tahun1967 KTB ditutup, BKIA terintegrasi dengan Puskesmas. Puskesmas memberi pelayanan di dalam gedung meliputi pelayanan KIA- KB dan di luar gedung meliputi pelayanan kesehatan keluarga dan posyandu yang mencakup pemeriksaan kehamilan, KB, imunisasi, gizi dan kesehatan lingkungan. Pada tahun 1990 pelayanan ini telah diberikan secara merata pada semua masyarakat. Instruksi Presiden secara lisan pada sidang Kabinet tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk ditempatkan diseluruh desa sebagai pelaksana KIA. Tahun 1994 merupakan titik tolak dari konferensi kependudukan dunia di Kairo yang Universitas Sumatera Utara menekankan pada Reproduksi Health memperluas garapan bidan antara lain Safe Motherhood, KB, PMS, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan reproduksi orang tua.

2.3.3. Sasaran Bidan di Komunitas