1
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan A Latar Belakang Penelitian, B Rumusan Masalah, C Tujuan penelitian, D Manfaat penelitian, E Spesifikasi produk yang
dikembangkan, dan F Definisi operasional.
A. Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran bahasa Indonesia di SD pada hakikatnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Adapun beberapa tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan yang ditujukan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut: a berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku,baik secara lisan maupun tertulis, b memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif, c menggunakan bahasa Indonesia
untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial. Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dan penting dalam perkembangan
intelektual,sosial, dan emosional peserta didik dan menjadi salah satu penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
1
2
Senada dengan pendapat di atas, menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP juga menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia pada
jenjang SDMI harus mencakup komponen kemampuan berbahasa yang meliputi 4 aspek. Keempat aspek tersebut adalah: 1 mendengarkan, 2 berbicara, 3
membaca, dan 4 menulis. Mata pelajaran bahasa Indonesia di ruang lingkup SD diharapkan dapat
membantu siswa untuk menguasai, memahami, dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa, seperti halnya kemampuan membaca, menyimak,
menulis dan berbicara. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dengan baik dan
benar. Hal tersebut dilakukan baik secara lisan maupun tertulis serta menumbuhkan apreasi terhadap hasil karya kesastraan. Pembelajaran bahasa
Indonesia di SD dilaksanakan secara terpadu. Isi dan tujuan dari standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia bersumber pada hakikat
pembelajaran bahasa yaitu belajar berkomunikasi dan belajar sastra. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia yang tepat dan benar seharusnya
mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta menghargai karya cipta bangsa Indonesia Hartati, 2003:12.
Pentingya menulis huruf tegak bersambung di kelas I SD perlu ditekankan kepada siswa, supaya siswa dapat menulis permulaan dengan tulisan yang benar,
sehingga tulisan huruf tegak bersambung dapat dibaca dengan mudah. Pelajaran menulis di kelas rendah khususnya di kelas I SD diorientasikan pada kemampuan
3
menulis mekanik. Siswa dilatih untuk menuliskan lambang-lambang tulis jika dirangkaikan ke dalam sebuah kata, maka lambang-lambang tersebut menjadi
kalimat yang bermakna.Keterampilan menulis huruf tegak bersambung dipelajari dikelas I dan II kemudian dilanjutkan dikelas III. Kegiatan menulis huruf tegak
bersambung diharapkan dapat melatih kemampuan berpikir dan mengasah motorik halus siswa. Hal ini sependapat dengan Sella 2010:13 bahwa
kemampuan motorik halus siswa akan semakin terasah ketika siswa berlatih menulis huruf tegak bersambung dengan menggunakan pensil. Kegiatan menulis
huruf tegak bersambung akan merangsang kerja otak,terutama otak kanan siswa yang merupakan tempat mengatur berbagai macam seni dan estetika.
Kemampuan otak manusia khususnya siswa usia 6-7 tahun kelas 1 SD sedang mengalami perkembangan kognitif yang pesat. Pembelajaran menulis
huruf tegak bersambung secara tidak langsung juga mengajarkan ketelitian, kerapian dan kreatif kepada siswa. Fungsi lain dari menulis huruf tegak
bersambung adalah siswa dapat menulis lebih rapi sehingga mudah dibaca oleh orang lain. Sella,2012:33. Hal ini disebabkan dengan adanya kegiatan menulis
huruf tegak bersambung, siswa berusaha menulis pada posisi baris yang terdapat di buku halus menulis huruf tegak bersambung. Di dalam buku halus terdapat
enam baris yang digunakan sebagai tempat merangkai huruf. Dengan adanya baris tersebut dapat membantu siswa untuk menulis huruf tegak bersambung sesuai
dengan benar. Senada
dengan Sella,
menurut pendapat
Pratanti 2012:54
mengungkapkan menulis huruf tegak bersambung dengan menggunakan pensil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
atau pulpen adalah salah satu kegiatan kompleks yang melibatkan integrasi sensori visual, sentuhan, dan motorik halus. Siswa kelas I SD pada umumnya
diberikan latihan menulis dengan menggunakan pensil. Jika terjadi kesalahan dalam menulis huruf tegak bersambung, maka siswa dapat menghapusnya. Oleh
karena itu, dalam penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti menyarankan supaya siswa menggunakan pensil. Menurut pendapat Pratanti
2012: 22 menjelaskan bahwa dengan menulis huruf tegak bersambung dengan menggunakan pensil akan membantu siswa dalam mengkoordinasikan seluruh
sensori motorik antara tangan, alat tulis dan tulisan yang akan ditulis sehingga merangsang kerja otak kanan mereka.
