Deskripsi Informan III Latar Belakang Informan III

68 matematika ”. Pada akhir wawancara dengan Pak Kos, dia juga menganjurkan penulis untuk mendalami topik penelitian tersebut dengan mewawancarai orang tua partisipan.

4.1.7 Deskripsi Informan III Latar Belakang Informan III

Informan III pada penelitian ini adalah Ibu Sri Psedonyum. Ibu Sri adalah guru kelas III sekaligus guru matematika Ian ketika Ian duduk di bangku kelas III. Beliau sudah mengajar di SD Maju sejak tahun 2002. Pada waktu itu beliau masih berstatus pegawai tidak tetap dan diangkat menjadi Pegawai Tetap Yayasan pada tahun 2007. Wawancara dengan Ibu Sri dilakukan oleh peneliti sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 4 Maret 2017 dan 11 Maret 2017. Wawancara dengan Ibu Sri dilaksanakan dua kali karena pada wawancara yang pertama Ibu Sri harus mengikuti workshop di Yayasan sehingga tidak bisa memberikan informasi yang lebih banyak. Ibu Sri meminta peneliti untuk datang kembali minggu depannya. Penyebab Kecemasan Matematika Pada awal wawancara, Ibu Sri mengatakan bahwa peneliti mungkin tidak akan memperoleh banyak informasi. Beliau mengatakan “Mungkin nanti suster gak akan puas dengan jawaban saya, karena maklum aja, saya kan mengajar siswa yang kelas V sekarang sudah dua tahun yang lalu saya ajari, ya,,tapi saya akan berusaha mengingat”. Di awal pembicaraan, peneliti bertanya kepada Ibu Sri tentang pendapatnya terhadap kecemasan matematika. beliau mengatakan bahwa matematika memang sudah momok bagi kebanyakan siswa dari zaman dulu. “Dari zaman dulu, matematika ini selalu ditakuti siswa, aku juga gak tau e 69 kenapa bisa begitu. Padahal sebenarnya, belajar matematika itu tidak sesulit yang dipikirkan”. Ibu Sri mengatakan, adanya pandangan matematika sebagai pelajaran yang menakutkan membuat banyak siswa menghindari pelajaran matematika. Menurut beliau, matematika sudah terdoktrinasi sebagai pelajaran yang sulit dalam diri siswa. Hal inilah yang menyebabkan, guru matematika harus berusaha mencari cara atau metode agar penyampaian materi itu menyenangkan dan menarik perhatian siswa. Lebih lanjut peneliti menanyakan tentang Ian yang merupakan salah seorang siswa yang mengalami kecemasan matematika. Ibu Sri mengatakan bahwa sejauh yang beliau tahu, Ian adalah anak yang baik. Ibu Sri juga sangat mengenal orangtua Ian. Ketika peneliti menyampaikan tujuan wawancara ini, Ibu Sri mengatakan “Ohhh,,,mau tahu tentang Ian itu to, anaknya Pak Suyud”. Ternyata Ibu Sri sangat mengenal baik dengan keluarga Ian. Beliau mengatakan bahwa Ian ini berasal dari keluarga yang baik dan rukun. Ibu Sri menjelaskan tentang profesi yang digeluti oleh orangtua Ian. Selain kenal di sekolah, ternyata Ibu Sri juga satu gereja dengan keluarga Ian. Ibu Sri mengatakan bahwa Ian ini juga termasuk siswa yang cerdas. “Sejauh yang saya kenal, Ian ini anak yang baik, tidak pernah bermasalah”. Ibu Sri juga mengungkapkan tentang pribadi Ian “Ya,,,yang saya lihat selama ini, Ian ini pendiam, pemalu juga. Kan kita juga hampir setiap hari bertemu. Setiap pagi kita ada kebaktian, biasanya dia paling rajin menyalam kita”. Peneliti meminta penjelasan dari Ibu Sri terkait dengan kepribadian Ian yang pendiam. Beliau mengatakan “yang saya perhatikan selama ini, kalau saya misalnya meminta tolong Ian untuk mengambil sesuatu ke kantor guru, Ian akan katakan yang lain saja Ibu, kalau saya tanya alasannya dia akan bilang malu. Selain itu juga, kalau 70 kita ajak dia berbicara jarang dia melihat wajah kita saat kita berbicara, suster perhatikan saja, Ian akan lebih sering melihat ke atas, kala u gak ya nunduk”. Ibu Sri juga bercerita bahwa Ian juga biasanya dibawa oleh orangtuanya pada