Pertemuan I Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pembelajaran matematika materi garis dan sudut pada siswa kelas VIIC di SMP Kanisius Gayam tahun ajaran 2016/2017.

kepada masing-masing siswa. LKS 1 berisi permasalahan terkait menyebutkan kedudukan dua buah garis yang sejajar, berpotongan, berhimpit, bersilangan serta menyebutkan ciri-ciri dua buah garis yang sejajar, berpotongan, berhimpit, dan bersilangan. Peneliti meminta siswa untuk mendiskusikan permasalahan yang terdapat pada LKS 1 bersama teman sekelompok. Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu masyarakat belajar karena peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen dengan harapan setiap siswa dapat menjadi sumber belajar. Siswa yang sudah paham dapat memberikan penjelasan kepada teman satu kelompoknya yang masih belum paham dan siswa yang belum paham diharapkan tidak merasa segan untuk bertanya kepada teman satu kelompoknya yang sudah paham. Peneliti berkeliling untuk melihat partisipasi masing-masing siswa didalam kelompok. Ketika berkeliling, peneliti melihat masih banyak siswa yang belum dapat menggambarkan balok dan memberi nama balok tersebut. Oleh karena itu peneliti miminta salah seorang siswa untuk menggambarkan balok ABCD.EFGH di papan tulis tetapi siswa tersebut masih mengalami kesulitan, maka itu peneliti meminta siswa tersebut untuk meminta bantuan pada salah satu temannya. Setelah waktu yang ditentukan untuk mengerjakan LKS 1 sudah habis, peneliti meminta beberapa kelompok untuk maju mempresentasikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Tidak ada kelompok yang mau maju mempresentasikan hasil diskusinya, maka peneliti menunjuk salah satu kelompok. Peneliti memberikan kesempatan kepada kelompok yang tidak mempresentasikan hasil diskusinya untuk bertanya maupun menanggapi hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan di depan kelas tetapi tidak ada siswa yang bertanya dan mereka mengatakan kalau jawaban kelompok tersebut sudah benar. Ketika ada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, peneliti berusaha untuk memberikan penilaian terhadap hasil yang dipresentasikan oleh kelompok. Peneliti menilai bahwa kelompok tersebut sudah mampu menyebutkan kedudukan dua buah garis sejajar, berpotongan, berhimpit, dan bersilangan, tetapi masih terdapat beberapa siswa mengalami kesulitan untuk menyebutkan dan membedakan antara garis berpotongan dan bersilangan. Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu penilaian autentik karena peneliti berusaha untuk memberikan penilaian kepada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dan kepada siswa yang lain. Peneliti berusaha untuk menilai apakah siswa sudah paham dengan materi yang dipelajari pada hari tersebut atau belum. Peneliti mengajak siswa untuk membuat rangkuman tentang materi yang sudah dipelajari pada hari tersebut secara lisan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari pada hari tersebut. Siswa menanggapi ajakan dari peneliti dan mengatakan bahwa pada hari tersebut mereka telah belajar tentang menentukan kedudukan dua buah garis yang sejajar, berpotongan, berhimpit, dan bersilangan. Peneliti meminta siswa untuk menyebutkan definisi dari dua buah garis yang sejajar, berpotongan, berhimpit, serta bersilangan dan siswa sudah dapat mendefinisikannya tetapi masih belum tepat. Oleh karena itu peneliti mencoba untuk menegaskan kembali tentang definisi dari dua buah garis yang sejajar, berpotongan, berhimpit, serta bersilangan. Sebelum mengakhiri pembelajaran, peneliti meminta siswa untuk menyampaikan kesan mereka selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa mengungkapkan bahwa belajarnya menyenangkan, materinya lumayan mudah dimengerti, dan santai. Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu refleksi karena peneliti meminta siswa untuk menyampaikan apa saja yang sudah dipelajari pada hari tersebut dan meminta kesan siswa selama proses pembelajaran. Dengan refleksi diharapkan siswa dapat mengetahui sejauhmana mereka paham tentang materi yang telah dipelajari pada hari tersebut dan kesulitan apa yang mereka alami.

2. Pertemuan II

Pertemuan kedua berlangsung selama 2x45 menit atau dua jam pelajaran yang dimulai dari pukul 10.15 sampai pukul 11.45 WIB, pada pokok bahasan memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menentukan jenis-jenis sudut. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, memeriksa kehadiran siswa, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah peneliti melakukan apersepsi, langkah utama yang dilakukan oleh peneliti adalah mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya, yaitu menyebutkan kedudukan dua buah garis berhimpit, sejajar, berpotongan, dan bersilangan dengan cara meminta siswa untuk menyebutkan kedudukan dua buah garis berhimpit, sejajar, berpotongan, dan bersilangan berdasarkan gambar kubus yang peneliti gambar di papan tulis. Selanjutnya peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan 7 komponen utama yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu pemodelan, bertanya, konstruktivisme, menemukan, masyarakat belajar, penilaian autentik, dan refleksi. Sebelum siswa dapat memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menentukan jenis-jenis sudut, siswa terlebih dahulu harus mengetahui definisi sudut. Peneliti mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi sendiri pemikirannya tentang definisi sudut dengan menampilkan contoh nyata sebuah sudut yang ada pada kehidupan sehari-hari, yaitu gambar jam dinding yang menunjukkan pukul 07.00, orang yang sedang memanah, kue ulang tahun yang sudah dipotong sehingga potongan tersebut membentuk suatu sudut, daerah pojok dari lapangan sepak bola, dan kursi malas terbuat dari bambu. Peneliti menampilkan gambar-gambar tersebut dengan menggunakan bantuan LCD. Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu pemodelan karena peneliti berusaha untuk menampilkan contoh dari sudut yang ada pada kehidupan sehari- hari. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa supaya siswa lebih mudah untuk mengkonstruksi pemikirannya, menyelidiki dan menemukan sendiri bagaimana memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menentukan jenis- jenis sudut. Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut: P : Apakah yang dapat kalian lihat dari gambar tersebut? S : Jam dinding, kursi, bolu, orang memanah, lapangan sepakbola. P : Coba kalian perhatikan jam dinding tersebut Jam dinding tersebut menunjukkan pukul berapa? S : Jam 07.00. P : Apa sajakah yang terdapat pada gambar jam dinding tesebut? S : Angka, jarum panjang, jarum pendek. P : Misalkan jarum panjang dan jarum pendek yang terdapat pada gambar jam dinding tesebut adalah sebuah sinar garis maka bagaimanakah titik pangkal dari kedua garis tersebut? S : Sinar garis itu yang seperti apa mbak? P : Sinar garis itu contohnya sinar pada senter. Peneliti menampilkan gambar seseorang yang sedang menghidupkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI senter. Sinar yang berasal dari senter tersebut memiliki titik pangkal atau tidak? S : Salah seorang siswa menjawab dengan ragu-ragu. Ada . P : Apakah yang lain setuju bahwa sinar yang berasal dari senter tersebut memiliki titik pangkal? S : Setuju. P : Jika kalian setuju, dimanakah letak titik pangkalnya? S : Dibagian senter yang mengeluarkan sinar. P : Panjang sinar senter tersebut terbatas atau tidak terbatas? S : Tidak terbatas. P : Iya benar, lalu bagaimanakah pengertian dari sinar garis? S : Garis yang memiliki pangkal. P : Masih kurang tepat, adakah yang ingin melengkapi jawaban teman kalian? S : Garis yang memiliki pangkal dan panjangnya tidak terbatas. P : Peneliti menegaskan kembali definisi sinar garis dan menanyakan kembali pertanyaan yang peneliti ajukan sebelumnya, yaitu misalkan jarum panjang dan jarum pendek yang terdapat pada gambar jam dinding tesebut adalah sebuah sinar garis maka bagaimanakah titik pangkal dari kedua garis tersebut?. S : Titik pangkalnya saling bertemu. P : Titik pangkalnya saling bertemu atau saling berhimpit? S : Berhimpit. P : Gambar jarum panjang dan jarum pendek yang terdapat pada gambar jam dinding tersebut adalah contoh dari sebuah sudut. Berdasarkan gambar jarum panjang dan jarum pendek yang terdapat pada gambar jam dinding dan kursi malas yang terbuat dari bambu tersebut, bagaimanakah definisi dari sebuah sudut? S : Sinar garis yang punya titik pangkal dan titik pangkalnya berhimpit. Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu bertanya, konstruktivisme, dan menemukan karena peneliti berusaha untuk mengembangkan pemikiran siswa tentang sudut melalui pertanyaan- pertanyaan yang membimbing siswa untuk menemukan dan merumuskan sendiri tentang definisi sudut. Siswa sudah mengetahui definisi sudut, maka peneliti meminta siswa untuk mengerjakan LKS 2 secara berkelompok supaya siswa lebih memahami bagaimana cara memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menentukan jenis- jenis sudut. Peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok diskusi dengan cara meminta siswa menghitung 1 –4. Perhitungan dimulai dari siswa yang duduk di bangku paling depan sebelah kanan. Karena ada seorang siswa yang tidak hadir maka siswa di kelas VIIC berjumlah 25 orang. Ada 1 kelompok yang anggotanya terdiri dari 5 orang dan 5 kelompok terdiri dari 4 orang. Setelah kelompok terbentuk, peneliti membagikan LKS 2 kepada masing-masing siswa. LKS 2 berisi permasalahan terkait memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menentukan jenis-jenis sudut. Peneliti meminta siswa untuk mendiskusikan permasalahan yang terdapat pada LKS 2 bersama teman sekelompok. Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu masyarakat belajar karena peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen dengan harapan setiap siswa dapat menjadi sumber belajar. Siswa yang sudah paham dapat memberikan penjelasan kepada teman satu kelompoknya yang masih belum paham dan siswa yang belum paham diharapkan tidak merasa segan untuk bertanya kepada teman satu kelompoknya yang sudah paham. Peneliti berkeliling untuk melihat partisipasi masing-masing siswa didalam kelompok. Ketika berkeliling, peneliti melihat beberapa siswa tidak membawa busur derajat dan beberapa siswa masih mengalami kebingungan ketika mengukur besar sudut dengan menggunakan busur derajat. Ketika mengukur besar sudut dengan busur derajat, siswa bingung harus melihat angka yang ada dibagian bawah atau atas busur derajat. Oleh karena itu peneliti miminta siswa yang sudah tahu bagaimana cara mengukur besar sudut dengan menggunakan busur derajat untuk mengajarkan kepada temannya yang masih belum paham. Setelah waktu yang ditentukan untuk mengerjakan LKS 2 sudah selesai, peneliti meminta beberapa kelompok untuk maju mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Peneliti memberikan kesempatan kepada kelompok yang tidak mempresentasikan hasil diskusinya untuk bertanya maupun menanggapi hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan di depan kelas tetapi tidak ada siswa yang bertanya dan mereka mengatakan kalau jawaban kelompok tersebut sudah benar. Ketika ada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, peneliti berusaha untuk memberikan penilaian terhadap hasil yang dipresentasikan oleh kelompok. Peneliti menilai bahwa kelompok tersebut sudah mampu memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menentukan jenis-jenis sudut. Bagian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu penilaian autentik karena peneliti berusaha untuk memberikan penilaian kepada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dan kepada siswa yang lain. Peneliti berusaha untuk menilai apakah siswa sudah paham dengan materi yang dipelajari pada hari tersebut atau belum. Peneliti mengajak siswa untuk membuat rangkuman tentang materi yang sudah dipelajari pada hari tersebut secara lisan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari pada hari tersebut. Siswa menanggapi ajakan dari peneliti dan mengatakan bahwa pada hari tersebut mereka telah belajar tentang bagaimana memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menentukan jenis-jenis sudut. Peneliti meminta siswa untuk menyebutkan cara memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menyebutkan menentukan jenis-jenis sudut. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan tetapi masih belum tepat, oleh karena itu peneliti mencoba untuk menegaskan kembali tentang bagaimana memberikan nama pada sudut, mengukur besar sudut dengan busur derajat, dan menentukan jenis-jenis sudut. Sebelum mengakhiri pembelajaran, peneliti meminta siswa untuk menyampaikan kesan mereka selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa mengungkapkan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI belajarnya menyenangkan tetapi masih lumayan sulit untuk mengukur besar sudut dengan busur derajat. Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu refleksi karena peneliti meminta siswa untuk menyampaikan apa saja yang sudah dipelajari pada hari tersebut dan meminta kesan siswa selama proses pembelajaran. Dengan refleksi diharapkan siswa dapat mengetahui sejauhmana mereka paham tentang materi yang telah dipelajari pada hari tersebut dan kesulitan apa yang mereka alami.

3. Pertemuan III