Kesulitan siswa dalam melakukan integrasi sensori pada siswa akan berpengaruh terhadap kemampuan berkonsentrasi, kendali emosi. Berdasarkan
hasil observasi terhadap siswa kelas IA di SDN Percobaan 2 Yogyakarta pada tanggal 10 Oktober -15 Oktober 2015 diperoleh data diantaranya sebagian besar
siswa masih merasa kesulitan menulis huruf konsonan seperti huruf p,q,z,t,w,z dan siswa masih mengalami kesulitan dalam merangkaikan huruf menjadi sebuah
kata dan kalimat. Disamping itu, guru masih belum dapat menciptakan media yang mampu
melatih siswa supaya dapat menulis huruf tegak bersambung dengan benar. Media yang tersedia di ruang kelas I pada umumnya hanya poster contoh huruf tegak
bersambung. Proses pembelajaran menulis huruf tegak bersambung selama pelajaran bahasa Indonesia belum melibatkan keaktifan siswa untuk latihan
menulis dengan intensif, akibatnya masih banyak tulisan siswa yang belum jelas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dibaca. Oleh karena itu, guru harus mencari alternatif alat peraga pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam latihan menulis huruf tegak bersambung.
Ketidakmampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung khususnya siswa laki-laki akan berakibat pada rendahnya prestasi belajar siswa, sebab siswa
tidak jelas membaca tulisan yang ditulisnya. Dari hasil pengamatan, peneliti juga melihat hasil belajar siswa yang belum maksimal dan masih banyak huruf yang
belum jelas. Penggunaan buku tulis halus dan alat peraga Sandpaper letters yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti untuk latihan menulis huruf tegak bersambung.
Adapun alasan tertentu siswa diberi pelajaran menulis huruf tegak bersambung adalah 1 tulisan sambung memudahkan siswa untuk mengenal kata-
kata sebagai satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, 2 menulis huruf tegak bersambung tidak memungkinkan menulis dengan posisi huruf terbalik, 3
menulis huruf tegak bersambung lebih cepat karena tidak ada gerakan berhenti disetiap huruf Abdurrahman, 1999:21. Adapun kelebihan buku tulis halus
dibandingkan dengan buku tulis biasa yaitu untuk melatih siswa menulis huruf tegak bersambung adalah sebagai berikut: 1 mempermudah siswa dalam
menyamakan besarnya huruf. Hal ini disebabkan besarnya huruf yang ditulis oleh siswa dipandu oleh dua garis atas dan dua garis bawah serta satu garis tengah
yang memiliki spasi pendek, sehingga tulisan siswa akan tepat pada garis tidak lebih dan tidak kurang dari jangkauan garis.
Pemanfaatan alat peraga atau benda-benda konkret, salah satunya dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran khususnya dalam hal menulis
huruf tegak bersambung. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan kognitif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Piaget 2011:36 menyatakan siswa kelas I SD masih berada pada tahap operasional konkret 7-11 tahun. Pada tahap ini, siswa mampu berpikir secara
logis dan dapat membangun konsep pengetahuan dengan cara memanfaatkan benda-benda konkret disekitar lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan hasil
penelitian tentang penggunaan alat peraga Sandpaper letters untuk mengatasi permasalahan terkait dengan melatih dan merangsang motorik halus anak pada
saat menulis huruf tegak bersambung. Penggunaan alat peraga dapat membantu melatih motorik halus anak sehingga anak mampu memahami cara menulis huruf
tegak bersambung dengan benar. Kesulitan masing-masing siswa dalam menulis dapat menimbulkan berbagai
akibat tidak terbacanya tulisan siswa dengan jelas. Hal ini yang dirasakan oleh guru kelas I SDN Percobaan mengatakan masih ada beberapa siswa yang belum
lancar dalam menulis huruf tegak bersambung, sehingga saat ada tugas untuk menulis, siswa tersebut lambat dalam menyelesaikan tugasnya. Tulisan antara
satu siswa dengan siswa lainnya pasti berbeda bentuknya. Peneliti mengambil salah satu gambar tulisan siswa pada saat kegiatan observasi di kelas IA dan
peneliti menemukan adanya permasalahan dikelas IA untuk materi menulis kalimat menggunakan huruf tegak bersambung.
Sebagai contoh tulisan siswa adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Gambar 1.1 Tulisan salah satu siswa kelas I Berdasarkan dokumentasi gambar tulisan salah satu siswa diatas, peneliti
menemukan permasalahan yaitu kesulitan menulis huruf tegak bersambung. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melatih sensori motorik halus anak
adalah dengan menggunakan metode Montessori karena metode ini menekankan fungsi dari penggunaan alat peraga. Melalui metodenya, Montessori mampu
mengasah motorik halus anak dengan cara meraba huruf yang terdapat pada alat sandpaper letters.setelah anak meraba huruf kemudian anak diberi penjelasan
tentang cara menulis huruf dan diberikan latihan secara terus-menerus sehingga pada usia SD, anak sudah lancar menulis huruf.
Selain penelitian yang dilakukan oleh Montessori, penelitian serupa dilakukan oleh Liliard dan El-Quest 2006:12 yang menunjukkan bahwa anak
yang diberi kebebasan dan kemandirian dalam belajar menggunakan alat peraga khususnya dari sekolah montessori memiliki kecepatan belajar yang lebih fokus
dalam memahami konsep abstrak dibandingkan dengan anak dari sekolah tradisional. Penelitian lain terkait dengan adanya pengaruh penggunaan media
pembelajaran sandpaper letters terhadap kemampuan meniru huruf kelas 1 SD Ar-Rahman, Jombang. Kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan metode Montessori dalam pembelajaran dapat berpengaruh terhadap hasil prestasi siswa khususnya dalam menulis huruf.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru kelas I dan siswa kelas I terdapat beberapa informasi bahwa guru belum menggunakan alat peraga bahasa Indonesia
secara maksimal dan hanya terbatas pada papan tulis saja. Selain itu, peneliti juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
melihat dari hasil analisis kebutuhan siswa dan hasil kuesioner menyebutkan bahwa sekitar 70 siswa kelas 1Amembutuhkan alat peraga yang menarik dan
mampu membantu siswa dalam memahami cara menulis huruf tegak bersambung. Guru kelas 1A juga membutuhkan alat peraga yang mampu membantu siswa
dalam latihan menulis huruf tegak bersambung. Berdasarkan informasi dari hasil analisis tersebut, maka peneliti terdorong
untuk melakukan penelitian dan pengembangan research and development tentang alat peraga pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis huruf tegak
bersambung. Alat peraga yang dikembangkan adalah alat peraga berbasis Montessori “Sandpaper Letters”. Alat peraga ini merupakan salah satu alat peraga
Montessori yang digunakan untuk melatih anak supaya mengetahui cara menulis huruf tegak bersambung dan mengasah motorik halus anak dengan meraba
tracing huruf yang ada pada papan Sandpaper letters. Dalam penggandaan alat peraga berbasis Montessori ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, diantaranya tentang fungsi dan tingkat keamanan pada saat siswa menggunakan alat peraga tersebut secara mandiri. Maria Montessori telah
menjelaskan tentang tata cara dalam menggandakan alat peraganya yang disajikan dalam Metode Montessori. Montessori dalam Gutek, 2013:240 menyataka
bahwa pembelajaran bahasa Indonesia degan alat peraga sebaiknya mengandung unsur dan nilai keindahan serta estetik seni termasuk dalam kategori menarik,
unsur gradasi dilihat dari tekstur,warna,bentuk,ukuran,fungsi, nilai pengendali kesalahan auto-correction, dan nilai kontekstual. Alat peraga yang dirancang
9
sebaiknya memenuhi kelima nilai dan karakter tersebut, sehingga alat peraga yang dihasilkan dapat memberikan manfaat dan hasil yang maksimal oleh siswa.
Peneliti mengembangkan alat peraga bahasa Indonesia “Sandpaper letters” untuk alat peraga menulis huruf tegak bersambung. Tujuan dalam
mengembangkan alat peraga bahasa Indonesia berbasis Montessori ini adalah untuk melatih siswa dalam menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak
bersambung. Peneliti mengembangkan alat peraga Montessori selama proses penelitian
berlangsung. Penelitian dilakukan di SDN Percobaan II Yogyakarta dengan jumlah 10 siswa yang terdiri dari 5 anak perempuan dan 5 anak laki-laki. Peneliti
melakukan penelitian di SD tersebut karena kebutuhan alat peraga masih terbatas untuk kelas I. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran
20152016 pada mata pelajaran bahasa Indonesia.Salah satu kemampuan yang akan dikembangkan peneliti adalah kemampuan menulis, khususnya menulis
kalimat menggunakan huruf tegak bersambung. Dalam menulis yang dibutuhkan bukan hanya kemampuan siswa dalam menyusun dan menuliskan simbol-simbol
tertulis saja melainkan juga kemampuan siswa dalam mengungkapkan pikiran, perasaan serta pendapat ke dalam bentuk tulisan. Menurut Solchan 2008:117
berpendapat bahwa dalam pembelajaran menulis di kelas rendah menulis permulaan yang perlu di ajarkan kepada siswa adalah: 1 penguasaan tulisan
huruf, 2 penulisan kata, 3 penulisan kalimat sederhana, 4 kaidah tata tulis. Produk yang dihasilkan berupa prototipe alat peraga Sandpaper Letters yang
diujicobakan secara terbatas kepada subjek siswa kelas I SDN Percobaan II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Rumusan Masalah