Konsepsi Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

kebaikan, kebahagiaan sebesar-besarnya dan berkurangnya penderitaan. Selain itu, tujuan hukum dari teori ini memberikan kesejahteraan yang sebesar- besarnya bagi kepentingan stakeholders terhadap tanggung jawab perusahaan dan evaluasi hukum dilakukan berdasarkan akibat-akibat yang dihasilkan dari proses penerapan hukum. 70 Theory utilitarianisme dari Bentham digunakan sebagai pisau analisis dalam pembahasan disertasi ini, dimana pelaksanaan CSR perusahaan merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan dengan hati nurani. Apakah perusahaan tidak memiliki kesadaran bahwa stakeholders merupakan bagian yang sangat penting dalam kelanjutan dan perkembangan perusahaan itu sendiri. Perusahaan harus menyadari bahwa tujuan pelaksanaan CSR menghindari atau mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan yang dilakukan baik bagi perusahaan maupun bagi stakeholders. Hasil memperbesar kegunaan, manfaat, dan keuntungan yang didapat dari pelaksanaan CSR adalah mendatangkan kebahagiaan daripada penderitaan, manfaat daripada kesia-siaan, keuntungan daripada kerugian. Dengan demikian, diharapkan perbuatan yang baik secara etika membawa dampak sebaik-baiknya bagi perusahaan dan stakeholders .

2. Konsepsi

Kerangka konsepsionil biasanya sekaligus merumuskan definisi tertentu, yang dapat dijadikan pedoman operasionil didalam proses pengumpulan, pengelolaan, 70 Lili Rasjidi dan I.B. Wyasa Putra, Loc. cit. Universita Sumatera Utara analisis dan konstruksi data. 71 Dalam penelitian ini didefinisikan beberapa konsep, yang terkait dengan variabel penelitian. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dalam hal-hal yang khusus, yang disebut dengan definisi operasional. Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian antara penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai. Selain itu dipergunakan juga untuk memberikan pegangan pada proses penelitian. 72 Penerapan adalah suatu aplikasi, implementasi, pelaksanaan, pengamalan, dan praktik 73 . Corporate Social Responsibility CSR atau Tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan adalah komitmen dari perusahaan untuk ikut berperan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang berguna, baik bagi perusahaan sendiri, komunitas, setempat, maupun masyarakat pada umumnya 74 Perseroan Terbatas dalam penelitian ini disebut Perusahaan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam . 71 Soerjono Sukanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta:Universitas Indonesia UI- press,1986, hal.137. 72 Tan Kamello, “Perkembangan Lembaga Jaminan Fidusia, Suatu Kajian Terhadap Pelaksanaan Jaminan Fidusia Dalam Putusan Pengadilan di Sumatera Utara ”, Disertasi, Medan: Program Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, 2002, hal. 38-39. 73 Eko Endarmoko, “Tesaurus Bahasa Indonesia”,Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,2006 ,hal.662. 74 Pasal 74 ayat 2 undang undang 40 tahun 2007 Universita Sumatera Utara saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. 75 Stakeholders adalah individu-individu dan kelompok-kelompok yang dipengaruhi oleh tercapainya tujuan-tujuan organisasi dan pada gilirannya dapat mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan tersebut. Stakeholders dibagi atas pihak-pihak yang berkepentingan internal dan eksternal. Pihak yang berkepentingan internal adalah “orang dalam” dari suatu perusahaan, orang atau instansi yang secara langsung terlibat dalam kegiatan perusahaan, seperti pemegang saham, manajer, dan karyawan. Pihak berkepentingan eksternal adalah “orang luar” dari suatu perusahaan, orang atau instansi yang tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan perusahaan seperti para konsumen, masyarakat, pemerintah, lingkungan hidup. 76 Kearifan lokal local wisdom is the knowledge that discovered or acquired by local people through the accumulation of experiences in trial and integrated with the understanding of surrounding nature and culture. Local wisdom is dynamic by function of created local wisdom and connected to the global situation. Pengetahuan yang ditemukan atau diperoleh dari masyarakat lokal melalui akumulasi dari berbagai pengalaman dalam serangkaian praktik dan terintegrasi dengan pemahaman terhadap sekitar alam dan budaya. Kearifan 75 Pasal 1 angka 1 Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 76 K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis seri Filsafat Atmaja 21 Yogyakarta: Kanisius, 2000, hal.162. Universita Sumatera Utara lokal selalu dinamis sesuai dengan fungsinya yang dibentuk oleh kearifan lokal dan terkait dengan situasi global. 77

F. Keaslian Penelitian