Sasaran yang dimaksud adalah ibu – ibu yang berhak mendapat pelayanan yang berkaitan langsung dengan kehamilan, persalinan dan nifas baik normal
maupun dengan komplikasi atau resiko tinggi untuk mencegah kematian ibu dan bayi dalam proses persalinan.
2.5.4. Manfaat Jampersal 1. Bagi Masyarakat
1. Biaya pelayanan dijamin Pemerintah 2. Ibu hamil akan mendapatkan pelayanan antenatal 4 kali sesuai standar oleh
tenaga kesehatan 3. Ibu bersalin akan mendapat pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan 4. Ibu nifas akan mendapat pelayanan nifas 3 kali sesuai standar oleh tenaga
kesehatan, termasuk pelayanan bayi baru lahir dan KB pasca persalinan 5. Ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir yang mempunyai masalah
kesehatan akan ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yang lebih mampu Puskesmas, Puskesmas mampu PONED, RS
2. Bagi Tenaga Kesehatan
a. Mendukung program Pemerintah dalam rangka menurunkan AKI, AKB, dan meningkatkan cakupan KB
b. Adanya kepastian akan menerima jasa pelayanan medis sesuai ketentuan yang berlaku
Universitas Sumatera Utara
c. Peluang bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan jumlah klien yang ditangani
d. Adanya kepastian mekanisme rujukan sehingga kasus dapat ditangani dan dirujuk lebih dini
e. Peluang bagi bidan di desa untuk meningkatkan kemitraan dengan dukun beranak
3. Bagi Dinas Kesehatan
a. Melaksanakan program Pemerintah dalam rangka meningkatkan cakupan, menurunkan AKI dan AKB
b. Peluang untuk meningkatkan kemitraan dengan fasilitas kesehatan swasta c. Peluang untuk memperkuat 67ystem pencatatan dan pelaporan program
KIA dan KB d. Peluang untuk memperbaiki 67ystem rujukan kegawatdaruratan
67ystem67ic dan neonatal.
2.5.5. Kebijakan Operasional Jampersal
a. Pengelolaan Jaminan Persalinan dilakukan pada setiap jenjang pemerintahan pusat, provinsi dan kabupatenkota menjadi satu kesatuan dengan pengelolaan
Jamkesmas b. Kepesertaan Jaminan Persalinan merupakan perluasan kepesertaan dari
Jamkesmas yang terintegrasi dan dikelola mengikuti tata kelola dan manajemen Jamkesmas
Universitas Sumatera Utara
c. Peserta Program Jaminan Persalinan adalah seluruh sasaran yang belum memiliki jaminan untuk pelayanan persalinan
d. Peserta Jaminan Persalinan dapat memanfaatkan pelayanan di seluruh jaringan fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan Rumah Sakit di kelas III
yang memiliki Perjanjian Kerja Sama PKS dengan Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK KabupatenKota
e. Pelaksanaan pelayanan Jaminan Persalinan mengacu pada standar pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak KIA
f. Pembayaran atas pelayanan jaminan persalinan dilakukan dengan cara klaim oleh fasilitas kesehatan. Untuk persalinan tingkat pertama di fasilitas kesehatan
pemerintah Puskesmas dan jaringannya dan fasilitas kesehatan swasta yang bekerja sama dengan Tim Pengelola KabupatenKota.
g. Pada daerah lintas batas, fasilitas kesehatan yang melayani ibu hamilpersalinan dari luar wilayahnya, tetap melakukan klaim kepada Tim PengelolaDinas
Kesehatan setempat dan bukan pada daerah asal ibu hamil tersebut. h. Fasilitas kesehatan seperti Bidan Praktik, Klinik Bersalin, Dokter praktik yang
berkeinginan ikut serta dalam program ini melakukan perjanjian kerja sama PKS dengan Tim Pengelola setempat, dimana yang bersangkutan dikeluarkan
izin praktiknya. i. Pelayanan Jaminan Persalinan diselenggarakan dengan prinsip portabilitas,
dengan demikian Jaminan Persalinan tidak mengenal batas wilayah.
Universitas Sumatera Utara
j. Pelayanan Jaminan Persalinan diberikan secara terstruktur berjenjangberdasarkan sistem rujukan
k. Tim Pengelola Pusat dapat melakukan realokasi dana antar kabupatenkota, disesuaikan dengan penyerapan dan kebutuhan daerah serta disesuaikan dengan
ketersediaan dana yang ada secara nasional.
3. Ruang Lingkup Pelayanan Jampersal
1. Pelayanan Tingkat Pertama
a. Diberikan oleh tenaga kesehatan berkompeten dan berwenang b. Diberikan di Puskesmas dan Puskesmas mampu PONED serta jaringannya
termasuk PolindesPoskesdes, dan fasilitas kesehatan swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama PKS
c. Jenis pelayanan: 1. Pemeriksaan kehamilan 4 kali
2. Persalinan normal 3. Pelayanan nifas normal 3 kali, termasuk KB pasca persalinan
4. Pelayanan bayi baru lahir normal
Tambahan untuk Puskesmas mampu PONED:
5. Pemeriksaan kehamilan pada kehamilan risiko tinggi 6. Pelayanan pasca keguguran
7. Persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar 8. Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi dasar
9. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi dasar
Universitas Sumatera Utara
2. Pelayanan Tingkat Lanjutan
a. Diberikan oleh tenaga kesehatan spesialistik b. Dilaksanakan di fasilitas perawatan kelas III RS Pemerintah atau RS swasta
yang memiliki PKS c. Pelayanan diberikan berdasarkan rujukan, kecuali pada kondisi kedaruratan
d. Jenis pelayanan meliputi: a. Pemeriksaan rujukan kehamilan pada kehamilan risiko tinggi
b. Penanganan rujukan pasca keguguran c. Penanganan kehamilan ektopik terganggu KET
d. Persalinan dengan tindakan emergensi komprehensif e. Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi komprehensif
f. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi komprehensif g. Pelayanan KB pasca persalinan
Pelayanan persiapan rujukan adalah pelayanan pada suatu keadaan dimana terjadi kondisi yang tidak dapat dilaksanakan secara
paripurna di fasilitas kesehatan tingkat pertama sehingga perlu dilakukan rujukan ke fasilitas tingkat lanjutan dengan memperhatikan hal – hal
sebagai berikut : 1.
Kasus tidak dapat ditatalaksana secara paripurna di fasilitas kesehatan kerena keterbatasan SDM, keterbatasan peralatan dan obat – obatan
2. Denganmerujuk dipastikan pasien akan mendapat pelayanan paripurna yang
lebih baik dan aman di fasilitas kesehatan rujukan
Universitas Sumatera Utara
3. Pasien dalam keadaan aman selama dalam proses rujukan.
2.5.7. Ketentuan Pendanaan
1. Dana Jampersal di pelayanan dasar disalurkan ke kabupatenkota, terintegrasi dengan dana Jamkesmas di pelayanan kesehatan dasar, Sedangkan dana
Jampersal di pelayanan lanjutan dikirimkan langsung ke RS menjadi satu kesatuan dengan dana Jamkesmas yang disalurkan ke RS.
