Pertemuan III Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pembelajaran matematika materi garis dan sudut pada siswa kelas VIIC di SMP Kanisius Gayam tahun ajaran 2016/2017.

dan siswa yang belum paham diharapkan tidak merasa segan untuk bertanya kepada teman satu kelompoknya yang sudah paham. Peneliti berkeliling untuk melihat partisipasi masing-masing siswa didalam kelompok. Ketika berkeliling, peneliti melihat beberapa siswa mengalami kebingungan untuk menyelesaikan soal-soal tersebut. Siswa sulit untuk memahami maksud dari soal tersebut padahal siswa sudah mengetahui definisi dari sudut berpelurus dan sudut berpenyiku. Oleh karena itu peneliti memberikan contoh soal tentang sudut berpelurus dan berpenyiku dan menyelesaikan soal tersebut bersama- sama dengan siswa. Setelah itu, peneliti berkeliling kembali untuk melihat apakah setelah peneliti memberikan contoh soal dan mengerjakannya bersama-sama dengan siswa, siswa sudah paham dan dapat mengerjakan soal pada LKS 3. Setelah waktu yang ditentukan untuk mengerjakan LKS 3 sudah selesai, peneliti meminta beberapa kelompok untuk maju mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Peneliti memberikan kesempatan kepada kelompok yang tidak mempresentasikan hasil diskusinya untuk bertanya maupun menanggapi hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan di depan kelas tetapi tidak ada siswa yang bertanya dan mereka mengatakan kalau jawaban kelompok tersebut sudah benar. Ketika ada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, peneliti berusaha untuk memberikan penilaian terhadap hasil yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dipresentasikan oleh kelompok. Peneliti menilai bahwa kelompok tersebut sudah mampu memberikan menentukan besar sudut-sudut berpelurus dan berpenyiku. Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu penilaian autentik karena peneliti berusaha untuk memberikan penilaian kepada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dan kepada siswa yang lain. Peneliti berusaha untuk menilai apakah siswa sudah paham dengan materi yang dipelajari pada hari tersebut atau belum. Peneliti mengajak siswa untuk membuat rangkuman tentang materi yang sudah dipelajari pada hari tersebut secara lisan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari pada hari tersebut. Siswa menanggapi ajakan dari peneliti dan mengatakan bahwa pada hari tersebut mereka telah belajar tentang menentukan besar sudut-sudut berpelurus dan berpenyiku. Peneliti meminta siswa untuk menyebutkan definisi sudut berpelurus dan berpenyiku. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan dengan tepat. Sebelum mengakhiri pembelajaran, peneliti meminta siswa untuk menyampaikan kesan mereka selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa mengungkapkan bahwa materinya lumayan sulit. Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu refleksi karena peneliti meminta siswa untuk menyampaikan apa saja yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sudah dipelajari pada hari tersebut dan meminta kesan siswa selama proses pembelajaran. Dengan refleksi diharapkan siswa dapat mengetahui sejauhmana mereka paham tentang materi yang telah dipelajari pada hari tersebut dan kesulitan apa yang mereka alami.

4. Pertemuan IV

Pertemuan keempat berlangsung selama 2x45 menit atau dua jam pelajaran yang dimulai dari pukul 10.15 sampai pukul 11.45 WIB, pada pokok bahasan menentukan semua pasangan sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong garis lain dan menggunakan sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong garis lain untuk menyelesaikan soal. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, memeriksa kehadiran siswa, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah peneliti melakukan apersepsi, langkah utama yang dilakukan oleh peneliti adalah mengingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya, yaitu menentukan besar sudut-sudut berpelurus dan berpenyiku serta mengingatkan tentang garis sejajar dan berpotongan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan, yaitu: P : Ingatkah kalian tentang sudut berpelurus dan sudut berpenyiku? S : Masih. P : Bagaimana definisi sudut berpelurus? S : Dua sudut yang bersebelahan kalau dijumlahkan hasilnya 180°. P : Bagaimana definisi sudut berpenyiku? S : Dua sudut bersebelahan yang kalau dijumlahkan hasilnya 90°. P : Lalu bagaimana definisi dari dua buah garis sejajar? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI S : Dua garis disebut sejajar apabila kedua garis tersebut diperpanjang sampai tak terhingga tidak akan berpotongan disuatu titik. P : Bagaimana definisi dari dua buah garis berpotongan? S : Dua garis yang kalau diperpanjang akan berpotongan disuatu titik. Selanjutnya peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan 7 komponen utama yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu pemodelan, bertanya, konstruktivisme, menemukan, masyarakat belajar, penilaian autentik, dan refleksi. Peneliti mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi sendiri pemikirannya tentang menentukan semua pasangan sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong garis lain dan menggunakan sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong garis lain untuk menyelesaikan soal yang ada pada kehidupan sehari-hari, yaitu gambar denah lokasi. Peneliti menampilkan gambar-gambar tersebut dengan menggunakan bantuan LCD. Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu pemodelan karena peneliti berusaha untuk menampilkan contoh dari dua buah garis sejajar dipotong oleh sebuah garis lain yang ada pada kehidupan sehari-hari. Peneliti mengajukkan beberapa pertanyaan kepada siswa supaya siswa lebih mudah untuk mengkonstruksi pemikirannya, menyelidiki dan menemukan sendiri semua pasangan sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong garis lain dan menggunakan sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong garis lain untuk menyelesaikan soal. Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut: P : Apakah yang dapat kalian lihat dari gambar tersebut? S : Gambar jalan, bank, swalayan, apartemen, perpustakaan, hotel, rumah sakit, gedung dan nama jalan. P : Gambar tersebut adalah gambar denah lokasi. Coba kalian perhatikan gambar denah lokasi tersebut Apa sajakah yang terdapat pada denah jalan tesebut? S : Nama-nama jalan, bank, swalayan, dan gedung-gedung. P : Dimisalkan jalan-jalan Jl. Mawar, Jl.Jambu, Jl. Tulip yang ada pada gambar denah lokasi tersebut adalah sebuah garis, manakah jalan yang saling sejajar? Manakah jalan yang saling berpotongan? Adakah jalan yang saling berhimpit dan saling bersilangan? S : Tidak ada siswa yang menanggapi pertanyaan yang peneliti ajukan P : Peneliti meminta siswa untuk membayangkan bahwa jalan-jalan tersebut adalah sebuah garis, lalu meminta salah seorang siswa untuk menggambarkan garis-garis tersebut dipapan tulis dan memberi nama pada garis-garis tersebut sesuai nama jalan yang terdapat pada gambar denah lokasi. Nama jalan apakah yang saling sejajar? S : Jl. Mawar sama Jl. Jambu. P : Nama jalan apakah yang saling berpotongan? S : Jl. Mawar sama Jl. Tulip dan Jl. Jambu sama Jl. Tulip. P : Adakah jalan yang saling berhimpit dan bersilangan? S : Tidak ada. P : Gambar denah lokasi tersebut adalah contoh nyata tentang dua garis sejajar yang dipotong sebuah garis lain. Berapakah banyak sudut yang terbentuk berdasarkan gambar denah lokasi tersebut? S : Ada 8 sudut. P : Bagaimanakah besar sudut yang terbentuk dari dua buah garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis lain? S : Tidak ada siswa yang menanggapi pertanyaan yang peneliti ajukan P : Supaya lebih jelasnya, diskusikan masalah pada LKS 4 bersama kelompok Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu konstruktivisme, bertanya, dan menemukan karena peneliti berusaha PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk mengembangkan pemikiran siswa tentang dua buah garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis lain melalui pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa untuk menemukan dan merumuskan sendiri tentang sudut-sudut yang terbentuk dari dua buah garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis lain dan menentukan sifat-sifat dari sudut tersebut. Peneliti meminta siswa untuk mengerjakan LKS 4 secara berkelompok supaya siswa dapat menentukan semua pasangan sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong garis lain dan menggunakan sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong garis lain untuk menyelesaikan soal. Peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok diskusi dengan cara meminta siswa menghitung 1 –4. Perhitungan dimulai dari siswa yang duduk di bangku paling belakang sebelah kiri. Karena ada seorang siswa yang tidak hadir maka siswa di kelas VIIC berjumlah 25 orang. Ada 1 kelompok yang anggotanya terdiri dari 5 orang dan 5 kelompok terdiri dari 4 orang. Setelah kelompok terbentuk, peneliti membagikan LKS 4 kepada masing-masing siswa. LKS 4 berisi permasalahan terkait menentukan semua pasangan sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong garis lain dan menggunakan sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong garis lain untuk menyelesaikan soal. Peneliti meminta siswa untuk mendiskusikan permasalahan yang terdapat pada LKS 4 bersama teman sekelompok. Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu masyarakat belajar karena peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen dengan harapan setiap siswa dapat menjadi sumber belajar. Siswa yang sudah paham dapat memberikan penjelasan kepada teman satu kelompoknya yang masih belum paham dan siswa yang belum paham diharapkan tidak merasa segan untuk bertanya kepada teman satu kelompoknya yang sudah paham. Peneliti berkeliling untuk melihat partisipasi masing-masing siswa didalam kelompok. Seperti pada pertemuan sebelumnya, ketika berkeliling peneliti melihat beberapa siswa mengalami kesulitan untuk mengukur besar sudut dengan busur derajat. Ada seorang siswa yang bertanya kepada peneliti tentang bagaimana mengukur besar sudut dengan menggunakan busur derajat. Peneliti mencoba untuk membantu siswa tersebut tetapi sepertinya siswa tersebut takut salah atau merasa tidak percaya diri dengan hasil pengukurannya sendiri sehingga setiap kali selesai mengukur sebuah sudut siswa tersebut selalu memanggil peneliti dan meminta peneliti untuk memeriksa jawabannya. Setelah waktu yang ditentukan untuk mengerjakan LKS 4 sudah selesai, peneliti meminta beberapa kelompok untuk maju mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas tetapi tidak ada kelompok yang mau mempresentasikan hasil diskusinya, oleh sebab itu peneliti menunjuk salah satu kelompok. Peneliti memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kesempatan kepada kelompok yang tidak mempresentasikan hasil diskusinya untuk bertanya maupun menanggapi hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan di depan kelas tetapi tidak ada siswa yang bertanya dan mereka mengatakan kalau jawaban kelompok tersebut sudah benar. Ketika ada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, peneliti berusaha untuk memberikan penilaian terhadap hasil yang dipresentasikan oleh kelompok. Peneliti menilai bahwa kelompok tersebut sudah mampu menentukan semua pasangan sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong garis lain tetapi siswa masih lumayan kesulitan untuk menggunakan sifat- sifat sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong garis lain untuk menyelesaikan soal. Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu penilaian autentik karena peneliti berusaha untuk memberikan penilaian kepada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dan kepada siswa yang lain. Peneliti berusaha untuk menilai apakah siswa sudah paham dengan materi yang dipelajari pada hari tersebut atau belum. Peneliti mengajak siswa untuk membuat rangkuman tentang materi yang sudah dipelajari pada hari tersebut secara lisan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari pada hari tersebut. Siswa menanggapi ajakan dari peneliti dan mengatakan bahwa pada hari tersebut mereka telah belajar tentang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menentukan semua pasangan sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong garis lain dan menggunakan sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis sejajar dipotong garis lain untuk menyelesaikan soal. Peneliti meminta siswa untuk menyebutkan pasangan sudut apa saja yang akan terbentuk dari dua buah garis sejajar yang dipotong oleh garis lain dan meminta siswa menyebutkan sifat-sifat dari dua buah garis sejajar yang dipotong oleh garis lain. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan tetapi masih kurang tepat, oleh sebab itu peneliti memberikan penegasan kembali tentang pasangan sudut dan sifat-sifat sudut dari dua buah garis yang sejajar dan dipotong oleh sebuah garis lain. Sebelum mengakhiri pembelajaran, peneliti meminta siswa untuk menyampaikan kesan mereka selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa mengungkapkan bahwa materinya lumayan sulit. Bagian pembelajaran di atas termasuk dalam komponen utama dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, yaitu refleksi karena peneliti meminta siswa untuk menyampaikan apa saja yang sudah dipelajari pada hari tersebut dan meminta kesan siswa selama proses pembelajaran. Dengan refleksi diharapkan siswa dapat mengetahui sejauhmana mereka paham tentang materi yang telah dipelajari pada hari tersebut dan kesulitan apa yang mereka alami. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI