Tindak lanjut
menanya yaitu
menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku
yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Titik
tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses
berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. 4. Mengasosiasi
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata dan otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan,
terutama untuk materi atau subtansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Associatingmengasosiasimengolah informasimenalar
dalam kegiatan pembelajaran sebagai disampaikan dalam Premendikbud Nomor 81a Tahun 2013 Hosnan 2014:68
adalah proses informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkaneksperimen
maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dan berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan
adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir
induktif serta
deduktif dalam
menyimpulkan. 5. Mengomunikasikan
Kegiatan berikutnya
adalah menuliskan
atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mancari
informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan dikelas dan dinilai oleh guru sebagai
hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Pada pendekatan saintifik, guru diharapkan memberi
kesempatan pada peserta didik untuk mengomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Pada tahapan ini, diharapkan
peserta didik dapat mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik bersama-sama dalam kelompok dan atau
secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengomunikasikan ini dapat diberikan
klarifikasi oleh guru agar peserta didik akan mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah
benar atau ada yang harus diperbaiki. Hal ini dapat diarahkan pada kegiatan konfirmasi sebagai pada standar proses
Hosnan, 2014:75
B. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
1. Pengertian berpikir tingkat tinggi Lewis dan Smith 1993 dalam jurnal “Defining Higher Order
Thinking” mendefinisikan berpikir tingkat tinggi sebagai berikut berpikir tingkat tinggi terjadi ketika seseorang mendapatkan informasi
baru dan informasi tersebut tersimpan di dalam memori dengan menghubungkan dan atau menata kembali serta meluaskan informasi
ini untuk mencapai tujuan atau menemukan jawaban yang mungkin dalam keadaan yang membingungkan.
Thomas dan Thorne 2005 dikutip oleh R. Rosnawati 2009 dalam jurnal “Enam Tahapan Aktivitas Dalam Pembelajaran
Matematika Untuk Mendayagunakan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa” menyatakan bahwa berpikir tingkat tinggi adalah berpikir dalam
tingkatan yang tinggi dalam mengingat fakta-fakta atau menceritakan sesuatu yang telah lampau kepada seseorang dengan tepat sesuai
dengan yang telah dia ceritakan padamu. ketika seseorang mengingat informasi tanpa harus berpikir mengenai hal itu maka seperti robot,
mereka melakukan sesuatu hal karena memang sudah terprogram seperti itu, tanpa berpikir untuk mengingat.
Sejalan dengan pendapat kedua ahli tersebut, maka sejatinya berpikir tingkat tinggi merupakan berpikir pada level yang tinggi,
dimana seseorang tidak hanya sekedar mengingat saja akan tetapi mampu menyimpan dan mengolah informasi yang telah didapatkan
dan digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau suatu pertanyaan yang ada. Newman 1991 dikutip oleh Ghasempour et al
2012 dalam artikel“Higher order thinking via mathematical problem posing task among engineering students” menyatakan berpikir tingkat
tinggi merupakan tantangan untuk memperluas pemikiran seseorang ketika seseorang harus menginterpretasikan, menganalisis, atau
memanipulasi informasi, karena sebuah pertanyaan yang harus dijawab.
FJ King, et al 1998 dalam jurnal “Higher Order Thinking Skills-Definition, Teaching Strategies, Assessment”, keterampilan
berpikir tingkat tinggi mencakup berpikir kritis, logis, refleksif, metakognitif, dan kreatif. Berpikir tingkat tinggi aktif ketika seseorang
menghadapi masalah yang tidak biasa, ketidakpastian, persoalan atau dilema. Suksesnya pengaplikasian dari keterampilan itu dalam
penjelasan, pilihan, dan pertunjukan dan produk adalah sesuatu yang
benar sesuai dengan konteks ilmu pengetahuan dan pengalaman dan hal itu memajukan keberlanjutan berkembangnya kemampuan berpikir
tingkat tinggi dan kemampuan intelektual yang lainnya. Berikut ini merupakan beberapa pengertian berpikir tingkat
tinggi menurut beberapa ahli selama 15 tahun terakhir Goethals, 2013.
Tabel 2.2 Pengertian Berpikir Tingkat Tinggi
Sumber Tahun
Pengertian
King et al. 1998
Berfikir tingkat tinggi mencakup berpikir kritis, logis, dan kreatif.
Berfikir tinggi diaktifkan ketika seseorang menghadapi masalah
yang tidak biasa, ketidakpastian, persoalan atau dilema
NCTM The National Council of Teachers of
Mathematics 2000
Pemecahan masalah sesuai aturan
Anderson and Krathwohl
2001 Proses
dari menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan Lopez and
Whittington 2001
Berpikir tingkat tinggi terjadi ketika seseorang mendapatkan
informasi baru dan informasi tersebut
tersimpan di
dalam memori dengan menghubungkan
dan atau menata kembali serta meluaskan informasi ini untuk
mencapai tujuan atau menemukan jawaban yang mungkin dalam
situasi membingungkan.
Miri et al. 2007
Strategi-keadaan dimana sikap kritis, sistematik dan berfikir
kreatif diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dicanangkan
Rejendran, N. 2008
Memperluas penggunaan pikirian untuk
menemukan tantangan-
tantangan baru
Sumber Tahun
Pengertian
Thomas, A. and Thorne, G.