2. Pendanaan Jamkesmas di pelayanan dasar dan Jaminan Persalinan merupakan belanja bantuan social bersumber dari dana APBN, sehingga pengaturannya tidak
melalui mekanisme APBD, dengan demikian tidak langsung menjadi pendapatan daerah
3. Setelah dana Jampersal disalurkan ke rekening Dinas Kesehatan, maka status dana tersebut berubah menjad dana masyarakat sasaran
4. Setelah dana Jampersal digunakan oleh Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas kesehatan lainnya yang bekerjasama, maka status dana tersebut berubah menjadi
pendapatan fasilitas kesehatan Namun pada tahun 2013 di Kabupaten Langkat proses pendanaan jampersal
tidak lagi disalurkan ke rekening Dinas Kesehatan namun melalui mekanisme APBD dan langsung menjadi pendapatan daerah.
Universitas Sumatera Utara
2.5.8. Besaran Tarif Pelayanan Tabel 2.1. Besar Tarif Layanan Dasar
No Jenis Pelayanan Frekwensi
Tarif Rp
Jumlah Rp
Keterangan
1 ANC
4 x 20.000
80.000 2
Persalinan Normal 1 x
500.000 500.000
3 PNC
4 x 20.000
80.000 4
Pelayanan pra rujukan pada
komplikasi kebidanan dan neonatal
1 x 100.000
100.000 Sesuai buku
KIA
5 Pelayanan
penanganan perdarahan pasca
keguguran 1 x
650.000 650.000
6 Pelayanan rawat inap
untuk BBL sakit 1 x
Sesuai Perda
Sesuai Perda
Di lakukan pada
Puskesmas Perawatan
7 Pelayanan tindakan
pasca persalinan 1 x
150.000 150.000
8 Jasa pemasangan KB
pasca persalinan : 1. IUD dan Implan
2.Suntik 1 x
60.000 10.000
60.000 10.000
9 Transport Rujukan
Setiap kali PP
Perda Perda
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan
1. Tindakan emergensi komprehensif pada kehamilan, Sesuai tarif INA-CBGs Indonesia Case Base Groups persalinan, nifas, dan BBL
Ket : Klaim tidak harus dalam paket menyeluruh, tetapi dapat dilakukan klaim terpisah, misalnya ANC saja, persalinan saja, atau PNC saja.
Universitas Sumatera Utara
2.5.9. Pencairan Klaim
Pembayaran pelayanan jampersal dilakukan dengan cara klaim. Pada daerah lintas batas, fasilitas kesehatan yang melayani sasaran jampersal dari luar wilayahnya
tetap melakukan klaim kepada tim pengeloladinas kesehatan setempat dan bukan pada daerah asal sasarn jampersal tersebut. Tim pengelola Jamkesmas pusat dapat
melakukan realokasi dana antar kabupatenkota dengan mempertimbangkan penyerapan dan kebutuhan daerah serta disesuaikan dengan ketersediaan dana yang
ada secara nasional.
2.5.10. Indikator Keberhasilan
1. Cakupan K1 2. Cakupan K4
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 4. Cakupan penanganan komplikasi kebidanan
5. Cakupan pelayanan nifas 6. Cakupan persalinan di fasilitas kesehatan
7. Cakupan peserta KB pasca persalinan 8. Cakupan kunjungan neonatal pertama KN1
9. Cakupan kunjungan neonatal lengkap KN Lengkap 10. Cakupan penanganan komplikasi neonatal
Universitas Sumatera Utara
2.5.11. Pemantauan dan Evaluasi 1. Ruang lingkup
a. Data peserta, pencatatan, dan penanganan keluhan b. Pelaksanaan pelayanan ibu hamil yang meliputi jumlah kunjungan ke
fasilitas kesehatan pertama maupun rujukan c. Kualitas pelaksanaan pelayanan kepada ibu hamil
d. Pelaksanaan penyaluran dana dan verifikasi pertanggung jawaban dana e. Pelaksanaan verifikasi penggunaan dana program
f. Pengelolaan program di tingkat ProvinsiKabupatenKota
2. Mekanisme
a. Pertemuan koordinasi tingkat Pusat; Provinsi dan KabKota b. Pengolahan dan analisis data
c. Supervisi.
2.6. Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Program Jampersal Respon Bidan PTT :
1. Covert Behavior : - pengetahuan
- sikap - persepsi
2. Overt Behavior : - tindakan pemberian
pelayanan
Universitas Sumatera Utara
Skema diatas menunjukkan bahwa peneliti ingin menggambarkan bagaimana respon bidan PTT dalam program jampersal. Menurut Skinner 1938 respons terbagi
atas 2 dua yakni covert behavior perilaku tertutup yang terdiri atas pengetahuan, sikap dan persepsi dimana perilaku ini tidak dapat diamati secara jelas. Pengetahuan
yang dimaksud adalah segala sesuatu yang diketahui oleh informan mengenai jampersal baik yang diperoleh dari dinas kesehatan, media ataupun dari pemikiran
bidan ptt itu sendiri. Sikap dan persepsi yang dimaksud adalah bagaimanan para bidan ptt menanggapi dan menyikapi program jampersal yang mereka laksanakan.
overt behavior prilaku terbuka yakni tindakan yang dapat diamati dengan jelas. Dari respons bidan PTT, nantinya diharapkan didapati bagaimana bidan PTT memberikan
pelayanan yang berkaitan dengan pelaksanaan program jampersal.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan metode wawancara mendalam indepth interview untuk
mengetahui bagaimana respon bidan ptt tentang program Jampersal di Kabupaten Langkat tahun 2013.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas yang berada di Kabupaten Langkat, dengan alasan program ini telah berjalan dan belum tersosialisasi dengan
baik serta ditemukannya keluhan tentang Jampersal oleh para bidan ptt di wilayah ini.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2013.
3.3. Pemilihan Informan
Informan dalam penelitian ini adalah bidan PTT yang bertugas di bawah naungan Puskesmas yang ada di Kabupaten Langkat. Informan dipilih dengan metode
kecukupan dan kesesuaian. Pemilihan informan dilakukan dengan pendekatan kepada para bidan Pegawai Tidak Tetap PTT sebagai pemberi informasi kunci key
informan yang dianggap dapat memberikan informasi tentang realisasi kegiatan
Universitas Sumatera Utara
Program Jampersal dan panitia program Jampersal yang di angkat sebagai pengelola program Jampersal di Kabupaten Langkat. Bidan PTT yang dimaksud adalah mereka
yang telah bekerja lebih dari 5 tahun, tinggal di desa, pendidikan terakhir D III Kebidanan, sudah menikah dan mempunyai klinik mandiri di desa tempat mereka
ditugaskan. Setelah peneliti mewawancarai informan pertama, dari informan tersebutlah
peneliti mendapatkan informan kedua, peneliti juga meminta kepada informan pertama agar mengenalkan peneliti dengan informan yang lainnya yang sesuai
menurut peneliti, dengan senang hati informan pertama bersedia menunjukkan informan berikutnya kepada peneliti. mengenalkan peneliti dengan informan
berikutnya. Tidak semua informan dapat diwawancarai pada hari pertama. Peneliti kembali mendatangi informan ketiga pada keesokan harinya dan hari berikutnya pada
informan keempat dan seterusnya. Cara ini sering di sebut dengan Snow Ball yakni peneliti menemukan keseragaman dan sifat umum informan yang di teliti sampai ke
titik yang dibutuhkan. Jika masih ada informasi yang diperlukan maka peneliti akan melakukan kunjungan ulang pada informan yang telah diwawancarai.
Selanjutnya peneliti akan mewawancarai bidan praktek swasta yang juga mengikuti program jampersal, pengelola program yang bekerja di Dinas Kesehatan,
kepala puskesmas dan bidan koordinator sebagai penanggung jawab program guna melihat kesesuain hasil program dengan kenyataan yang ada di lapangan. Wawancara
ini dilakukan untuk mendapatkan validitas dan reabilitas data dengan proses triangulasi sumber.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui data primer dengan cara wawancara mendalam indepth interview terhadap informan berdasarkan pedoman
wawancara yang telah disusun. Dalam wawancara peneliti menggunakan alat perekam, alat tulis dan kamera. Alat bantu ini tidak digunakan sekaligus namun
disesuaikan dengan kebutuhan yang dirasakan pada saat pengumpulan data. Wawancara dilakukan kepada bidan PTT, bidan praktek swasta yang mengikuti
program jampersal, pengelola jampersal di Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas dan bidan koordinator di Kabupaten Langkat. Selain itu peneliti melakukan observasi
dengan melihat lingkungan dan kegiatan keseharian bidan di masyarakat terutama saat memberikan pelayanan pada ibu hamil, bersalin dan nifas serta budaya
masyarakat yang menerima dan menolak program jampersal.
3.4.2. Data Sekunder
Data diperoleh dari fasilitator program Jampersal yang berada di Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat dan kepala puskesmas serta bidan koordinator
puskesmas berupa laporan tertulis berupa laporan pengklaiman berisi tentang laporan pemeriksaan kehamilan dan nifas, proses kelahiran, KB, identitas pasien, berkas
rujukan, surat keterangan lahir, jumlah cakupan K1 sampai dengan K4, target pencapaian ibu hamil dan bersalin pertahun, dan lain – lain yang ada di Dinas
Kesehatan ataupun puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan EZ-Test. Penganalisaan data dilakukan dengan analisa kualitatif berdasarkan data-data yang telah diperoleh
melalui wawancara mendalam indepth interview terhadap informan dan kemudian dibandingkan dengan teori dan kepustakaan maupun asumsi yang ada.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Letak Geografis Kabupaten Langkat
Kabupaten Langkat terletak di antara 3 4’ dan 4
3’ Lintang Utara serta antara 97
52’ dan 98 45’ Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Sumatera dan Kabupaten Aceh Timur Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sumatera dan Kabupaten Aceh Tenggara Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Luas wilayah Kabupaten Langkat adalah 6.263.29 km
2
yang secara topografi dapat dibedakan menjadi 3 tiga bagian yaitu :
a. Pesisir pantai ketinggian 0 – 4 meter dari permukaan laut b. Dataran rendah dengan ketinggian 4 – 30 meter dari permukaan laut
c. Dataran tinggi ketinggian 30 – 1200 meter dari permukaan laut. Secara administrasi Kabupaten Langkat dibagi atas 23 Kecamatan, 37
Kelurahan dan 240 desa. Dalam melaksanakan pembangunan Kabupaten Langkat dibagi menjadi 3 tiga wilayah pembangunan, yaitu antara lain :
1. Wilayah pembangunan I, yaitu wilayah Langkat Hulu, yang terdiri dari Kecamatan Bahorok, Salapian, Kuala, Selesai, Binjai dan Sei Binge i.
Universitas Sumatera Utara
2. Wilayah pembangunan II, yaitu Wilayah Langkat Hilir, yang terdiri dari Kecamatan Stabat, Secanggang, Hinai, padang Tualang dan Tanjung Pura
3. Wilayah pembangunan III, yaitu wilayah Teluk Haru, yang terdiri dari Kecamatan Gebang, Berandan Barat, Sei Lepan, Babalan, Pangkalan Susu, Besitang dan
Pematang Jaya.
Tabel 4.1. Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Langkat Tahun 2013
No Nama Kecamatan
Luas Area KM
2
Rasio
1 Bahorok
1.101,84 17,59
2 Serapit
98,5 1,57
3 Salapian
221,73 3,54
4 Kutambaru
236,84 3,78
5 Sei Bingei
333,17 5,32
6 Kuala
206,23 3,29
7 Selesai
167,72 2,68
8 Binjai
42,05 0,67
9 Stabat
108,85 1,74
10 Wampu
194,21 3,10
11 Secanggang
231,19 3,69
12 Hinai
105,26 1,68
13 Padang Tualang
221,14 3,53
14 Batang Serangan
899,38 14,36
15 Sawit Seberang
209,10 3,34
16 Tanjung Pura
179,61 2,87
17 Gebang
178,49 2,85
18 Babalan
76,41 1,22
19 Sei Lepan
280,68 4,48
20 Berandan Barat
89,80 1,43
21 Pangkalan Susu
151,35 2,42
22 Besitang
720,75 11,51
23 Pematang Jaya
209 3,34
Jumlah KabupatenKota 6263.30
100,00
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat Tahun 2012
Berdasarkan luas daerah menurut kecamatan di Kabupaten Langkat, luas daerah terbesar adalah Kecamatan Bahorok dengan luas 1.101,84 km
2
17,59,
Universitas Sumatera Utara
diikuti kecamatan Batang Serangan dengan luas 899,38 km
2
14,36, sedangkan luas daerah terkecil adalah Kecamatan Binjai dengan luas 42,5 km
2
0,67 dan Kecamatan Gebang dengan luas 76.41 km
2
1,22 dari total luas Kabupaten Langkat.
Tabel 4.2. Jumlah DesaKelurahan Per Puskesmas di Kabupaten Langkat Tahun 2013
No Nama Kecamatan
Puskesmas Desa Kelurahan
1 Bahorok
Bahorok 14
Bukit Lawang 6
2 Serapit
Serapit 10
3 Salapian
Tanjung Langkat 16
4 Kutambaru
Marike 8
5 Sei Bingei
Namu Ukur 8
Namu Trasi 8
6 Kuala
Kuala 16
7 Selesai
Selesai 14
8 Binjai
Sambi Rejo 7
9 Stabat
Stabat 6
Karang Rejo 6
10 Wampu
Stabat Lama 14
11 Secanggang
Hinai Kiri 5
Desa Teluk 9
Secanggang 3
12 Hinai
Tanjung Beringin 13
13 Padang Tualang
Tanjung Selamat 12
14 Batang Serangan
Sei Bamban 8
15 Sawit Seberang
Sawit Seberang 7
16 Tanjung Pura
Pantai Cermin 19
17 Gebang
Gebang 11
18 Babalan
Securai 4
Pangkalan Berandan 4
19 Sei Lepan
Desa Lama 14
20 Berandan Barat
Tangkahan Durian 7
21 Pangkalan Susu
Pangkalan Susu 6
Beras Basah 5
22 Besitang
Besitang 9
23 Pematang Jaya
Pematang jaya 8
Jumlah 277
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas terlihat bahwa kecamatan yang memiliki desakelurahan terbanyak adalah Kecamatan Tanjung Pura yaitu sebanyak 19 desakelurahan, disusul
Kecamatan Kuala dan Tanjung Langkat yaitu masing – masing sebanyak 16 desakelurahan. Sementara untuk jumlah desakelurahan terkecil terdapat di
Kecamatan Binjai, Sawit Seberang dan Berandan Barat yakni masing – masing berjumlah 7 desakelurahan.
