35
Langkah ketujuh yaitu melakukan pengecekan data di lapangan. Setelah peneliti memperoleh kesimpulan dan hasil penelitian, peneliti kembali lagi ke
lapangan untuk mengecek kembali kebenaran data yang diperoleh.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif dikenal beberapa metode pengumpulan data yang umum digunakan. Metode pengumpulan data tersebut, antara lain
wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan focus group discussion Herdiansyah, 2012 : 116. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti
menggunakan beberapa metode pengumpulan data diantaranya yaitu, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Berikut dijelaskan masing-masing teknik
pengumpulan data tersebut.
3.4.1 Wawancara
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terhadap satu orang partisipan dan empat informan yang mendukung dan memperkaya data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini. Wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan
dan dalam setting alamiah, di mana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam
proses memahami Herdiansyah, 2013 : 31. Moleong 1989 : 148 mengatakan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan.
Menurut KBBI 2007 : 1270 wawancara merupakan tanya jawab peneliti dengan
36
seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal.
Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang
dilakukan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal yang hasilnya menekankan kepada kekecualian, penyimpangan, penafsiran yang
tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli atau perspektif tunggal Moleong, 1988 : 118. Wawancara dilakukan beberapa kali baik terhadap
partisipan maupun terhadap informan. Hal itu dimaksudkan agar data-data yang diperoleh baik melalui wawancara maupun melalui observasi dan sumber-sumber
lain semakin saling memperkaya. Dengan demikian data yang diperoleh pun semakin valid.
Wawancara terhadap partisipan Ian dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memberi jawaban seluas mungkin penyebab kecemasan matematika dalam
diri Ian. Hal-hal yang ditanyakan kepada Ian adalah seputar kebiasaan-kebiasaan belajar siswa, pendapatnya tentang pelajaran matematika, metode yang digunakan
guru matematika dan siapa saja yang terlibat dalam membantu Ian saat belajar matematika di rumah. Wawancara terhadap partisipan ini tidak selalu
dilaksanakan secara formal, tetapi juga melalui pembicaraan dan pertemuan berulang ulang dengan mereka. Peneliti dengan berbagai cara menjalin keakraban
dengan partisipan agar suasananya lebih bersahabat dan maksud penelitipun terjawab.
37
Wawancara terhadap partisipan dilaksanakan sebanyak empat kali tanggal 18 Januari 2017, 10.19-10.24 WIB di ruang UKS, tanggal 24 Januari 2017,
10.19-10.24 WIB di ruang kelas VB, tanggal 17 Februari 2017, 10.18-10.23 WIB di ruang perpustakaan, tanggal 23 Februari 2017, 10.24-10.29 WIB di ruang kelas
VB. Peneliti mengalami kesulitan melakukan wawancara dengan Ian karena di samping pribadinya yang pendiam, dia juga hanya memberi jawaban-jawaban
singkat. Hasil wawancara dari partisipan ini disajikan dalam bab berikut. Setelah melakukan wawancara ini peneliti berharap semakin memahami
permasalahan yang dihadapi oleh partisipan dan penyebab siswa mengalami kecemasan matematika.
3.4.2 Observasi