gugusan taka pulau sembilan, dikenal sebagai tempat-tempat yang keramat. Dua taka
diantaranya, yaitu Taka Limpoge dan Taka Alusie dipercayai oleh kebanyakan nelayan sebagai tempat-tempat paling angker. Dimana pada siang
hari ketika nelayan sedang kelelahan dan mengantuk diatas perahunya tiba-tiba mendengar bunyi ayam jantan atau bahkan melihat binatang menyerupai kerbau
atau kuda. Kemudian, ketika menyelam di dasar tanpa mengingat keangkeran taka-taka
tersebut, orang yang sudah dalam keadaan terjebak sering melihat dasar karang menyerupai pemandangan di darat, ada pohon nangka, nenas,
bamboo, bahkan sering menyerupai pemukiman dengan jalan raya beraspal dan rumah-rumah penduduk. Dikedua Taka ini, menurut cerita nelayan, sudah ada
beberapa nelayan setempat dan pendatang hilang dan belum didapat sampai sekarang.
324
8. Meminta restu kepada Raja TeripangTeripang Berdiri digugusan Taka
Kepulauan Spermonde. Dalam gugusan taka-taka Kepulauan Spermonde,
terutama dalam perairan Kodya Makasar dan Pangkep, menurut cerita nelayan setempat, terdapat beberapa taka yang keramat. Di taka-taka yang keramat
tersebut masih sering ditemukan biota-biota bernilai ekonomi tinggi yang pada sebagian besar taka-taka lainnya sudah menjadi biota langka karena intensifnya
penangkapan.
324
Ibid hal 9
Universita Sumatera Utara
Salah satu tanda dari keramatnya, sebuah taka ialah bilamana disitu ditemukan teripang jenis termahal dalam posisi berdiri, itulah raja teripang.
Dipastikan, menurut cerita nelayan, bahwa disekitar tempat teripang berdiri terdapat banyak teripang lainnya. Meskipun demikian, menurut nelayan,
biasanya nelayan yang menemukannya lebih suka memutuskan mencari tempat lainnya daripada melanjutkan operasinya disitu.
Beberapa nelayan yang mempunyai ilmu tinggi ketika menemukan teripang berdiri lalu duduk bersila didasar meminta izin dan restu kepada raja teripang
dan mahluk-mahluk halus untuk mengambil teripang-teripang lainnya yang bersembunyi dilokasi tersebut.
325
Berdasarkan kepercayaan terhadap adanya taka pada beberapa tempat dilaut sulawesi selatan maka ekosistem laut terjaga dan banyak biota laut yang langka
dan bernilai tinggi terjaga kelestariannya. Kearifan lokal masyarakat pesisir laut didaerah sulawesi selatan masyarakat nelayan pesisir laut ada yang telah
melaksanakan Praktik Pemanfaatan Sumber Daya Laut dan Pengelolaan Pantai yang Arif Lingkungan yaitu dengan Memancing sunu pada sarang ikan yang
dirahasiakan.
326
Komunitas nelayan yang secara kolektif mempertahankan usaha pancing sejak dahulu kala ialah nelayan Pulau Liang-liang di Pulau Sembilan. Takapan
325
Ibid
326
Ibid
Universita Sumatera Utara
pancing ialah jenis-jenis ikan karang utama seperti sunu, kerapu, dan katamba kakap. Dimasa lalu, ikan-ikan ditangkap dalam kondisi segar, kemudian sejak
awal periode 1990-an dalam kondisi hidup untuk diekspor ke Hongkong dan Singapura. Nelayan yang kebanyakan beroperasi secara perorangan memancing
di lokasi-lokasi batu sarang ikan pada beberapa taka yang sudah diketahuinya masing-masing. Bagi nelayan Liang-Liang, batu-batu yang berada pada kedalam
20 m sampai 30 m menyerupai milik komunal. Pengetahuan nelayan tentang letak-letak batu-batu bukanlah diperoleh dengan penemuannya sendiri,
melainkan melalui pewarisan secara turun-temurun.
327
Selama berpuluh-puluh tahun sebelumnya hanya nelayan pancing Liang- Liang yang mengetahui dan memanfaatkan sumber daya perikanan dari batu-
batu pada beberapa taka. Karena merupakan milik komunal, sebuah lokasi batu
biasa dilabuhi beberapa perahu pancing, jadi, meskipun sebagian besar nelayan bekerja sendiri-sendiri, namun mereka merupakan kelompok-kelompok juga
karena posisi perahu-perahunya saling berdekatan satu dengan lainnya. Letak- letak batu-batu di beberapa taka dalam dan sekitar Pulau Sembilan, seperti pada
tabel dibawah ini.
327
Ibid hal.10.
Universita Sumatera Utara
Nama Taka Letak Batu
Taka Malambere
Taka Pasi’loangnge
Taka Pangampi
Taka Limpoge
Taka Lakaranga wil. Bone
Taka Lagenda wil. Bone
Taka Laborao wil. Bone
Taka Alusi
Taka Tamprahidi wil. Bone
Taka Malambere Selatan
Utara dan Selatan
Ujung Timur
Utara dan Tengah
Utara dan Selatan
Timur
Timur
Timur
Tengah
Selatan
Menurut keterangan nelayan setempat, terdapat dua alasan utama sehingga nelayan Liang-Liang tetap mempertahankan usaha pancing ikan karang di taka-
Universita Sumatera Utara
taka , yaitu alasan keberlangsungan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
Dengan penghasilan dari usaha pancing sehingga kehidupan ekonomi penduduk nelayan relatif sejahtera. Dengan tehnik pancingan yang ramah lingkungan
sehingga tidak terjadi penangkapan berlebih dan kelestarian ekosistem terumbu karang tetap terjaga. Persoalannya karena sejak akhir periode 1990-an hingga
sekarang praktik nelayan Liang-Liang yang arif lingkungan tidak berfungsi lagi karena terdominasi oleh aktivitas nelayan bius dari pulau lain. Kemerosotan
sumber daya perikanan dan kerusakan ekosistem terumbu karang pun terjadi serta keterancaman penduduk dari kemiskinan.
328
9. Budidaya laut yang melindungi lokasi dari praktik pemboman dan