tersebut. Dengan demikian diharapkan Tambang Emas martabe dan stakeholders
akan memiliki sense of belonging sehingga terjalin kerjasama yang baik yang saling menjaga satu sama lain. Perusahaan berkembang pesat,
masyarakat disekitarnya juga akan meningkat taraf hidupnya dan tercapailah pembangunan berkelanjutan didaerah perusahaan berada.
2. PT. BARUMUN AGRO SENTOSA BAS
374
PT. Barumun Agro Sentosa, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha perkebunan kelapa sawit dan pengolahan CPO crude palm oil.
Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1986, Barumun Agro Sentosa memiliki perkebunan dan pabrik pengolahan CPO terletak di Kabupaten Padang Lawas
Utara, Provinsi Sumatera Utara. Barumun Agro Sentosa mempunyai HGU seluas 12.641,50 Ha. Dalam perkembangannya, Barumun Agro Sentosa
menambah areal diluar HGU dengan cara ganti untung terhadap ladang masyarakat sehingga areal kebun memiliki luas 13.819 Ha. Saat ini Barumun
Agro Sentosa mempunyai 3 Perkebunan dan 1 Pabrik yaitu Kebun Aek Kulim, Kebun Aek Sigala-gala, Kebun Aek Barumun dan PKS Aek Sigala-gala.
Secara demografis Barumun Agro Sentosa terletak di desa Jambu Tonang, desa Pasir Lancat, desa Marlaung, desa Martujuan, desa Gunung Manaon UB,
desa Manare Tua, desa Mananti, desa Tobing Tinggi, desa Ujung Batu Jae, desa
374
Berdasarkan hasil wawancara di hotel JW marriot medan pada tanggal 10 februari 2014 kepada Husin assistant director PT. Barumun Agro Sentosa.
Universita Sumatera Utara
Ujung Gading Julu dan desa Ujung Gading Jae, kecamatan Simangambat, kabupaten Padang Lawas Utara. Namun untuk masuk ke lokasi kebun dapat di
tempuh melalui desa Cikampak, kabupaten Labuhan Batu. Barumun Agro Sentosa memiliki visi menjadikan sebuah perusahaan
perkebunan yang besar dan terdepan untuk menjadi tumpuan harapan kehidupan masyarakat, berkembang demi kemajuan bersama dengan pola pembinaan yang
lebih berkualitas. Barumun Agro Sentosa memiliki misi untuk meningkatkan produksi
dengan bekerja keras, jujur dan terampil, serta berupaya mengembangkan usaha yang luas untuk membuka lapangan kerja, serta turut meningkatkan taraf hidup
yang lebih baik. Barumun Agro Sentosa menggunakan cara operasional, tenaga kerja,
management terbaik termasuk menggunakan cara-cara alami untuk mengatasi
hama, bahan herbisida bukan kimia, pupuk alami dari janjangan kosong limbah PKS, cara alami membasmi hama tikus serta sistem pengendalian lingkungan
yang ramah terhadap keanekaragaman hayati. Pabrik Kelapa Sawit Barumun Agro Sentosa didirikan tahun 1995 dengan
kapasitas 30 tonjam. Saat ini kapasitas terpasang PKS adalah 50 tonjam digunakan untuk mengolah TBS produksi kebun Barumun Agro Sentosa sendiri
tanpa ada pembelian TBS dari luar. Di samping Pabrik Kelapa Sawit yang sudah beroperasi, saat ini perusahaan juga sedang mempersiapkan untuk
mengembangkan produk turunan dari kelapa sawit.
Universita Sumatera Utara
Tanggung jawab Barumun Agro Sentosa terhadap karyawan dan masyarakat yang terkait dipenuhi dengan penuh perhatian dan fokus pada
kesejahteraan. Beberapa kegiatan CSR perusahan seperti pengadaan mobil perpustakaan keliling, pengadaan sekolah, perbaikan jalan, pengadaan
poliklinik, sarana ibadah, dan lain-lain. Bersama masyarakat perusahaan mengembangkan ekonomi perusahaan, ekonomi masyarakat dan ekonomi
regional. Menurut Husin
375
Tidak hanya CSR yang bersifat charity saja yang dilakukan oleh Barumun Agro Sentosa. CSR yang sesuai dengan kearifan lokal masyarakat setempat juga
menjadi salah satu sasaran pengembangan dana CSR barumun agro sentosa. Masyarakat disekitar arel perkebunan dan pabrik Barumun Agro Sentosa
memiliki kearifan lokal tradisi Marsalapari. Barumun Agro Sentosa telah melaksanakan kewajiban
CSR mereka yang bersifat charity melalui berbagai macam kegiatan pemberian bantuan dana, Pemugaran Mesjid, Pembangunan Mesjid, Pembuatan Jalan dan
Gorong Gorong, Pemberian Penyuluhan kepada para petani sawit serta penyuluhan kesehatan masyarakat desa, Pemberian hewan kurban serta
Pembagian paket sembako pada saat menyambut bulan suci ramadan serta menyambut tahun baru.
