Metode Montessori Kajian Pustaka

36 menggunakan huruf tegak bersambung, maka peneliti akan membantu siswa tersebut menggunakan media sandpaper letter Montessori. h. Peneliti memberikan pelatihan kepada siswa.

10. Metode Montessori

Metode Montessori adalah suatu pendekatan yang dicetuskan oleh Maria Montessori berdasarkan pengalamannya menangani secara langsung anak- anak berkebutuhan khusus di Casa dei Bambini, Itali. Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah, walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah. Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru sering disebut dengan istilah direktris atau pembimbing. Metode Montesori menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktifk. Ciri lainnya adalah adanya penggunaan peralatan otodidak koreksi diri untuk mengendalikan kesalahan. 11. Kemampuan Motorik Halus Motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Yudha dalam Rudyanto 2005:18 yang menyatakan bahwa kemampuan motorik halus anak adalah kemampuan seorang anak dalam beraktivitas menggunakan otot halus seperti kegiatan menulis, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 menggambar, menyusun balok. Perkembangan motorik halus merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu menurut Hurlock 1996:21 adalah sebagai berikut: a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. b. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia pra-sekolah dan usia kelas 1 sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih untuk menulis,menggambar dan melukis. Menurut definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot kecil dan koordinasi mata dan tangan. Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asalkan mendapatkan stimulasirangsangan yang tepat. 12. Perkembangan Anak Pada umumnya, perkembangan ini meliputi proses perubahan secara sistematis tentang fungsi fisik dan psikis. Menurut Yusuf 2011:1-2 mendefinisikan arti perkembangan sebagai proses perubahan dalam diri manusia baik secara fisik maupun psikis menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan. 38 Senada dengan pendapat Yusuf, menurut Meggit 2013:11 menjelaskan arti perkembangan anak sebagai salah satu proses pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh seorang anak sepanjang hidupnya. Sependapat dengan Meggit, Somantri 2007:3, perkembangan anak merupakan proses pematangan dan perubahan hasil belajar sebagai hasil dari pertumbuhan yang dialami anak. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak adalah proses perubahan dalam diri anak baik fisik maupun psikis yang terjadi secara sistematis,progresif dan berkesinambungan. Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa perkembangan anak meliputi sebuah proses yang bersifat progresif dan berkelanjutan. Beberapa ahli juga memaparkan tentang tahap perkembangan anak, salah satunya adalah Maria Montessori. Menurut Montessori, fase perkembangan anak dibagi menjadi 3 tahapan yaitu 1 fase pertama berusia 0-6 tahun, 2 fase kedua berusia 6-12 tahun, dan fase ketiga 12- 18 tahun. Fase pertama terjadi pada usia nol hingga enam tahun. Tahap ini anak mengalami pembentukan inteligensi yang saga penting dan merupakan penentu bagi tahap perkembangan selanjutnya. Selain itu, pada tahap ini mengalami periode sensitif, masa peka, atau sering disebut golden age usia emas. Pada usia ini, anak berada pada periode absorbent mind pikiran yang terserap. 39 Dalam hal ini, anak mengalami periode perkembangan sensitif periode peka, periode perkembangan inteligensi, periode pembelajaran tentang keteraturan, periode pembelajaran bahasa menulis dan membaca yang terjadi pada usia tiga hingga lima tahun, periode perkembangan untuk berjalan, bersikap dan bertindak untuk kepentingan sendiri egosentrik, memiliki energi diri untuk fokus terhadap pengembangan diri. Oleh karena itu, fase pertama ini merupakan fase yang tepat untuk membangun perkembangan anak secara optimal. Fase kedua terjadi rentang usia enam hingga dua belas tahun. Tahap ini memungkinkan anak untuk bermain logika dan pembenaran, pembentukan imaginasi, perkembangan moral dan mental, pengenalan budaya serta perkembangan kekuatan fisik. Selain itu, pada anak usia enam hingga dua belas tahun sudah memiliki ketertarikan dalam bersosialisasi dengan teman sebaya, memiliki energi ekstra secara fisik, kondisi fisik yang lebih sehat, dan periode belajar intellectual