Bantuan sosial meliputi bakti sosial, pengadaan sarana kesehatan, rumah ibadah, Pendidikan dan pengembangan meliputi pengadaan sarana pendidikan dan Ekonomi meliputi mengadakan program kemitraan, memberikan dana atau Lingkungan meliputi pengelolaan

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa model implementasi CSR perusahaan di Indonesia mencakup hal-hal berikut ini: 255

1. Bantuan sosial meliputi bakti sosial, pengadaan sarana kesehatan, rumah ibadah,

jalan dan sarana umum lainnya, penanggulangan bencana alam, pengentasan kemiskinan dan pembinaan masyarakat.

2. Pendidikan dan pengembangan meliputi pengadaan sarana pendidikan dan

pelatihan, melaksanakan pelatihan dan memberikan program beasiswa kepada anak-anak usia sekolah.

3. Ekonomi meliputi mengadakan program kemitraan, memberikan dana atau

pinjaman lunak untuk pengembangan usaha dan memberdayakan masyarakat sekitar.

4. Lingkungan meliputi pengelolaan lingkungan, penanganan limbah, dan

melestarikan alam dan keanekaragaman hayati.

5. Konsumen meliputi perbaikan produk secara berkesinambungan, pelayanan

bebas pulsa dan menjamin ketersediaan produk.

6. Karyawan meliputi program jaminan hari tua, keselamatan dan kesehatan kerja

K3 dan program renumerasi yang baik. CSR perusahaan didasarkan pada tiga pilar 256 255 David Sukardi Kodrat, Manajemen Strategi, Membangun Keunggulan Bersaing Era Global di Indonesia Berbasis Kewirausahaan , Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, hal. 264-265 yang dikenal sebagai 3P People, Profit, Planet atau triple bottom line ekonomi, ekologi, sosial. Melalui Universita Sumatera Utara penerapan CSR, diharapkan agar ketiga segi ini, manusia atau faktor sosial, keuntungan atau faktor ekonomi, dan bumi atau faktor lingkungan, tetap dalam keadaan seimbang, keadaan ideal yang diharapkan mendukung pembangunan berkelanjutan. Karena itu CSR meliputi ketiga faktor ini dan pada dasarnya dimaksudkan untuk: 257 1. Mengutamakan melindungi kepentingan umum, 2. Menganut kebijakan tidak merugikan pihak lain 3. Melakukan kegiatan secara bertanggung jawab dan bukan sekedar bagi-bagi uang 4. Melebihi persyaratan yang ditetapkan peraturan perundangan beyond compliance . Secara umum dapat dikatakan meliputi cara berusaha yang transparan dengan berbasis pada nilai-nilai etika, kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan dan menghargai serta menghormati orang lain, masyarakat dan lingkungan. Dengan terjadinya peningkatan manfaat perusahaan bagi masyarakat dan lingkungan di sekitar perusahaan, maka perusahaan mampu mencapai tujuan-tujuan perusahaan sebagai sebuah organisasi usaha. Sebaliknya, perusahaan akan sulit mencapai tujuan-tujuan organisasinya di tengah masyarakat dan lingkungan yang tidak mendukung karena tidak mendapatkan manfaat dari kehadiran perusahaan. 256 Limberg, G. Iwan, R. Moeliono, M. Indriatmoko, Y. Mulyana, A. dan Utomo, N.A. Bukan hanya laba: Prinsip-prinsip bagi perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial. CIFOR, Bogor, Indonesia.2009. 257 Ibid, Universita Sumatera Utara Kondisi semacam ini rentan untuk menyebabkan terjadinya ketidak stabilan pada lingkungan usaha, yang pada gilirannya akan meningkatkan biaya perusahaan .

C. Penerapan Kearifan Lokal Dalam Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Sejak dekade terakhir abad 20 isu kearifan lokal mulai ramai mewarnai wacana pembangunan didunia ketiga. Potensi lokalitas kembali dilirik,digali dan diapresiasi setelah ditinggalkan selama revolusi hijau dan tergilas oleh kebijakan pembangunan yang berpusat pertumbuhan. Kearifan lokal diratapi sebagai mutiara yang hilang dan berbagai upaya mulai dilakukan untuk menemukannya kembali 258 . Salah satu aspek kearifan yang terancam hilang adalah pengetahuan lokal atau local knowledge traditional knowledge indigenous knowledge dan juga termasuk praktik penataan kehidupan kolektif dan relasi dengan lingkungan alam yang berlangsung secara harmonis. Arus penguatan kembali penghargaan terhadap potensi kearifan kearifan lokal tidak hanya datang dari akademisi dan aktivis gerakan konservasi tetapi juga oleh lembaga lembaga pembangunan dunia termasuk bank dunia. 259 Kehilangan atas kekayaan immateril berupa kearifan lokal itu juga dialami secara luas oleh masyarakat indonesia sebagai dampak moderenisasi dan 258 Bismar Nasution,Zulkifli Lubis dkk , Kearifan Lokal masyarakat Mandailing dalam tata kelola sumberdaya alam dan lingkungan sosial. Hal. 1 259 Sejak tahun 1990an banyak lembaga pembangunan dunia termasuk bank dunia mulai mendukung penelitian dan publikasi tentang pengetahuan indijenius dan kearifan komunitas lokal dan kemudian mengintegritaskannya kedalam perencanaan perencanaan pembangunan. Salah satunya adalah publikasi berjudul “indigenous knowledge for development:A framework for action” World Bank,1998 Universita Sumatera Utara