4.1.2. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan Hasil Sensus penduduk oleh BPS pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Langkat adalah sebesar 976.582 jiwa dengan jumlah laki – laki
sebanyak 492.271 jiwa dan perempuan sebanyak 484.311 jiwa, dengan jumlah KK sebanyak 243.481 KK atau rata– rata jiwarumah tangga sebesar 4.01 sedangkan
laju pertumbuhan penduduk sebesar 1.14. Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Langkat sebesar 155,92
jiwakm
2
.Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Langkat mempunyai tingkat kepadatan yang tidak sama antara satu kecamatan dengan kecamatan lainnya. Pada
umumnya daerah perkotaan Kecamatan Binjai dan Stabat mempunyai kepadatan yang dapat menimbulkan permasalahan kesehatan jika tidak dilakukan intervensi
terutama dalam masalah lingkungan, kepadatan yang dimaksud adalah jumlah penduduk, perumahantempat tinggal, susunan pertokoan, tempat pembuangan
sampah atau limbah baik dari rumah tangga dan pertokoan. Demikan juga halnya dengan yang mempunyai kepadatan rendah Kecamatan Bahorok, Batang Serangan
dan Sawit Seberang karena biasanya mempunyai wilayah – wilayah yang sulit
Universitas Sumatera Utara
dijangkau oleh kendaraan karena penduduknya mempunyai akses yang kecil terhadap pelayanan kesehatan sehingga dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah kesehatan
di lingkungan dan masyarakat.
Tabel 4.3.Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
No Kelompok
Umur tahun
Jumlah Penduduk Laki - laki
Perempuan Laki
- Laki
Perempuan
1 0 – 4
53,037 50,482
103,519 2
5 – 9 50,251
47,923 98,174
3 10 – 14
51,877 48,964
100,841 4
15 – 19 47,934
45,157 93,091
5 20 – 24
40,672 40,498
81,170 6
25 – 29 39,841
39,880 79,721
7 30 – 34
38,493 38,614
77,107 8
35 – 39 35,446
36,091 71,537
9 40 – 44
32,790 32,778
65,568 10
45 – 49 29,334
29,355 58,689
11 50 – 54
24,891 24,016
48,907 12
55 – 59 18,665
17,583 36,248
13 60 – 64
10,864 10,911
21,775 14
65 – 69 6,917
8,000 14,917
15 70 – 74
5,514 6,452
11,966 16
75 + 5,898
7,757 13,655
Jumlah 492,424
484,461 976,885
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat Tahun 2012
Dari tabel diatas menunjukkan kelompok umur 0- 4 tahun merupakan proporsi yang paling banyak yakni 103,519 jiwa, disusul kelompok umur 10 – 14
tahun yakni 100,841 jiwa dan yang terendah adalah kelompok umur 70 – 74 tahun yakni 11,966 jiwa.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Agama
Agama di Kabupaten Langkat mayoritas Islam, agama yang lain adalah Protestan, Katolik, Budha dan Hindu. Rumah ibadah bagi umat beragama di
Kabupaten Langkat cukup memadai. Jumlah Mesjid 1.041 buah, Mushalla dan langgar sebanyak 988 buah, Gereja 292 buah, Kuil 8 buah dan Vihara sebanyak 22
buah.
4.1.4. Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan di Kabupaten Langkat terdiri atas 1 satu rumah sakit umum milik pemerintah ,3 tiga rumah sakit umum milik swasta dan 2 dua rumah
sakit milik BUMN, 30 tiga puluhpuskesmas yang terdiri atas 10 sepuluh Puskesmas Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komprehensif PONEK dan
20 dua puluh Puskesmas Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Dasar PONED, 219 Pos Kesehatan Desa, 1308 Posyandu dan 33 Apotik.
Sementara untuk tenaga kesehatan Kabupaten Langkat memiliki 14 orang Dokter Spesialis, 181 orang Dokter Umum, 52 orang Dokter Gigi, 513 orang Bidan
belum termasuk Bidan PTT, 481 orang Perawat, 44 orang Tenaga Farmasi, 45 orang Tenaga Gizi, 54 orang Tenaga Kesehatan Masyarakat, 28 orang Tenaga
Sanitasi dan 22 orang Tenaga Tekhnisi Medis.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Jarak Puskesmas ke Stabat di Kabupaten Langkat Tahun 2013 No Nama Kecamatan
Puskesmas Jarak KM
2
1 Bahorok
Bahorok 70
Bukit Lawang 73
2 Serapit
Serapit 60
3 Salapian
Tanjung Langkat 55
4 Kutambaru
Marike 65
5 Sei Bingei
Namu Ukur 45
Namu Trasi 43
6 Kuala
Kuala 40
7 Selesai
Selesai 30
8 Binjai
Sambi Rejo 23
9 Stabat
Stabat Karang Rejo
3 10
Wampu Stabat Lama
5 11
Secanggang Hinai Kiri
23 Desa Teluk
28 Secanggang
30 12
Hinai Tanjung Beringin
14 13
Padang Tualang Tanjung Selamat
36 14
Batang Serangan Sei Bamban
31 15
Sawit Seberang Sawit Seberang
28 16
Tanjung Pura Pantai Cermin
18 17
Gebang Gebang
32 18
Babalan Securai
40 Pangkalan Berandan
43 19
Sei Lepan Desa Lama
40 20
Berandan Barat Tangkahan Durian
45 21
Pangkalan Susu Pangkalan Susu
63 Beras Basah
65 22
Besitang Besitang
61 23
Pematang Jaya Pematang jaya
75
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat Tahun 2012
Dari tabel diatas terlihat bahwa jarak terjauh dari Kecamatan ke Stabat adalah Kecamatan Pematang Jaya yakni 75 km, disusul oleh Kecamatan Bahorok yang
terbagi atas 2 dua bagian yakni Puskesmas Bukit Lawang 73 km dan Bahorok 70
Universitas Sumatera Utara
km, sementara Puskesmas terdekat adalah Kecamatan Stabat yakni 0- 3 km dan Kecamatan Wampu yakni 5 km.
