Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

dan kemampuan siswa setelah selesai mempelajari suatu sub bab, yaitu segitiga. d. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan adalah Lembar Kegiatan Siswa yang digunakan dalam proses pembelajaran serta foto-foto kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran dengan model pembelajaran tipe Numbered HeadsTogether . Penelitian menggunakan dokumen foto.

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Moleung 2002: 9 dalam penelitian kuantitatif, teknik pengumpulan data menggunakan observasipengamatan, interviewwawancara, atau penelaahan dokumen. Data yang didapatkan melalui tes atau kuesioner dapat digunakan sebagai pelengkapan data yang dibutuhkan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data: a. Teknik Observasi Menurut Suhardjono 2006: 78 pada tahap observasi ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama pelaksanaan penelitian berlangsung. Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi sebenarnya dan langsung diamati oleh observer. b. Tes Tertulis Tes tertulis yang diberikan kepada siswa seperti ulangan harian biasa. Pada siklus I dilakukan tes tertulis sebagai tes siklus I dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 15 soal dan uraian singkat sebanyak 5 soal, sedangkan pada siklus II dilakukan tes evaluasi II dalam bentuk uraian sebanyak 5 soal. Tes tertulis digunakan untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar siswa dalam satu kelas.Hasil tes ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari pendekatan metode Numbered Heads Together terhadap kemandirian siswa. c. Dokumen Dokumen digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan berupa daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan kelompok siswa digunakan juga dokumentasi foto.

G. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas. Perhitungan validitas dan reliabilitas ini dilakukan agar instrumen benar-benar valid dan dipercaya reliabel untuk digunakan.

