B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem tahun ajaran 20152016 termasuk memiliki kemampuan
yang tinggi dalam mengelola emosinya dan hanya sedikit siswa yang rendah dalam mengelola emosinya. Hasil penelitian ini berbeda dengan dugaan
semula kemampuan siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem tahun ajaran 20152016 mengelola emosinya rendah. Ada beberapa penyebabnya:
Pertama , boleh jadi pada kenyataanya kemampuan mengelola emosinya
tinggi mungkin karena ada hal-hal yang berpengaruh positif pada kemampuan siswa mengelola emosi. Kedua bisa jadi dugaan awal peneliti
yang keliru, karena peneliti hanya berdasarkan kesan pada beberapa siswa saja. Ketiga bisa jadi siswa cenderung memberikan jawaban yang
menyenangkan yang dapat memberikan kesan bahwa kemampuan mengelola emosinya tinggi.
Penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam mengelola emosinya antara lain; 1 Siswa kurang mampu mengelola dengan baik emosi yang
menekan. Seperti dua orang siswa yang pada awalnya hanya bercanda kemudian berujung perkelahian, karena salah satu siswa membalas sikap
bermusuhan dari siswa lain dengan sikap bermusuhan juga. 2 Siswa juga kesulitan untuk mengendalikan emosi yang merusak, misalnya ketika
suasana hati sedang gelisah siswa kesulitan untuk konsentrasi mengerjakan ujian. 3 Peneliti menduga bahwa pendidikan dalam keluarga tentang
kemampuan mengelola emosi masih kurang.
Akibat yang terjadi jika kemampuan siswa mengelola emosinya rendah. Peneliti menyesuaikan dengan realita dilapangan ketika melakukan
wawancara dengan salah satu guru, bahwa siswa yang kemampuan mengelola emosinya rendah menjadi sulit untuk memiliki banyak teman,
karena siswa kurang mampu mengendalikan diri. Menurut Safaria dan Saputra 2009: 5 orang yang tidak memiliki kemampuan mengelola emosi
akan mengalami kesulitan dalam hubungan sosialnya. Siswa yang kemampuan
mengelola emosinya
rendah akan
terus menyesali
kegagalannya Goleman, 2007: 58. Jadi, siswa yang memiliki kemampuan mengelola emosi rendah akan mengalami kesulitan untuk bangkit ketika
menghadapi kegagalan. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa
mengelola emosinya yang masih rendah menurut Ali 2005: 73 antara lain; 1 mengidentifikasi dan memberi nama atau label perasaan, 2
mengungkapkan emosi yang dirasakan secara asertif, 3 menilai intensitas emosi, 4 menunda pemuasan, dan 5 mengendalikan dorongan hati.
Siswa yang memiliki kemampuan mengelola emosi yang tinggi memiliki keuntungan antara lain; menjadi lebih objektif dan realistis dalam
menganalisis permasalahannya Safaria dan Saputra, 2009: 9. Siswa yang memiliki kemampuan mengelola emosi yang tinggi juga dapat lebih cepat
bangkit dari kemerosotan dan kegagalan dalam hidup Goleman, 2007:58. Jadi, siswa yang kemampuan mengelola emosinya tinggi lebih mudah untuk
bangkit ketika mengalami kegagalan.
Penyebab tingginya kemampuan siswa mengelola emosinya boleh jadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain; 1 siswa mampu
menunjukkan sifat dapat dipercaya dengan selalu berusaha mematuhi peraturan sekolah. 2 Siswa mampu membangun kepercayaan melalui
keandalan diri, seperti selalu berusaha menunjukkan kedisiplinan dari hari ke hari. 3 Siswa mampu berpegang pada prinsipnya, misalnya berani
menolak ajakan teman untuk membolos sekolah. 4 Siswa mampu menunjukkan sikap bersungguh-sungguh, yaitu memenuhi komitmen
dengan berusaha memenuhi harapan orangtua untuk menjadi anak yang berprestasi. 5 Siswa mampu menunjukkan adaptabilitas, misalnya dengan
tetap bersemangat meskipun ketika ujian mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan. 6 Siswa mampu menunjukkan inovasi dengan
mengambil resiko akibat pilihannya, contohnya siswa yang terus berusaha untuk meraih cita-citanya meskipun banyak kesulitan yang dihadapi.
Hal yang perlu dilakukan siswa, guru dan orang tua untuk semakin meningkatkan kemampuan siswa mengelola emosinya antara lain; 1 siswa
menikmati pengalaman emosi yang sedang dirasakan. 2 Guru disekolah memberikan bimbingan dan perhatian kepada siswa dengan topik-topik
bimbingan yang berkaitan dengan kemampuan mengelola emosi. 3 Orangtua memberikan perhatian kepada siswa dan memahami kemampuan
siswa, memberikan contoh kemampuan mengelola emosi melalui tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari misalnya dengan mengungkapkan emosi
marah pada waktu yang tepat dan pada orang yang tepat.
C. Usulan
Topik-topik Bimbingan
Klasikal yang
Sesuai untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas IX SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 20152016 yang Kemampuan Mengelola Emosinya
Masih Rendah
Kategorisasi item kuesioner penelitian dilakukan berdasarkan perhitungan dengan jumlah subjek 37 sebagai berikut:
X maksimum teoritik : 4 x 37 = 148 X minimum teoritik : 1 x 37 = 37
Luas jarak : 148 – 37 = 111
σ standar deviasi : 111 : 6 = 18,5 dibulatkan menjadi 19 µ mean teoritik : 148 + 37 : 2 = 92,5 dibulatkan menjadi 93
Setelah dilakukan penghitungan, disusunlah kategorisasi skor item kuesioner seperti yang disajikan pada tabel 8.
Tabel 7. Penggolongan Item Kemampuan Mengelola Emosi Siswa Kelas IX SMP Kanisius
Pakem Tahun Ajaran 20152016 Berdasarkan Tinggi Rendahnya Skor
Penghitungan Skor
Skor Jumlah
Subjek Persentase
Kategori Nomor Item
X
≤ [µ-1,5σ] ≤ 65
Sangat rendah
_ [µ - 1,5
σ]
X
≤ [µ+
0,5
σ]
66 – 103
5 10,4
Rendah 3, 5, 18, 27, 28
[µ+ 0,5 σ]
X
≤ [µ +
1,5 σ]
104 – 122
33 68,75
Tinggi 1, 3, 4, 6, 7, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 17, 21, 22, 23, 25, 26,
28, 30, 31, 32, 34, 37, 38, 39, 40, 41,
42, 43, 44, 46, 47, 48
[µ + 1,5 σ]
X 123
10 20,83
Sangat tinggi
8, 9, 16, 19, 20, 24, 33, 35, 36, 45