C. Bimbingan Klasikal
Shertzer  Stone Winkel  Hastuti 2006: 1 merumuskan bimbingan sebagai  suatu  proses  membantu  orang-perorangan  untuk  memhami  dirinya
dan lingkup hidupnya. Bimbingan klasikal merupakan pelayanan bimbingan kepada  siswa  yang  sudah  ada  dalam  satuan  kelas  yang  dibentuk  dalam
rangka  pelajaran.  Bimbingan  klasikal  dapat  membantu  siswa  yang  belum mampu
mengelola emosinya
dengan baik
untuk meningkatkan
kemampuannya  mengelola  emosi.  Bimbingan  klasikal  bermanfaat  bagi tenaga kerja bimbingan dan juga bagi para siswa Winkel dan Hastuti, 2006:
565-566. 1.
Manfaat bimbingan klasikal bagi tenaga bimbingan antara lain:
a. Mendapat  kesempatan  dapat  berkontak  langsung  dengan  para
siswa sekaligus mengenal banyak siswa.
b. Kegiatan dalam kelompok sangat menghemat waktu dan tenaga
dalam memberikan informasi yang diperlukan.
c. Memperluas  ruang  gerak,  terlebih  jika  tenaga  pembimbingnya
hanya satu atau dua orang. 2.
Manfaat bimbingan klasikal bagi para siswa antara lain: a.
Menjadi lebih sadar akan tantangan yang dihadapi. b.
Siswa menjadi lebih rela menerima dirinya sendiri c.
Lebih berani mengungkapkan pandangannya sendiri d.
Tertolong  untuk  mengatasi  suatu  masalah  yang  dirasa  sulit untuk dibicarakan secara langsung.
D. Hasil Penelitian Lain
Peneliti  menemukan  penelitian  mengenai  kemampuan  mengelola emosi remaja yang dilakukan oleh Wibowo 2014 dalam rangka penulisan
skripsinya. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perilaku remaja putra panti  asuhan  Sancta  Maria  Boro  yang  sering  mencari  perhatian,  manja,
menarik  diri  dari  pergaulan,  pendiam,  pemalu,  dan  kurang  percaya  diri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 3 remaja 8 yang sangat
mampu  mengelola  emosinya,  5  remaja  13  cukup  mampu  mengelola emosinya,  21  remaja  57  mampu  mengelola  emosinya,  8  remaja  22
kurang mampu mengelola emosinya, dan tidak terdapat remaja yang sangat tidak  mampu  mengelola  emosinya.  Berdasarkan  hasil  penelitian,  peneliti
mengusulkan program pengembangan kemampuan mengelola emosi remaja putra  panti  asuhan  Sancta  Maria  Boro.  Program  yang  diusulkan
dilaksanakan  selama  lima  minggu,  dengan  topik  bersyukur,  percaya  diri, komunikasi efektif, penentuan prioritas, dan persahabatan.
20
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam  bab  ini  dipaparkan  beberapa  hal  yang  berkaitan  dengan  metode penelitian, yaitu jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen pengumpulan data,
validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian  ini  adalah  penelitian  kuantitatif.  Pendekatan  kuantitatif menekankan  analisisnya  pada  data  numerikal  angka  yang  diolah  dengan
metode  statistika  Azwar,  2013:  7.  Penelitian  ini  dimaksudkan  untuk memperoleh  gambaran  tentang  tingkat  kemampuan  siswa  kelas  IX  SMP
Kanisius  Pakem  tahun  ajaran  20152016  mengelola  emosinya.  Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, akan diusulkan topik-topik bimbingan
klasikal  yang  sesuai  untuk  mengembangkan  kemampuan  siswa  yang termasuk belum mampu mengelola emosinya.
B. Subjek Penelitian
Subjek  penelitian  ini  adalah  siswa  kelas  IX  di  SMP  Kanisius  Pakem tahun ajaran 20152016. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena
semua  anggota  populasi  dijadikan  subjek  penelitian.  Ada  tiga  alasan dipilihnya  kelas  IX  SMP  Kanisius  Pakem  sebagai  tempat  penelitian:  1
SMP Kanisius Pakem mudah dijangkau oleh peneliti dan diberi kesempatan untuk  melakukan  penelitian,  2  siswa  IX  SMP  Kanisius  Pakem  tergolong
remaja usia 12-15 tahun, 3 beberapa siswa SMP kelas IX Kanisius Pakem pernah mengalami masalah mengelola emosi.
Rincian  peserta  didik  yang  menjadi  subjek  penelitian  dapat  dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Rincian Jumlah Siswa Kelas IX SMP Kanisius Pakem
Tahun Ajaran 20142015 Kelas
Jumlah IX Berani
20 IX Cerdas
17 Jumlah
37
C. Instrumen Penelitian
1. Alat Pengumpulan Data
Alat  pengumpulan  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini berupa  kuesioner  yang  disusun  sendiri  oleh  peneliti  berdasarkan
arahan dosen pembimbing. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data  yang  dilakukan  dengan  cara  memberi  seperangkat  pertanyaan
atau  pernyataan  tertulis  kepada  responden  untuk  dijawabnya Sugiyono,  2012:  199.  Peneliti  terlebih  dahulu  membuat  kisi-kisi
dengan menentukan aspek dan indikator kemampuan mengelola emosi yang  dikemukakan  Goleman  1999:  115-166.  Kemudian  peneliti
membuat  sejumlah  item  pernyataan  berdasarkan  indikator  setiap aspek.
Kuesioner    yang  digunakan  dalam  penelitian  menggunakan empat alternatif jawaban yaitu “sangat mampu” SM, “mampu” M,
“tidak  mampu”  TM,  “sangat  tidak  mampu”  STM.  Alternatif jawaban  dibuat  hanya  empat  dengan  maksud  untuk  menghilangkan
kelemahan yang ada dalam skala lima tingkat, yaitu alternatif yang di
tengah  alternatif  ketiga  mempunyai  arti  ganda,  dengan  pengertian belum  dapat  memutuskan,  atau  netral,  atau  ragu-ragu.  Tersedianya
jawaban  netral  menimbulkan  kecenderungan  responden  untuk memilih  yang  ditengah  central  tendency  effect,  terutama  bagi
responden  yang  ragu-ragu  atas  kecenderungan  jawabannya.  Kisi-kisi kuesioner setelah uji coba disajikan dalam lampiran 1.
2. Pemberian Skor
Pemberian  skor  untuk  setiap  alternatif  jawaban    untuk  masing- masing item pernyataan adalah sebagai berikut:
a. Untuk  pernyataan  yang  bersifat    favorable  pernyataan  positif
alternatif  jawaban  SM  sangat  mampu  diberi  skor  4,  alternatif jawaban M mampu diberi skor 3, alternatif jawaban TM tidak
mampu diberi skor 2 dan alternatif jawaban STM sangat tidak mampu diberi skor 1.
b. Untuk  pernyataan  yang  bersifat  unfavorable  pernyataan
negatif  alternatif  jawaban  SM  sangat  mampu  diberi  skor  1, alternatif jawaban M mampu diberi  skor 2,  alternatif jawaban
TM  tidak  mampu  diberi  skor  3  dan  alternatif  jawaban  STM sangat tidak mampu diberi skor 4.