1. Validitas Instrumen

Validitas angket tanggapan siswa diukur melalui uji validitas isi berupa penilaian dari para pakar dan validitas butir berupa perhitungan statistik. Pengujian dengan validitas isi dilakukan dengan cara mengkonsultasikan instrumen yang digunakan dalam penelitian kepada dosen pembimbing. Sedangkan untuk pengujian validitas butir menggunakan rumus korelasi oleh Pearson yang dikenal dengan. Rumus Korelasi Product Momen sebagai berikut: Rumus korelasi Product Moment : � = � − � 2 − 2 � 2 − 2 Keterangan : � = koefisien validitas butir antara variabel x dan variabel y N = jumlah siswa uji coba X = skor tiap butir pernyataan untuk setiap individu Y = jumlah skor tiap siswa uji coba Penafsiran harga koefisien korelasi dilakukan dengan membandingkan harga � hasil perhitungan dengan � yang ada dalam tabel harga kritik Product Moment sehingga dapat diketahui signifikan atau tidaknya korelasi tersebut. Berdasarkan pada patokan yang terdapat dalam Eko Putro 2009:139 menentukan bahwa: a Jika � hitung lebih besar atau sama dengan � tabel � ℎ � � berarti korelasi bersifat signifikan, yang artinya instrumen tes dikatakan valid. b Jika � hitung lebih kecil dari � tabel � ℎ � � berarti korelasi tidak bersifat signifikan, yang artinya instrumen tes dikatakan tidak valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas dari pernyataan angket motivasi belajar akan diukur dengan menggunakan rumus Cronbach alpha sebagai berikut: Rumus Cronbach alpha: � 11 = � � − 1 1 − � � 2 � � 2 Keterangan: � 11 : koefisiean reliabilitas � : banyak butir soal � � 2 : varians skor tiap soal � � 2 : varians skor total Adapun suatu soal dikatakan sebagai soal yang reliabel bila hasil perhitungan Alpha ≥ 0,5 Tabel3. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Interpretasi � 11 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,20 � 11 0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,40 � 11 0,70 Derajat reliabilitas sedang 0,70 � 11 0,90 Derajat reliabilitas tinggi 0,90 � 11 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk masing- masing kelompok data adalah sebagai berikut : 1. Data Hasil Observasi Data hasil observasi akan dianalisis sebagai berikut. Untuk jawaban “ya” diberi skor 1 dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Adapun langkah- langkah analisis data hasil observasi sebagai berikut: a. Dihitung skor masing-masing tiap gejala pada setiap permulaan. b. Dihitung persentase skor yang diperoleh dari langkah 1 untuk setiap variabel beserta aspek-aspek yang ada di dalamnya, dengan menggunakan rumus: = × 100 Keterangan : X = persentase total yang diperoleh A = jumlah skor yang diperoleh pada setiap variabelaspek B = jumlah skor total maksimum pada setiap variabelaspek c. Pembacaan kesimpulan kemandirian belajar siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan kriteria yang diadaptasi dari pedoman penilaian Suharsimi Arikunto, 2010: 192 seperti pada tabel berikut: Tabel 4. Klasifikasi persentase untuk Skor Hasil Observasi No. Persentase skor yang diperoleh Kategori 1 76 ≤ X ≤ 100 Baik 2 51 ≤ X ≤ 75 Cukup 3 26 ≤ X ≤ 50 Kurang Baik 4 X ≤ 26 Tidak Baik 2. Data Angket Siswa Pedoman penskoran untuk angket yaitu untuk pernyataan positif + maka skornya 5 jika jawabannya “sangat sering”, skor 4 jika jawabannya “sering”, skor 2 jika jawabannya “kadang-kadang”, dan skor 1 jika jawabannya “jarang”. Penskoran angket untuk pernyataan negatif - maka skornya 1 jika jawa bannya “sangat sering”, skor 2 jika jawabannya “sering”, skor 4 jika jawabannya “kadang-kadang”, dan skor5 jika jawabannya “jarang”. Hasil angket akan dianalisa sebagai berikut: 1 Masing-masing butirpernyataan dikelompokkan sesuai dengan aspek yang diamati. 2 Berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat, kemudian hitung jumlah skor tiap-tiap butir pernyataan sesuai dengan aspek yang diamati. Cara menghitung persentase angket yaitu: Persentase = skor keseluruhan yang diperoleh siswa jumlah siswa ×skor maksimum x 100 3 Jumlah hasil skor yang diperoleh pada setiap aspek selanjutnya dipersentase dan dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil angket untuk meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa. Tabel 5. Klasifikasi Hasil Persentase Skor Angket No. Persentase skor yang diperoleh Kategori 1 76 ≤ X ≤ 100 Baik 2 51 ≤ X ≤ 75 Cukup 3 26 ≤ X ≤ 50 Kurang Baik 4 X ≤ 26 Tidak Baik X = persentase rata-rata skor angket dari tiap indikator. 3. Data Hasil Tes Evaluasi Tes evaluasi pada siklus I berbentuk uraian yang terdiri dari 20 soal.Jumlah nilai maksimal pada tes evaluasi siklus I adalah 100, sedangkan pada siklus II tes evaluasi berbentuk uraian terdiri dari 5 soal.Jumlah nilai maksimal pada tes evaluasi siklus II adalah 100. Sedangkan pedoman yang digunakan untuk menggolongkan nilai rata- rata tersebut ke dalam kategori rendah, sedang, atau tinggi digunakan pedoman sebagai berikut: Tabel 6.Penggolongan Nilai Rata-rata Kelas No. Persentase skor yang diperoleh Kategori 1 66,68 ≤ X ≤ 100 Tinggi 2 33,34 ≤ X ≤ 66,67 Sedang 3 0 ≤ X ≤ 33,33 Rendah X = nilai rata-rata kelas Setelah diperoleh nilai tes siswa, langkah selanjutnya yang peneliti lakukan adalah menghitung nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan belajar siswa pada masing-masing siklus.Siswa dikatakan telah tuntas belajar jika memenuhi kriteria ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan pihak SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Kriteria yang dimaksud yakni apabila minimal 80 dari jumlah total siswa dalam satu kelas telah mencapai ketuntasan belajar individu. Sedangkan siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan belajar individu untuk mata pelajaran matematika apabila nilai minimal yang diperoleh yakni 75. Datahasil observasi, angket, dan tes disajikan secara deskriptif maupun tabel agar lebih mudah dianalisis. Langkah selanjutnya yakni membandingkan data hasil angket, observasi, dan tes evaluasi untuk mengecek keabsahan data. Untuk memperkuat data digunakan pula dokumen yang berupa foto-foto selama proses pembelajaran berlangsung. Data yang telah dianalisa tersebut kemudian digunakan untuk menarik kesimpulan.

H. Indikator Keberhasilan

Dokumen yang terkait

Pembelajaran kooperatif tipe course review horay untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa SMP kelas IX

1 5 148

Penerapan modal pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa

1 5 88

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9