Tabel 4.5. Jumlah Bidan PTT Per Puskesmas di Kabupaten Langkat Tahun 2013
No Nama Kecamatan Puskesmas
Bidan PTT
1 Bahorok
Bahorok 17
Bukit Lawang 9
2 Serapit
Serapit 17
3 Salapian
Tanjung Langkat 18
4 Kutambaru
Marike 14
5 Sei Bingei
Namu Ukur 25
Namu Trasi 20
6 Kuala
Kuala 26
7 Selesai
Selesai 36
8 Binjai
Sambi Rejo 17
9 Stabat
Stabat 7
Karang Rejo 10
10 Wampu
Stabat Lama 30
11 Secanggang
Hinai Kiri 9
Desa Teluk 21
Secanggang 5
12 Hinai
Tanjung Beringin 16
13 Padang Tualang
Tanjung Selamat 16
14 Batang Serangan
Sei Bamban 14
15 Sawit Seberang
Sawit Seberang 7
16 Tanjung Pura
Pantai Cermin 26
17 Gebang
Gebang 12
18 Babalan
Securai 4
Pangkalan Berandan 1
19 Sei Lepan
Desa Lama 10
20 Berandan Barat
Tangkahan Durian 18
21 Pangkalan Susu
Pangkalan Susu 2
Beras Basah 4
22 Besitang
Besitang 12
23 Pematang Jaya
Pematang jaya 4
Jumlah 427
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat
Universitas Sumatera Utara
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah bidan PTT secara keseluruhan di Kabupaten Langkat adalah sebanyak 427 orang. Jumlah terbanyak terdapat di wilayah
Puskesmas Selesai sebanyak 36 orang dan Stabat Lama 30 orang. Sementara untuk jumlah terkecil berada di wilayah Puskesmas Pangkalan Berandan dan Pangkalan
Susu. Namun bila disesuaikan dengan jumlah desa di tiap Puskesmas maka sebenarnya jumlah PTT terbanyak berada di Puskesmas Selesai dengan jumlah desa
yang hanya berjumlah 14 desa dan bidan ptt sebanyak 36 orang, Puskesmas Namukur dengan jumlah desakelurahan sebanyak 8 delapan dan jumlah bidan ptt sebanyak
25 orang serta Puskesmas Desa Teluk dimana desakelurahannya berjumlah 9 sembilan desa dan bidan ptt berjumlah 21 orang. Jumlah tersebut menunjukkan
bahwa tiap 1 satu desa mempunyai lebih dari 1 satu bidan ptt dan hal ini berbanding terbalik dengan jumlah desa yang ada di Puskesmas Pematang Jaya yang
berjumlah 8 delapan desa dan bidan ptt hanya 4 empat orang, Puskesmas Pangkalan Susu yang jumlah desa sebanyak 6 enam desa dan bidan ptt berjumlah 2
dua orang serta Puskesmas Desa Lama yang jumlah desanya 14 dan bidan ptt berjumlah 10 orang. Selain itu masih ada puskesmas yang masih membutuhkan bidan
ptt di desa di wilayah kerjanya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Jumlah Posyandu Per Puskesmas di Kabupaten Langkat Tahun 2013
No Nama Kecamatan Puskesmas
Posyandu
1 Bahorok
Bahorok 56
Bukit Lawang 28
2 Serapit
Serapit 22
3 Salapian
Tanjung Langkat 51
4 Kutambaru
Marike 34
5 Sei Bingei
Namu Ukur 39
Namu Trasi 35
6 Kuala
Kuala 70
7 Selesai
Selesai 77
8 Binjai
Sambi Rejo 51
9 Stabat
Stabat 40
Karang Rejo 47
10 Wampu
Stabat Lama 60
11 Secanggang
Hinai Kiri 27
Desa Teluk 37
Secanggang 25
12 Hinai
Tanjung Beringin 51
13 Padang Tualang
Tanjung Selamat 56
14 Batang Serangan
Sei Bamban 46
15 Sawit Seberang
Sawit Seberang 39
16 Tanjung Pura
Pantai Cermin 89
17 Gebang
Gebang 49
18 Babalan
Securai 36
Pangkalan Berandan 27
19 Sei Lepan
Desa Lama 60
20 Berandan Barat
Tangkahan Durian 25
21 Pangkalan Susu
Pangkalan Susu 30
Beras Basah 26
22 Besitang
Besitang 47
23 Pematang Jaya
Pematang jaya 28
Jumlah 1308
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat
Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah Posyandu terbanyak terdapat di Kecamatan Tanjung Pura dan Kecamatan Secanggang sebanyak 89 Posyandu,
menyusul Kecamatan Stabat Sebanyak sebanya 87 Posyandu dan Kecamatan
Universitas Sumatera Utara
Bahorok sebanyak 84 Posyandu. Sementara untuk jumlah Posyandu terkecil terdapat di Kecamatan Serapit yakni 22 Posyandu, disusul Kecamatan Berandan Barat 25
Posyandu dan Pematang Jaya 28 Posyandu.
4.1.5. Situasi Derajat Kesehatan
Unsur kualitas hidup dan unsur mortalitas sangat mempengaruhi Derajat Kesehatan yang optimal, dalam hal ini unsur kualitas hidup yang digunakan sebagai
indikator adalah Angka Harapan Hidup UHH, Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup dan Angka Kematian Ibu Maternal per 100000 Kelahiran Hidup.
Untuk Kabupaten Langkat pada tahun 2012 UHH yakni 70 tahun. Angka kematian merupakan indikator yang paling baik untuk dijadikan
sebagai standart keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Dalam bidang kesehatan angka kematian dimaksud adalah angka kematian ibu, bayi dan
balita, dengan adanya angka kematian ini dapat dilihat bagaimana sebenarnya proses pelaksanaan pelayanan dan fasilitas kesehatan telah dirasakan dan diterima oleh ibu
dan bayi. Namun yang menjadi kendala adalah untuk menghitung angka – angka tersebut diperlukan data yang sangat lengkap sehingga diperlukan suatu kegiatan
khusus seperti survey atau penelitian. Hal ini dikarenakan pengumpulan data di Kabupaten Langkat belum tercatat dengan baik karena tidak banyaknya bidan yang
melaporkan kejadian kematian, padahal seharusnya kejadian tersebut dilaporkan oleh para bidan di desa, baik bidan desa atau bidan praktek swasta di tempat mereka
bekerja. Namun demikian berikut ini akan disajikan angka kematian yang dihitung berdasarkan data hasil penghitungan rutin yaitu :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita dan Angka Kematian Ibu di Kabupaten Langkat Tahun 2008 – 2012
No Tahun
Jumlah Kelahiran
Hidup
Angka Kematian
Bayi Orang
Per 1000
KH
Balita Orang
Per 1000
KH
Ibu Orang
Per 100.000
KH
1 2008
23.086 78
3,38 -
- 14
60,64 2
2009 25.991
187 7,19
- -
20 76,95
3 2010
20.477 127
6,20 139
6.79 17
83,02 4
2011 20.477
123 6,02
103 5.04
23 112,49
5 2012
22.091 70
3,17 76
3.44 17
76,95
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat
Tabel diatas terlihat bahwa terjadi penurunan angka kematian dari bayi, balita dan ibu pada tahun 2012. Hal ini kemungkinan karena telah adanya program
Jampersal di Kabupaten Langkat dimana peserta Jampersal akan mendapatkan pelayanan bila langsung ke tempat pelayanan kesehatan. Namun demikian angka
tersebut tidak dapat dijadikan standart karena kemungkinan masih banyak kematian yang tidak dilaporkan. Oleh karena itu diperlukan pencatatan dan pelaporan yang
lebih teliti dari sarana yang paling dasar seperti posyandu dan bidan desa. Tabel di atas dapat diperjelas dengan grafik dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1.Grafik Angka Kematian Ibu, Bayi dan Balita Tahun 2008 – 2012 di Kabupaten Langkat
Gambar di atas menunjukkan bahwa terjadi kenaikan angka kematian dari
tahun 2009 untuk ibu dan bayi sementara untuk balita tidak ada data yang masuk sehingga tidak dapat tergambarkan, namu kesemuanya terlihat semakin menurun
sampai tahun 2012, meskipun untuk AKI pada tahun 2011 mengalami peningkatan jumlah kematian.