period. Fase selanjutnya adalah fase ketiga yang terjadi pada usia dua belas hingga delapan belas tahun. Tahap ini, remaja sudah mulai mengarahkan kematangan fisik, pencarian identitas seksual, pemodelan ideal yang diikuti perasaan bebas, dan pencarian nilai-nilai spiritual.Teori perkembangan pun juga dipaparkan oleh beberapa ahli di bidang perkembangan anak.Salah satunya adalah Jean Piaget.Dalam hal ini, Piaget memaparkan pendapatnya tentang teori perkembangan kognitif.Jean Piaget membagi perkembangan kognitif.Jean Piaget membagi perkembangan kognitif anak dalam 4 tahap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 yaitu sensorimotorik, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal. Tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada saat bayi berusia dua belas tahun.Selama tahap ini, inteligensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungan, seperti melihat, meraba, mendengar, dan sebagainya.Selain itu, konsep anak mengenal kausalitas sebab-akibat juga mulai berkembang terlebih berkaitan dengan konsep ruang dan waktu. Beberapa perkembangan mengenai benda, ruang, waktu dan kausalitas membantu anak membangun pengetahuan tentang lingkungannya Suparno,2010-26-27. Oleh karena itu, tahap ini menjadi dasar bagi perkembangan tahapan selanjutnya. Tahapan perkembangan kognitif selanjutnya adalah pra-operasional. Tahapan ini terjadi pada umur dua sampai tujuh tahun.Periode ini merupakan salah satu periode peralihan dari periode sensorimotorik.Pada akhir periode sensorimotorik, anak mampu mengembangkan tindakan yang efisien dan terorganisasi dalam menghadapi lingkungan. Selain itu, anak pun menggunakan kemampuan yang sudah diterima pada periode sebelumnya walaupun sekarang berada pada periode pra-operasional Crain, 2007:182. Anak juga menggunakan simbol maupun tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek. Berdasarkan cara berpikir tersebut, anak mampu mengungkap dan membicarakan hal yang sudah terjadi Suparno,201:49. Oleh karena itu, perkembangan kognitif anak 41 semakin berkembang yang terorganisir dengan penggunaan simbol dan bahasa dalam mengungkapkan objek maupun hal yang terjadi Tahap kognitif selanjutnya adalah tahap operasional formal.Tahap operasi formal ini merupakan tahap terakhir dalam tahap perkembangan kognitif menurut Piaget.Tahap ini terjadi pada umur sekitar sebelas atau dua belas tahun ke atas. Dalam tahap ini, anak dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis, formal berdasarkan proposi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan tanpa mengamati terlebih dahulu Piaget dalam Suparno,2001:88. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa cara berpikir abstrak mulai berkembang dan digunakan. Menurut Ginsburg dan Opper Magini, 2013:77 juga mengatakan bahwa anak dalam tahap ini sudah mempunyai tingkat ekuilibrium yang tinggi, dapat berpikir fleksibel, dan efektif serta mampu memecahkan masalah yang kompleks. Selain itu, anak juga dapat berpikir secara efektif tentang permasalahan dan penyelsaian yang tepat akan hal tersebut. Anak pun dapat memikirkan banyak kemungkinan tentang penyelesaian dari suatu permasalahan yang di hadapi. Berdasarkan berbagai uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri dalam tahap pra operasi formal adalah pemikiran deduktif, hipotesis, induktif saintifik dan abstraksi refleksi Suparno,2001:88-89. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa perkembangan anak usia SD umumnya terjadi pada fase kedua yang umumnya berusia 6-12 tahun. Selain itu, anak berada pada intellectual period atau terjadi periode PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 belajar secara mendalam pada rentang usia ini. Periode ini menuntut anak untuk belajar secara lebih dari pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya.Selain itu, siswa SD pun juga termasuk pada tahap operasional konkret.Salah satu ciri pada tahap ini adalah anak mampu menggunakan logika berpikir dengan menggunakan benda konkret dan belum dapat menggunakan logika berpikir abstrak. Hal ini berarti siswa SD memerlukan bantuan berupa benda konkret atau alat peraga dalam memahami materi yang abstrak.Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan pengembangan tentang alat peraga yang disesuaikan dengan perkembangan siswa SD karena alat peraga mampu membantu siswa memahami materi yang abstrak.

13. Alat Peraga Montessori