Latar Belakang Masalah Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa pada materi segitiga kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakart

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah klasik dalam pembelajaran matematika di D.I Yogyakarta adalah rendahnya prestasi dan kurangnya motivasi serta kemandirian siswa untukbelajarmatematika. Hal ini ditunjukkan oleh hasil pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA yang ditunjukkan dengan hasil Ujian Akhir Nasional UAN dari tahun ketahun hasilnya belum menggembirakan jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Matematika sendiri merupakan objek kajian yang abstrak dan tidak mudah untuk dipahami. Pada pembelajaran di sekolah, guru hendaknya memilih dan menggunakanstrategi, pendekatan, dan model pembelajaran yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, hal ini diungkapkan oleh Erman Suherman, dkk 2001:62. Tujuan dari pembelajaran matematika yaitu agar siswa memiliki kemampuan : 1 memiliki konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritmasecara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam memecahkan masalah, 2 menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasanpernyataan matematika, 3 memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4 mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas masalah, 5 memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dalam proses pembelajaran siswa seharusnya ditempatkan sebagai subjek didik. Hal ini berarti siswa aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan yang didapatkan, atau dengan kata lain siswa tidak bersifat pasif. Siswa tidak hanya duduk mendengarkan pelajaran dari guru ataupun mencatat apa yang ada di papan tulis, tetapi dengan bantuan guru siswa berusaha menemukan pengetahuan sendiri. Dengan demikian keaktifan siswa sebagai subjek didik adalah merencanakan dan yang melaksanakan sendiri belajar. Agar matematika menjadi mata pelajaran yang bermakna bagi siswa, maka pembelajaran matematika memerlukan pendekatan yang kontekstual, sehingga siswa memiliki motivasi untuk dapat menguasai mata pelajaran matematika dengan belajar secara mandiri. Menurut I Gusti Putu Suharta 2008 , bila siswa belajar matematika terpisah dari pengalaman sehari-hari maka siswa akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika. Oleh sebab itu perlu dikembangkan dan diterapkan suatu metode pembelajaran matematika yang membimbing siswa untuk mampu menemukan dan memahami suatu konsep matematika melalui hasil pemikiran mereka sendiri sebagai proses kemandirian belajar siswa. Untuk mewujudkan kemandirian belajar siswa, maka perlu dimulai pada jenjang remaja, karena selama masa remaja, tuntutan terhadap kemandirian sangat besar sehingga perlu diberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil inisiatif, belajar mengambil keputusan dan belajar mempertanggungjawabkannya. Ini sesuai dengan pernyataan Enung Fatimah 2006 : 142 bahwa jenjang remaja merupakan kesempatan anak untuk memulai tanggungjawab terhadap diri dan lingkungannya sebagai wujud kemandirian belajar. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together NHT atau penomoran berfikir bersama dianggap mampu mengakomodasi tuntutan tersebut. Pendekatan kooperatiftipe Numbered Heads Together NHT adalah pendekatan yang titik tekan utamanya pada bagaimana siswa belajar dengan bantuan orang lain guru atau siswa yang lain. Implementasi dalam pembelajarannya adalah bahwa pengetahuan dan pengertian dikonstruksi bila siswa terlibat secara social dalam pembelajaran untuk mengembangkan segala ide dan kemampuannya melalui kegiatan mencoba-coba trial and error serta pengalaman, siswa belajar membangun makna dari apa yang dipelajari, dalam hal ini siswa tidak hanya memerlukan akses pengalaman fisik tetapi juga interaksi dengan pengalaman yang dimiliki oleh individu lain guru maupun siswa yang lain. Pembelajaran yang sifatnya kooperatif cooperative learning ini muncul ketika siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan oleh siswa. Berdasarkan observasi peneliti selama bulan Maret 2013 yang dilaksanakan di kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta sebagai objek yang diteliti tampak bahwa pembelajaran matematika di kelas tersebut masih cenderung menggunakan metode konvensional, yaitu guru merupakan pengendali dan penanggungjawab dalam belajar siswa, guru merupakan pusat belajar dan pembelajaran yang masih mendominasi proses pembelajaran adalah metode ceramah serta menghafal, sehingga belum ada kebebasan siswa untuk mengambil inisiatif sebagai pemenuhan dan pencapaian keberhasilan belajarnya, kurangnya kemandirian belajar siswa dilihat dari kurangnya partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru, kurang aktifnya siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan cenderung mengobrol dengan teman, belum terlibat kerja keras antar siswa untuk saling bertanya kepada siswa lain atau kepada guru ketika mereka menemukan kesulitan sehingga siswa terkesan hanya pasrah dan diam saja. Peningkatan kemandirian belajar matematika sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran matematika. Salah satu cara adalah dengan model pembelajaran kooperatiftipe Numbered Heads Together NHT, karena model ini dapat membantu siswa untuk membangun konsep dengan kemampuan sendiri dengan dibantu oleh orang lain yang berkompeten, yaitu dengan guru atau siswa lain sehingga siswa mendapatkan pengetahuan lebih untuk memahami materi, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemandirian belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas dipilih sebagai model untuk melakukan penelitian ini karena guru sendiri merasa siswa masih kurang aktif dan belum menemukan metode yang dirasa cocok untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas VII Love. Siswa juga merasa bahwa metode ceramah yang diterapkan guru sangat membosankan. Peneliti kemudian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan model Numbered Heads Together untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar siswa kelas VII Love SMP JoannesBosco Yogyakarta. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengambil judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together NHT dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemandirian Belajardan Hasil Belajar Siswa pada Materi Segitiga Kelas VII Love SMP JoannesBosco Yogyakarta Tahun Ajaran 20122013 ”.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pembelajaran kooperatif tipe course review horay untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa SMP kelas IX

1 5 148

Penerapan modal pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa

1 5 88

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9