Dari uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah cara atau metode berfikir dan bernalar sebagai ide-ide, struktur-
struktur, dan hubungan-hubungan yang diatur menurut urutan yang logis dan sistematis sebagai cabang ilmu pengetahuan eksak tentang fakta-fakta
kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.
2. Pengertian Pembelajaran
Belajar sebagai proses aktif dalam memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku Herman
Hudojo, 2001:12. Pembelajaran menurut Erman Suherman 2001:8 adalah upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar proses belajar
bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja dirancang dan bersifat
rekayasa. Dunia nyata
Matematisasi dalam aplikasi Matematisasi dan refleksi
Abstraksi dan formulasi
Gambar 1. Konsep Matematisasi De Lange
Pembelajaran merupakan suatu proses belajar dan mengajar dengan segala interaksi didalamnya. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa
dalam membangun makna atau pemahaman dan guru membantu siswa belajar dengan pengolahan pembelajaran sehingga siswa mendapatkan
tujuan belajar yaitu suatu pengetahuan. Tanggungjawab belajar berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggungjawab untuk menciptakan situasi yang
mendorong prakarsa, motivasi dan tanggungjawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa pembelajaran adalah proses pembangunan makna dan pemahaman oleh siswa. Proses
pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja dirancang dan bersifat rekayasa dan guru bertanggungjawab untuk menciptakan situasi yang mendorong
prakarsa, motivasi dan tanggungjawab siswa dalam pembelajaran demi tercapai tujuan belajar.
3. Pembelajaran Matematika
Proses pembelajaran matematika merupakan pembentukan lingkungan belajar yang dapat membantu siswa untuk membangun konsep-
konsep atau prinsip-prinsip matematika berdasarkan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi sebagaimana pernyataan Nicson yang dikutip
Rusdy 2004:5. Pembelajaran matematika, menurut Erman Suherman 2001: 254
pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa tidak hanya belajar untuk mengetahui sesuatu learning to know about, yaitu menerima apa saja yang
diajarkan guru, manghafalkan rumus-rumus dan menghafalkan langkah- langkah yang diberikan, akan tetapi siswa belajar untuk melakukan atau
menjiwai learning to do and learning to be yaitu dengan membangun makna dari apa yang dipelajari, siswa juga belajar bagaimana seharusnya
belajar learning to learn, yaitu pemahaman matematika yang terbentuk melalui asimilasi dan akomodasi yang bersifat pribadi dan diukur dari
masing-masing siswa, serta siswa juga belajar untuk bersosialisasi dengan teman learning to live together.
Menurut Soeparna 2002: 5 pembelajaran matematika tidak hanya bertujuan agar siswa memahami materi-materi yang diberikan serta mampu
menyelesaikan soal-soalnya, dan memberi sumbangan besar terhadap pengembangan berfikir logis, kritis, sistematis, selain itu juga mendukung
pembentukan watak disiplin anak didik. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan menurut Marsigit 2001: 4 hendaklah
disampaikan dengan metode pembelajaran matematika yang: 1 memberikan kesempatan siswa untuk melalui kegiatan penemuan dan
menyelidiki pola-pola untuk menentukan hubungan; 2 memberikan kesempatan siswa untuk melakukan percobaan dengan berbagai cara; 3
mendorong siswa untuk menemukan adanya urutan, perbedaan,
perbandingan, pengelompokan dan sebagainya; 4 mendorong siswa untuk menarik kesimpulan umum; 5 membantu siswa memahami dan
menemukan hubungan antara pengertian satu dengan yang lain.
Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika adalah serangkaian proses pembangunan makna
dan pemahaman melibatkan siswa, yang proses pembelajarannya sengaja dirancang oleh guru dalam usaha pencapaian perubahan-perubahan relative
konstan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan lain-lainnya tentang matematika.
B. Pendekatan Metode Kooperatif Tipe Numbered Heads Together