Tabel 4.8.Jumlah Kunjungan K1 dan K4 Pada Ibu Hamil Kabupaten Langkat Tahun 2012
No Nama
Kecamatan
Puskesmas Ibu Hamil
Jumlah K1
K4
1 Bahorok
Bahorok 672
623 92,71
560 83,33
Bukit Lawang
401 388
96,76 231
57,61
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
2008 2009
2010 2011
2012
Ju m
lah K
e m
at ian
Tahun
AKI Bayi
Balita
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Lanjutan
No Nama
Kecamatan
Puskesmas Ibu Hamil
Jumlah K1
K4
2 Serapit
Serapit 419
393 93,79
307 73,27
3 Salapian
Tanjung Langkat
890 657
73,82 654
73,48 4
Kutambaru Marike
309 302
97,73 348
112,62 5
Sei Bingei Namu Ukur
658 613
93,16 504
76,60 Namu Trasi
580 543
93,62 401
69,14 6
Kuala Kuala
941 944
100,32 754
80,13 7
Selesai Selesai
1663 1556
93,57 1297
77,99 8
Binjai Sambi Rejo
967 917
94,83 791
81,80 9
Stabat Stabat
958 779
81,32 791
82,57 Karang Rejo
941 791
84,06 717
76,20 10
Wampu Stabat Lama
968 993
102,58 798
82,44 11
Secanggang Hinai Kiri
399 309
77,44 281
70,43 Desa Teluk
932 759
81,44 551
59,12 Secanggang
336 336
100,00 422
125,60 12
Hinai Tanjung
Beringin 1141
1150 100,79
1021 89,48
13 Padang
Tualang Tanjung
Selamat 1199
1143 95,33
1107 92,33
14 Batang
Serangan Sei Bamban
913 930
101,86 787
86,20 15
Sawit Seberang
Sawit Seberang
678 706
104,13 622
91,74 16
Tanjung Pura Pantai Cermin
1609 1556
96,71 1459
90,68 17
Gebang Gebang
1192 1261
105,79 876
73,49 18
Babalan Securai
854 811
94,96 542
63,47 Pangkalan
Berandan 571
690 120,84
698 122,24
19 Sei Lepan
Desa Lama 1211
1247 102,97
1106 91,33
20 Berandan
Barat Tangkahan
Durian 599
460 76,79
462 77,13
21 Pangkalan
Susu Pangkalan
Susu 583
573 98,28
535 Beras Basah
594 683
114,98 382
64,31 22
Besitang Besitang
1375 1251
90,98 1255
91,27 23
Pematang Jaya
Pematang jaya
360 358
99,44 284
78,89
Jumlah
24.913 23.722
95,22 20.543
82,46
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Langkat Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah kunjungan K1 terbanyak terdapat di Puskesmas Pangkalan Berandan yakni 690 kunjungan 120.84 dari 571 ibu hamil,
disusul oleh Puskesmas Beras Basah yakni 683 kunjungan 1114.98 dari 594 ibu hamil dan menyusul 6 puskesmas lain . Jumlah ini melebihi target yang telah
ditetapkan oleh puskesmas, hal ini terjadi karena banyaknya ibu hamil atau pendatang baru yang pada awal pembuatan target pencapaian ibu hamil belum termasuk menjadi
penduduk di wilayah puskesmas tersebut. Target yang ingin dicapai pada tahun 2012 untuk kunjungan K1 di Kabupaten Langkat adalah 95 dari seluruh jumlah ibu hamil
pada masing – masing puskesmas. Jumlah kunjungan yang mencapai target pada tahun 2012 hanya dicapai oleh 6 puskesmas yang rentang persentasenya antara
95.33 - 100.00. Puskesmas yang dimaksud adalah Puskesmas Tanjung Selamat, Bukit Lawang, Marike, Pantai Cermin, Pangkalan Susu dan Pematang Jaya.
Sementara untuk kunjungan terendah berada di Puskesmas Tanjung Langkat yakni sebanyak 657 kunjungan 73.82 dari 890 ibu hamil dan Puskesmas Tangkahan
Durian sebanyak 460 kunjungan 76.79 dari 599 ibu hamil. Namun bila dilihat dari rata – rata keseluruhan pada semua puskesmas jumlah kunjungan K1 sudah mencapai
target yakni sebesar 23.722 kunjungan 95.22 dari 24.913 orang ibu hamil. Pada kunjungan K4 didapati jumlah terbanyak terdapat di Puskesmas
Secanggan yakni sebesar 422 kunjungan 125.60 dari 336 ibu hamil, menyusul Puskesmas Pangkalan Berandan sebanyak 698 kunjungan 122.24 dari 571 ibu
hamil. Tidak jauh berbeda dengan K1 pencapain kunjungan K4 juga melewati target yang ingin dicapai, hal ini terjadi karena banyaknya pendatang baru yang bukan
Universitas Sumatera Utara
merupakan penduduk di wilayah puskesmas tersebut. Sementara untuk kunjungan terendah terdapat di Puskesmas Bukit Lawang yakni sebanyak 231 kunjungan
57.61 dari 401 ibu hamil dan Puskesmas Desa Teluk yakni sebanyak 551 kunjungan 59.12 dari 932 ibu hamil yang ditargetkan. Hal ini kemungkinan
terjadi karena tidak adanya keinginan ibu hamil untuk memeriksakan diri kembali atau pun ibu hamil yang ditargetkan memilih untuk memeriksakan diri ke fasilitas
lain yang datanya tidak dapat diakses oleh pihak puskesmas.
Tabel 4.9.Jumlah Pertolongan Persalinan yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Langkat Tahun 2012
No Nama
Kecamatan
Puskesmas Ibu Bersalin
Jumlah Ditolongoleh
Tenaga Kesehatan
1 Bahorok
Bahorok 641
549 85,65
Bukit Lawang 383
289 75,46
2 Serapit
Serapit 400
357 89,25
3 Salapian
Tanjung Langkat 850
655 77,06
4 Kutambaru
Marike 295
278 94,24
5 Sei Bingei
Namu Ukur 628
555 88,38
Namu Trasi 554
482 87,00
6 Kuala
Kuala 899
852 94,77
7 Selesai
Selesai 1588
1490 93,83
8 Binjai
Sambi Rejo 923
873 94,58
9 Stabat
Stabat 915
681 74,43
Karang Rejo 899
876 97,44
10 Wampu
Stabat Lama 924
997 107,90
11 Secanggang
Hinai Kiri 381
311 81,63
Desa Teluk 890
717 80,56
Secanggang 321
293 91,28
12 Hinai
Tanjung Beringin 1089
1078 98,99
13 Padang Tualang
Tanjung Selamat 1145
977 87,07
14 Batang Serangan Sei Bamban
871 896
102,87 15
Sawit Seberang Sawit Seberang
647 674
104,17 16
Tanjung Pura Pantai Cermin
1536 1413
91,99
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Lanjutan
No Nama
Kecamatan
Puskesmas Ibu Bersalin
Jumlah Ditolongoleh
Tenaga Kesehatan
17 Gebang
Gebang 1137
1060 93,23
18 Babalan
Securai 815
706 86,63
Pangkalan Berandan 545 833
152,84 19
Sei Lepan Desa Lama
1156 1107
95,76 20
Berandan Barat Tangkahan Durian
572 492
86,01 21
Pangkalan Susu Pangkalan Susu
557 520
93,36 Beras Basah
567 631
111,29 22
Besitang Besitang
1313 1097
83,55 23
Pematang Jaya Pematang jaya
343 359
104,66
Jumlah 23784
22118 93,000
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Langkat Tahun 2012.
Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sesebanyak 93, dengan jumlah terbanyak terdapat di Puskesmas
Pangkalan Berandan yakni sebanyak 833 pertolongan 152.84 dari 545 ibu bersalin yang ditargetkan, disusul oleh Puskesmas Beras Basah sebanyak 631
pertolngan 111.29 dari 567 persalinan yang ditargetkan. Untuk pertolongan persalinan terendah terdapat di Puskesmas Stabat yakni 681 pertolongan 74.43
dari 915 persalinan yang ditargetkan, disusul oleh Puskesmas Bukit Lawang sebanyak 289 pertolongan 75.46 dari 383 persalinan yang ditargetkan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10.Jumlah Ibu Nifas yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Langkat Tahun 2012
No Nama
Kecamatan
Puskesmas Ibu Nifas
Jumlah Mendapatkan
Pelayanan Kesehatan
1 Bahorok
Bahorok 611
550 90,02
Bukit Lawang 365
286 78,36
2 Serapit
Serapit 381
323 75,66
3 Salapian
Tanjung Langkat 809
653 80,72
4 Kutambaru
Marike 281
266 94,66
5 Sei Bingei
Namu Ukur 598
553 92,47
Namu Trasi 527
482 91,46
6 Kuala
Kuala 856
850 99,30
7 Selesai
Selesai 1512
1475 97,55
8 Binjai
Sambi Rejo 879
891 101,37
9 Stabat
Stabat 871
680 78,07
Karang Rejo 856
624 72,90
10 Wampu
Stabat Lama 880
785 89,20
11 Secanggang
Hinai Kiri 363
310 85,40
Desa Teluk 847
717 84,65
Secanggang 306
290 94,77
12 Hinai
Tanjung Beringin 1037
1035 99,81
13 Padang Tualang Tanjung Selamat
1090 1024
93,94 14
Batang Serangan
Sei Bamban 830
896 107,95
15 Sawit Seberang
Sawit Seberang 617
689 111,67
16 Tanjung Pura
Pantai Cermin 1463
1412 96,51
17 Gebang
Gebang 1083
1044 96,40
18 Babalan
Securai 776
706 90,98
Pangkalan Berandan
519 754
145,28 19
Sei Lepan Desa Lama
1101 1107
100,54 20
Berandan Barat Tangkahan
Durian 545
466 85,50
21 Pangkalan Susu Pangkalan Susu
530 520
98,11 Beras Basah
540 618
114,44 22
Besitang Besitang
1250 1191
95,28 23
Pematang Jaya Pematang jaya
327 364
111,31
Jumlah 22650
21561 95,19
Sumber : Dinas Kesehatan kab. Langkat Tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sesebanyak 93, dengan jumlah terbanyak terdapat di Puskesmas
Pangkalan Berandan yakni sebanyak 833 pertolongan 152.84 dari 545 ibu bersalin yang ditargetkan, disusul oleh Puskesmas Beras Basah sebanyak 631
pertolngan 111.29 dari 567 persalinan yang ditargetkan. Untuk pertolongan persalinan terendah terdapat di Puskesmas Stabat yakni 681 pertolongan 74.43
dari 915 persalinan yang ditargetkan, disusul oleh Puskesmas Bukit Lawang sebanyak 289 pertolongan 75.46 dari 383 persalinan yang ditargetkan.
4.2. Hasil 4.2.1. Karakteristik Informan
Dari hasil pengumpulan data primer terhadap 8 informan diperoleh
karakteristik informan sebagai berikut : Tabel 4.11. Karakteristik Informan
No. Informan Umur
Tahun
Pendidikan Jenis
Kelamin
Lama Bekerja
Tahun
Status Pekerjaan
SuamiIstri
Keterangan
1. 1
28 D III
Kebidanan Wanita 5
Menikah Wiraswasta Bidan PTT 2.
2 29
D III Kebidanan
Wanita 6 Menikah TNI
Bidan PTT 3.
3 33
D III Kebidanan
Wanita 6 Menikah Wiraswasta Bidan PTT
4. 4
30 D III
Kebidanan Wanita 6
Menikah Guru Bidan PTT
5. 5
39 D III
Kebidanan Wanita 9
Menikah Polisi Bidan PTT
6. 6
38 D III
Kebidanan Wanita 9
Menikah Polisi Bidan PTT
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Lanjutan
No. Informan Umur
Tahun
Pendidikan Jenis
Kelamin
Lama Bekerja
Tahun
Status Pekerjaan
SuamiIstri
Keterangan
7. 7
29 D III
Kebidanan Wanita
6 Menikah Wiraswasta Bidan PTT
8. 8
54 S1 Kesmas Wanita
36 Menikah Wiraswasta Bidan BPS
9. 9
34 S1 Kesmas Wanita
8 Menikah TNI
Bidan Koordinator
10. 10 47
S1 Kesmas Pria 2
Menikah Bidan Kepala
Puskesmas 11. 11
48 S2 Kesmas Pria
17 Menikah IRT
Pengelola Jampersal
Kabupaten
Tabel di atas memperlihatkan bahwa informan berjumlah 11 sebelas orang. Terdiri dari 7 informan Bidan PTT, 1 informan Bidan Praktek Swasta, 1 informan
Bidan Koordinator, 1 informan Kepala Puskesmas dan 1 informan Pengelola Jampersal di Dinas Kesehatan.
Wawancara secara keseluruhan dilakukan di rumah dan di tempat kerja informan. Dari pengamatan gaya bicara dan raut wajah yang dilakukan dalam proses
wawancara, umumnya informan Bidan PTT agak ragu mengungkapkan jawaban yang di tanyakan oleh peneliti, namun karena peneliti telah menjelaskan tujuan wawancara
maka pada akhirnya informan mau dan berani mengungkapkan segala sesuatu yang diketahuinya tentang Jampersal sesuai dengan pengalaman yang mereka rasakan
sendiri. Sementara Informan bidan koordinator, bidan praktek swasta, kepala puskesmas dan pengelola jampersal lebih terbuka dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Pengetahuan Informan 1. Pengetahuan Informan tentang Pengertian dan Tujuan Jampersal
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap informan mengenai pengertian dan tujuan jampersal, hal ini dituangkan dalam matriks berikut :
Tabel 4.12. Matriks Pengetahuan tentang Pengertian dan Tujuan Jampersal Informan
Jawaban
1 Jampersal adalah jaminan kesehatan,,,programnya pemerintah
eee,,tujuannya ku rasa meringankan biaya melahirkan di masyarakat. 2
Jampersal adalah jaminan persalinan,,,,yang dibayarkan oleh pemerintah,, iyaaaa,,, jampersal itu yaa,,, uang yang dibayarkan
pemerintah itu untuk bersalin secara normal eeee,,,, tanpa ada,,, eee,,, pemasangan infus dan lain-lain dan pada tindakan lebih
gitukan,,,,dibayarkan sama pemerintah ya sampe masa nifas,,bidan nolongnya itu secara gratis ke masyarakat nanti bidannya bisa
klaimkan ke puskesmas gitukan, tujuannya mungkin supaya bisa menurunkan angka kematian ibu dan bayi karena mungkinkan klo
ditolong oleh bidan tenaga kesehatan jadinya eee,, bersalin itu aman klo ditolong oleh dukun itu kan otomatis gak aman gitu jadi kenapa
dibuat gratis tu supaya minat masyarakat untuk ke bidan itu lebih banyak dari pada dukun,,,,, klo di desa – desa kan rata – rata masih
banyak sama dukun.
3 Jampersal adalah persalinan normal yah????,,,,,, ehhmmmm,,,,
persalinan normal kepada ibu – ibu , pada ibu – ibu hamil, ibu bersalin yang tidak dipungut biaya sepersen pun..tujuannya untuk membantu
biaya melahirkan orang miskin kali ya,,,,
4 Jampersal adalah jaminan persalinan masyarakat kan?jaminan
persalinan yang gratis untuk ibu hamil, bersalinnya gratis,,,hmmmm,,,trus KB nya satu bulan pertama
gratis,,eee,,,kunjungan hamilnya itu ada 4 kali gratis, tujuannnya yaitu setau saya semua ,,,,orang semua perempuan la ya kan itu merasakan
pelayanan kesehatan,,,klo inti – intinya biasanya sih untuk menurunkan aki gitu katanya,,
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Lanjutan Informan
Jawaban
5 Jampersal itu ya untuk bersalin normal aja ,,, sekalipun kita gak boleh
ngutip biaya dari masyarakat,,,klo tujuannya sih katanya untuk menurunkan angka kematian,,biar ibu hamil tu melahirkan di
puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan,,,
6 Jampersal adalah itu eee,,,,bantuan untuk ibu melahirkan,
eeeeee,,,,bantuan ,,,bantuan untuk pembiayaannya..kalo tujuannya ya biar orang melahirkan ke puskesmas,,gitu aja sih,,,,
7 Jampersal adalah program dari pemerintah ,,jaminan persalinan
normal,,ya gitu aja lah..dia gratis tapi sebatas anc, persalinan dan pnc normal saja. Tujuannya untuk apa ya,,mungkin biar orang klo
melahirkan tu ke fasilitas kesehatan ku rasa.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 7 informan, 3 informan mengartikan jampersal adalah jaminan persalinan untuk bersalin saja, 1 informan
mengartikan bahwa jampersal adalah biaya yang diberikan secara gratis untuk pemeriksaan kehamilan, bersalin dan nifas saja, 2 informan mengatakan bahwa
jampersal adalah jaminan persalinan untuk pemeriksaan kehamilan, bersalin, nifas dan KB normal yang dibayarkan pemerintah atau gratis. 1 informan menatakkan
bahwa Jampersal adalah biaya pemeriksaan secara gratis hanya untu pemeriksaan kehamilan dan bersalin saja. . Sementara untuk tujuan jampersal didapati bahwa dari
7tujuh informan, 4 empat informan mengatakan agar ibu bersalin ke puskesmas dan fasilitas kesehatan lain, 2 dua informan mengatakan bahwa tujuan jampersal
adalah untuk meringankan biaya persalinan dan 1 satu informan mengatakan untuk menurunkan AKI.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengetahuan Informan Mengenai Sasaran dan Pelayanan dalam Jampersal
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap informan mengenai sasaran dan pelayanan dalam, hal ini dituangkan dalam matriks berikut :
Tabel 4.13. Pengetahuan Mengenai Sasaran dan Pelayanan dalam Jampersal Informan Jawaban
1 Semua orang bisa,,yaahh,,,bagi masyarakat yang mau,,gak ada paksaan,
kayak ibu bersalin,,ibu nifas sama ibu hamil,,,yahhh,,klo ibu bersalin ya normal aja la,,mandi pertama kali bayi,,,trusss periksa hamil
pertama kali ja la..
2 Ibu bersalin, klo untuk pemeriksaan kehamilan itu ANC itu untuk
K1,itu dibayarkan,,hmmm cuma masalah ANC saya gak ngerti,,klo masalah nifas kunjungan pertama, kunjungan ke 6,,eee kunjungan ke
berapa gitu ya saya lupa,,pokoknya ada 4 kali kunjungan tapi bukan berurutan harinya mulai dia bersalin, jadi harinya itu loncat gitu tapi
ada dibayrkan oleh jampersal itu kunjungan nifasnya sampai pelayanan KB.
3 Ibu hamil, ibu bersalin, pokoknya ya orang gak mampu, klo yang
mampu ya biasanya ke rumah sakit,ANC 4 x,,trimester pertama 2 kali, trimester 3 1 kali, trimester 4 1 kali, bersalin 1 kali,,ibu nifas 4 kali
kunjungan,,,hmm tapi gak ingat pulak kapan – kapan aja karena kan sejak tahun 2013 ni udah berubah lagi syarat – syaratnya.
4 Ibu hamil, ibu bersalin normal, KB pada bulan pertama, pemeriksaan
kehamilan itu dalam 9 bulan itu ada 4 kali yang gratis kapan pun dia datang,,ibu nifas 4 kali kunjungan, sama KB tapi yang normal aja
5 Ibu bersalin normal aja, ibu hamil sama ibu nifas aja sih tapi gak ngerti
kali sih pas nya kapan – kapan aja tapi klo gratis ya saya kasi pas datang posyandu aja, klo g ya bayar apalagi kalo minta obat ini itu
udah pasti bayar saya buat.
6 Ibu melahirkan, ANC sama PNC, tapi gak pala tau kali sih kapan –
kapannya, paling ntar pas klaiman baru dikasi tau kalo salah nulis. 7
Ibu hamil, ibu bersalin, sama ibu nifas aja. Klo KB ya bayar,,
Tabel di atas terlihat bahwa 5 orang informan mengatakan bahwa sasaran jampersal adalah ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas saja, sementara 2 orang
informan mengatakan bahwa sasaran jampersal adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu
Universitas Sumatera Utara
nifas dan KB. Untuk pelayanan Jampersal menunjukkan 5 informan mengatakan pelayanan jampersal meliputi pelayanan bersalin normal, pemeriksaan ANC dan
PNC tetapi tidak tahu kapan tepatnya harus diberikan pelayanan gratis kecuali saat bersalin saja. Sementara 2 orang informan mengatakan pelayanan jampersal meliputi
pemeriksaan ANC dan PNC 4 x kunjungan dan satu kali pelayanan KB pada masa nifas.
3. Pengetahuan Informan Mengenai Pendanaan Jampersal pada Tiap Pelayanan