acara-acara di lingkungan, misalnya kalau ada doa lingkungan, ada misa lingkungan. “Saya melihat bahwa di dalam keluarga, Ian ini memperoleh pembiasaan yang baik”. Ibu Sri mengungkapkan pembiasaan yang baik itu dimulai dari keluarga Ian yang juga terbawa di lingkungan sekolah. Menurut Ibu Sri salah satu pembiasaan yang baik itu adalah saat bertemu dengan guru dimanapun itu, Ian akan selalu memberi salam. Peneliti juga bertanya kepada Ibu Sri apakah kepribadian Ian yang pendiam terlihat juga saat bertemu diluar sekolah, dan Ibu Sri mengatakan “ya,,,sama saja di sekolah atau di luar sekolah. Yah,,memang sudah begitu”. Ibu Sri menceritakan permasalahan yang dialami oleh Ian dalam matematika ketika masih duduk di kelas III. Beliau mengatakan bahwa indikasi kecemasan matematika tidak kelihatan dari perilaku Ian. Ibu Sri menambahkan bahwa Ian memang sulit untuk fokus atau konsentrasi, Ian cepat merasa bosan dan gelisah. “Sejauh yang saya perhatikan, Ian ini hanya kurang fokus saja, kalau ada yang mengganggu dia saat belajar, maka pikirannya akan buyar, disamping itu juga, Ian ini anaknya cepat bosan e,,”Ibu Sri juga mengatakan bahwa ketika belajar matematika, Ian cepat bosan jika sudah mengulang pelajaran yang sama. Ibu Sri mengatakan bahwa kekurangfokusan Ian tidak hanya pada pelajaran matematika melainkan pada pelajaran yang lain juga. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sri, beliau mengatakan bahwa dalam mendampingi Ian 71 harus melakukan pendekatan dulu. Ibu Sri menambahkan, jika Ian belum merasa dekat sama orang maka Ian tidak akan mau terbuka. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sri, beliau mengatakan bahwa ketika Ian duduk di kelas III, Ian mengikuti les matematika yang diselenggarakan oleh sekolah. “Kebetulan waktu itu yang menanggung biaya kan dari dana BOS, ya udah kita minta aja anak-anak ikut les, nahh,,,waktu itu memang sepertinya Ian sering bolos. Les itu dilaksankan sepulang sekolah dari Senin- Rabu”. Peneliti menanyakan kepada Ibu Sri apakah Ibu Sri mengetahui alasan kenapa Ian sering bolos dulu ketika mengikuti les matematika? Ibu Sri mengatakan “biasanya saya tanya suster, dan jawabannya selalu yang masuk akal, hehehe,,yang lebih sering alasan Ian itu gak bawa bekal dari rumah”. Peneliti menanyakan kepada Ibu Sri kebenaran dari alasan yang diutarakan oleh Ian tersebut. Ibu Sri menyampaikan “yahh,,beberapa kali memang gak bawa bekal, karena gak ingat bahwa ada jadwal les dari sekolah, tapi selebihnya itu Ian bilah sudah bosan belajar matematika terus”. Ibu Sri mengungkapkan bahwa sejak di kelas rendah, Ian sudah dituntut untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar matematika. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Sri berdasarkan pengalaman ketika bertemu dengan orangtua Ian. Ibu Sri menjelaskan kepada peneliti, bahwa setiap kali bertemu dnegan orangtua Ian, biasanya yang ditanyakan adalah tentang prestasi Ian dalam belajar matematika. Ibu Sri mengatakan “Sejauh yang saya ingat, kalau saya bertemu dengan ibunya Ian, yang sering beliau tanyakan itu tentang pelajaran matematika, yahhh,,,biasanya beliau akan bertanya di materi apa saj Ian mengalami kesulitan”. Ibu Sri mengatakan bahwa harapan orangtua terhadap Ian 72 cukup tinggi. Beliau menambahkan bahwa hal itu tidak baik untuk perkembangan Ian. Menurut penuturan Ibu Sri, beliau juga kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan kepada orangtua Ian “gimana ya suster,,,serba salah, nanti kita sampaikan takut tersinggung, ya sudahlah yang penting kita dampingi Ian dengan baik, kita ajari sekuat tenaga kita,,heheheh ”.

4.1.8 Deskripsi Informan Penelitian Latar belakang Informan IV