94
Berdasarkan tabel 3.4 dapat diketahui bahwa instrumen dikatakan sangat layak jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari atau sama dengan
3,25 sampai 4,00 yang terdapat pada rentang skor 4. Instrumen dikatakan layak jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 2,50 sampai 3,25
yang terdapat pada rentang skor 3. Kemudian instrumen dikatakan kurang layak jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 1,75 sampai 2,50
yang terdapat pada rentang skor 2. Selanjutnya instrumen dikatakan tidak layak jika memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari satu atau sama
dengan 1,00 sampai 1,75 yang terdapat pada rentang skor 1 Widoyoko,2009:175. Dengan demikian, instrumen yang tidak memenuhi
standar penilaian maka perlu diperbaiki.
1. Pedoman Observasi
Observasi dilakukan pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas I dan ketersediaan alat peraga menulis huruf tegak bersambung di SDN Percobaan
2 Yogyakarta. Ketika observasi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas I, peneliti mengamati penggunaan atau pemanfaatan alat peraga dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, ketersediaan alat peraga di kelas I, dan cara mengajar guru saat pelajaran menulis huruf tegak bersambung. Adapun
beberapa poinaspek yang diamati oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IA
No Item
Kisi-Kisi Observasi
Objek yang Diamati
1. Ketersediaan
alat peraga
Bahasa Indonesia di kelas
Adanya alat peraga yang didisplay seperti gambar huruf tegak bersambung untuk
membantu anak mengetahui bentuk huruf tegak bersambung.
2. Penggunaan
alat Peneliti melihat apakah guru sudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
peraga dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di
kelas menggunakan
alat peraga
selama pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas
untuk menjelaskan materi pembelajaran menulis huruf tegak bersambung.
3. Cara
penggunaan alat peraga bahasa
Indonesia di kelas Cara guru menggunakan display huruf
tegak bersambung.
4. Kesulitan
belajar yang dialami siswa
dalam pembelajaran menulis huruf tegak
bersambung. Guru memberikan pengenalan bagaimana
cara teknik
menulis huruf
tegak bersambung dengan memberi latihan
dipapan tulis.
Berdasarkan tabel 3.5, peneliti menggunakan kisi-kisi tersebut sebagai bahan dasar acuan peneliti melakukan kegiatan observasi. Kegiatan
observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran bahasa Indonesia terutama pada saat menulis huruf tegak berlangsung.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya Sugiyono,2011:192. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan kuesioner analisis kebutuhan bagi guru kelas IA dan siswa
kelas IA di SDN Percobaan 2. Kuesioner ini bersifat terbuka, dengan tujuan agar responden dapat memberi jawaban secara nyata dan sesuai dengan
kondisi yang ada didalam kelas. a.
Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru Kelas I Kuesioner analisis kebutuhan yang pertama dilakukan kepada guru kelas I di
SDN Percobaan 2. Kuesioner ini termasuk kuesioner yang bersifat terbuka supaya guru dapat menjawab dan menanggapi isi kuesioner sesuai dengan
96
pengalaman dan kondisi yang nyata. Berikut ini akan dipaparkan kisi-kisi kuesioner untuk guru kelas I disajikan dalam tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru Kelas I No
Indikator 1.
Pengalaman menggunakan alat peraga bahasa Indonesia
2. Alat peraga bahasa Indonesia yang sudah ada di
dalam kelas 1A 3.
Pengadaan alat peraga 4.
Bahan untuk membuat alat peraga 5.
Kualitas alat peraga bahasa Indonesia untuk kelas 1 6.
Warna alat peraga yang cocok untuk kelas 1 7.
Kriteria alat peraga yang cocok untuk kelas 1 8.
Berat alat peraga yang cocok untuk kelas 1 9.
Fungsi alat peraga bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel 3.6, peneliti menggunakan indikator-indikator tersebut sebagai bahan acuan untuk membuat instrumen kuesioner analisis
kebutuhan untuk guru kelas I. Melalui indikator tersebut, instrumen kuesioner dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan. Kemudian
instrumen yang sudah jadi divalidasikan kepada ahli. Validasi dilakukan dengan tujuan agar dapat diketahui tingkat kelayakan dan agar benar-benar
valid sehingga data yang diperoleh benar-benar dapat digunakan sebagai informasi yang nyata.
Berdasarkan tabel 3.6 tersebut dapat diketahui bahwa instrumen dikatakan sangat layak untuk digunakan jika memperoleh rerata nilai
dengan skor lebih dari 3,25 sampai 4,00 yang terdapat pada rentang skor 4. Instrumen juga dapat dikatakan layak apabila memperoleh rerata nilai
97
dengan skor lebih dari 2,50 sampai 3,25 yang terdapat pada rentang skor 3. Kemudian instrumen dikatakan kurang layak apabila memperoleh rerata
nilai dengan skor lebih dari satu atau sama dengan 1,75 sampai 2,50 yang terdapat pada skor 2. Selanjutnya, instrument dikatakan tidak layak jika
memperoleh rerata nilai dengan skor 1,00 sampai 1,75 yang terdapat pada rentang skor 1. Dengan demikian,instrumen yang tidak memenuhi standar
penilaian, maka dikatakan tidakkurang layak sehingga perlu diperbaiki. b.
Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa Kelas I Kuesioer analisis kebutuhan yang kedua dilakukan kepada siswa kelas I
dengan jumlah siswa sebanyak 10 anak. Kuesioner ini bersifat terbuka, agar responden dapat memberikan jawaban secara nyata dan sesuai dengan
keadaan yang ada di dalam kelas. Berikut akan dipaparkan kisi-kisi instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa kelas I yang akan disajikan
dalam tabel 3.7. Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk
Siswa Kelas I
No Indikator
1. Pengalaman menggunakan alat peraga bahasa Indonesia
2. Bahan alat peraga bahasa Indonesia yang pernah digunakan
3. Warna alat peraga bahasa Indonesia
4. Manfaat alat peraga bahasa Indonesia
5. Alat peraga sebagai pengendali kesalahan auto-correction
6. Alat peraga sebagai alat pembelajaran yang mandiri auto-
education
Berdasarkan tabel 3.7, indikator tersebut dapat menjadi bahan acuan yang digunakan oleh peneliti untuk membuat item pernyataan kuesioner
98
analisis kebutuhan siswa kelas I. beberapa indikator diatas kemudian dikembangkan menjadi sepuluh pertanyaan yang akan diajukan kepada
siswa. Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu divalidasikan terlebih dahulu kepada beberapa ahli.
Instrumen dikatakan sangat layak apabila memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 3,25 sampai 4,00 yang terdapat pada skor 4.
Instrumen dikatakan layak apabila memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari atau sama dengan 2,50 sampai 3,25 yang terdapat pada rentang
skor 3. Kemudian instrumen dikatakan kurang layak apabila memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 1,75 sampai 2,50 yang terdapat pada
rentang skor 2. Selanjutnya, instrumen dikatakan tidak valid apabila memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari atau sama dengan 1,00
sampai 1,75 yang terdapat pada rentang skor 1. Dengan demikian, instrumen yang tidak memenuhi standar penilaian atau belum layak harus
diperbaiki terlebih dahulu, sebelum digunakan. 3.
Kuesioner Validasi Produk Kuesioner validasi produk digunakan untuk mengetahui kualitas produk
yang akan dikembangkan. Kuesioner validasi produk diberikan kepada ahli bahasa Indonesia dan ahli Montessori. Berikut dipaparkan kisi-kisi kuesioner
validasi produk yang disajikan dalam tabel 3.8 tentang kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk yang akan digunakan oleh peneliti dalam rangka pembuatan
kuesioner validasi produk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk
No Indikator
Arti
1. Auto-education
Mampu melatih siswa untuk belajar secara mandiri.
2. Auto-correction
Alat peraga dapat digunakan sebagai pengendali kesalahan.
3. Menarik
Alat peraga memiliki warna, bentuk, gradasi, ukuran yang menarik.
4. Bergradasi
Alat peraga memiliki gradasi baik dilihat dari warna, bentuk, ukuran, dan
tekstur.
5. Kontekstual
Bahan yang
digunakan mudah
ditemukan di lingkungan sekitar.
Berdasarkan tabel 3.8 dapat diketahui bahwa instrumen dikatakan sangat layak apabila memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 3,25 sampai
4,00 yang terdapat pada skor 4. Instrumen dikatakan layak apabila memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari atau sama dengan 2,50 sampai
3,25 yang terdapat pada rentang skor 3. Kemudian instrumen dikatakan kurang layak apabila memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari 1,75
sampai 2,50 yang terdapat pada rentang skor 2. Selanjutnya, instrumen dikatakan tidak valid apabila memperoleh rerata nilai dengan skor lebih dari
atau sama dengan 1,00 sampai 1,75 yang terdapat pada rentang skor 1. Dengan demikian, instrumen yang tidak memenuhi standar penilaian atau
belum layak harus diperbaiki terlebih dahulu, sebelum digunakan.
4. Instrumen Non-tes