376
375
Husin adalah assistant director PT. Barumun Agro Sentosa. Berdasarkan hasil wawancara di hotel JW marriot medan pada tanggal 10 februari 2014
376
http:sosbud.kompasiana.com20130523marsalapari-budaya-mandailing-yang-layak- di-contoh-562609.html diaskes tertanggal 8 juni 2014
Universita Sumatera Utara
Marsalapari merupakan budaya atau kearifan lokal Mandailing, Marsalapari berasal dari dua suku kata yaitu alap jemputambil dan ari hari, kemudian
ditambah kata awalan mar yang berarti saling, sementara si adalah kata sambung jadilah kata marsialap ari saling menjemput mengambil hari, jadi menurut bahasa
Marsialapari adalah saling menjemput hari. Marsialapari menurut istilah adalah suatu kegiatan tolong menolong dan gotong-royong yang dilakukan masyarakat
mandailing secara sukarela dengan rasa gembira dan berharap ketika kita pergi menolong membantu saudara kita yang membutuhkan maka kita juga dapat
bantuan yang sama disaat kita membutuhkan ,biasanya dilakukan disawah atau kebun sawit yang sudah ada sejak dulu sebelum Barumun Agro Sentosa
membuka lahan perkebunannya. Untuk itu Barumun Agro Sentosa berusaha mempertahankan dan
mengembangkan kearifan lokal yang ada dengan cara tidak mengganggu petani sawit yang berada disekitar areal BAS dan membantu membeli hasil sawit dari
masyarakat yang menanam sawit disekitar areal perkebunan. Barumun Agro Sentosa menerima penjualan hasil panen sawit masyarakat setempat dengan
harga pasaran. Dengan demikian terjalin kerjasama masyarakat dengan perusahaan sehingga tercipta sustainability development.
Bentuk CSR diatas menunjukkan bahwa potensi lokal terkandung tidak saja didalam trouble less cases, seperti dalam kasus penggarapan sawah dan
hasil panen padi menurut musim panen, pembagian durian antara kaum satu dengan kaum lain dalam satu suku menurut urutan hari. Kasus tersebut
Universita Sumatera Utara
memperlihatkan gambaran bahwa pola penguasaan tanah dan pemanfaatan sumber alam dikonstruksi dengan model bergilir. Model demikian
memperlihatkan cara mempertahankan dan memanfaatkan sumber alam dilandasi kesepakatan kesepatan yang dikonstruksi atas dasar aturan lokal dalam
mengatur siapa, apa, bagaimana, dan mengapa penguasaan dan pemanfaatan sumber alam.
377
Dalam perspektif kultural, atau hukum lokal dari trouble cases diperoleh pemahaman bahwa model perajahan merupakan hukum yang hidup atau living
law. Ini menunjukkan bahwa hukum negara tidak dijadikan sebagai rujukan bahkan dihindari avoidance, untuk menyelesaikan persoalan konflik antar
kaum berbeda suku tetapi diselesaikan lewat saluran kultural masyarakat tempatan.
378
Secara keseluruhan kasus tersebut menunjukkan bahwa alasan masyarakat mempertahankan pola penguasaan tanah dan pemanfaatan sumber alam dengan
tepat mendasarkan pada potensi lokal tempatan adalah secara kultural, potensi lokal dapat mewujudkan prinsip matrilineal, satu diantaranya mewujud ketika
kedatangan suku bangsa subetniketnik lain dan penyelesaian konflik di daerah tersebut. Kedatangan tersebut menjadikan dalam satu wilayah sama terdapat dua
atau lebih suku bangsa. Implikasinya, interaksi sosial diantara mereka, baik dalam bentuk interaksi domestik, seperti perkawinan lintas etnik. Melahirkan
377
Ade Saptomo “Hukum dan Kearifan Lokal Revitalisasi Hukum Adat Nusantara ,Jakarta, Grasindo, 2010,hal.88.
378
Ibid , hal.89.
Universita Sumatera Utara
new family formation , maupun interaksi hukum, seperti yang terjadi dalam
praktik pendaftaran tanah dan sertifikasi tanah hingga melahirkan pandangan neo traditionalism
.
379
Dalam konteks pemangku sumber daya alam, apa yang disampaikan oleh van vollenhoven, demikian pila ketentuan dalan UUD 1945 sebelum
diamandemen yang menyatakan keberadaan kurang lebih 250 zelfbestuurende land scappen
bukan yang dimaksud dengan persekutuan masyarakat adat. Persekutuan masyarakat adat yang dimaksud adalah volksgemeen scappen ,
yang mempunyai sistem sosial sendiri dan mempunyai hubungan yang kuat dengan tanah, pengelolaan sumber daya alamnya dan mempunyai keleluasaan
untuk tetap mempertahankan nilai lokal atau kearifan-kearifan lokal yang ada.
380
3. PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III PERSERO