Tugas mandiri Deskripsi Pelaksanaan Penelitian dan Hasil Penelitian

kemudian memberi waktu siswa untuk mencatat jawaban yang sudah dinyatakan benar oleh peneliti. Setelah semua soal telah selesai dipresentasikan dan dibahas bersama-sama, kemudian peneliti mengajak siswa untuk membuat kesimpulan yaitu keliling segitiga adalah jumlah panjang semua sisi segitiga, dan luas segitiga adalah setengah kali alas kali tinggi.

5. Tugas mandiri

Tahap terakhir dari pendekatan ini adalah belajar mandiri, yaitu mengerjakan tugas individu yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Pada saat mengerjakan soal, siswa harus mengerjakan sendiri tanpa dibantu oleh siapapun, baik dari guru maupun dari siswa lain. Setelah selesai mengerjakan, peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaannya. Peneliti kemudian mempersilahkan siswa menanyakan soal yang dirasa sulit untuk dibahas bersama-sama. c. Penutup Dalam akhir pembelajaran, seperti biasa peneliti mengajak siswa untuk membuat kesimpulan materi yang sudah dipelajari hari ini yaitu keliling segitiga adalah jumlah panjang semua sisi-sisi segitiga dan rumus luas segitiga adalah setengah kali alas kali tinggi. Peneliti kemudian memberitahukan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes siklus II dengan materi menggunakan hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga dan keliling segitiga dan luas segitiga, diharapkan siswa dapat belajar sunggung-sungguh di rumah. Guru kemudian menutup pertemuan hari ini dengan salam dan kembali mengingatkan siswa untuk mempersiapkan materi karena pertemuan selanjutnya akan di adakan tes. c Data hasil observasi, angket dan evaluasi akhir siklus a. Data hasil observasi Peneliti mengamati proses pembelajaran sama seperti pada siklus I dengan memuat aspek-aspek yang berhubungan dengan model pembelajaran NHT Numbered Heads Together untuk meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa. Peneliti juga membuat catatan lapangan selama pembelajaran berlangsung dengan dibantu oleh teman sejawat. Pada siklus II, siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran Numbered Heads Together sehingga siswa terlihat semakin lebih aktif dan antusias berdiskusi dengan teman satu kelompoknya saat sedang mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa dan mengerjakan soal tugas individu. Pada siklus II ini siswa juga terlihat lebih berani ketika peneliti meminta siswa untuk maju mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Observasi selama pembelajaran berlangsung cukup baik, pada pertemuan I siklus II siswa sudah mulai terlihat aktif berdiskusi dalam kelompok. Siswa yang masih kurang paham akan menanyakan kepada siswa yang sudah lebih paham, begitu juga siswa yang sudah paham sudah tidak canggung untuk menjelaskan materi yang belum dipahami oleh teman dalam kelompoknya, sehingga terjadi proses pembelajaran yang efektif dalam kelompok. Siswa juga sudah tidak malu lagi untuk menanyakan pada kelompok lain tentang materi yang kurang paham saat kelompok lain sedang presentasi di depan kelas. Keterlaksaan pembelajaran berdasarkan observasi Numbered Heads Together pada siklus II menunjukkan presentase sebesar 86,36 pada pertemuan I dan meningkat menjadi 90,91 pada pertemuan II. Hal ini menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran dengan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 12. Keterlaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Observasi NHT Pada Siklus II Pertemuan Jumlah Skor Maksimal Jumlah Skor Observasi Keterlaksanaan Perbelajaran Pertemuan I Pertemuan II 22 22 19 20 19 22 × 100 = 86,36 20 22 × 100 = 90,91 b. Data angket Angket kemandirian belajar matematika siswa diberikan pada akhir siklus I untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar matematika siswa kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta.Angket diisi oleh 28 siswa kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Hasil analisis angket kemandirian belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 13. Hasil Persentase Aspek Kemandirian Belajar Siswa Siklus II Aspek Kemandirian Belajar Jumlah Skor Angket Maksimal Jumlah Skor Angket Yang Diperoleh Persentase Motivasi 560 442 442 560 × 100 = 78,93 baik Inisiatif 560 440 440 560 × 100 = 78,57 baik Disiplin 560 453 453 560 × 100 = 80,89 baik Percaya diri 448 365 365 448 × 100 = 81,47 baik Tanggung jawab 672 539 539 672 × 100 = 80,21 baik Rata-rata persentase 80,014 c. Data evaluasi akhir siklus Tes siklus diberikan setelah pertemuan kedua pada akhir siklus II, sedangkan pada setiap pertemuan hanya diberikan tugas mandiri saja. Hasil yang diperoleh siswa saat tes siklus II baik, hal ini terlihat pada rata-rata kelas yang menunjukkan nilai 83,93. Data hasil tes siklus I dapat dilihat pada lampiran.Ada 3 siswa yang masih mendapat nilai di bawah dari nilai ketuntasan sekolah yaitu 75. Nilai rata-rata matematika kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta berdasarkan hasil tes siklus II adalah 83,93 dengan kategori baik. d Refleksi Secara umum, proses pembelajaran pada siklusn II sudah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat terlihar dari dari keaktifan siswa dalam proses diskusi, hampir semua siswa sudah terlihat aktif dalam proses diskusi. Siswa juga sudah terlihat percaya diri dan tidak takut-takut lagi saat sedang mempresentasikan jawabannya di dalam kelas. Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan guru pada akhir siklus II secara umum proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II sudah sesuai dengan yang direncanakan. Kemandirian belajar siswa sudah mengalami peningkatan yang cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket dan sikap siswa yang sudah mulai aktif melalui model pembelajaran NHT pada siklus II ini siswa mulai terbiasa dan dapat membagi tugas kelompok dengan baik sehingga dalam satu kelompok tidak lagi ada siswa yang hanya diam saja. Tetapi siswa dapat saling berdiskusi dengan baik, siswa yang lebih paham dapat menjelaskan kepada siswa yang masih kurang paham, sedang siswa yang masih kurang paham tidak malu lagi untuk bertanya kepada siswa yang lebih paham.Tingkat tanggung jawab siswa juga meningkat dikarena setiap siswa diharuskan untuk menguasai dan memahami materi. Dari akhir siklus II ini, dapat dikatakan bahwa kemandirian dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran sudah sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Hasil analisis data kemandirian dan hasil belajar siswa menunjukkan hasil rata-rata lebih dari 75 maka peneliti mengakhiri siklus ini sampai siklus II saja.

C. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pembelajaran kooperatif tipe course review horay untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa SMP kelas IX

1 5 148

Penerapan modal pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa

1 5 88

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9