2010 Berpikir tingkat tinggi merupakan
berpikir pada tingkatan tertinggi dari pada hanya mengulang fakta-
fakta. Berpikir tingkat tinggi menuntut kita melakukan sesuatu
berdasarkan fakta. Kita harus memahami
fakta tersebut,
menggunakan mereka, meletakkan mereka dalam hal yang baru, dan
mengaplikasikannya ketika kita mencari solusi baru untuk masalah
baru
Kruger, K. 2013
Berpikir tingkat tinggi meliputi formulasi konsep, berpikir kritis,
kreatif, menyelesaikan masalah, representasi mental, penggunaan
aturan, penalaran, dan berpikir logis
Berikut ini merupakan proses berpikir tingkat tinggi seperti yang dideskripsikan oleh Anderson dan Krathwohl 2010 dikutip oleh Ramirez
Ganaden 2008: 24:
Tabel 2.3 Cognitive Process Dimension
Penggolongan proses kognitif
Nama lain Pengertian
Menganalisa- memecahkan materi kedalam bagian unsur pokok masing-masing dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu
berhubungan satu sama lain dan untuk seluruh struktur atau tujuan
1. Membedakan Membeda-
bedakan, membedakan,
pemfokusan Membedakan hal
yang relevan
atau penting
dengan hal yang tidak relevan atau tidak penting
ke dalam bagian materi yang di tampilkan.
2. Mengorganisasi Menemukan
hubungan, penentuan
bagaimana unsur-unsur materi pokok
Penggolongan proses kognitif
Nama lain Pengertian
pengintegrasian, penguraian
yang ditampilkan.
3. Menunjukkan Dekonstruksi
Menentukan maksud dari pendapat,
prasangka, fokus, atau maksud dari
materi pokok
yang ditampilkan
Mengevaluasi- membuat pendapat berdasarkan kriteria dan standar yang ada
1. Memeriksa Mengordinir,
mendeteksi, memantau
Mendeteksi hal yang tidak konsekwen antara sebuah
produk dan kriteria dari luar, mendeteksi kelayakan
dari sebuah prosedur untuk masalah yang dihadapai
2. Meninjau Menghakimi
Mendeteksi hal yang tidak konsekwen antara sebuah
produk dan kriteria dari dalam,
mendeteksi kelayakan dari prosedur
untuk masalah
yang dihadapi
Menciptakan- meletakkan unsur-unsur bersama ke dalam bentuk yang logis dari seluruh fungsi;
1. Membangkitkan Pengadaan
hipotesa Bangkit dengan hipotesa
alternatif berdasarkan kriteria
2. Merencanakan Mendesain
Memikirkan sebuah
prosedur untuk
menyelesaikan beberapa
tugas 3. Memproduksi
membangun Menemukan
sebuah produk
2. Konsep Dasar Utama Berpikir Tingkat Tinggi Berikut ini merupakan konsep dasar dari berpikir tingkat tinggi
seperti yang telah dikemukakan oleh King et al 1998, 11-18 adalah sebagai berikut:
a. Tingkatan dari pikiran tidak dapat dihubungkan dengan tingkatan pembelajaran; mereka melibatkan ketergantungan, beberapa
komponen dan tingkatan. Kedua, iya atau tidak, berpikir dapat dipelajari tanpa mengetahui pemahaman dari mata pelajaran
seperti hanya poin penting dari teori tersebut. Dalam kehidupan nyata, para siswa akan belajar dari pengalaman yang diperoleh di
komunitas dan sekolah, kesimpulan teori-teori, dan konsep serta kosa kata apa yang mereka pelajari di tahun awal, itu akan
membantu mereka belajar tentang kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pemahaman baru di tahun yang akan datang. Ketiga,
berpikir tingkat tinggi meliputi jenis proses berpikir yang diterapkan ke dalam keadaan yang kompleks dan mempunyai
banyak faktor.
b. Tingkatan berpikir tergantung pada konteks, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya menawarkan berbagai faktor untuk
proses berpikir yang menantang. Keberhasilan dari berpikir tingkat tinggi tergantung pada kemampuan masing-masing orang
untuk menerapkan, mengorganisasi, dan membubuhi pengetahuan dalam konteks berpikir dalam situasi.
c. Sifat dasar dari berpikir disebut “metakognitif”. Metakognitif meliputi kesadaran akan proses berpikir, pengamatan sendiri, dan
penerapan akan keingintahuan heuristik dan langkah-langkah berpikir. Salah satu kesuksesan metakognitif bergantung, dalam
bagian, dalam kepercayaan pada kemampuan untuk mendapatkan keahlian sebagai yang dipercayai oleh orang lain mengenai
kemampuannya, seperti seorang guru Crowl et al, 1997.
d. Kadang pengetahuan prosedural adalah ketidakpahaman akan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Walaupun begitu, mungkin
prosedur pengetahuan adalah prasyarat untuk berpikir tingkat tinggi, pada kenyataannya pengetahuan prosedural adalah sebuah
syarat pengetahuan, aturan pengetahuan dan penerapan Crowl et al., 1997. Kemampuan untuk menceritakan sebuah aturan atau
berbagai prosedur adalah belajar informasi; kemampuan untuk menerapkan sebuah aturan dan prosedur kedalam sebuah keadaan
kebiasaan disebut penerapan. Tak ada dari kemampuan- kemampuan ini yang termasuk berpikir tingkat tinggi. Namun,
penerapan dari pengetahuan prosedural yang meliputi analisis dan perpaduan dua atau lebih konsep adalah yang akan dijadikan