Sasaran dan Pelayanan Jampersal

Dari jawaban para informan dapat disebutkan bahwa untuk kategori defenisi dan tujuan jampersal mereka hanya berada pada tingkat tahu dalam tingkatan pengetahuan. Hal ini terjadi oleh karena mereka hanya mampu mengingat dengan menyebutkan dan menguraikan sebagian atau bahkan hanya sedikit dari suatu materi yang telah disampaikan oleh para pemberi informasi.

5.1.2. Sasaran dan Pelayanan Jampersal

Sasaran jampersal adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas sampai 42 hari pasca persalinan dan bayi baru lahir samapi dengan 28 hari. Sementara ruang lingkup pelayanan jampersal adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan kehamilan 4 kali trimester I satu kali, trimester II satu kali dan Trimester III dua kali ; pertama dilakukan pada minggu ke 28 – 36 dan kunjungan kedua dilakukan pada minggu ke 36 – 40. 2. Persalinan normal 3. Pelayanan nifas normal 4 kali Kunjungan I dilakukan 6 jam sampai hari kedua post partum, kunjungan II dilakukan pada hari ke 3 – 7, kunjungan III dilakukan pada hari ke 8 – 28 dan kunjungan IV dilakukan pada hari ke 29 – 42 termasuk KB pasca persalinan 4. Pelayanan bayi baru lahir normal Tambahan untuk Puskesmas mampu PONED: 10. Pemeriksaan kehamilan pada kehamilan risiko tinggi 11. Pelayanan pasca keguguran 12. Persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar Universitas Sumatera Utara 13. Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi dasar 14. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi dasar Untuk para bidan PTT pelayanan hanya dilakukan sampai pada point nomor 4 empat atau hanya melakukan pemeriksaan dan pertolongan dengan kategori normal saja, para bidan ptt tidak mengetahui secara pasti alasan mengapa bidan ptt tidak boleh melakukan pelayanan emergensi, meskipun dalam petunjuk tekhnis telah tertera bahwa pelayanan emergensi hanya boleh dilakukan di puskesmas saja. Dari jawaban para informan tentang siapa saja sasaran dalam jampersal ada 3 kategori. Jawaban para informan terlihat berbeda – beda, beberapa diantara mereka mengatakan secara tepat tentang sasarannya namun untuk pelayanan tidak tepat, ada bidan yang dapat benar – benar menyebutkan secara tepat kapan dan apa apa saja pelayanan dalam jampersal namun kurang tepat dalam hal sasaran. Hampir sama dengan jawaban para informan tentang defenisi dan tujuan jampersal, disini terlihat juga bahwa pengetahuan bidan tentang sasaran dan pelayanan jampersal juga masih berada pada tingkat tahu, hal ini juga dimungkin kan karena kurangnya informasi yang mereka terima serta tidak adanya keinginan untuk mencari tahu apa dan bagaimana sebenarnya jampersal ini. 5.1.3. Syarat Peserta Agar Mendapatkan Pelayanan Jampersal Syarat yang harus dibawa oleh ibu yang ingin mendapatkan pelayanan jampersal adalah KTP atau kartu keluarga saja. Dari jawaban informan tentang persyaratan yang harus diberikan oleh sasaran agar dapat menerima layanan jampersal. Jawaban para informan menunjukkan bahwa mereka benar benar telah Universitas Sumatera Utara mengetahui persyaratan yang harus dibawa oleh para ibu untuk layanan jampersal. Hal ini terjadi karena mungkin syarat ini terlalu mudah untuk diingat sehingga sedikit kemungkinan para bidan tidak mengetahuinya. Bila dikaitkan dengan tingkatan pengetahuan maka pada kategori syarat para bidan berada pada tingkatan aplikasi yakni dapat menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisinyata. Hal ini karena persyaratan penggunaan jampersal sangatlah mudah dan hanya satu sehingga tidak sulit untuk mengingat dan mengaplikasikannya dalam pelaksaaan jampersal. 5.1.4. Pendanaan dan Jumlah Jasa yang diterima Pada Bidan per Pasien Tiap Layanan Pendanaan atau besaran tarif pelayanan jampersal yang telah ditetapkan pemerintah adalah sebagai berikut : 1. ANC 4 kali kunjungan Rp. 80.000 Rp. 20.000 persatu kali kunjungan 2. INC 1 kali pelaksanaan Rp. 500.000,- 3. PNC 4 kali kunjungan Rp. 80.000 Rp. 20.000 persatu kali kunjungan 4. Pelayanan pra rujukan pada komplikasi kebidanan dan neonatal Rp.100.000,- 5. Perdarahan penanganan perdarahan pasca keguguran Rp. 650.000,- 6. Pelayanan rawat inap untuk BBL sakit sesuai perda 7. Pelayanan tindakan pasca persalinan Rp. 150.000,- 8. Jasa pemasangan KB 1 kali,IUD dan implant : 60.000,-, suntik : Rp. 10.000 Universitas Sumatera Utara 9. Transpor rujukan setiap kali pulang pergi disesuaikan dengan perda setempat. Untuk bidan PTT tarif yang diterima hanya pada point 1,2 dan 3. Pendanaan dan jumlah jasa yang diterima bidan cukup bervariasi. Berdasarkan jawaban – jawaban para informan terlihat bahwa terdapat perbedaan jumlah jasa yang diterima oleh para bidan PTT per pelayanannya. Tidak dikatahui secara pasti alasan mengapa ada perbedaan pada pembayaran, namun ketika peneliti bertanya langsung pada bendahara jampersal di dinas kesehatan jumlah seluruh pelayanan adalah Rp. 660.000,- untuk kategori normal, sementara jumlah yang dibayarkan memang lebih sedikit yakni sekitar Rp.594.000,- per pasiennya. Hal ini terjadi karena adanya potongan langsung 10 tiap pasien yang memang sudah disepakati antara dinas kesehatan, puskesmas dan klinik bersalin. Potongan ini dimaksudkan sebagai uang jasa transport dan evaluasi para pengelola untuk ke lapangan tiap jadwalnya dan juga untuk pembayaran jasa panitia yang telah ditetapkan dalan Rancangan Kegiatan Anggaran RKA tahun 2012 oleh Pemerintah Kabupaten Langkat sendiri. Berbeda dengan halnya di Kota Mataram bahwa tidak ada potongan dalam proses pengklaiman yang artinya para bidan mendapat 100 dana sesuai dengan ketetapan dalam jampersal. Hal ini terjadi karena besaran tarif persalinan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah lebih kecil dari jampersal. Kepala puskesmas membenarkan keterangan bendahara tersebut, namun yang anehnya tidak ada sinkronisasi antara jawaban informan bidan dengan informan Universitas Sumatera Utara fasilitator, kepala puskesmas dan bidan koordinator. Beberapa jawaban dari kepala puskesmas dan bidan koordinator berbeda dengan bidan PTT. Menurut WHO 1984 terdapat 4 empat alasan pokok seseorang berperilaku diantaranya adalah sumber – sumber daya yang dalam hal ini mencakup fasilitas, waktu, uang dan tenaga. Pengaruh ini dapat bersifat positif dan negatif yang jelas dapat merugikan dan menguntungkan seseorang yang dalam hal ini adalah bidan PTT dan para pengelola jampersal.

5.2. Sumber Informasi