Pendidikan Karaker KAJIAN TEORI

No. Nilai Deskripsi dengan sebaik-baiknya 6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki 7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 8. Demokrasi Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain 9. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar 10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya 11. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya 12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mangakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 13. Bersahabat Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain 14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya 15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebijakan bagi dirinya 16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi 17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan 18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku sesorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, No. Nilai Deskripsi masyarakat lingkungan alam, sosial, dan budaya negara dan Tuhan Yang Maha Esa 4. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter a. Tujuan Pendidikan Karakter Pendidikan merupakan proses yang paling bertanggung jawab dalam melahirkan warga negara yang memiliki karakter kuat sebagai modal dalam membangun peradaban tinggi dan unggul. Karakter bangsa yang kuat merupakan produk dari pendidikan yang bagus dan mengembangkan karakter. Pendidikan karakter memiliki tujuan untuk meningkatkan anak- anak menjadi pribadi yang disiplin, memiliki inisiatif, bertanggung jawab, suka menolong, dan tumbuh kasih sayang, menghormati sesama dan orang yang lebih dewasa, dan pandai berterimakasih Noor 2012:40. Tujuan dari pendidikan karakter menurut Nurul Zuriah 2007:67 dalam Noor 2012: 40 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Anak memahami nilai-nilai budi pekerti di lingkungan keluarga, lokal, nasional, dan internasional melalui adat istiadat, hukum, undang-undang, dan tatanan antar negara. 2. Anak mampu mengembangkan watak atau tabiatnya secara konsisten dalam mengambil keputusan budi pekerti di tengah-tengah rumitnya kehidupan bermasyarakat saat ini. 3. Anak mampu menghadapi masalah nyata dalam masyarakat secara rasional bagi pengambilan keputusan yang terbaik setelah melakukan perkembangan sesuai dengan norma budi pekerti. 4. Anak mampu menggunakan pengalaman budi pekerti yang baik bagi pembentukan kesadaran dan pola perilaku yang berguna dan bertanggung jawab atas tindakannya. Adapun sasaran dari pendidikan karakter itu sendiri adalah kepribadiaan siswa, khususnya unsur karakter atau watak yang didalamnya mengandung hati nurani conscience sebagai kesadaran consciousness untuk berbuat kebajikan virtue. b. Keunggulan dan Fungsi Pendidikan Karakter Menurut Cahyo 2001:13 dalam Noor 2012:41, kegunaan pendidikan yang berbasiskan pada pengembangan karakter anak antara lain: 1. Anak memahami susunan pendidikan budi pekerti dalam lingkup etika bagi pengembangan dirinya dalam bidang ilmu pengetahuan. 2 Anak memiliki landasan budi pekerti luhur bagi pola perilaku sehari-hari yang didasari hak dan kewajiban sebagai warga negara. 3 Anak dapat mencari dan memperoleh informasi tentang budi pekerti, mengolahnya dan mengambil keputusan dalam menghadapi masalah nyata di masyarakat. 4 Anak dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain untuk mengembangkan nilai moral. 5. Penerapan Pendidikan Karakter Pendidikan karakter idealnya diterapkan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini PAUD sampai dengan Perguruan Tinggi PT. Beberapa kegiatan yang biasa dijadikan sebagai bentuk aplikasi dari pendidikan karakter Noor 2012: 47, diantaranya: a. Tenaga Pendidik Sebagai Panutan Bapak Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional, telah menekankan pentingnya keteladanan. Salah satu filososfi beliau adalah “ing ngarso sung tulodo” yang bermakna bahwa seorang pendidik harus memberikan teladan yang baik kepada anak didiknya. Pendidik profesional seyogyanya bisa menjadi panutan bagi anak didiknya. Untuk bisa menjadi tenaga didik yang profesional, terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik, yaitu: 1. Pedagogik kompetensi mengelola pembelajaran peserta didik. 2. Kompetensi kepribadian berkejiwaan mantap, berakhlak mulia, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik. 3 Kompetensi profesional penguasaan materi pelajaran secara meluas dan mendalam. 4 Kompetensi sosial mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia sekitarnya. Jika keempat kompetensi ini dimiliki oleh tenaga pendidik, terutama kompetensi kepribadian dan sosial, maka peserta didik secara tidak langsung sudah memperoleh pendidikan karakter. b. Pemberian Materi atau Kisah Kebajikan atau Doa pada Setiap Mata Pelajaran Pada awal atau akhir kegiatan belajar mengajar dikelas, dibiasakan untuk berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Diharapkan hal ini akan selalu mengingatkan peserta didik akan nilai-nilai dan norma-norma mulia pada setiap ajaran agama. Selain itu, pemberian materi atau kisah- kisah kebajikan yang disisipkan pada setiap mata kuliah juga akan menyegarkan memori peserta didik tentang pentingnya menjadi orang yang berbudi pekerti tinggi. c. Sistem Penilaian Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengalaman nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. Kegiatan ekstra kurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik. Pendidikan karakter di sekolah juga terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi: nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Dengan demikian manajemen sekolah merupakan salah satu media efektif dalam pendidikan karakter di sekolah. Pola pembinaan kepribadian dan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan dengan melibatkan aspek pengetahuan knowledge, perasaan feeling tindakan acting. Pendidikan karakter juga bisa ditanamkan dalam setiap lini pendidikan, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Landasan paling ideal dalam pendidikan karakter nilai- nilai iman dan takwa.

D. Kerangka Teori

1. Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dalam pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013, karakteristik yang paling menonjol adalah diterapkannya pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaraan akuntansi keuangan seperti halnya mata pelajaran lainnya, melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan dan menyimpulkan. Salah satu tujuan pembelajaran saintifik menurut Hosnan 2014:36-37 adalah berpikir tingkat tinggi. Thomas dan Thorne 2005 seperti dikutip oleh Rosnawati 2009 dalam artikel berjudul “Enam Tahapan Aktivitas Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Mendayagunakan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa” menyatakan bahwa berpikir tingkat tinggi adalah berpikir dalam level yang tinggi dalam mengingat fakta-fakta atau menceritakan sesuatu yang telah lampau kepada seseorang dengan tepat sesuai dengan yang telah dia ceritakan. Saat seseorang mengingat informasi tanpa harus berpikir tentangnya maka itu seperti robot. Mereka melakukannya karena memang sudah terprogram seperti itu dan tanpa berpikir untuk mengingat hal itu. Dalam pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013 siswa diajak berpikir dengan level yang tinggi, siswa tidak hanya mendengarkan guru berceramah saja, namun siswa dituntut untuk aktif dalam mencari informasi dan memecahkan masalah yang disajikan oleh guru. Dengan demikian siswa diajak berpikir kritis dan logis pada setiap pemecahan masalah yang diberikan oleh guru. Siswa harus mencari dan memecahkan masalah yang dihadapinya dengan cara mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan atas persoalan yang dihadapinya. Sehingga siswa tidak hanya melulu mengulang apa yang diajarkan oleh guru, namun harus mencari dan menggali informasi agar dapat mendapatkan jawaban dengan berpikir yang logis dan berpikir tingkat tinggi. Dengan demikian dalam pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik penulis menduga adanya hubungan antara pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Berdasarkan uraian tersebut, dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H a1 : Ada hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi. 2. Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan pengembangan karakter siswa. Salah satu tujuan dari pendekatan saintifik adalah pembentukan karakter siswa Mulyasa, 2013:65. Dalam implementasi Kurikulum 2013, salah satu aspek yang paling menonjol adalah pendidikan karakter siswa. Pendidikan karakter menurut Kemendiknas 2010:8 dalam Agus Wibowo 2013:13 adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur peserta didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Pendidikan karakter siswa merupakan salah satu aspek tujuan yang harus dicapai dalam penerapan pendekatan saintifik. Pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik dapat mendorong terbentuknya karakter siswa selama kegiatan belajar yang diterapkan oleh guru di dalam kelas. Pembelajaran saintifik mendorong siswa untuk saling bekerja sama dan berbagi informasi di dalam kelompok dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh kelompok. Adanya kegiatan dinamika antar siswa dalam kelompok belajar akan menumbuhkan sikap jujur, tanggung jawab dan sikap menghargai pendapat orang lain. Melalui interaksi dalam kelompok belajar ini siswa diharapkan dapat memiliki karakter individu dan sosial yang baik antar teman maupun antar guru. Dengan demikian, penulis menduga ada hubungan antara pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik dan pengembangan karakter siswa. Berdasarkan uraian tersebut, dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H a2 : Ada hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan pengembangan karakter siswa. 434 4

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subjek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subjek tertentu Sangaji dan Shopian, 2010:21. Menurut Noor Juliansyah 2010:35, studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, dimana sifat dan definisi masalah yang dialami saat ini. Studi kasus dalam penelitian ini dilakukan di enam SMK di Kabupaten Sleman.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Mei 2015. 2. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di 6 SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Keuangan, Paket Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman. Adapun nama sekolah tempat penelitian sebagai berikut: SMK Muhammadiyah 1 Turi, SMK Muhammadiyah

Dokumen yang terkait

Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Akuntansi Keuangan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa : survei pada 5 SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Sleman.

0 2 160

Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa.

0 0 2

Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa.

0 0 2

Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Akuntansi Keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa studi kasus pada 2 SMK Negeri dan 4 SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis

0 0 190

Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi siswa: studi kasus pada SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahlian Akuntansi se- Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 263

Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa studi kasus pada 3 SMK Negeri dan 3 SMK swasta bidang keahlian bisnis

0 0 172

Implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi guru : studi kasus pada guru mata pelajaran akuntansi SMK negeri dan swasta bidang keahlian bisnis dan manajemen program keahlian akuntansi se-Kabupaten Sleman.

0 0 273

Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa survei pada 6 SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahli

0 1 244

Pengembangan multimedia interaktif untuk menumbuhkan motivasi siswa SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen pada pembelajaran akuntansi.

0 2 200

Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Akuntansi Keuangan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa

0 1 158