Keberhasilan Program Jampersal Bagi Dinas Kesehatan

Bila dikaitkan dengan kenyataan diatas teori regulasi emosi sangatlah tepat dan sesuai dengan perilaku bidan ptt. Mereka melakukan semua penyimpangan sesuai dengan adaptasi mereka pada program yang tidak sesuai dengan kondisi perasaan internal dan psikologi mereka. Hal ini sesuai juga dengan teori kebijakan yang mengatakan bahwa faktor penentu keberhasilan implementasi kebijakan adalah logika kebijakan itu sendiri, kemampuan pelaksana dan ketersediaan sumber, manajemen yang baik dan lingkungan dimana kebijakan diimplementasikan. Maka dapatlah disimpulkan bahwa baik tidak baiknya pelaksanaan suatu program tergantung pada pengelola dan peruntukan kebijakan itu sendiri.

5.6. Keberhasilan Program Jampersal

Sesuai dengan Permenkes RI No. 2562MenkesPerXII2012 bahwa indikator keberhasilan jampersal adalah dilihat dari pencapaian K1 dan K4, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan penanganan komplikasi kebidanan, cakupan pelayanan nifas, cakupan persalinan di fasilitas kesehatan dan cakupan peserta KB pasca persalinan, cakupan kunjungan neonatal pertama KN1 dan neonatal lengkap KN Lengkap serta penanganan neonatal. Bila dilihat dari indikator tersebut maka dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan jampersal di Kabupaten Langkat sebenarnya telah dapat dikatakan cukup memuaskan karena bila dilihat dari jumlah kunjungan K1 yang mencapai 95,22 dan K4 mencapai 82,46 dari seluruh pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan yang mencapai 93 serta kunjungan Universitas Sumatera Utara nifas 95,19. Angka kematian ibu dan bayi juga mengalami penurunan yang cukup drastis pada tahun 2012 oleh karena adanya program jampersal. Hal serupa juga terjadi di kota Mataram, seperti yang disampaikan oleh Tetty 2012 bahwa ada peningakatan cakupan K1 dan K4 setelah adanya jampersal. Persalinan yang ditolong oleh dukun menurun menjadi 2 dari 6 sebelum ada jampersal. Namun di Sampang, pihak dinas kesehatan menegaskan bahwa meskipun ada kenaikan cakupan K1 dan K4 namun belum tentu sama dengan jumlah yang diklaimkan karena tidak semua pelayanan dapat diklaimkan oleh petugas dalam jampersal. Pada evaluasi jampersal yang dilakukan di Jakarta tahun 2013 dari segi aspek ketepatan program dan sasaran jampersal terbukti berkontribusi dalam peningkatan cakupan K1 dan K4, pertolongan persalinan, kunjungan nifas oleh tenaga kesehatan. Namun untuk program Keluarga Berencana, program ini dapat dikatakan tidak berhasil karena didapatinya penurunan jumlah ibu atau suami yang ingin ber KB. Meskipun hasil yang ditargetkan telah tercapai namun akan lebih baik bila proses keberhasilan program ini ditelusuri dengan lebih teliti lagi sehingga tidak ada kesalahan atau penyimpangan serta tidak ada yang merasa dirugikan dalam proses pelaksanaannya. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan